Risiko Likuiditas: Pegertian, Pengukuran, dan Cara Mengelolanya

risiko likuiditas banner

Secara sederhana, risiko likuiditas adalah potensi kesulitan yang mungkin dihadapi oleh lembaga keuangan atau perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek mereka, baik ancaman ini nyata maupun yang dirasakan.

Kerangka kerja risiko likuiditas yang baik membantu memastikan kemampuan bisnis atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban kas dan hutangnya, yang sering kali dipengaruhi oleh keadaan di luar kendali mereka.

Sistem manajemen risiko likuiditas yang efektif sangat penting karena kekurangan likuiditas pada satu institusi dapat menimbulkan dampak yang merugikan.

Pada artikel kali ini kita akan membahas apa itu risiko likuiditas, cara mengukurnya dalam bisnis, dan memberikan cara agar likuiditas bisnis Anda optimal.

Apa itu Risiko Likuiditas?

risiko likuiditas 3

Pertama, mari kita definisikan likuiditas. Likuiditas adalah jumlah uang yang tersedia untuk bisnis. Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tanpa menimbulkan kerugian besar.

Risiko likuiditas atau risk liquidity tidak bergantung pada kekayaan bersih. Salah satu contoh risiko likuiditas yang sangat sederhana adalah ketika sebuah bisnis memiliki jutaan dolar yang terikat pada peralatan canggih, tetapi tidak memiliki aset likuid yang cukup untuk membayar staf atau supplier mereka.

Cara paling sederhana untuk menurunkan risiko likuiditas adalah dengan selalu memegang uang kas yang cukup untuk memenuhi permintaan. Namun, hal ini tidak optimal ketika organisasi berusaha untuk menghasilkan keuntungan atau memperluas operasi.

Baca juga: Manajemen Kas dan Likuiditas: Manfaat, Jenis, dan Strateginya

Kapan Risiko Likuiditas Muncul?

Beberapa risiko likuiditas termasuk terlalu bergantung pada sumber dana jangka pendek, atau ketika arus kas yang masuk tiba-tiba habis. Risiko dan dampak yang datang tanpa peringatan akan membuat stres bagi kebanyakan pemilik bisnis.

Hal ini juga muncul ketika perusahaan memiliki neraca yang terlalu berfokus pada aset tidak likuid, yang tidak dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang kas.

Risiko bahwa aset jangka pendek perusahaan tidak dapat menutupi kewajiban disebut risiko likuiditas pendanaan atau risiko likuiditas arus kas.

Jenis risiko likuiditas utama lainnya adalah market liquidity risk, yang juga dikenal sebagai risiko likuiditas aset.

Ini adalah risiko tidak dapat menjual aset seperti properti dengan cepat atau mudah karena aset tersebut sangat tidak likuid.

Namun, likuiditas dan ketidaklikuiditas bergantung pada pasar. Apakah Anda memiliki pembeli potensial yang sangat ingin membeli apa yang harus Anda jual? Hal ini akan meningkatkan likuiditas aset Anda.

Secara umum, volatilitas harga adalah biaya likuiditas, terutama jika mengacu pada liquidity risk untuk bank dan perdagangan sekuritas. Ini karena selalu ada pasar untuk aset dan sekuritas likuid, tetapi harganya terus berubah.

Berbicara mengenai investasi dan perbankan, ukuran likuiditas yang populer adalah bid-ask spread. Ini adalah selisih (spread, atau biaya transaksi) antara harga yang bersedia dibayar oleh pembeli (bid, permintaan) dan harga terendah yang bersedia diterima oleh penjual (ask, penawaran).

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Likuiditas Bisnis dan Tips Perencanaannya

Apakah Risiko Likuiditas Dapat Menyebabkan Kebangkrutan Bisnis?

risiko likuiditas 1

Risiko likuiditas adalah situasi jangka pendek. Kebangkrutan adalah ketidakmampuan yang berkelanjutan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang.

Mengurangi risiko likuiditas adalah tentang menemukan keseimbangan yang tepat antara berinvestasi dan memiliki cukup uang tunai untuk menutupi pengeluaran.

Jika Anda kekurangan arus kas, Anda mungkin perlu menjual aset yang tidak likuid dengan cepat.

Namun, aset yang tidak likuid seperti pabrik atau kantor, sistem TI, peralatan, dan mesin dapat memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk dijual.

Dan Anda sebagai pemilik bisnis mungkin harus menjual dengan harga yang jauh lebih rendah daripada nilai properti tersebut.

Supplier atau orang yang berhubungan dengan bisnis Anda mungkin menganggap bahwa bisnis Anda sedang mengalami ketidakpastian atau sedang mengalami kekurang pasokan, oleh sebab itu penting bagi Anda untuk memitagasi keadaan ini sebelum berubah menjadi lebih buruk.

