Debt financing atau pembiayaan utang adalah modal yang diperoleh dari pinjaman dan digunakan untuk mendukung berbagai operasional bisnis. Nantinya, pokok pinjaman beserta bunganya akan dilunasi di kemudian hari dan perusahaan bisa menggunakan instrumen pembiayaan ini untuk membawa perusahaan menjadi lebih maju.
Mempelajari tentang pembiayaan utang dapat membantu Anda memahami mengapa perusahaan menggunakan opsi pembiayaan ini untuk mengejar strategi pertumbuhan bisnis yang progresif.
Pada artikel ini, kami akan menjawab pertanyaan “Apa itu debt financing?”, membahas berbagai jenisnya, menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangannya, serta menjabarkan bedanya dengan equity financing.
Apa itu Debt Financing?
Debt financing (pembiayaan utang) adalah skema pendanaan yang diperoleh dari pemberi pinjaman eksternal dan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan operasional bisnis. Dengan kata lain, dana pinjaman tersebut dijadikan perusahan sebagai biaya modal atau mendanai modal kerja mereka.
Pihak pemberi pinjaman eksternal dapat berasal dari pemerintah, lembaga keuangan, bisnis, maupun individu.
Melalui pembiayaan hutang, perusahaan dapat merencanakan keuangan secara lebih efisien dan memperoleh keuntungan pajak, yang membantu meningkatkan nilai perusahaan.
Model pendanaan ini bukannya tanpa risiko. Perusahaan bisa saja harus kehilangan sebagian asetnya apabila tidak mampu membayar pinjaman. Akan tetapi dengan pembiayaan utang, setidaknya kendali bisnis tetap di bawah otoritas perusahaan tanpa intervensi dari pihak luar.
Selain itu, pembiayaan utang juga berdampak terhadap skor kredit perusahaan. Kelayak kredit perusahaan meningkat ketika mereka berhasil melunasi pinjaman utang.
Jadi, jika suatu saat perusahaan ingin mengajukan pinjaman, skor kreditnya yang bagus dapat membantu mereka memperoleh kepercayaan dan suku bunga yang rendah dari pihak bank.
Baca juga: 10 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Konstruksi Terbaik
Apa Saja Jenis Debt Financing?
Ada banyak jensi debt financing yang tersedia bagi para pemilik bisnis, meliputi:
Cash flow lending (pinjaman arus kas)
Pada kasus ketika bank mengeluarkan pinjaman ke perusahaan, pihak bank terlebih akan menganalisis riwayat kredit, aset, dan laba perusahaan. Hal ini bertujuan meminimalisir risiko gagal bayar dengan mengevaluasi kemampuan masa depan perusahaan dalam membayar utang.
Cara tersebut juga berlaku ketika kreditur memberikan cash flow lending. Di mana mereka akan menilai arus kas perusahaan dibandingkan aset perusahaan untuk menentukan kelayakan pinjaman.
Selain itu, faktor yang memengarungi peminjaman arus kas juga meliputi tingkat frekuensi transaksi dan angka penjualan perusahaan.
Pinjaman usaha kecil
Ketika pemilik usaha kecil memulai bisnis, tak jarang mereka memerlukan dana pinjaman kredit untuk menutup biaya operasi.
Dalam hal ini, lembaga pemerintah melalui bank yang ditunjuk, menyediakan fasilitas kredit untuk usaha kecil guna mendukung pertumbuhan bisnis tersebut.
Jenis pinjaman ini umumnya memiliki opsi pembayaran yang fleksibel dan tidak memberatkan debitur. Bahkan, beberapa skema menawarkan opsi pinjaman tanpa agunan, yang artinya pemberi pinjaman tidak memerlukan jaminan apa pun dari peminjam.
Kredit usaha kecil ini membantu pelaku UMKM mengembangkan bisnisnya dan pemerintah oun juga turut memperoleh menfaatnya seperti perolehan pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Recurring revenue loans (pinjaman pendapatan berulang)
Recurring revenue loans adalah opsi pinjaman yang fleksibel berdasarkan riwayat pendapatan perusahaan dan margin laba kotor yang mereka miliki.
