Integrasi 3PL: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Tipsnya

integrasi 3pl banner

Menggunakan layanan logistik pihak ketiga (3PL) kini menjadi strategi populer bagi banyak bisnis untuk memangkas biaya, meningkatkan efisiensi, dan mengelola rantai pasok yang semakin rumit.

Namun, di balik kemudahan tersebut, ada tantangan baru yang muncul, mulai dari potensi kesalahan data hingga kurangnya transparansi dalam pengelolaan stok dan pengiriman.

Solusinya adalah integrasi 3PL, yaitu menghubungkan sistem internal bisnis dengan teknologi milik penyedia 3PL.

Dengan cara ini, pertukaran data menjadi otomatis dan bisnis bisa memantau inventori, pesanan, serta pengiriman secara real-time.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang jenis-jenis integrasi 3PL, tantangan yang sering terjadi, serta strategi terbaik untuk memaksimalkan kemitraan logistik Anda.

Apa Itu Third-Party Logistics (3PL)?

3PL (Third-Party Logistics) adalah penyedia layanan logistik yang membantu bisnis dalam mengelola sebagian atau seluruh proses pengiriman barang, mulai dari produsen dan distributor hingga sampai ke tangan pelanggan akhir.

Layanan yang biasanya penyedia 3PL tawarkan meliputi:

  • Transportasi
  • Pergudangan
  • Pengadaan bahan
  • Manajemen persediaan
  • Jasa kepabeanan
  • Audit pengiriman barang (freight audit)
  • Pembayaran
  • Picking dan packing
  • Pelacakan pengiriman

Karena cakupannya yang luas, penyedia 3PL umumnya diintegrasikan dengan sistem manajemen gudang dan transportasi perusahaan agar proses distribusi berjalan secara menyeluruh dan efisien.

kledo banner 1

Baca Juga: Manajemen Logistik: Pengertian dan Tips Untuk Mengoptimalkannya

Apa Itu Integrasi 3PL?

Integrasi 3PL adalah proses menghubungkan ekosistem digital bisnis dengan sistem penyedia layanan 3PL untuk mengotomatisasi dan mempercepat komunikasi & alur kerja di antara keduanya.

Dalam praktiknya, integrasi 3PL bekerja dengan cara memungkinkan sistem perusahaan dan sistem penyedia 3PL untuk “berkomunikasi” secara real-time.

Sebagai contoh, dalam bisnis e-commerce, ketika seorang pelanggan melakukan pemesanan di toko online, sistem integrasi dapat secara otomatis melakukan beberapa tugas berikut:

  • Mengirim detail pesanan ke penyedia 3PL untuk diproses dan dikirim.
  • Memperbarui jumlah stok di seluruh kanal penjualan yang terhubung.
  • Menghasilkan label pengiriman dan nomor pelacakan.
  • Menyinkronkan status pengiriman kembali ke toko online dan memberi notifikasi kepada pelanggan.

Tanpa integrasi semacam ini, data sering kali harus dipindahkan secara manual antara sistem internal dan eksternal.

Pemindahan data secara manual cenderung memakan lebih banyak waktu dan rentan menyebabkan ketidaksesuaian data stok serta meningkatnya risiko kesalahan.

Dengan adanya integrasi, jumlah stok bisa tetap sinkron dan akurat di seluruh sistem.

Baca Juga: 6 Jenis Biaya Logistik pada Bisnis dan Cara Menghematnya

Jenis-Jenis Integrasi 3PL

Integrasi 3PL ada macam-macam bentuknya, masing-masing dirancang untuk kebutuhan bisnis, lingkungan teknis, serta tujuan operasional yang berbeda.

Mana yang tepat untuk perusahaan Anda? Jawabannya tergantung pada ukuran perusahaan, kompleksitas produk atau pesanan, kanal penjualan yang digunakan, serta target rantai pasok yang ingin dicapai.

Selain itu, setiap jenis integrasi juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya:

1. Integrasi Electronic Data Interchange (EDI)

EDI menggunakan dokumen digital terstandarisasi untuk mengotomatisasi pertukaran data seperti pesanan, pemberitahuan pengiriman, dan faktur antar sistem.

  • Kelebihan: Tingkat otomatisasinya tinggi dan handal, sehingga menjadi standar di lingkungan bisnis B2B dan ritel berskala besar, serta digunakan oleh banyak penyedia 3PL utama.
  • Kekurangan: Biaya mahal dan implementasinya pun kompleks. Pengaturan EDI biasanya memerlukan waktu dan sumber daya teknis yang lebih banyak daripada metode integrasi lainnya.

