Apakah Anda pernah mendengar istilah “burden rate” dan bertanya-tanya apa artinya? Di dunia bisnis, burden rate merujuk pada jumlah biaya tambahan yang harus dibayar selain gaji karyawan, seperti asuransi kesehatan, cuti, dan tunjangan lainnya.
Burden rate dapat mempengaruhi efisiensi operasional bisnis dan bahkan berdampak pada harga jual produk atau jasa Anda.
Untuk itu, penting bagi pengusaha dan manajer untuk memahami konsep burden rate dan bagaimana cara menghitungnya.
Dalam artikel ini, Kledo akan membahas secara rinci tentang burden rate dan dampaknya pada bisnis Anda.
Kledo juga akan memberikan tips dan strategi untuk mengoptimalkan burden rate Anda sehingga Anda dapat meningkatkan efisiensi serta profitabilitas bisnis Anda.
Jadi, jika Anda ingin memahami lebih lanjut tentang konsep burden rate, bagaimana mengelola dan mengoptimalkannya, baca terus artikel ini!
Pengertian Burden Rate Adalah…
Burden rate (tingkat beban) adalah biaya tambahan yang harus dibayar oleh sebuah perusahaan selain gaji karyawan. Contoh biaya tambahan tersebut seperti asuransi kesehatan, cuti, pensiun, tunjangan, dan biaya-biaya lainnya.
Tingkat beban biasanya dihitung sebagai persentase dari upah langsung karyawan dan dapat berbeda-beda tergantung pada industri dan lokasi geografis.
Baca juga: Market Growth Rate Adalah: Faktor, Rumus, dan Contohnya
Jenis-Jenis Burden Rate
berikut ini adalah beberapa jenis burden rate yang umum digunakan dalam dunia bisnis:
Tingkat beban tenaga kerja langsung
Burden rate tenaga kerja langsung adalah biaya tambahan yang timbul dari kegiatan tenaga kerja langsung selain dari upah langsung yang dibayarkan kepada karyawan, seperti asuransi kesehatan, cuti, pensiun, tunjangan, dan lain sebagainya.
Tingkat beban tenaga kerja langsung biasanya dihitung sebagai persentase dari upah langsung.
Tingkat beban overhead pabrik
Burden rate overhead pabrik adalah biaya tambahan yang terkait dengan operasi pabrik, seperti biaya listrik, air, bahan bakar, dan biaya pemeliharaan mesin.
Tingkat beban overhead pabrik dihitung sebagai persentase dari biaya bahan baku dan upah langsung.
Tingkat beban overhead umum dan administratif
Burden rate overhead umum dan administratif adalah biaya tambahan yang terkait dengan operasi umum dan administratif perusahaan, seperti biaya kantor, biaya akuntansi, biaya pemasaran, dan lain sebagainya.
Tingkat beban overhead umum dan administratif biasanya dihitung sebagai persentase dari total biaya operasional perusahaan.
Tingkat beban tenaga penjualan
Burden rate tenaga penjualan adalah biaya tambahan yang terkait dengan kegiatan penjualan, seperti biaya pelatihan penjualan, biaya perjalanan, biaya peralatan penjualan, dan lain sebagainya.
Tingkat beban tenaga penjualan dihitung sebagai persentase dari total biaya tenaga penjualan.
Tingkat beban persediaan
Tingkat beban persediaan adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk mengurus dan menjaga persediaan barang yang dimiliki.
Biaya tambahan ini meliputi biaya penyimpanan, pemeliharaan, asuransi, dan sebagainya.
Tingkat beban persediaan biasanya dihitung sebagai persentase dari nilai persediaan barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu.
Baca juga: Cara Memperbaiki Selisih Kas, Dampak, dan Jurnalnya dalam Pembukuan
Pentingnya Burden Rate dalam Bisnis
Burden rate adalah faktor yang sangat penting dalam bisnis karena dapat mempengaruhi keuntungan dan efisiensi operasional perusahaan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa tingkat beban penting dalam bisnis:
Menentukan biaya produksi yang akurat
Dalam bisnis yang memproduksi barang atau jasa, burden rate membantu perusahaan untuk menghitung biaya produksi yang akurat dengan memperhitungkan biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan selain dari gaji karyawan, seperti biaya asuransi kesehatan, tunjangan karyawan, dan biaya-biaya operasional lainnya.
