8 Tantangan Menjalankan Usaha Jasa dan Cara Mengatasinya

tantangan menjalankan usaha jasa banner

Seperti usaha lainnya, menjalankan usaha jasa juga dipenuhi banyak tantangan yang sepertinya tidak ada habisnya.

Misalnya, Anda begadang hingga pukul 2 pagi untuk menyelesaikan proyek klien. Banyak pesan dari pelanggan potensial di kotak masuk, tapi Anda tidak yakin apa harga yang Anda tetapkan sudah sesuai dengan kerja keras Anda.

Usaha jasa adalah peluang yang menjanjikan, mulai dari usaha desain grafis, personal coach, pengembangan web, hingga jasa bersih-bersih.

Entah Anda bekerja sendiri sebagai freelancer, bekerja dengan tim kecil, atau lainnya, pasti ada tantangan yang Anda hadapi saat menjalankan usaha jasa ini.

Artikel ini akan membahas 8 tantangan menjalankan usaha jasa untuk freelancer, bisnis kecil, hingga konsultan dan cara mengatasinya.

Langsung saja, berikut ini penjelasannya:

1. Menonjol di Pasar yang Jenuh

Mencari klien bisa terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kuncinya adalah, Anda tidak perlu menarik perhatian semua orang, cukup orang yang tepat.

Ribuan orang lain menawarkan layanan yang sama. Jadi, bagaimana Anda meyakinkan calon klien bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk mereka pilih?

Inilah yang sering membuat banyak orang kesulitan. Pasarnya kompetitif, dan klien biasanya mencari lebih dari sekadar keterampilan, mereka menginginkan seseorang yang benar-benar memahami kebutuhan unik mereka.

Solusi

  • Niche marketing: Spesialisasi dapat membuat Anda berbeda. Alih-alih hanya menjadi “desainer grafis,” Anda bisa fokus menjadi “desainer grafis untuk startup teknologi” atau “spesialis logo untuk bisnis kecil.” Niche membantu klien langsung memahami apa yang Anda tawarkan dan bagaimana hal itu sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Bangun branding yang kuat: Brand adalah reputasi Anda, baik online maupun offline. Mulailah dengan membuat profil yang jelas dan menarik di platform seperti LinkedIn, X, atau situs web pribadi. Sertakan foto profesional, bio yang menarik, serta portofolio yang menampilkan karya terbaik Anda.
  • Gunakan platform freelance secara strategis: Platform seperti Upwork dan Fiverr bisa membantu, tetapi bukan solusi instan. Untuk berhasil, Anda perlu mengoptimalkan profil, memilih proyek yang sesuai dengan keahlian, serta memberikan hasil yang luar biasa agar mendapatkan ulasan positif.

2. Menetapkan Harga yang Kompetitif

Menentukan harga yang tepat bisa menjadi hal yang membingungkan.

Terlalu mahal, Anda berisiko membuat klien enggan. Terlalu murah, Anda meremehkan kemampuan sendiri dan akhirnya bekerja berlebihan dengan upah tidak sepadan.

Tujuannya adalah menemukan keseimbangan yang mencerminkan nilai Anda sekaligus tetap kompetitif.

Banyak orang khawatir jika harga yang mereka tetapkan terlalu tinggi sehingga “keluar dari pasar.”

Namun, menetapkan harga terlalu rendah bisa sama berbahayanya. Hal ini bisa membuat Anda merasa burnout dan memberi kesan bahwa layanan Anda berkualitas rendah.