2. Integrasi e-commerce

Integrasi ini menghubungkan toko online langsung ke sistem 3PL untuk mengotomatisasi transfer data pesanan dan pembaruan stok.

Ini mempercepat pemenuhan pesanan, mengurangi kesalahan manual, serta meningkatkan kepuasan pelanggan melalui fitur pelacakan pengiriman real-time.

  • Kelebihan: Karena populer, banyak platform e-commerce sudah menyediakan integrasi bawaan, sehingga proses pengaturannya relatif cepat
  • Kekurangan: Biasanya, tingkat kustomisasi dari integrasi bawaan ini terbatas.

3. Integrasi marketplace

Serupa dengan integrasi e-commerce, jenis ini menghubungkan platform marketplace seperti Amazon atau eBay dengan sistem 3PL untuk mengirimkan data pesanan dan pengiriman secara otomatis.

Integrasi ini membantu bisnis memperluas jangkauan penjualan ke berbagai kanal dan mendukung strategi pemenuhan multichannel.

  • Kelebihan: Pengaturannya umumnya mudah karena adanya integrasi bawaan
  • Kekurangan: Fleksibilitas kustomisasinya tetap terbatas.

4. Integrasi manajemen inventaris

Menghubungkan perangkat lunak manajemen inventori dengan sistem 3PL memungkinkan berbagi data stok secara real-time di berbagai lokasi.

  • Kelebihan: Membantu bisnis mendapatkan visibilitas dan kontrol yang lebih baik atas persediaan, catatan stok yang lebih akurat, serta mengurangi risiko stock out dan overstock.
  • Kekurangan: Integrasi jenis ini biasanya memerlukan pengaturan tambahan seperti konfigurasi API khusus, data mapping, atau pengaturan tingkat lanjut.

5. Integrasi Order Management System (OMS)

Integrasi OMS dengan sistem 3PL memungkinkan proses order routing, pemenuhan pesanan, dan penanganan retur barang yang lebih lancar.

  • Kelebihan: Sangat membantu perusahaan dengan volume pesanan tinggi atau yang banyak kanal penjualan, karena membantu mengoordinasikan operasional secara terpusat dan efisien.
  • Kekurangan: Pengaturannya bisa lebih kompleks dan memerlukan pengujian daripada solusi bawaan standar.

6. Integrasi Enterprise Resource Planning (ERP)

Integrasi ERP menyinkronkan data inti bisnis seperti akuntansi, pengadaan, dan manajemen pelanggan dengan informasi dari mitra 3PL.

  • Kelebihan: Cocok untuk perusahaan besar yang membutuhkan visibilitas menyeluruh, koordinasi lintas departemen, dan laporan terpadu.
  • Kekurangan: Meskipun banyak sistem ERP sudah menyediakan modul integrasi, proses konfigurasinya tetap memerlukan waktu dan penyesuaian yang cukup karena kompleksitas data dan proses yang terlibat.

Baca Juga: 10 Daftar Aplikasi ERP Terbaik yang Bisa Anda Pilih

5 Manfaat Utama dari Integrasi 3PL

integrasi 3pl 1

Berikut adalah 5 manfaat utama dari penerapan integrasi 3PL:

1. Akurasi yang Lebih Tinggi

Integrasi membantu mengotomatisasi transfer data antara sistem internal dan sistem milik 3PL, sehingga mengurangi entri manual.

Hasilnya, pencatatan stok, pemrosesan pesanan, maupun detail pengiriman menjadi lebih akurat dan minim kesalahan.

Selain itu, akurasi ini dapat terus ditingkatkan dengan melakukan audit rutin terhadap aliran data serta menyiapkan notifikasi otomatis untuk mendeteksi ketidaksesuaian.

2. Pengurangan biaya operasional

Dengan bermitra bersama 3PL, bisnis tidak perlu lagi berinvestasi besar dalam gudang, armada pengiriman, atau tenaga kerja ekstra untuk memenuhi pesanan.

Hal ini mengubah biaya tetap menjadi biaya variabel, sekaligus menghindari risiko kapasitas berlebih atau tenaga kerja yang tidak efisien.

Integrasi sistem memperbesar penghematan ini dengan menghilangkan sebagian besar pekerjaan manual dalam pengelolaan layanan 3PL, karena data mengalir otomatis di antara kedua pihak.

Pemeriksaan berkala terhadap penggunaan layanan dan efektivitas integrasi juga membantu mencegah pembengkakan biaya.