Bagaimana Cara Mengukur Risiko Likuiditas?

Metode yang Anda gunakan untuk mengukur risk liquidity tergantung pada jenisnya. Pertama, kita akan melihat risiko likuiditas pendanaan, yang mencakup apa yang dimiliki perusahaan dalam bentuk aset lancar dibandingkan dengan utangnya.

Aset lancar mencakup kas dan aset yang umumnya dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun.

Contohnya, piutang usaha biasanya dapat menghasilkan uang tunai dalam 10 hingga 40 hari, sedangkan persediaan membutuhkan waktu lebih lama untuk terjual.

Perusahaan dapat menghitung risiko likuiditas pendanaan mereka dengan tiga cara dasar. Masing-masing menggunakan rasio sebagai ukuran likuiditas versus kewajiban keuangan.

Ini termasuk:

Rasio likuiditas

  • Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran utang yang akan datang dengan bagian paling likuid dari asetnya (uang tunai di tangan dan investasi jangka pendek).
  • Cara menghitung rasio ini dengan cara membagi antara aset lancar (sumber daya likuid perusahaan) dan kewajiban lancar (utang jangka pendek).
  • Rasio likuiditas yang optimal adalah antara 1,5 dan 2.

Acid test ratio

  • Acid test ratio atau atau rasio cepat tidak memperhitungkan persediaan karena kapasitasnya yang rendah untuk dikonversi menjadi uang kas dalam jangka pendek.
  • Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar.
  • Rasio optimal adalah 1, di atas angka ini ada kapasitas yang baik untuk memenuhi pembayaran, di bawah 1 ada kelemahan.

Rasio kas

  • Rasio kas diperoleh dengan membagi uang kas di tangan ditambah aset keuangan (kas dan setara kas) dengan kewajiban lancar.
  • Rasio optimal adalah 1.

Anda mengukur market liquidity risk berdasarkan seberapa mudah Anda dapat keluar dari aset yang tidak likuid, seperti properti.

Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti jenis aset, seberapa mudah pengganti dapat ditemukan, jangka waktu atau seberapa mendesak Anda ingin menjual.

Untuk mengukur liquidity risk di perbankan, Anda dapat menggunakan rasio pinjaman terhadap simpanan.

Contoh risiko likuiditas di bank adalah penurunan deposito atau kenaikan penarikan (yang merupakan kewajiban bagi bank).

Akibatnya, bank tidak dapat menghasilkan uang tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban ini. Hal ini diilustrasikan secara dramatis oleh krisis keuangan global tahun 2008-2009.

Jika bank kekurangan uang tunai, nasabah kehilangan kepercayaan terhadap bank, dan buru-buru menarik lebih banyak uang. Risiko likuiditas meningkat.

Jad pada intinya, ketika mengukur liquidity risk, perusahaan dan lembaga keuangan juga perlu mempertimbangkan berbagai skenario.

Baca juga: Perencanaan Likuiditas: Pengertian, Cara Membuat, dan Tantangannya

Bagaimana Risiko Likuiditas Dapat Dikelola?

risiko likuiditas 2

Untuk mengelola risiko likuiditas dalam bisnis Anda dan untuk mengurangi dampak risiko likuiditas, Anda perlu menurunkan eksposur.

Pertama, kenali faktor risiko likuiditas. Kemudian kembangkan indikator risiko utama dalam pengelolaan likuiditas, dengan kata lain, metrik yang memungkinkan Anda untuk mengukur seberapa besar risiko aktivitas tertentu.

Lalu, ketika melihat likuiditas pemasok Anda, Anda dapat menyelidiki peringkat kredit atau margin keuntungan mereka, misalnya.

Berikut adalah beberapa ide lainnya:

Perkirakan arus kas dengan baik

Dengan perkiraan arus kas, Anda dapat mengukur jumlah uang kas yang akan tersedia bagi bisnis Anda dalam jangka pendek.

Untuk mendukung likuiditas dalam bisnis yang sihat, Anda dapat meminta pembayaran di muka untuk faktur, misalnya. Dengan cara ini, Anda dapat memenuhi kewajiban keuangan bisnis sambil memproduksi barang yang pelanggan atau klien Anda butuhkan.

Rutin memandingkan aset dan kewajiban

Apakah perusahaan Anda telah berinvestasi besar-besaran dalam peralatan baru-baru ini? Dengan membandingkan aset dan liabilitas, Anda dapat mengevaluasi berapa banyak pendapatan yang tersedia dalam bentuk kas, dan berapa banyak yang terikat dalam aset yang tidak likuid.

Lakukan stress test

Lakukan skenario terburuk dengan pelanggan dan pemasok Anda. Stress test mengungkapkan pemicu risiko likuiditas dan area risiko yang harus diwaspadai.