Solusi

  • Cost-plus pricing: Hitung biaya operasional bisnis Anda (software, internet, pajak, dll.) lalu tambahkan margin keuntungan yang diinginkan. Cara ini memastikan Anda menutup biaya sekaligus mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan. Contoh: jika biaya bulanan Anda $1.000 dan ingin memperoleh $4.000, maka Anda harus menetapkan tarif yang totalnya $5.000 per bulan.
  • Value-based pricing: Fokus pada nilai yang Anda berikan kepada klien, bukan hanya waktu yang dihabiskan. Misalnya, jika desain website Anda membantu meningkatkan penjualan klien sebesar $50.000, maka beri tarif $5.000 untuk proyek tersebut.
  • Riset pasar: Perhatikan tarif yang orang atau jasa lain kenakan di bidang dan level pengalaman serupa.
  • “Bekerja demi exposure”: Ada yang berpendapat bahwa bekerja demi exposure kadang perlu, terutama bagi pemula. Tetapi kenyataannya, exposure tidak bisa membayar tagihan. Sebagai gantinya, pertimbangkan barter atau memberikan tarif diskon dengan imbalan testimoni yang detail atau referral dari klien.
pos banner 2

Baca Juga: Strategi Menaikkan Harga Tanpa Harus Kehilangan Pelanggan

3. Mengelola Pendapatan yang Tidak Konsisten

Tantangan selanjutnya dalam menjalankan usaha jasa adalah siklus pendapatan yang tidak konsisten.

Ada satu bulan penuh di mana Anda mendapat pekerjaan, tapi bulan berikutnya tidak ada proyek sama sekali.

Tidak seperti karyawan bergaji tetap, Anda tidak memiliki penghasilan yang terjamin. Ketidakpastian ini membuat penganggaran, menabung, dan perencanaan keuangan terasa mustahil.

Solusi

  • Sisihkan pendapatan untuk periode sepi: Simpan sebagian dari pendapatan Anda di bulan-bulan dengan penghasilan tinggi untuk menutup biaya di periode yang lambat. Aturan praktisnya adalah menabung 20–30% dari penghasilan.
  • Bangun aliran pendapatan berulang: Tawarkan layanan berbasis langganan atau paket yang menjamin pekerjaan berkelanjutan. Misalnya, jika Anda menawarkan jasa media sosial, Anda bisa menawarkan paket bulanan alih-alih hanya konsultasi sekali saja.
  • Diversifikasi sumber pendapatan: Jangan hanya bergantung pada satu jenis klien atau layanan. Pertimbangkan untuk mengajar workshop, menjual produk digital, atau menciptakan passive income seperti e-book atau template.

4. Menyeimbangkan Beban Kerja dan Menghindari Burnout

tantangan menjalankan usaha jasa 1

Tantangan selanjutnya dalam menjalankan usaha jasa adalah burnout, yang bisa membunuh motivasi.

Ketika Anda harus menangani banyak proyek, bekerja di jam tidak menentu, dan terus-menerus mengejar tenggat waktu, stres bisa datang tanpa tersadar.

Karena itu, Anda harus menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Penyedia jasa sering mengambil terlalu banyak pekerjaan karena takut menolak kesempatan akan merugikan karier mereka.

Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik, menurunnya kreativitas, bahkan masalah kesehatan mental.

Solusi

  • Outsource jika memungkinkan: Anda tidak harus melakukan semuanya sendiri. Jika ada tugas yang memakan waktu atau di luar keahlian, pertimbangkan untuk menyerahkannya kepada orang lain.
  • Belajar mengatakan “TIDAK”: Mengatakan “tidak” adalah salah satu keterampilan tersulit, tetapi juga paling penting untuk dikuasai. Tidak semua proyek layak diambil, terutama jika membuat Anda terlalu kewalahan atau tidak selaras dengan tujuan Anda. Untuk menolak proyek seperti itu, sampaikan dengan sopan dan tegas. Contoh: “Terima kasih sudah mempertimbangkan saya, tetapi jadwal saya saat ini tidak memungkinkan untuk menerima proyek baru.”
  • Counter narrative: Ada yang berpendapat bahwa burnout adalah bagian dari pekerjaan. Hustle culture mengatakan bekerja keras adalah satu-satunya jalan menuju sukses. Tetapi apakah layak mengorbankan kesehatan dan kreativitas Anda?

Baca Juga: 20 Ide Usaha di Bidang Jasa yang Paling Menjanjikan

5. Pemasaran dan Personal Branding

Dengan tenggat yang mendesak dan pekerjaan administratif yang menumpuk, memasarkan layanan Anda bisa terasa seperti sebuah kegiatan yang terlalu memakan waktu.