3. Kemampuan otomatisasi yang lebih luas

Menghubungkan sistem internal secara langsung dengan 3PL memungkinkan pertukaran data dan pemrosesan aktivitas logistik secara otomatis dan real-time, tanpa banyak intervensi manual.

Tugas penting seperti pemenuhan pesanan, pembaruan status pengiriman, pelacakan stok, hingga pengelolaan retur dapat disinkronkan otomatis antar sistem.

Setiap langkah bisa memicu proses berikutnya, sehingga mengurangi keterlambatan dan alur kerja yang berbelit.

4. Visibilitas yang lebih baik

Integrasi 3PL menyatukan data real-time mengenai tingkat inventori, status pesanan, dan pelacakan pengiriman dalam satu dashboard yang mudah diakses dan siap digunakan untuk analisis.

Transparansi ini membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat, memperbaiki perencanaan, serta menyelesaikan masalah dengan cepat.

Untuk hasil maksimal, perusahaan dapat menggabungkan fitur pelaporan dan peringatan dari sistem internal mereka dengan yang dimiliki penyedia 3PL, lalu menjadwalkan sesi evaluasi rutin agar wawasan yang diperoleh benar-benar ditindaklanjuti.

5. Kepuasan pelanggan yang lebih tinggi

Gabungan dari akurasi, visibilitas, otomatisasi, kecepatan, dan efisiensi biaya akan menghasilkan pemenuhan pesanan yang lebih andal, pengiriman yang tepat waktu, dan pelanggan bisa melacak pesanan secara real-time.

Semua hal ini membuat pelanggan menjadi lebih puas, percaya pada bisnis, dan loyal, sehingga mereka tidak ragu untuk berbisnis dengan Anda lagi.

Baca Juga: 7 Strategi Meningkatkan Manajemen Supply Chain Bisnis Retail

Tantangan Dalam Integrasi 3PL dan Cara Mengatasinya

integrasi 3pl 3

Proses integrasi 3PL sering kali tidak mudah, terutama bagi perusahaan dengan kebutuhan bisnis yang kompleks atau lingkungan teknologi yang melibatkan banyak platform.

Dengan mengenali potensi hambatan sejak awal, perusahaan bisa menetapkan ekspektasi yang realistis, mengalokasikan sumber daya dengan efektif, serta menerapkan strategi untuk mencegah dan mengatasi masalah.

Berikut beberapa tantangan umum dalam integrasi 3PL, beserta tips untuk mengatasinya:

1. Integrasi sistem yang kompleks

Masalah:

Menghubungkan sistem perusahaan dengan sistem milik penyedia 3PL (seperti ERP, OMS, e-commerce, atau software manajemen stok) sering kali rumit.

Hal ini karena setiap sistem mungkin punya struktur data yang berbeda, cara komunikasi yang tidak sama, dan belum tentu menggunakan API (Application Programming Interface) standar.

Perusahaan yang memakai software lama atau yang sudah dikustomisasi biasanya menghadapi kesulitan tambahan saat mencoba menyambungkannya ke sistem 3PL.

Solusi:

  • Sebelum integrasi, tim IT sebaiknya melakukan tahap “technical discovery” untuk memetakan alur data dan kebutuhan integrasi.
  • Banyak vendor 3PL yang sudah menyediakan API atau kit integrasi bawaan untuk sistem tertentu. Jadi, gunakan opsi ini bila tersedia agar prosesnya lebih cepat dan aman.

2. Menjaga keamanan data

Masalah:

Integrasi dengan 3PL berarti perusahaan harus berbagi data pelanggan, stok, dan pesanan.

Ini membawa risiko keamanan yang lebih tinggi karena data berpindah antara dua sistem.

3PL sendiri sering menjadi target serangan siber, dan aturan privasi data membuat integrasi semakin kompleks.

Solusi:

  • Pilih mitra 3PL yang menerapkan standar keamanan tinggi, seperti enkripsi data menyeluruh dan multi-factor authentication.
  • Lakukan audit keamanan secara rutin
  • Buat perjanjian tertulis tentang perlindungan data
  • Berikan pelatihan keamanan siber kepada karyawan untuk meminimalkan risiko kebocoran.

3. Menyatukan data dari berbagai sistem

Masalah:

Sistem yang berbeda biasanya punya cara penamaan, struktur data, dan waktu pembaruan yang tidak sama.

Akibatnya, bisa terjadi ketidaksinkronan data. Misalnya jumlah stok tidak sesuai, laporan tidak akurat, atau pesanan salah kirim.

