Salah satu komponen terpenting di dalam rencana bisnis kecil adalah proyeksi keuangan yang memuat perkiraan arus kas masuk dan keluar, laba rugi, serta neraca keuangan.
Jika Anda berencana meminjam dana dari bank atau investor untuk keperluan penambahan modal, membuka bisnis kecil, atau keperluan lainnya, Anda perlu membuat proyeksi keuangan.
Proyeksi keuangan ini menjelaskan apa yang akan Anda lakukan dengan dana tersebut, dan bagaimana Anda akan mengembangkan bisnis.
Artikel ini akan membahas 7 langkah untuk membuat proyeksi keuangan bisnis kecil termasuk informasi apa saja yang dicantumkan di dalamnya.
Apa itu Proyeksi Keuangan Bisnis Kecil?
Proyeksi keuangan adalah perkiraan atau prediksi perusahaan mengenai kinerja keuangannya pada suatu waktu di masa depan.
Untuk bisnis yang sudah berjalan, proyeksi ini dapat dibuat dengan menggunakan data historis untuk menjelaskan bagaimana perusahaan memperkirakan perubahan dari waktu ke waktu pada metrik seperti pendapatan, biaya, laba, dan arus kas.
Bisnis dapat membuat proyeksi keuangan untuk rentang waktu apa pun, tetapi biasanya dilakukan untuk jangka satu hingga lima tahun.
Banyak bisnis meninjau kembali dan memperbarui proyeksi tersebut setidaknya setiap tahun.
Baca Juga: Proyeksi Keuangan: Pengertian, Tujuan, dan Tips Membuatnya
Mengapa Proyeksi Keuangan Sangat Penting untuk Bisnis Kecil?
Proyeksi keuangan penting untuk 4 alasan utama ini:
- Proyeksi keuangan membantu melihat kapan kiranya bisnis Anda akan membutuhkan pendanaan, serta kapan waktu terbaik untuk melakukan belanja modal.
- Membantu memantau arus kas, menyesuaikan harga, atau mengubah rencana produksi.
- Proyeksi memberikan detail lengkap yang dibutuhkan pemberi pinjaman untuk memahami bisnis Anda, termasuk bagaimana perusahaan memperoleh pendapatan dan ke mana uang akan dibelanjakan.
- Jika suatu saat bisnis Anda menjadi target akuisisi, laporan keuangan membantu calon pembeli dalam mengevaluasi nilai bisnis tersebut.
Baca Juga: Pengertian Proyeksi Pendapatan, Cara dan Metode Penghitungannya
Perbedaan Proyeksi Keuangan dan Peramalan Keuangan
Meski keduanya sama-sama menggambarkan prediksi kinerja keuangan masa depan menggunakan model keuangan, tapi ada perbedaan di antara keduanya:
- Peramalan keuangan: Memprediksi kondisi keuangan di masa depan berdasarkan data historis dan kondisi yang diharapkan.
- Proyeksi keuangan: Menunjukkan posisi keuangan yang diharapkan berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotetis.
Contohnya, Toko Gamis Diana mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 10% setiap tahun, dan pertumbuhan tersebut stabil selama 18 bulan terakhir.
Setelah meninjau peramalan keuangan, masuk akal bagi Diana untuk mengasumsikan bahwa pertumbuhan akan berlanjut, sehingga ia berencana untuk membuka cabang.
Sebelum berbicara dengan bank, ia menyiapkan proyeksi keuangan untuk menunjukkan skenario “what-if” yang menggambarkan potensi pertumbuhan apabila ia membuka cabang baru di sisi lain kota.
Lokasi baru yang bersifat hipotetis dalam proyeksi tersebut merupakan perbedaan utama dibandingkan pertumbuhan berkelanjutan yang diasumsikan dalam peramalan keuangan.
Baca Juga: Proyeksi Utang Usaha: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya
Informasi Apa Saja yang Termasuk dalam Proyeksi Keuangan Bisnis Kecil?
Sebelum mulai menyusun proyeksi, Anda perlu mengumpulkan sejumlah data.
Tingkat detail proyeksi keuangan setiap bisnis mungkin berbeda-beda, tetapi umumnya memuat hal-hal berikut:
1. Arus kas (Cash flow)

Seperti namanya, laporan arus kas menampilkan aliran uang masuk dan keluar dalam bisnis dari waktu ke waktu.
Arus kas dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama:
- Aktivitas operasional: Arus kas yang berkaitan dengan kegiatan inti bisnis, yaitu uang masuk dari penjualan barang dan jasa, serta uang keluar untuk gaji, sewa, pajak, dan biaya operasional lain.