Namun, mengabaikan pemasaran berarti bergantung pada keberuntungan untuk menemukan klien, yang berisiko membuat pendapatan tidak konsisten.

Pemasaran memakan banyak waktu dan membutuhkan konsistensi. Bagi mereka yang sudah memiliki beban kerja penuh, menyisihkan waktu untuk marketing bisa terasa terlalu sulit.

Solusi

Otomatisasi dan jadwalkan dalam batch

Alih-alih mencoba marketing setiap hari, sisihkan satu hari dalam seminggu untuk membuat dan menjadwalkan konten selama tujuh hari ke depan.

Contoh alur kerja:

  • Langkah 1: Luangkan dua jam pada hari Jumat untuk membuat posting media sosial (misalnya berbagi tips, update proyek, atau testimoni klien).
  • Langkah 2: Jadwalkan semua posting untuk seminggu ke depan sekaligus.
  • Langkah 3: Gunakan alat seperti Grammarly untuk memperbaiki caption, sehingga hemat waktu pada tahap editing.

Dengan mengerjakan pemasaran secara batch, Anda bisa mengurangi kelelahan dalam mengambil keputusan dan menghemat waktu dibandingkan melakukannya sedikit-sedikit setiap hari.

Buat konten evergreen

Konten evergreen adalah konten yang tetap relevan dalam jangka panjang, sehingga bisa Anda gunakan lagi di kemudian hari.

Contohnya adalah artikel blog, infografis, atau video pendek yang menjawab pertanyaan umum dari klien.

Gunakan ulang karya yang sudah ada

Tidak perlu selalu membuat dari nol. Manfaatkan proyek yang sudah selesai sebagai bahan pemasaran. Misalnya:

  • Ubah proyek yang selesai menjadi case study di website.
  • Ambil testimoni klien dan bagikan sebagai grafis di Instagram.
  • Rekam video singkat menjelaskan proses di balik proyek terbaru untuk LinkedIn.

Baca Juga:

6. Mengelola Ekspektasi Klien

tantangan menjalankan usaha jasa 2

Salah satu tantangan terbesar saat menjalankan usaha jasa di mana pun adalah menjaga kepuasan klien.

Ekspektasi yang tidak selaras atau permintaan tambahan (dikenal sebagai scope creep) bisa mengubah proyek sederhana menjadi pengalaman yang penuh tekanan.

Ketika klien mengharapkan lebih dari yang awalnya disepakati, hal ini bisa menimbulkan rasa kesal, tenggat terlewat, hingga burnout.

Solusi

  • Gunakan kontrak yang jelas: Selalu mulai dengan kontrak detail yang mencakup ruang lingkup pekerjaan, tenggat waktu, dan ketentuan pembayaran. Jelaskan secara spesifik apa yang termasuk dalam kontrak dan apa yang tidak.
  • Rutin melakukan check-in: Terus beri tahu klien tentang perkembangan proyek dan minta umpan balik. Hal ini membantu kedua pihak tetap sejalan dan meminimalisir revisi di akhir.
  • Tolak dengan sopan: Jika klien meminta sesuatu di luar lingkup pekerjaan, ingatkan mereka tentang kesepakatan awal dan ajukan biaya tambahan untuk pekerjaan ekstra tersebut.

7. Tetap Relevan di Tengah Perubahan yang Cepat

Era saat ini menuntut Anda untuk terus beradaptasi. Industri berkembang dengan cepat, kebutuhan klien bergeser, dan teknologi baru muncul hampir setiap hari.

Untuk tetap kompetitif, Anda perlu memiliki pola pikir continuous learning (pembelajaran berkelanjutan).

Jika tertinggal dari tren ini, akan semakin sulit memenuhi ekspektasi klien, mendapatkan proyek baru, atau menawarkan tarif yang kompetitif.