Anda menjadi lebih siap menghadapi guncangan ekonomi. Dengan menggunakan informasi ini, Anda dan pemasok Anda dapat mengembangkan perlindungan untuk memitigasi risiko ini.

Singkatnya, untuk memastikan bahwa program manajemen risiko berjalan efektif, Anda dan semua yang berhubungan dengan bisnis Anda perlu menyepakati faktor risk liquidity yang perlu diperhatikan.

Kemudian, Anda memerlukan pemantauan real-time, data yang akurat dan konsisten, serta rencana dan proses yang siap pakai, sehingga Anda dapat merespons dengan cepat jika skenario risiko likuiditas muncul.

Baca juga: Analisis Likuiditas: Cara Ukur, Jenis, Rumus, dan Contohnya

Jadi, Mengapa Manajemen Likuiditas Penting?

Seperti yang ditunjukkan pada tahun 2020, bisnis yang tadinya menguntungkan dapat tiba-tiba kekurangan uang kas.

Untuk melindungi bisnis Anda dari dampak finansial yang timbul dari risiko ini, Anda perlu mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi ancaman.

Agar Anda tidak kaget dan mengalami kebangkrutan, perhatikan indikator yang memperingatkan Anda akan adanya risiko keuangan.

Digitalisasi dan sistem data berbasis cloud dapat membantu Anda mengidentifikasi potensi risiko likuiditas dalam bisnis, serta memastikan kualitas dan kelengkapan data keuangan.

Tentukan dan gunakan indikator kinerja utama untuk risiko, misalnya, untuk melacak solvabilitas bisnis, atau perubahan pasar yang dapat memengaruhi harga.

Kemudian, nilai dampak kekurangan produk atau kesulitan keuangan bisnis pada kategori dan produksi. Kemudian, pantau risiko likuiditas secara real-time agar dapat mengenali pola negatif dengan cepat. Terakhir, memitigasi potensi dampak risiko likuiditas melalui stress test (simulasi dan peramalan). Miliki rencana kontinjensi untuk menangani skenario negatif.

Digitalisasi dan sistem data berbasis kecerdasan buatan dapat membantu Anda memastikan kualitas dan kelengkapan data.

Solusi manajemen risiko yang komprehensif dapat membantu Anda menghitung biaya risiko dan meletakkan dasar untuk menghadapi kejadian tak terduga.

Jika Anda membutuhkan alat manajemen likuiditas dan proses pembukuan yang terotomatisasi, Anda bisa mencoba menggunaka software akuntansi yang memiliki fitur lengkap seperti Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

Banner 2 kledo

Bagaimana Contoh Kasusnya?

Perusahaan X mungkin memiliki kekayaan bersih yang besar, yang berarti perusahaan tersebut berada dalam posisi yang kuat.

Namun, jika sebagian besar dari modal tersebut terikat dalam aset tidak likuid yang besar dan mahal yang tidak dapat dengan mudah dilikuidasi dan dijual dengan harga pasar yang wajar. Maka hal ini masih memiliki potensi dampak risiko likuiditas yang lebih tinggi.

Dalam hal risiko likuiditas pasar, Anda dapat mengalami risiko likuiditas jika Anda tidak dapat membeli atau menjual aset lancar.

Hal ini tanpa terpengaruh oleh harga pasar dari jenis aset tersebut. Contohnya, risikonya akan menjadi tinggi jika perdagangan pasar dalam jumlah besar dilakukan dalam waktu singkat di pasar yang kurang likuid.

Contoh nyata adalah krisis keuangan tahun 2008. Selama krisis keuangan ini, banyak bank sentral besar dan bank asing gagal atau menghadapi masalah kebangkrutan. Hal ini terutama disebabkan oleh masalah likuiditas dari bank-bank sentral tersebut.

Baca juga: Manajemen Likuiditas: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Tips Mengelolanya

Pada Intinya….

Risiko likuiditas adalah salah satu dari banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik bisnis. Anda harus selalu bertujuan untuk memiliki stabilitas keuangan yang cukup menghadapi hal terburuk, baik itu internal maupun eksternal.

Hal ini melibatkan likuiditas dan arus kas yang memadai untuk melunasi utang yang dimiliki perusahaan Anda.

Dan bahkan jika Anda memiliki cukup uang, harus selalu ada sumber pendanaan darurat yang dapat Anda gunakan untuk memenuhi pengeluaran tak terduga.

Anda perlu memastikan kesehatan keuangan bisnis Anda melalui data keuangan yang valid. Tanpa data keuangan yang memadai, Anda akan kesulitan dalam melakukan pengambilan keputusan.

Coba gunakan Kledo sekarang untuk mendapatkan solusi akuntansi, manajemen keuangan, sampai manajemen persediaan yang terintegrasi dan mendapatkan proses pencatatan dan analisis yang optimal.

Anda bisa menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty − 12 =