- Aktivitas investasi: Segala hal yang terkait dengan pembelian atau penjualan investasi jangka panjang seperti aset fisik (tanah atau peralatan) maupun aset tidak berwujud seperti paten atau kekayaan intelektual, termasuk saham, obligasi, dan sekuritas lain yang dijual setelah disimpan selama setidaknya satu tahun.
- Aktivitas pendanaan: Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, seperti memperoleh dana dari pinjaman atau investor, pembayaran bunga pinjaman, penerbitan atau pembelian kembali saham, dan pembayaran dividen.
2. Laporan laba rugi (Income statement)
Laporan laba rugi proyeksi memproyeksikan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu.
Struktur umumnya berupa tabel dengan beberapa baris untuk setiap kategori. Proyeksi penjualan dapat mencakup estimasi penjualan untuk setiap produk atau layanan (banyak perusahaan membaginya per bulan).
Biaya disusun dengan cara serupa: daftar biaya berdasarkan kategori, termasuk biaya berulang seperti gaji dan sewa, serta biaya variabel seperti bahan baku dan transportasi.
Dari sini Anda akan mendapatkan proyeksi laba bersih, selisih antara pendapatan dan biaya, termasuk pajak dan bunga.
Angka inilah yang menjadi perkiraan laba atau rugi, sehingga dokumen ini sering disebut P&L.
3. Neraca (Balance Sheet)
Neraca menunjukkan gambaran posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
Terdapat tiga elemen penting yang dicatat dalam neraca:
- Aset: Aset adalah segala sesuatu yang bernilai dan dimiliki perusahaan saat ini atau di masa mendatang, seperti kas, persediaan, peralatan, dan piutang usaha. Aset tidak berwujud mencakup hak cipta, merek dagang, paten, dan kekayaan intelektual lainnya.
- Liabilitas: Liabilitas adalah segala kewajiban atau utang yang harus ditanggung perusahaan, termasuk pajak, gaji, utang usaha, dividen, serta pendapatan diterima di muka (misalnya pembayaran pelanggan untuk barang atau layanan yang belum diberikan).
- Ekuitas Pemegang Saham: Diperoleh dari pengurangan total liabilitas dari total aset. Angka ini mencerminkan jumlah dana atau modal yang tersisa bagi perusahaan apabila seluruh liabilitas dibayarkan sekaligus atau jika perusahaan dilikuidasi (angka ini dapat bernilai negatif jika liabilitas lebih besar daripada aset). Ekuitas mencerminkan modal yang ditanamkan oleh pemilik dan para pemegang saham lainnya dalam perusahaan.
Neraca disebut balance sheet karena komponen-komponennya harus selalu seimbang:
Aset = Liabilitas + Ekuitas Pemegang Saham
Baca Juga: Mengapa Harus Membuat Proyeksi Arus Kas Mingguan?
Cara Membuat Proyeksi Keuangan Bisnis Kecil

Berikut langkah-langkah untuk membuat proyeksi keuangan bagi bisnis kecil Anda:
1. Buat perkiraan penjualan (sales forecast)
Misalnya, jika Anda memiliki bisnis dengan skema langganan, hubungkan proyeksi penjualan dengan perkiraan trafik website dan tingkat konversi berdasarkan sumber trafik.
Misal sebuah platform manajemen proyek yang mengonversi 1,5% trafik organik dari pencarian Google menjadi pelanggan berbayar.
Identifikasi tingkat konversi pelanggan yang datang dari iklan agar bisa memperkirakan jumlah pelanggan baru yang dihasilkan dari peningkatan anggaran iklan atau peningkatan trafik organik.
Terakhir, lacak tingkat churn, yaitu jumlah pelanggan yang tidak memperpanjang langganan.
2. Buat anggaran biaya
Biaya akan mencakup biaya yang terkait langsung dengan penjualan, serta biaya operasional.
Untuk memproyeksikan harga pokok penjualan (HPP), gunakan informasi pada laporan laba rugi mengenai biaya produk, biaya pemenuhan pesanan, layanan pelanggan, dan biaya merchant.
Nyatakan asumsi mengenai perubahan biaya dalam bentuk persentase terhadap pendapatan.
Terapkan prinsip yang sama pada biaya operasional. Pertimbangkan dampak perubahan pada elemen seperti jumlah karyawan, gaji, dan tunjangan, serta biaya seperti iklan dan sewa.
3. Buat proyeksi laporan laba rugi
Hubungkan setiap asumsi ke rumus yang dibangun dalam laporan laba rugi.
Model keuangan akan memproyeksikan pendapatan, pendapatan bersih, HPP, laba kotor, margin laba kotor, biaya operasional, laba operasional, dan margin operasional.
Hasil akhir dari model keuangan ini adalah laporan laba rugi proyeksi.
4. Buat proyeksi arus kas
Laporan laba rugi proyeksi menunjukkan kepada Anda serta calon pemberi pinjaman dan investor, apakah perusahaan sudah menghasilkan laba dan/atau kapan diperkirakan akan mulai menghasilkan laba.
