10 Tips Menghemat Biaya Factory Overhead

factory overhead banner

Apakah Anda seorang pemilik bisnis atau berencana untuk menjadi salah satunya? Jika ya, Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah factory overhead.

Ini adalah biaya yang bisnis keluarkan untuk menutup proses produksi, tapi tidak termasuk biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku langsung.

Kita tahu bahwa memproduksi sesuatu bukanlah proses yang murah, dan ada banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan.

Karena itu, penting untuk mengetahui dan menghitung biaya-biaya yang akan Anda keluarkan, termasuk factory overhead ini.

Artikel ini akan membahas pengertian biaya factory overhead, komponen utama, cara menghitungnya, hingga cara menguranginya.

Pengertian Factory Overhead

Jika Anda memiliki atau berencana memulai bisnis, Anda tentu tahu bahwa proses produksi membutuhkan berbagai biaya operasional.

Selain bahan baku dan infrastruktur, ada juga biaya tidak langsung yang muncul selama produksi dan tidak bisa dikaitkan langsung dengan pembuatan produk.

Biaya inilah yang disebut factory overhead.

Factory overhead adalah jumlah semua biaya manufaktur kecuali biaya tenaga kerja langsung atau bahan baku langsung.

Contohnya, dalam pabrik pembuat gitar, biaya kayu dan bahan baku bisa dihitung secara langsung.

Namun, penggunaan listrik, asuransi, sewa, perawatan bangunan dan peralatan, serta pajak properti tidak bisa dikaitkan dengan satu gitar saja.

Meski demikian, biaya-biaya ini tetap penting dan tidak bisa dihindari dalam proses produksi.

kledo banner 3

Baca Juga: Contoh Biaya Overhead Pabrik (BOP) dan Cara Menghitungnya

Tiga Komponen Utama dalam Factory Overhead

Biaya factory overhead terdiri dari tiga bagian utama yang mendukung kelancaran proses produksi dalam sebuah perusahaan.

Tiga bagian tersebut meliputi:

1. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Salah satu komponen terbesar dari factory overhead adalah biaya tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja ini mencakup karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, namun pekerjaannya membantu kelancaran operasi pabrik.

Contohnya adalah manajer, auditor, petugas kebersihan, teknisi perbaikan, sopir, petugas pemeliharaan, staf logistik, dan pekerja pendukung lainnya.

Meskipun tidak terlibat langsung dalam pembuatan produk, kontribusi mereka sangat penting bagi keberhasilan perusahaan karena mendukung keseluruhan proses produksi.

2. Biaya bahan tidak langsung dalam proses produksi

Ketika membahas bahan baku, biasanya yang disebut adalah bahan utama yang digunakan langsung untuk membuat produk.

Namun, ada juga bahan yang dibutuhkan sepanjang proses produksi tanpa menjadi bagian dari produk akhir. Bahan-bahan ini disebut bahan tidak langsung.

Contohnya termasuk minyak pelumas, bahan pembersih, alat pelindung diri, lakban, perekat, dan bahan penunjang lainnya.

Biaya yang timbul dari penggunaan bahan-bahan ini juga termasuk dalam kategori factory overhead.

3. Biaya yang berkaitan dengan fasilitas pabrik

Menjalankan pabrik membutuhkan biaya yang berkelanjutan, bukan hanya biaya awal saat mendirikannya saja.

Untuk menjaga kualitas pabrik dan proses produksi, bisnis harus menanggung berbagai biaya pemeliharaan dan operasional.

Biaya ini mencakup pengeluaran tetap non-produksi seperti sewa, lisensi, asuransi, utilitas, energi, pemeliharaan, serta depresiasi.

Selain itu, ada pula biaya variabel yang berubah tergantung pada jumlah produksi, seperti penggunaan bahan tidak langsung dan listrik.

Semua biaya tidak langsung ini digolongkan sebagai factory overhead.

