PSAK 201 merupakan standar akuntansi yang penting dalam penyusunan laporan keuangan. Standar ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Dengan mengikuti PSAK 201, entitas diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan bagi para pengguna laporan keuangan, termasuk investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya.
Perubahan dalam PSAK 201 telah terjadi seiring dengan perkembangan praktik akuntansi dan kebutuhan informasi yang lebih transparan. Sejak efektif pada tahun 2012, berbagai komponen laporan keuangan telah diperbarui, termasuk pos luar biasa, penghasilan komprehensif lain (OCI), dan pengungkapan kebijakan akuntansi.
Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya dari entitas.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan PSAK 201 mencakup beberapa komponen penting, seperti Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, serta Laporan Arus Kas.
Setiap komponen memiliki tujuan spesifik dalam memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Selain itu, laporan keuangan juga harus menyajikan informasi komparatif untuk periode sebelumnya, sehingga pengguna dapat melakukan analisis yang lebih mendalam.
Pada artikel kali ini kami akan membahas secara mendalam tentang PSAK 201 dalam proses penyajian keuangan yang sesuai standar di Indonesia.
Apa itu Amandemen PSAK 201?

Amendemen PSAK 201: Penyajian Laporan Keuangan tentang Klasifikasi Liabilitas sebagai Jangka Pendek atau Jangka Panjang dan effektif per 1 Januari 2023.
Standar ini mengklarifikasi salah satu kriteria dalam mengklasifikasikan liabilitas sebagai jangka panjang yaitu mensyaratkan entitas memiliki hak untuk menangguhkan penyelesaian liabilitas setidaknya selama 12 bulan setelah periode pelaporan.
Selain itu ada beberapa hal yang diatur dalam PSAK 201 seperti
- Menetapkan bahwa hak entitas untuk menangguhkan penyelesaian liabilitas harus ada pada akhir periode pelaporan;
- Mengklarifikasi bahwa klasifikasi tidak terpengaruh oleh niat atau harapan manajemen tentang apakah entitas akan menggunakan haknya untuk menangguhkan penyelesaian liabilitas;
- Mengklarifikasi bagaimana kondisi pinjaman mempengaruhi klasifikasi dan
- Memperjelas persyaratan untuk entitas mengklasifikasikan liabilitas berdasarkan pada kemampuan untuk menyelesaikan liabilitas dengan menerbitkan instrumen ekuitas sendiri.
Selain itu amendemen PSAK 201 juga menambahkan pengungkapan kebijakan akuntansi dalam penyajian laporan keuangan. Sehingga kebijakan akuntansi material menggantikan istilah kebijakan akuntansi signifikan.
Latar belakang dari perubahan ini karena banyaknya informasi kebijakan akuntansi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan berlebihan dan formalitas.
Amendemen PSAK 201 mengubah istilah “signifikan” menjadi “material” dan memberi penjelasan mengenai kebijakan akuntansi material.
Tidak seluruh kebijakan akuntansi terkait transaksi, peristiwa lain atau kondisi yang material dengan sendirinya menjadi material terhadap laporan keuangan entitas.
Diberikan contoh keadaan di mana entitas mempertimbangkan kebijakan akuntansi menjadi material terhadap laporan keuangan entitas.
Informasi spesifik-entitas terkait kebijakan akuntansinya akan lebih berguna bagi pengguna laporan keuangan.
Entitas dapat mengungkapkan informasi kebijakan akuntansi yang tidak material sepanjang tidak mengaburkan informasi kebijakan akuntansi material.
Informasi kebijakan akuntansi tidak material jika tidak memengaruhi persyaratan pengungkapan terkait yang ditetapkan dalam PSAK lainnya.
Baca juga: Pembahasan PSAK 14 Tentang Akuntansi Persediaan
Hal yang Diatur dalam PSAK 201

PSAK 201 mengatur berbagai aspek penting terkait penyajian laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas bagi entitas dalam menyusun laporan keuangan yang transparan dan dapat diandalkan.
Salah satu fokus utama dari PSAK 201 adalah perubahan yang terjadi dalam standar ini seiring waktu. Misalnya, pada tahun 2012, PSAK 201 mulai mengatur komponen laporan keuangan, termasuk pos luar biasa, kepentingan non-pengendali (NCI), dan penghasilan komprehensif lain (OCI).