Solusi

  • Tetapkan prioritas belajar berdasarkan relevansi: Anda tidak perlu menguasai setiap tren. Fokuslah pada perkembangan yang berdampak langsung pada pekerjaan Anda atau membuka peluang baru.
  • Masukkan pembelajaran ke dalam rutinitas: Alih-alih menghabiskan berjam-jam untuk satu kursus, coba microlearning dengan menyisihkan 15–30 menit per hari untuk membaca artikel, menonton tutorial, atau mencoba alat baru.
  • Manfaatkan sumber daya gratis atau murah: Meningkatkan keterampilan tidak harus mahal.
    • Webinar & Blog: Industri seperti HubSpot, Moz, atau Behance secara rutin menyediakan konten edukasi gratis.
    • Tutorial YouTube: Channel seperti The Futur untuk desainer atau Ali Abdaal untuk produktivitas bisa menjadi sumber ilmu praktis.
    • Komunitas: Bergabunglah dengan forum, grup Facebook, atau channel Slack tempat profesional berbagi tips dan tren.
  • Pilih sertifikasi secara strategis: Sertifikasi bisa meningkatkan kredibilitas, tapi pilihlah yang memberikan ROI nyata. Cari program yang diakui luas di industri Anda atau sering diminta oleh klien.
  • Terlibat dalam komunitas industri: Networking adalah cara lain untuk tetap up-to-date. Ikuti acara virtual atau tatap muka seperti konferensi atau workshop untuk mendapatkan insight tren terbaru sekaligus menjalin koneksi dengan rekan seprofesi. Sering kali, interaksi semacam ini lebih praktis dibanding kursus formal.
  • Eksperimen dengan alat baru pada proyek nyata: Cara terbaik untuk belajar adalah dengan langsung mempraktikkannya. Uji coba alat atau tren baru dalam skala kecil dan minim risiko di proyek yang sedang Anda kerjakan.

Baca Juga: Ketahui Strategi Pemasaran Usaha Jasa Untuk Tingkatkan Keuntungan

8. Tantangan Hukum

tantangan menjalankan usaha jasa 3

Kontrak sangat penting untuk melindungi diri Anda, tetapi banyak orang bekerja tanpa perjanjian yang tepat atau hanya menggunakan template sederhana.

Akibatnya, mereka rentan terlibat sengketa atau pembayaran yang tertunda.

Membaca kontrak dan bahasa hukum sering terasa rumit. Bidang ini kompleks, sementara sebagian besar orang tidak memiliki latar belakang hukum, dan menyewa pengacara untuk setiap proyek tentu tidak realistis.

Solusi

Kenali klausul umum. Mempelajari dasar-dasar kontrak bisa menyelamatkan Anda dari kesalahan yang mahal. Fokuslah pada area penting, misalnya:

  • Syarat pembayaran: Cantumkan milestone atau uang muka.
  • Ruang lingkup pekerjaan: Jelaskan deliverables untuk menghindari scope creep.
  • Kebijakan terminasi: Tegaskan apa yang terjadi jika salah satu pihak ingin mengakhiri perjanjian lebih awal.

Baca Juga: 10 Contoh Perusahaan Jasa di Indonesia Beserta Jenis dan Cirinya

Kesimpulan

Menjalankan usaha jasa memang penuh dengan peluang, tetapi juga tidak lepas dari berbagai tantangan.

Mulai dari mencari klien di pasar yang jenuh, menjaga harga tetap kompetitif, hingga menghadapi ketidakpastian pendapatan.

Semua ini membutuhkan strategi yang tepat, perencanaan matang, serta kemampuan untuk terus beradaptasi.

Kunci keberhasilan terletak pada bagaimana Anda mengelola ekspektasi klien, menjaga keseimbangan kerja, serta berinvestasi pada personal branding dan pengembangan diri.

Jika Anda menghadapi tantangan dalam pencatatan transaksi usaha jasa Anda, Anda bisa menggunakan aplikasi kasir Kledo POS.

Aplikasi yang terintegrasi dengan software akuntansi ini mampu mencatat transaksi Anda, membuat profil pelanggan, dan juga menghasilkan laporan penjualan.

Yuk, kembangkan usaha jasa Anda dengan Kledo POS. Coba gratis lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

14 − 11 =