Sementara itu, proyeksi arus kas menunjukkan posisi kas perusahaan dan memberikan gambaran lebih detail tentang arus masuk dan keluar uang setiap bulan dalam periode tertentu, seperti tiga bulan, enam bulan, atau 12 bulan.
5. Buat proyeksi neraca

Jika proyeksi arus kas menyoroti lonjakan dan penurunan kas, neraca menunjukkan atau memproyeksikan nilai perusahaan pada waktu tertentu.
Proyeksi arus kas akan muncul pada neraca sebagai aset. Di sisi liabilitas neraca, Anda akan mencantumkan akun seperti utang usaha dan pinjaman.
6. Gunakan proyeksi untuk perencanaan
Proyeksi sangat penting saat mengajukan pendanaan baru atau mempertimbangkan belanja modal.
Dalam perencanaan, proyeksi membantu menganalisis dampak berbagai strategi bisnis. Misalnya, bagaimana jika Anda menetapkan harga lebih tinggi atau lebih rendah? Bagaimana jika Anda dapat mempercepat penagihan faktur?
Selain itu, laporan keuangan proyeksi juga membantu Anda bersiap menghadapi skenario terbaik dan terburuk.
7. Pemantauan
Saat bisnis mulai berjalan, bandingkan hasil aktual dengan proyeksi untuk memastikan apakah bisnis berada di jalur yang tepat atau perlu dilakukan penyesuaian.
Monitoring membantu Anda mempelajari siklus arus kas perusahaan dan mendeteksi potensi kekurangan lebih awal ketika masih relatif mudah diatasi.
Baca Juga: Perbedaan Budgeting dan Forecasting dalam Proses Bisnis
Frequently Asked Questions (FAQ):
1. Berapa lama sebaiknya membuat proyeksi keuangan?
Proyeksi keuangan umumnya mencakup periode tiga hingga lima tahun, dengan data di tahun-tahun awal disajikan secara lebih rinci.
Misalnya, tahun pertama diuraikan per bulan, tahun kedua per kuartal, dan tahun-tahun berikutnya disajikan per tahun.
Pendekatan ini memberikan detail yang memadai untuk perencanaan jangka pendek, sambil mengakui bahwa ketidakpastian pasar dapat mengurangi akurasi dan tingkat kepercayaan dalam proyeksi jangka panjang.
2. Apa perbedaan antara peramalan keuangan (financial forecast) dan proyeksi keuangan (financial projection)?
Financial forecast (ramalan keuangan) memprediksi hasil berdasarkan kondisi realistis yang diharapkan oleh bisnis, sehingga menggambarkan kinerja masa depan yang paling mungkin terjadi.
Sebaliknya, financial projection (proyeksi keuangan) menyajikan hasil hipotetis berdasarkan satu atau lebih asumsi what-if yang bisa saja terjadi atau tidak terjadi.
Karena itu, proyeksi lebih tepat digunakan ketika mengevaluasi keputusan bisnis tertentu atau membandingkan beberapa strategi alternatif.
3. Bagaimana cara membuat proyeksi keuangan bisnis?
Pertama, buat perkiraan penjualannya dulu, lalu anggaran biaya. Buat proyeksi laporan laba rugi, kemudian proyeksi arus kas dan proyeksi neraca. Gunakan semua proyeksi ini untuk perencanaan.
Setelah selesai, jangan lupa untuk memantau dan membandingkan jalannya bisnis dengan proyeksi keuangan yang sudah Anda buat.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Rencana Bisnis? Yuk Perhatikan Hal Berikut Ini
Kesimpulan
Itulah penjelasan lengkap mengenai proyeksi keuangan bisnis kecil. Alat ini sangat penting jika Anda ingin mencari pendanaan, menarik investor, maupun menilai kelayakan ekspansi bisnis.
Tidak hanya itu, proyeksi keuangan membantu Anda mengambil keputusan bisnis yang lebih efektif dan berdasarkand ata.
Agar proyeksi keuangan benar-benar akurat, Anda membutuhkan sistem pencatatan keuangan yang rapi dan real-time seperti software akuntansi Kledo.
Dengan Kledo, Anda bisa mengakses laporan keuangan bisnis seperti laporan neraca, laporan arus kas, perubahan modal, dan lain sebagainya dari mana saja dan kapan saja.
Yuk, coba Kledo sekarang juga dengan klik tautan ini!
- 7 Langkah Membuat Proyeksi Keuangan Bisnis Kecil - 8 Desember 2025
- 10 Contoh Produk Digital Menguntungkan & Cara Menjualnya - 5 Desember 2025
- 7 Contoh Analisis SWOT Perusahaan Terkenal - 5 Desember 2025
