Rasio Perputaran Piutang: Manfaat, Rumus, dan Cara Hitungnya

Rasio Perputaran Piutang

Piutang merupakan salah satu elemen yang penting bagi setiap perusahaan. Rasio perputaran piutang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengukur tingkat efisiensi manajemen piutang mereka.

Rasio ini mencerminkan berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya, serta berapa cepat pembayaran yang diterima dari pelanggan.

Dengan memahami dan menganalisis rasio perputaran piutang, pemilik bisnis dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan arus kas dan meningkatkan keuntungan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang bagaimana menghitung rasio perputaran piutang, mengapa hal tersebut penting, dan bagaimana meningkatkan rasio ini.

Apa itu Rasio Perputaran Piutang?

Rasio perputaran piutang (accounts receivable turnover) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutangnya.

Rasio ini mengukur jumlah penjualan tunai yang diterima oleh perusahaan dibandingkan dengan jumlah piutang yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat mengembalikan uang yang dipinjamkan kepada pelanggan.

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat uang dapat dikembalikan kepada pelanggan dan semakin baik kondisi likuiditas perusahaan.

Rasio ini juga berguna untuk membantu manajer mengidentifikasi masalah dalam pengumpulan piutang. Semakin rendah rasio ini, maka semakin lambat perusahaan mengembalikan uang kepada pelanggan.

Kebanyakan perusahaan mengharapkan accounts receivable turnover sebesar 8-12 kali per tahun.

Baca juga: Jurnal Piutang dalam Akuntansi: Pembahasan Lengkap dan Contohnya

Apa Fungsi Rasio Perputaran Piutang?

Fungsi utama dari rasio perputaran piutang adalah untuk menilai efisiensi penagihan piutang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh cairan dari piutangnya.

Piutang adalah sumber utama pemasukan likuid bagi perusahaan, jadi semakin cepat piutang dikumpulkan, semakin cepat perusahaan akan menghasilkan uang tunai.

Rasio ini juga berguna untuk menilai kualitas piutang dan mengidentifikasi klien yang tidak menjalankan kewajibannya. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan penagihan piutangnya.

Selain itu, rasio perputaran piutang juga berguna bagi para investor dan kreditur. Investor menggunakannya untuk menilai kinerja perusahaan dalam mengelola piutangnya. Kreditur menggunakannya untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman yang dipinjamkan.

Rasio ini juga berguna bagi pengelola perusahaan karena memungkinkan mereka untuk mengevaluasi efisiensi penagihan piutang dan mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi di dalam proses penagihan piutang.

Baca juga: Analis Keuangan: Tugas, Gaji, dan Cara Berkarir di Bidang Ini

Tujuan Penggunaan Rasio Perputaran Piutang

Rasio Perputaran Piutang

Di bawah ini merupakan tujuan perusahaan menggunakan accounts receivable turnover:

1. Menentukan kecepatan pembayaran dari pelanggan

Accounts receivable turnover dapat membantu perusahaan mengevaluasi kecepatan pelanggan dalam membayar tagihannya. Ini memberi perusahaan informasi penting tentang kemampuan pelanggan untuk membayar tagihannya dalam jangka waktu yang ditetapkan.

2. Mengidentifikasi masalah potensial

Accounts receivable turnover memungkinkan perusahaan untuk mengetahui kemampuan pelanggan untuk membayar tagihan mereka. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah potensial dan melakukan tindakan preventif sebelumnya.

Baca juga: Apa itu Rasio Aktivitas? Pengertian, Manfaat, Rumus, dan Jenisnya

3. Menentukan tingkat keuntungan

Accounts receivable turnover dapat membantu perusahaan menentukan berapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari transaksi piutang. Ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan tingkat pendapatan dari piutang yang dimiliki.

4. Menentukan tingkat risiko

Accounts receivable turnover memungkinkan perusahaan untuk menentukan berapa besar risiko yang terlibat dalam piutang tertentu. Ini memberi perusahaan informasi penting tentang bagaimana berinvestasi dalam piutang.

Baca juga: Memahami Jurnal Penyesuaian Piutang Tak Tertagih dan Contoh Kasusnya

Rumus Rasio Perputaran Piutang

Rumus rasio perputaran piutang adalah sebagai berikut:

Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih : Rata-rata Piutang

Piutang Rata-Rata = (Piutang awal + Piutang akhir) : 2

Rasio perputaran piutang menunjukkan jumlah rata-rata piutang usaha yang dapat dikumpulkan dalam setahun. Jika rasio ini lebih tinggi, berarti perusahaan dapat menagih pelanggan dengan lebih cepat dan efisien. Namun, jika rasio ini lebih rendah, berarti perusahaan kurang efisien dalam menagih pelanggan.