Solusi:

  • Tentukan penanggung jawab untuk setiap jenis data dan bagaimana sinkronisasinya.
  • Gunakan alat bantu seperti data mapping tool atau middleware untuk menstandarkan format data dan memeriksa kesalahan sebelum dikirim.
  • Lakukan pengecekan data secara berkala agar perbedaan bisa segera menemukan dan memperbaiki perbedaan sebelum berdampak pada pelanggan.

4. Manajemen biaya

Masalah:

Integrasi dengan 3PL bisa menghabiskan biaya besar, terutama bila perlu perusahaan perlu mengembangkan sistem khusus, memperbarui software, atau menunda proyek yang ada.

Selain biaya awal, perusahaan juga harus siap dengan pengeluaran berkelanjutan seperti biaya pemeliharaan sistem, transaksi, dan peningkatan di masa depan.

Solusi:

  • Sebelum memulai proyek, buat perencanaan dan ruang lingkup yang jelas
  • Jika memungkinkan, gunakan teknologi atau solusi siap pakai yang sudah mendukung integrasi 3PL untuk menghemat biaya pengembangan.
  • Pantau biaya secara berkala dan bandingkan dengan manfaat yang diperoleh untuk memastikan investasi tetap efisien.

Baca Juga: Pengertian Inbound dan Outbound Logistik Beserta Perbedaanya

Tips Terbaik dalam Integrasi 3PL

integrasi 3pl 2

Strategi integrasi 3PL bisa berbeda untuk setiap perusahaan tergantung pada ukuran bisnis, jenis industri, sistem teknologi yang digunakan, dan tujuan operasionalnya.

Meski begitu, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar proses integrasi berjalan lancar, hasilnya cepat terlihat, dan kerja sama dengan mitra 3PL semakin kuat, yaitu:

1. Mulailah dengan tujuan yang jelas

Banyak integrasi 3PL gagal memberikan hasil maksimal karena tidak memiliki arah yang pasti sejak awal.

Karena itu, tentukan terlebih dahulu apa yang ingin Anda capai, apakah ingin meningkatkan akurasi stok, mempercepat proses pengiriman, atau memperbaiki layanan pelanggan.

2. Tentukan KPI

Setelah menetapkan tujuan, tentukan juga indikator kinerja atau KPI yang relevan. Tanpa tolok ukur yang jelas, sulit untuk menilai apakah integrasi 3PL benar-benar memberikan manfaat.

KPI bisa berupa tingkat akurasi pesanan, selisih stok, kecepatan pemrosesan pesanan, atau waktu aktif sistem.

Dengan KPI yang tepat, perusahaan bisa menilai kinerja integrasi secara objektif dan menemukan area yang perlu ditingkatkan.

3. Lindungi data sensitif

Integrasi 3PL melibatkan pertukaran data penting seperti informasi pelanggan, transaksi, dan inventori yang rentan diserang jika tidak dijaga.

Untuk mencegah risiko tersebut, gunakan langkah keamanan seperti enkripsi data, pembatasan akses pengguna, serta protokol pengiriman yang aman.

Pastikan juga penyedia 3PL mematuhi standar keamanan yang telah disepakati, dan lakukan audit rutin agar sistem tetap terlindungi.

4. Manfaatkan pelacakan real-time untuk meningkatkan efisiensi.

Tanpa pemantauan langsung, perusahaan bisa kehilangan kendali atas stok dan pengiriman.

Namun dengan pelacakan real-time, bisnis dapat memantau status inventori dan pengiriman secara akurat, mempercepat pengambilan keputusan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

5. Standarkan format data

Perbedaan format data antar sistem sering kali menjadi penyebab utama kesalahan dalam integrasi.

Menggunakan format standar seperti EDI (misalnya ANSI X12 atau EDIFACT) akan memudahkan pertukaran data antar sistem dan mengurangi potensi error.

Standardisasi juga membuat integrasi dengan sistem baru di masa depan menjadi lebih cepat dan efisien.

Baca Juga: Pengertian Reverse Logistic, Cara Kerja, Jenis, dan Strateginya

Kesimpulan

Integrasi 3PL membantu menghubungkan sistem logistik dengan teknologi internal perusahaan, sehingga proses pemenuhan pesanan menjadi lebih cepat, biaya operasional lebih hemat, dan kepuasan pelanggan meningkat.

Untuk mendukung integrasi 3PL Anda, gunakan software akuntansi Kledo yang bisa mencatat setiap transaksi secara otomatis, memantau arus kas, serta menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan real time.

Selain itu, Kledo juga memiliki banyak fitur untuk mendukung pengelolaan inventaris multi gudang dan multi cabang.

Tertarik? Yuk, coba Kledo gratis sekarang juga lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

four × one =