Mengoptimalkan harga jual
Dengan mengetahui biaya produksi yang akurat, perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan.
Hal ini dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang optimal dan bersaing di pasar.
Baca juga: Apa itu General Ledger? Berikut Pengertian, Contoh, dan Tahapan Membuatnya
Memastikan efisiensi operasional
Dengan memantau burden rate secara teratur, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area di mana biaya-biaya tambahan dapat ditekan dan efisiensi operasional dapat ditingkatkan.
Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak perlu.
Membantu dalam pengambilan keputusan
Burden rate juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik, seperti menentukan apakah perusahaan harus memproduksi sendiri atau membeli barang dari pihak ketiga, menentukan apakah perusahaan harus mengubah strategi penjualan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Pendapatan Marginal (Marginal Revenue) Adalah: Ini Pembahasan Lengkapnya
Rumus Perhitungan Burden Rate
Rumus untuk menghitung tingkat beban dapat bervariasi tergantung pada jenis-jenis biaya tambahan yang akan diperhitungkan dan bagaimana cara memperhitungkannya.
Berikut adalah beberapa rumus yang umum digunakan untuk menghitung burden rate:
Tingkat Beban Tenaga Kerja Langsung = Total Biaya Tambahan : Total Upah Langsung
Tingkat Beban Overhead Pabrik = Total Biaya Overhead Pabrik : Total Biaya Bahan Baku dan Upah Langsung
Tingkat Beban Overhead Umum dan Administratif = Total Biaya Overhead Umum dan Administratif : Total Biaya Operasional
Tingkat Beban Tenaga Penjualan = Total Biaya Tambahan : Total Upah Langsung
Tingkat Beban Persediaan = Total Biaya Overhead : Total Nilai Persediaan
Baca juga: Budget Adalah: Berikut Pembahasan Lengkap dan Tips Membuatnya
Contoh Kasus Burden Rate
Contoh 1
PT ABC adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan olahraga.
Perusahaan ini memiliki 50 karyawan yang terdiri dari 30 karyawan produksi dan 20 karyawan administrasi. Rincian gaji karyawan per bulan adalah sebagai berikut:
- Karyawan Produksi: Rp 5.000.000,- per bulan
- Karyawan Administrasi: Rp 4.000.000,- per bulan
Selain gaji karyawan, perusahaan juga memiliki biaya-biaya tambahan seperti biaya asuransi kesehatan, biaya pelatihan, dan tunjangan lainnya, dengan total biaya tambahan sebesar Rp 1.500.000,- per bulan.
Dengan informasi di atas, perusahaan ingin menghitung tingkat beban untuk karyawan produksi dan karyawan administrasi.
Langkah-langkah perhitungan tingkat beban (burden rate) adalah sebagai berikut:
Hitung total upah langsung
- Total upah langsung karyawan produksi = 30 karyawan x Rp 5.000.000,- = Rp 150.000.000,-
- Total upah langsung karyawan administrasi = 20 karyawan x Rp 4.000.000,- = Rp 80.000.000,-
Hitung total biaya tenaga kerja
- Total biaya tenaga kerja karyawan produksi = Total upah langsung karyawan produksi + Total biaya tambahan = Rp 150.000.000,- + Rp 1.500.000,- = Rp 151.500.000,-
- Total biaya tenaga kerja karyawan administrasi = Total upah langsung karyawan administrasi + Total biaya tambahan = Rp 80.000.000,- + Rp 1.500.000,- = Rp 81.500.000,-
Hitung tingkat beban
Tingkat beban karyawan produksi = Total biaya tenaga kerja karyawan produksi / Total upah langsung karyawan produksi = Rp 151.500.000,- / Rp 150.000.000,- = 1.01
Tingkat beban karyawan administrasi = Total biaya tenaga kerja karyawan administrasi / Total upah langsung karyawan administrasi = Rp 81.500.000,- / Rp 80.000.000,- = 1.02
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa tingkat beban untuk karyawan produksi adalah sebesar 1.01, sedangkan tingkat beban untuk karyawan administrasi adalah sebesar 1.02.
Hal ini artinya, perusahaan harus menanggung biaya tambahan sebesar 1.01 kali gaji karyawan produksi dan 1.02 kali gaji karyawan administrasi untuk setiap rupiah yang diberikan kepada karyawan tersebut.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Persediaan dalam Banyak Bisnis
Contoh 2
Sebuah perusahaan memiliki total biaya overhead sebesar Rp 50 juta dalam satu bulan.