Ketika menghitung ini, penting untuk memperhatikan jumlah piutang usaha yang dipersiapkan perusahaan. Jika jumlah piutang usaha yang diterima lebih rendah dari biasanya, nilai rasio akan menjadi lebih rendah.

Baca juga: Nota Kredit: Arti, Komponen, Contoh, dan Bedanya dengan Nota Debit

Banner 3 kledo

Cara Menilai Rasio Perputaran Piutang yang Baik

Rasio perputaran piutang adalah salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan piutang.

Rasio ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki metode yang baik untuk menilai perputaran piutang.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk melakukannya:

Langkah 1. Mengukur piutang rata-rata

Pertama, perusahaan harus mengukur pengeluaran piutang rata-rata selama periode tertentu.

Ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tersebut dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah hari dalam periode waktu tersebut.

Hal ini memberi perusahaan gambaran yang lebih baik tentang berapa banyak piutang yang dikeluarkan setiap harinya.

Langkah 2. Menghitung tingkat perputaran piutang rata-rata

Kedua, perusahaan harus menghitung tingkat perputaran piutang rata-rata. Ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang kotor yang telah dikeluarkan selama periode waktu tertentu dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah piutang kotor yang telah diterima oleh perusahaan selama periode waktu tersebut.

Hasil dari perhitungan ini memberi perusahaan gambaran tentang seberapa cepat piutang dapat dikembalikan.

Baca juga: Jurnal Penjualan Kredit: Pengertian, Bentuk, dan Contoh Penyelesaiannya

Langkah 3. Mengukur perputaran piutang selama periode tertentu

Ketiga, perusahaan harus mengukur perputaran piutang rata-rata selama periode yang ditentukan.

Ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang yang telah diterima oleh perusahaan selama periode waktu tersebut dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah piutang yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tersebut.

Hasil dari perhitungan ini memberi perusahaan gambaran tentang seberapa cepat piutang dapat diterima.

Baca juga: Biaya Standar (Standard Costing): Pengertian, Cara Hitung, & Bedanya dengan Actual Costing

Langkah 4. mengukur kecepatan pembayaran piutang

Keempat, perusahaan harus mengukur tingkat pembayaran piutang rata-rata.

Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang yang telah dibayarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah total piutang yang telah diterima oleh perusahaan selama periode waktu tersebut.

Hasil dari perhitungan ini memberi perusahaan gambaran tentang seberapa cepat pelanggan membayar piutang.

Baca juga: Mengenal 3 Standar Audit yang Berlaku di Indonesia

Langkah 5. Mengukur tingkat akumulasi piutang rata-rata

Kelima, perusahaan harus mengukur tingkat akumulasi piutang rata-rata.

Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total piutang yang telah diterima oleh perusahaan selama periode waktu tertentu dan membagi jumlah total tersebut dengan jumlah total piutang yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tersebut.

Hasil dari perhitungan ini memberi perusahaan gambaran tentang seberapa banyak piutang yang belum dibayar.

Baca juga: Absorption Costing Adalah: Manfaat, Komponen, Cara Hitung, dan Contohnya

Contoh Kasus Rasio Perputaran Piutang

Rasio Perputaran Piutang

Contoh rasio perputaran piutang 1

Suatu perusahaan memiliki piutang awal sebesar Rp 250.000.000, piutang akhir sebesar Rp 210.000.000, dan total penjualan kredit sebesar Rp 450.000.000.

Cara menghitung Receivable Turnover Ratio dari perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hitung nilai Receivable Turnover Ratio dengan menggunakan rumus:

Receivable Turnover Ratio = Total Penjualan Kredit / (Piutang Awal + Piutang Akhir : 2)

2. Hitung nilai Receivable Turnover Ratio dengan menggunakan angka-angka yang terdapat dalam kasus:

Receivable Turnover Ratio = Rp 450.000.000 / ((Rp 250.000.000 + Rp 210.000.000) : 2)

3. Setelah menghitung rumus di atas, maka diperoleh hasil berikut:

Receivable Turnover Ratio = Rp 450.000.000 / Rp 230.000.000 = 1,96 kali

Contoh rasio perputaran piutang 2

PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat-alat elektronik berbasis kredit. PT. ABC memiliki piutang awal sebesar Rp.100.000.000, total penjualan kredit sebesar Rp.200.000.000, dan piutang akhir sebesar Rp.120.000.000.

Untuk menghitung Receivable Turnover Ratio, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rata-rata piutang = Rp. 100.000.000 + Rp. 120.000.000 : 2 = Rp. 110.000.000

Receivable Turnover Ratio PT. ABC adalah = Rp.200.000.000 : Rp.120.000.000 = 1,82 kali

Berapa Nilai Rasio Perputaran Piutang yang Baik?