Untuk melunasi pinjaman ini, perusahaan melunasinya sebesar persentase yang telah ditentukan dari pendapatan bulanannya.
Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan kreditur sebelum mengeluarkan pinjaman semacam ini, seperti menilai transaksi pendapatan perusahaan, menganalisis pertumbuhan pendapatannya, dan menilai tingkat retensi pelanggannya.
Dengan pembiayaan utang jenis ini, pendapatan perusahaan bisa menjadi aset yang dapat diperdagangkan.
Pinjaman konvensional
Pinjaman konvesional umumnya dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Untuk mendapatkan jenis pinjaman ini, perusahaan harus memenuhi persyaratan yang ketat, seperti memiliki skor kredit yang layak dan riwayat investasi jangka panjang.
Pinjaman ini biasanya merupakan pinjaman jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk berbagai keperluan, seperti mempekerjakan staf baru atau membeli peralatan.
Peer to peer lending (P2P)
Peer to peer lending (P2P) adalah pinjaman bersifat sosial, di mana individu dapat meminjamkan uang kepada peminjam tanpa perantara perbankan.
Peminjam langsung memperoleh uang dari individu tersebut, yang meminjamkan uang berdasarkan evaluasi informasi kredit peminjam.
P2P memanfaatkan platform seperti situr web, sebagai tempat berinteraksi pemberi pinjaman dan peminjam. Mereka diharuskan mendaftar terlebih dulu di platform tersebut. Kemudian, peminjam mengajukan permintaan pinjaman untuk didanai oleh investor.
Dalam pinjaman P2P, investor bisa mengajukan pertanyaan kepada peminjam mengenai produk atau layanan mereka agar dapat memutuskan apakah akan berinvestasi atau tidak.
Obligasi
Perusahaan menerbitkan obligasi untuk mendanai operasional rutin atau berlaku juga untuk membiayai proyek tertentu.
Investor membeli obligasi dengan tujuan meminjamkan uang kepada penerbit obligasi selama jangka waktu tertentu.
Penerbit obligasi diharuskan melakukan pembayaran bunga secara teratur kepada investor atas jumlah yang dipinjamnya yang umumnya dibayar per bulannya.
Harga obligasi pada saat penerbitan merupakan nilai nominal sementara pembayaran bunga merupakan kupon yang menjadi keuntungan bagi investor.
Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan pinjaman bank umumnya akan menerbitkan obligasi untuk mengatasi masalah pendanaan modal kerja mereka.
Pembiayaan faktur
Pembiayaan faktur adalah suatu metode keuangan di mana perusahaan menjual faktur-faktur yang belum dibayar oleh pelanggan kepada pihak ketiga, seperti bank atau lembaga keuangan khusus yang disebut perusahaan faktoring.
Tujuan dari pembiayaan faktur adalah untuk memperoleh dana tunai dengan cepat daripada harus menunggu pelanggan membayar faktur tersebut.
Proses pembiayaan faktur biasanya dimulai ketika perusahaan memiliki piutang dari pelanggan yang belum diselesaikan pembayarannya.
Sebagai alternatif untuk menunggu waktu pembayaran yang kadang-kadang bisa memakan waktu lama, perusahaan dapat menjual faktur-faktur tersebut kepada perusahaan faktoring.
Dalam pertukaran ini, perusahaan faktoring akan membayar sejumlah besar faktur kepada perusahaan dengan potongan tertentu dari nilai faktur.
Pembiayaan aset
Pembiayaan aset, yang juga dikenal sebagai “pembiayaan modal tetap” atau “pembiayaan aktiva tetap,” merujuk pada proses mendapatkan dana pinjaman untuk membeli aset tetap dalam suatu perusahaan.