Pada akhir bulan, nilai persediaan barang yang dimiliki oleh perusahaan sebesar Rp 500 juta. Berapakah tingkat beban persediaan perusahaan?
Tingkat Beban Persediaan = Total Biaya Overhead : Total Nilai Persediaan
Tingkat Beban Persediaan = Rp 50 juta : Rp 500 juta
Tingkat Beban Persediaan = 0,1 atau 10%
Dalam contoh di atas, tingkat beban persediaan perusahaan adalah 10%. Artinya, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 10% dari nilai persediaan barang yang dimiliki untuk mengurus dan menjaga persediaan barang tersebut.
Contoh 3
Sebuah perusahaan memiliki biaya overhead pabrik sebesar Rp 2 miliar dalam satu tahun. Total jam kerja langsung karyawan selama satu tahun sebesar 40.000 jam kerja.
Berapakah tingkat beban overhead pabrik per jam kerja langsung?
Tingkat beban overhead pabrik = Biaya Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung
Tingkat beban overhead pabrik = Rp 2 miliar / 40.000 jam kerja langsung
Tingkat beban overhead pabrik = Rp 50.000 per jam kerja langsung
Dalam contoh di atas, tingkat beban overhead pabrik per jam kerja langsung adalah Rp 50.000. Artinya, setiap jam kerja langsung karyawan harus menanggung biaya overhead pabrik sebesar Rp 50.000.
Perhitungan ini dapat membantu perusahaan dalam menentukan biaya produksi yang akurat dan memastikan bahwa harga jual produk dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Baca juga: Solvabilitas dan Likuiditas: Pengertian dan Perbedaanya dalam Keuangan Bisnis
Strategi Mengoptimalkan Burden Rate Bisnis
Untuk meningkatkan profitabilitas bisnis melalui optimasi tingkat beban, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan, antara lain:
Analisis biaya produksi
Melakukan analisis biaya produksi dapat membantu perusahaan mengetahui secara rinci besaran biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Dengan mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan, perusahaan dapat melakukan evaluasi dan perbaikan pada proses produksi yang tidak efisien atau membuang-buang biaya.
Baca juga: Balanced Scorecard: Pengertian Lengkap dan Cara Membuatnya
Optimalisasi kegiatan produksi
Perusahaan dapat mengoptimalkan kegiatan produksi dengan mempercepat proses produksi dan meminimalkan waktu produksi.
Hal ini dapat membantu mengurangi biaya overhead pabrik dan meningkatkan efisiensi produksi.
Penyusunan budget produksi yang realistis
Penyusunan budget produksi yang realistis sangat penting untuk memastikan bahwa biaya produksi dapat terkontrol dan tidak melebihi target.
Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, serta memperhitungkan potensi keuntungan yang dihasilkan.
Peningkatan kualitas dan efisiensi produksi
Dengan meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, perusahaan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan memanfaatkan teknologi dan otomatisasi produksi.
Evaluasi tingkat beban secara rutin
Perusahaan perlu melakukan evaluasi tingkat beban secara rutin untuk memastikan bahwa tingkat beban yang diterapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis.
Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi biaya overhead yang tidak perlu.
Baca juga: Apa itu Margin of Safety dalam Akutansi?
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas mengenai burden rate atau tingkat beban yang merupakan konsep penting dalam bisnis, khususnya dalam perhitungan biaya produksi.
Dengan mengoptimalkan tingkat beban, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan profitabilitas bisnisnya.
Namun, perusahaan juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain seperti kondisi pasar dan persaingan bisnis dalam mengambil keputusan strategis yang tepat.
Untuk mempermudah proses pencatatan biaya dan beban, Anda bisa menggunakan software akuntansi online seperti Kledo.
Kledo merupakan software buatan anak bangsa yang memiliki fitur terlengkap dan mudah digunakan. Mulai dari 139 ribu saja, Anda sudah bisa menikmati layanan dengan fitur terlengkap dari Kledo.
Kabar baiknya, Anda juga bisa lho mencoba Kledo gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Proyeksi Utang Usaha: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya - 12 September 2024
- Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya - 2 September 2024
- 10 Strategi Manajemen Arus Kas untuk Stabilitas Keuangan Bisnis - 31 Agustus 2024