Baca Juga: Manufacturing Overhead Control: Pembahasan Lengkap dan Tipsnya

Bagaimana Cara Menghitung Factory Overhead?

factory overhead 1

Ada bermacam-macam cara untuk menghitung factory overhead tergantung pada jenis biayanya.

Berikut X rumus yang biasa digunakan untuk menghitungnya:

1. Factory Overhead

Ini rumus dasar yang paling sederhana, di mana semua pengeluaran di dalamnya digunakan untuk mendukung proses produksi, namun tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan produk tertentu.

Rumus:

Factory Overhead = Tenaga Kerja Tidak Langsung + Bahan Tidak Langsung + Biaya Overhead Pabrik Lainnya

2. Fixed Manufacturing Overhead (FMOH)

Fixed Manufacturing Overhead mencakup biaya overhead yang tidak bergantung pada volume produksi, seperti sewa pabrik, gaji tenaga kerja tetap, dan depresiasi aset tetap (misalnya gedung, furnitur, atau peralatan kantor).

Rumus:

FMOH = (Total Biaya Tetap − Biaya Variabel per Unit) × Jumlah Unit yang Diproduksi

3. Variable Manufacturing Overhead (VMOH)

Variable Manufacturing Overhead adalah total biaya overhead pabrik yang berubah sesuai dengan volume produksi. Contohnya meliputi biaya listrik, air, dan bahan bakar.

Rumus:

VMOH = Tarif Overhead Variabel × Jumlah Unit yang Diproduksi

4. Semi-variable Manufacturing Overhead (SVMOH)

Semi-variable Manufacturing Overhead merupakan kombinasi antara biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya ini tetap harus dikeluarkan meskipun aktivitas produksi berhenti, seperti tagihan utilitas dan komisi penjualan.

Rumus:

SVMOH = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Unit × Total Unit Produksi)

Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Tetap Beserta Rumusnya

5. Applied Manufacturing Overhead (AMOH)

Applied Manufacturing Overhead digunakan untuk menghitung biaya overhead yang dialokasikan pada produk tertentu.

Metode ini membantu pengendalian biaya, pengambilan keputusan, dan penilaian profitabilitas.

Rumus:

AMOH = Tarif Overhead yang Telah Ditentukan × Aktivitas Aktual

6. Persentase terhadap Biaya Bahan Langsung

Metode ini umum digunakan jika biaya Factory Overhead cukup besar dibandingkan total biaya produksi.

Menghitung persentase terhadap biaya bahan baku langsung membantu bisnis dalam mengontrol biaya dan menentukan strategi harga yang lebih tepat.

Rumus:

Persentase terhadap Biaya Bahan Langsung = (Biaya Bahan Langsung / Factory Overhead) × 100

7. Persentase terhadap Biaya Tenaga Kerja Langsung

Metode ini menunjukkan persentase total Factory Overhead terhadap biaya tenaga kerja langsung.

Rasio ini membantu menilai efisiensi tenaga kerja dibandingkan dengan biaya overhead.

Rumus:

Persentase terhadap Biaya Tenaga Kerja Langsung = (Biaya Tenaga Kerja Langsung / Total Factory Overhead) × 100

8. Persentase terhadap Biaya Utama

Metode ini menunjukkan rasio biaya Factory Overhead terhadap Prime Cost (biaya utama, yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung).

Dengan rumus ini, perusahaan dapat menganalisis kontribusi overhead terhadap total biaya utama untuk perencanaan keuangan yang lebih akurat.