Rasio yang baik adalah rasio yang tinggi, yang menunjukkan bahwa bisnis dapat menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dengan cepat.

Rasio perputaran piutang yang baik untuk bisnis berbeda-beda, tergantung pada industri dan kondisi keuangan.

Sebagai contoh, untuk industri ritel, perputaran piutang yang baik adalah antara 1,5 – 2,5. Ini berarti bahwa bisnis berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dalam waktu 1,5 hingga 2,5 kali dalam setahun.

Jika rasio ini lebih rendah dari 1,5, berarti bisnis kurang efisien dalam menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya.

Untuk bisnis lain, rasio perputaran piutang yang baik bisa berbeda. Sebagai contoh, untuk bisnis manufaktur, rasio Perputaran Piutang yang baik adalah antara 3,5 hingga 5.

Ini berarti bahwa bisnis berhasil menagih dan mendapatkan pembayaran atas piutangnya dalam waktu 3,5 hingga 5 kali dalam setahun.

Ketika menilai rasio perputaran piutang, penting untuk mempertimbangkan kondisi keuangan bisnis. Jika bisnis memiliki banyak piutang yang tertunda, ini bisa berarti bahwa piutang tidak dibayar dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dalam hal ini, bisnis harus melakukan evaluasi piutang dan mengambil tindakan untuk meningkatkan rasio dengan membuat lebih banyak pembayaran cepat.

Baca juga: Biaya Historis Adalah: Konsep, Fungsi, dan Bedanya dengan Fair Value

Bagaimana Cara Mengelola Rasio Perputaran Piutang?

Untuk mengelola rasio perputaran piutang dengan benar, ada beberapa tips yang dapat digunakan:

1. Membuat kebijakan yang konsisten

Perusahaan harus membuat kebijakan yang konsisten untuk mengumpulkan piutang. Ini harus memuat persyaratan pembayaran, jadwal pembayaran, sanksi bagi pelanggan yang gagal membayar, dan prosedur untuk mengirim tagihan ke pelanggan.

2. Memantau kinerja penagihan

Perusahaan harus memantau kinerja tim penagihan dengan cermat. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin ada dan menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

3. Menggunakan alat pengumpulan piutang

Perusahaan harus menggunakan alat pengumpulan piutang seperti pembayaran online, sistem pengingat, dan lainnya untuk membantu mempermudah proses pengumpulan piutang.

4. Menawarkan diskon

Perusahaan dapat menawarkan diskon untuk meningkatkan pelanggan yang membayar tepat waktu. Ini dapat meningkatkan rasio perputaran piutang secara signifikan.

5. Mengadakan audit piutang

Perusahaan harus melakukan audit piutang secara berkala untuk memastikan bahwa semua piutang yang dikumpulkan telah diterima dan untuk memastikan bahwa semua pelanggan telah dikreditkan sesuai dengan yang seharusnya.

6. Menyusun piutang yang terlantar

Perusahaan harus menyusun piutang yang terlantar secara berkala untuk memastikan bahwa semua piutang telah dikumpulkan.

7. Menggunakan pembayaran otomatis

Perusahaan harus menggunakan pembayaran otomatis seperti cek elektronik atau transfer bank untuk membantu meningkatkan rasio perputaran piutang.

Dengan menggunakan tips di atas, perusahaan akan dapat mengelola rasio perputaran piutang dengan lebih baik dan meningkatkan kinerja keuangan mereka.

Baca juga: Komisi Sales: Manfaat, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Kesimpulan

Dengan memahami rasio perputaran piutang, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan mengelola aktivitas piutangnya dengan lebih efektif.

Rasio ini merupakan indikator yang penting bagi kinerja finansial perusahaan dan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola piutang.

Dengan demikian, rasio perputaran piutang dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan mengoptimalkan rasio ini, maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja finansialnya.

Ada banyak software akuntansi yang dapat membantu Anda beralih dari metode keuangan kertas ke metode keuangan elektronik, salah satunya adalah Kledo.

Menggunakan alat penagihan elektronik dengan Kledo menghilangkan kebutuhan untuk mengirimkan faktur kertas dan menerima cek kertas melalui pos.

Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang memiliki harga terjangkau, hanya 139 ribu perbulan. Dengan harga segitu, Anda sudah mendapatkan fitur terbaik seperti pencatatan keuangan, membuat faktur elektronik, manajemen multi gudang, otomasi lebih dari 30 jenis laporan keuangan dan masih banyak lagi.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis melalui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 + 11 =