Dalam pembiayaan aset, perusahaan atau individu dapat memanfaatkan sumber dana eksternal, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya, untuk mendanai akuisisi atau investasi dalam aset-aset tersebut.
Aset tetap ini bisa berupa tanah, bangunan, peralatan produksi, kendaraan bisnis, dan lain sebagainya.
Perbedaan Debt Financing vs Equity Financing
Debt financing dan equity financing adalah dua jenis pembiayaan yang sering digunakan bisnis.
Pada equity financing, perusahaan menjual sebagian kepemilikannya, sedangkan debt financing dilakukan melalui peminjaman sejumlah uang. Kemudian, debitur diwajibkan untuk membayar bunga bersama dengan jumlah pokok pinjamannya.
Melalui skema tersebut, perusahaan tidak kehilangan kontrol kepemilikan bisnisnya. Kreditur selaku pemberi pinjaman tidak memiliki kendali atas operasional bisnis. Setelah melunasi pinjaman, hubungan antara kreditur dan debitur pun berakhir.
Sementara pada equity financing, tidak menggunakan skema peminjaman dana sehingga perusahaan tidak memiliki kewajiban mengembalikan pembiayaan.
Namun sebagai gantinya, pihak pemberi dana memiliki kendali dan hak kepemilikan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan.
Ketika suatu perusahaan memilih pendanaan ekuitas, mereka harus berkonsultasi dengan investor sebelum membuat keputusan besar terkait arah bisnis. Dalam hal ini, tak jarang investor memiliki niat untuk memengaruhi keputusan yang diambil oleh perusahaan.
Beberapa contoh equity financing di antaranya sebagai berikut:
- Pendanaan sendiri: Pemilik bisnis dapat menggunakan uang pribadi atau pendapatan bisnis.
- Keluarga atau teman: Orang terdekat pemilik bisnis dapat memberikan modal dengan imbalan bagian kepemilikan di perusahaan.
- Investor swasta: Investor swasta juga dapat membeli ekuitas bisnis dan memberi saran terkait arah bisnis.
- Modal ventura (venture capital): Bentuk pendanaan di mana investor, yang dikenal sebagai perusahaan modal ventura atau venture capitalists, memberikan dana kepada perusahaan (biasanya startup) yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
- Pasar saham: Bisnis dapat meningkatkan jumlah modal dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli saham perusahaan.
- Crowdfunding: suatu bentuk pendanaan yang melibatkan kerja sama banyak orang, umumnya melalui platform online, untuk menyumbangkan atau berinvestasi dalam proyek, bisnis, dan tujuan tertentu.
Baca juga: 7 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Kecantikan Terbaik
Kelebihan Debt Financing
Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki debt financing dibandingkan equity financing:
Kendali kontrol atas kepemilikan perusahaan
Bisnis yang menerima pendanaan ekuitas umumnya harus memberi investor bagian kepemilikan dari perusahaan.
Adapun pada bisnis yang menerima pembiayaan utang dapat mempertahankan kepemilikan bisnis, selama mereka mematuhi ketentuan perjanjian mereka.
Dengan begitu, pemilik bisnis bebas mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan dari investor sehingga bisa mempertahankan kendali terkait tujuan dan strategi pengembangan bisnis.
Mempertahankan tingkat keuntungan
Bisnis memilih opsi pembiayaan utang juga dapat mempertahankan keuntungan bisnisnya.
Pasalnya satu-satunya tanggung jawab keuangan mereka hanyalah membayar kembali pinjaman, termasuk bunga, dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Hal ini berbeda dengan pembiayaan ekuitas, di mana investor biasanya mengklaim persentase keuntungan bisnis karena mereka memiliki bagian ekuitas bisnis tersebut.
Persyaratan yang fleksibel
Dalam pembiayaan utang, peminjam bisa menegosiasikan persyaratan perjanjian utang dengan pihak kreditur. Misalnya, mereka dapat menegosiasikan tingkat suku bunga dengan pemberi pinjaman.