Rumus:

Persentase terhadap Biaya Utama = (Biaya Factory Overhead / Biaya Utama) × 100

Baca Juga: Pengertian Prime Cost, Komponen, dan Cara Menghitungnya

Apa Kelebihan dan Kekurangan Menentukan Factory Overhead dalam Perusahaan?

factory overhead 2

Menentukan factory overhead memiliki manfaat sekaligus tantangan tersendiri. Berikut penjelasannya:

Kelebihan

  1. Menentukan laba dengan lebih akurat: Menghitung laba penting untuk menilai kesehatan keuangan bisnis. Tanpa perhitungan yang tepat, model bisnis bisa gagal dan menimbulkan kerugian besar. Dengan menghitung factory overhead, perusahaan dapat mengetahui pertumbuhan laba dengan lebih akurat karena mencakup seluruh biaya dan investasi tidak langsung yang dikeluarkan selama proses produksi.
  2. Mendukung analisis kompetitor: Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memahami strategi pesaing sangatlah penting. Menentukan factory overhead membantu perusahaan melakukan analisis perbandingan (benchmarking) dan menilai seberapa efisien kinerja pesaing dalam industri yang sama.
  3. Mengidentifikasi peluang perbaikan efisiensi: Dengan memahami komposisi factory overhead, perusahaan dapat menilai apakah biaya tidak langsungnya lebih tinggi dibandingkan pesaing. Jika hasil evaluasi menunjukkan adanya ketidakefisienan, perusahaan bisa segera mengambil tindakan untuk meningkatkan daya saing.

Kekurangan

  1. Ketergantungan pada dasar alokasi yang tidak selalu relevan: Dalam banyak kasus, alokasi factory overhead bergantung pada jam kerja atau jam penggunaan mesin. Namun, tidak semua jenis biaya overhead berkaitan langsung dengan parameter tersebut, misalnya biaya sewa gedung atau pajak keamanan yang tidak terpengaruh oleh waktu kerja atau aktivitas produksi.
  2. Sulit dikendalikan dan dipantau: Biaya tidak langsung dalam proses produksi umumnya sulit dikontrol dan dimonitor, berbeda dengan biaya langsung yang lebih mudah diatur. Hal ini membuat penentuan factory overhead sering kali sulit untuk ditelusuri secara spesifik karena tidak berhubungan langsung dengan produk akhir.
  3. Proses perhitungan yang kompleks dan memakan waktu: Mengidentifikasi biaya factory overhead bisa menjadi proses yang rumit dan melelahkan, karena tidak ada satu metode tunggal yang benar-benar objektif. Selain itu, proses ini juga bisa memakan waktu dan mengganggu produktivitas tim keuangan perusahaan, sehingga hasil estimasinya kadang tidak sepenuhnya akurat.

Baca Juga: Pengertian Biaya Langsung & Bedanya Dengan Biaya Tidak Langsung

10 Cara Menghemat Biaya Factory Overhead

factory overhead 3

Kalau Anda merasa biaya overhead di bisnis terlalu tinggi, sebenarnya masih ada banyak cara untuk menekannya lewat pengelolaan operasional.

Berikut 10 tips mudah yang bisa Anda coba:

1. Mulai dari pemetaan proses produksi (Value Stream Mapping)

Langkah pertama untuk menekan biaya produksi adalah memahami seluruh proses kerja di pabrik, mulai dari bahan baku sampai produk dikirim ke pelanggan.

Dengan membuat value stream map, Anda bisa melihat bagian mana yang boros waktu atau biaya, lalu mencari cara agar prosesnya bisa menjadi lebih efisien.

2. Rawat peralatan secara rutin

Merawat mesin secara rutin sangat penting agar produksi tidak berhenti tiba-tiba. Kalau satu mesin rusak, kapasitas produksi bisa langsung turun dan biaya akan membengkak.

Tapi dengan melakukan perawatan rutin, Anda bisa mencegah kerusakan besar dan menghemat biaya penggantian suku cadang.

3. Gunakan teknologi untuk pemeliharaan prediktif

Sekarang banyak pabrik memakai sensor dan analisis data untuk memantau kondisi mesin secara real-time. Jadi sebelum mesin rusak, sistem sudah bisa memberi peringatan.

Dengan begitu, Anda bisa melakukan perbaikan lebih awal, mengurangi waktu berhenti produksi, dan memperpanjang umur mesin.