Selanjutnya, pada tahun 2015, terdapat perubahan nama laporan keuangan, penyesuaian pada komponen OCI, serta penambahan komparasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengguna terhadap laporan keuangan.
Pada tahun 2017, PSAK 201 memperkenalkan prakarsa pengungkapan yang menekankan pentingnya materialitas, pemisahan penyajian, subtotal, dan fleksibilitas urutan dalam penyajian laporan keuangan.
Perubahan lebih lanjut terjadi pada tahun 2020 yang mengatur tentang materialitas pengungkapan kebijakan akuntansi, dan pada tahun 2023, fokusnya adalah pada pengungkapan kebijakan akuntansi yang lebih jelas dan terperinci.
Laporan keuangan lengkap yang diatur dalam PSAK 201 mencakup beberapa elemen kunci, yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas yang mengacu pada PSAK 207, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Setiap elemen ini memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sehingga laporan keuangan harus disusun dengan memperhatikan karakteristik umum yang diatur dalam PSAK 201.
Karakteristik ini mencakup penyajian yang wajar dan kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK), serta penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas.
Selain itu, PSAK 201 juga menekankan pentingnya pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas, sehingga pengguna dapat memahami dasar-dasar yang mendasari penyajian laporan keuangan.
Klasifikasi dan penyajian informasi dalam laporan keuangan juga diatur secara rinci dalam PSAK 201. Klasifikasi aset dan liabilitas harus dilakukan dengan jelas, serta penyajian informasi yang konsisten dari periode ke periode harus dijaga.
Pengungkapan informasi komparatif dan naratif yang relevan juga menjadi bagian penting dari laporan keuangan, sehingga pengguna dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja dan posisi keuangan entitas.
Dengan mengatur berbagai hal ini, PSAK 201 bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan tidak hanya memenuhi persyaratan akuntansi, tetapi juga memberikan informasi yang transparan dan dapat diandalkan bagi semua pemangku kepentingan.
Jika Anda kesulitan dalam membuat laporan keuangan sesuai standar akuntansi di Indonesia, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur akuntansi dan pembuatan laporan keuangan terlengkap seperti Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini:
Baca juga: Pembahasan PSAK 68 Tentang Pengukuran Nilai Wajar
Aturan Membuat Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK 201
- Informasi minimal yang disajikan dalam laporan keuangan dapat ditambahkan jika penambahan tersebut relevan.
- Penyajian dalam line sendiri atau dalam notes tergantung dari materialitas informasi tersebut.
- Pos tambahan, judul sub total boleh disajikan sepanjang relevan.
- Penyajian aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan maka digunakan urutan likuiditas.
- Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka pendek.
- Pembedaan lancar dan tidak lancar berdasarkan realisasi atau penggunaan (aset) penyelesaian kewajiban (liabilitas) dalam jangka waktu satu tahun.
Minimum line item dalam laporan posisi keuangan (Neraca):
- Aset tetap;
- Properti investasi;
- Aset takberwujud;
- Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada investasi, piutang dagang dan piutang lain, dan kas dan setara kas);
- Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
- Aset biologis sesuai PSAK 241;
- Persediaan;
- Piutang dagang dan piutang lain;
- Kas dan setara kas;
- Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 108;
- Utang dagang dan utang lain;
- Provisi;
- Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam utang dagang dan provisi);
- Liabilitas dan aset untuk pajak kini sesuai dengan PSAK 212;
- Liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sesuai PSAK 212;
- Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 108;
- Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
- Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Aset dan liabilitas jangka pendek
Klasifikasi aset lancar, jika:
- Mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
- Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
- Mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau
- Kas atau setara kas (PSAK 207) kecuali aset tersebut penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.
Klasifikasi liabilitas jangka pendek, jika:
- Memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;
- Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
- Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
- Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.
Baca juga: PSAK 60 Tentang Pengungkapan Informasi Instrumen Keuangan
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Menurut PSAK 201
- Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabilitas jika ekuitas yang bukan berasal dari transaksi dengan pemilik.
- Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan penghasilan komprehensif lain
- Laporan laba dan rugi komprehensif dapat disajikan dengan dua cara:
- Satu laporan: bagian pertama laporan laba rugi dan dilanjutkan bagian kedua penghasilan komprehensif lain.
- Dua laporan: Laporan Laba Rugi dan Laporan Penghasilam Komprehensif yang dimulai dari laba rugi tahun berjalan.
- Laba periode berjalan dan laba komprehensif dialokasikan untuk pemegang saham pengendali dan non pengendali.
- Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi diharuskan pengungkapan berdasarkan sifat
- Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi.
Minimum line item dalam laporan laba rugi
- Pendapatan;
- Biaya keuangan;
- Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
- Beban pajak;
- Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
- laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
- keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
- Laba rugi
- Komponen dari penghasilan komprehensif
- Bagian komprehensif dari etitas asosiasi dan ventura bersama
- Total laba rugi komprehensif
Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah:
- Penurunan nilai persediaan/aset tetap dan pemulihannya
- Restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap liabilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;
- Pelepasan aset tetap;
- Pelepasan investasi;
- Operasi yang dihentikan;
- Penyelesaian litigasi; dan
- Pembalikan liabilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya, mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.
Klasifikasi beban – Sifat dan Fungsi
Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban menurut fungsi. Namun, jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan & amortisasi dan imbalan kerja.
Baca juga: Pembahasan PSAK 30 tentang Akuntansi Sewa dalam Bisnis
Laporan Perubahan Ekuitas Menurut PSAK 201

- Menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan pihak non pengendali
- Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif.
- Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode yang timbul dari :
- Laba rugi
- pos pendapatan komprehensif
- transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Laporan perubahan ekuitas atas catatan atas laporan keuangan
- Analisis penghasilan kompurehsif lain berdasarkan pos.
- Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan nilai dividen per saham, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
- Penyajian dibedakan untuk masing-masing kelas:
- Modal disetor
- Saldo akumulasi dari penghasilan komprehensif
- Saldo laba
Laporan Arus Kas
- Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.
- PSAK 207: Laporan Arus Kas mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
Baca juga: Aturan PSAK 23 dalam Pengakuan Pendapatan Akuntansi
Catatan Atas Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 201
Catatan atas laporan keuangan berguna untuk enyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi seperti:
- Dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi;
- Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAL yang tidak disajikan di bagian mana pun dalam laporan keuangan;
- Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan (pengelolaan modal).
- Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan dilakukan secara sistematis.
- Membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yag berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
Hal yang harus ada dalam catatan atas laporan keuangan
- Modal – Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola modal.
- Informasi kualitatif dan kuantitatif.
- Pemenuhan persyaratan modal.
- Instrumen keuangan yang memiliki fitur opsi jual dan diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas – data kuantitatif diklasifikasikan sebagai ekuitas, tujuan, kebijakan, proses, arus kas keluar dan bagaimana penentuannya.
- Pengungkapan lain
- Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian laporan keuangan.
- Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.
- Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan di bagiian manapun dalam informasi yang dipublikasi bersama laporan keuangan:
- Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi utama kantor
- Sifat operasi dan kegiatan utama.
- Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.
- Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur entitas.
Baca juga: Pembahasan PSAK 22 Tentang Kombinasi Bisnis
Kesimpulan
PSAK 201 menetapkan dasar dan persyaratan untuk penyajian laporan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Tujuan utama dari penyajian laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas, serta untuk menunjukkan tanggung jawab manajemen atas penggunaan sumber daya.
Penyajian laporan keuangan harus dilakukan dengan asumsi kelangsungan usaha, dan informasi yang material harus disajikan secara terpisah. Pengungkapan yang jelas dan konsisten antar periode sangat penting untuk membantu pengguna laporan memahami kinerja dan posisi keuangan entitas.
Untuk memudahkan hal tersebut, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur laporan keuangan terlengkap dan sesuai standar PSAK 201 seperti Kledo.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Mengetahui PSAK 201 Tentang Penyajian Laporan Keungan - 21 Maret 2025
- Pembahasan PSAK 14 Tentang Akuntansi Persediaan - 20 Maret 2025
- Mengetahui Apa Itu Agency Theory dalam Akuntansi - 19 Maret 2025