Selain itu, pemberi pinjaman juga dapat menawarkan berbagai opsi pembayaran. Debitur dapat memilih untuk melakukan pembayaran misalnya bulanan atau mingguan tergantung pada kemampuan anggarannya.
Pengurangan pajak
Bunga dan biaya terkait dengan perjanjian pembiayaan utang dapat dikurangkan dari pajak. Bergantung pada nilai pembiayaan utang, mereka dapat memperoleh keringanan ketika mengajukan pengembalian pajak tahunannya.
Manfaat pajak menjadi alasan utama mengapa sebgaian besar bisnis lebih memilih pembiayaan utang daripada pembiayaan ekuitas.
Baca juga: 10 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Travel Terbaik
Kekurangan Debt Financing
Di bawah ini adalah beberapa kerugian dari pembiayaan utang:
Pembayaran pinjaman yang ketat
Jika perusahaan bangkrut, mereka masih berhutang kepada pemberi pinjaman dan harus dibayar beserta bungnya.
Jika ini terjadi, perusahaan dapat mengadakan pertemuan dengan pemberi pinjaman untuk membahas beberapa opsi pembayaran pinjaman yang fleksibel.
Ada jaminan pinjaman
Sebelum memberi pinjaman, kreditur akan mengecek kondisi keuangan dan aset pemilik bisnis untuk mengamankan pinjaman dengan meminta jaminan.
Oleh karena itu, pemilik bisnis biasanya menggunakan dana pribadi sebagai jaminan atas pinjaman mereka.
Biaya bulanan yang tinggi
Sebagian besar opsi pembiayaan utang memiliki skema pembayaran pinjaman bulanan. Hal ini dapat memperbesar pengeluaran dan mengurangi jumlah kas perusahaan.
Batasan yang ditetapkan pemberi pinjaman
Karena pemberi pinjaman memasukkan uang ke dalam bisnis, mereka bisa saja membatasi aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan kerugian.
Misalnya, pemberi pinjaman mungkin tidak mengizinkan perusahaan untuk menjajaki opsi pembiayaan tambahan.
Risiko rasio utang-ekuitas yang tinggi
Pemberi pinjaman dan investor menganggap pemberian pinjaman kepada perusahaan berisiko ketika rasio utang-ekuitas perusahaan tinggi. Rasio ini merupakan representasi dari hutang perusahaan versus pembiayaan ekuitas.
Baca juga: 10 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Franchise Terbaik
Kesimpulan
Debt financing menjadi salah satu opsi pendanaan yang sering digunakan perusahaan untuk membiayai operasional bisnis. Sebagian besar bisnis lebih suka memilih opsi pembiayaan ini karena persyaratannya yang fleksibel dan perusahaan tidak perlu kehilangan kepemilikan atas bisnisnya.
Tentunya, operasional keuangan bisnis harus dikelola dengan baik demi keberlangsungan perusahaan. Apabila keuangan perusahaan aman, mereka tak perlu khawatir kekurangan dana untuk menjalankan berbagai strategi operasional yang telah direncanakan.
Jika ingin pengelolaan keuangan berjalan lebih baik dan efisien, Anda membutuhkan bantuan software akuntansi seperti Kledo.
Kledo merupakan software berbasis cloud yang memiliki fitur lengkap seperti invoicing, otomatisasi pembukuan, manajamen inventory, dan masih banyak lagi.
Dengan Kledo, Anda bisa memantau keuangan bisnis darimana saja dan kapan saja dibutuhkan.
Terkait keamanan, Anda tak perlu khawatir ya! Kledo berkomitmen untuk menjaga integritas dan keamanan data penggunanya berdasarkan ISO/IEC 27001 yang menjadi standar internasional manajemen keamanan informasi.
Tunggu apalagi? Yuk, upgrade level bisnis Anda dengan menggunakan Kledo sekarang juga! Anda juga bisa mencoba Kledo gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024
- Cara Membuat RAB, Contoh, dan Download Templatenya - 8 November 2024