4. Kurangi pergantian produksi yang terlalu sering

Kalau satu mesin digunakan untuk banyak produk, proses ganti produksi (changeover) bisa memakan waktu dan biaya.

Pembersihan, pemindahan bahan, dan penyesuaian alat membuat produksi jadi tidak efisien.

Karena itu, coba kurangi variasi produk dan fokus pada produk yang paling laku supaya proses berjalan lebih lancar dan biaya lebih hemat.

5. Perpanjang waktu produksi untuk produk tertentu

Dengan perencanaan yang lebih baik, Anda bisa menjalankan produksi untuk satu produk dalam waktu lebih lama. Cara ini lebih efisien daripada sering mengganti jenis produk.

Banyak perusahaan makanan sekarang menyesuaikan diri dengan memproduksi stok lebih banyak agar siap menghadapi permintaan tinggi atau gangguan pasokan.

Baca Juga: Analisis Biaya: Pengertian, Tujuan, Cara Hitung, & Waktu Digunakan

6. Tingkatkan efisiensi di back office

Jangan lupa, biaya tidak hanya berasal dari lantai produksi, tapi juga dari bagian kantor seperti administrasi, pembayaran, dan layanan pelanggan.

Coba manfaatkan sistem otomatisasi agar pekerjaan lebih cepat dan akurat, sehingga biaya operasional bisa berkurang dan keuntungan meningkat.

7. Gunakan model kerja hybrid

Dengan memberi kesempatan karyawan untuk bekerja dari rumah beberapa hari, Anda bisa menghemat biaya sewa.

Selain itu, pengeluaran untuk listrik, air, dan perlengkapan kantor juga bisa berkurang.

8. Kerja sama dan negosiasi ulang kontrak

Secara rutin, lakukan negosiasi ulang dengan pemasok atau vendor untuk memastikan Anda mendapat harga terbaik.

Pertimbangkan juga kontrak jangka panjang jika bisa memberikan potongan harga tambahan. Cara ini efektif untuk menjaga biaya tetap rendah tanpa mengorbankan kualitas.

9. Kelola stok dan bahan baku dengan akurat

Mengurangi pemborosan bahan baku dan produk sudah lama menjadi cara paling efektif untuk menurunkan biaya produksi.

Untuk itu, penting untuk memastikan pencatatan stok selalu akurat dan up to date.

Jika Anda kesulitan dalam proses ini, Anda bisa menggunakan software akuntansi Kledo. Kledo menyederhanakan kerumitan akuntansi di bisnis manufaktur dengan mengontrol stok yang keluar masuk secara real-time.

Selain itu, Kledo juga menyediakan fitur stock opname, pemantauan biaya operasional, pembuatan formula produksi, mendukung pemindaian dengan barcode.

10. Terapkan penghematan energi

Gunakan peralatan yang hemat energi dan dorong karyawan untuk lebih bijak dalam menggunakan listrik.

Berinvestasilah pada alat hemat energi, karena ini memberikan penghematan besar dalam jangka panjang.

Baca Juga: Analisis Biaya: Pengertian, Tujuan, Cara Hitung, & Waktu Digunakan

Kesimpulan

Mengelola factory overhead memang membutuhkan strategi yang cermat dan konsisten, mulai dari efisiensi proses produksi, perawatan mesin, hingga pengelolaan energi dan persediaan.

Semua langkah ini bertujuan agar biaya tidak membengkak dan keuntungan bisnis tetap optimal. Namun, mencatat semua biaya ini sangatlah merepotkan dan memakan waktu.

Karena itu, gunakan software akuntansi Kledo untuk mencatat biaya produksi dan overhead, mencatat transaksi secara real-time, serta membuat laporan keuangan lengkap hanya dalam hitungan detik.

Yuk, jadikan pencatatan keuangan bisnis Anda menjadi lebih baik dengan software akuntansi Kledo! Coba sekarang juga lewat tautan ini.

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

20 + seventeen =