Dalam industri perhotelan yang sangat kompetitif, memahami faktor-faktor yang mendorong profitabilitas adalah hal yang penting bagi hotel yang ingin sukses.
Analisis profitabilitas hotel merupakan pendekatan yang komprehensif, yang mencakup aspek perolehan pendapatan, pengelolaan biaya, serta efisiensi operasional.
Namun, memulai analisis profitabilitas hotel memang bukan hal yang mudah, karena ada banyak hal yang perlu Anda persiapkan sebelumnya.
Artikel ini akan membahas faktor yang memengaruhi profitabilitas hotel, cara mengukurnya, dan 7 langkah melakukan analisis.
Apa Itu Profitabilitas Hotel?
Banyak orang sering menganggap istilah “pendapatan (revenue)”, “laba (profit)”, dan “profitabilitas” sama, padahal ketiganya memiliki arti yang sangat berbeda.
Inilah arti dari ketiga istilah tersebut dalam konteks hotel:
- Pendapatan: Uang yang diperoleh dari penyewaan kamar dan layanan lainnya
- Laba: Pendapatan yang tersisa setelah seluruh biaya dikurangkan.
- Profitabilitas: Mengukur seberapa efektif hotel mengonversi pendapatannya menjadi laba.
Profitabilitas hotel menunjukkan seberapa efektif sebuah properti mampu menghasilkan pendapatan yang melebihi biaya operasionalnya sehingga menghasilkan laba bersih yang positif.
Konsep ini sangat penting bagi pemilik karena tingkat profitabilitas yang kuat memberikan kemampuan bagi hotel untuk menjaga keberlanjutan keuangan, melakukan reinvestasi dalam bisnis, serta menarik minat investor maupun pemberi pinjaman.
Baca Juga: Analisis Profitabilitas: Pengertian, Fungsi, Metode, & Tipsnya
Apa yang Mempengaruhi Profitabilitas Hotel?
Ada berbagai faktor yang saling berhubungan dan memengaruhi pendapatan dan biaya hotel, dan pada akhirnya menentukan tingkat profitabilitasnya.
Sebagian adalah faktor internal yang dapat dikendalikan (atau setidaknya dipengaruhi) oleh hotel, seperti tingkat layanan, fasilitas, ukuran properti, atau reputasi brand.
Sementara itu, faktor lainnya bersifat eksternal, termasuk kondisi pasar, musim, serta tingkat persaingan di wilayah sekitar.
Berikut ini adalah penjelasan tentang faktor yang memengaruhi profitabilitas hotel:
1. Jenis hotel dan tingkat hunian
Hotel mewah umumnya mampu mencapai margin laba yang lebih tinggi berkat harga premium dan pengeluaran tamu yang lebih besar.
Sementara itu, hotel ekonomis cenderung mengutamakan efisiensi operasional dan volume penjualan.
Tingkat hunian memperkuat perbedaan ini, karena hotel dengan tarif harian rata-rata yang lebih tinggi membutuhkan jumlah pemesanan yang lebih sedikit untuk menutup biaya dan mempertahankan profitabilitas dibandingkan hotel dengan margin yang tipis.
2. Segmen pasar
Wisatawan bisnis biasanya bersedia membayar tarif lebih tinggi dan memberikan permintaan yang stabil pada hari kerja.
Sementara itu, wisatawan lokal cenderung mencari harga yang lebih terjangkau pada periode dengan volume tinggi, seperti akhir pekan atau hari libur.
Komposisi tamu yang optimal bagi sebuah hotel bergantung pada lokasi, ketersediaan fasilitas penunjang bisnis seperti ruang rapat atau internet berkecepatan tinggi, serta kemampuan properti untuk melayani kebutuhan bisnis sekaligus volume permintaan.
3. Lokasi hotel
Hotel yang berada di kawasan perkotaan atau dekat destinasi wisata sepanjang tahun menikmati permintaan yang relatif stabil, namun menghadapi biaya tenaga kerja dan properti yang lebih tinggi.
Sebaliknya, hotel resor dapat menetapkan harga premium pada musim puncak, tetapi tetap harus mempertahankan staf dan operasional sepanjang tahun.
Faktor regional juga memengaruhi profitabilitas, karena kondisi pasar dapat mendorong kenaikan upah, biaya utilitas, dan kewajiban pajak.
4. Reputasi brand
Hotel dengan brand yang sudah terkenal biasanya memiliki program loyalitas sendiri, tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi, kampanye pemasaran yang luas, serta kemitraan strategis.
Dengan ini, hotel dengan brand besar bisa menetapkan harga lebih tinggi dan menjaga tingkat hunian.
Di sisi lain, hotel independen lebih fleksibel dalam operasional dan tidak perlu membayar biaya waralaba.
Namun, mereka harus menanggung sendiri biaya pemasaran dan akuisisi tamu, yang dapat memengaruhi profitabilitas dan menghambat pertumbuhan.
5. Musiman
Hotel tetap harus menanggung biaya tetap, seperti sewa dan gaji administratif, selama periode sepi, dan sering kali menutup kekurangan arus kas dengan simpanan dari musim puncak.
Banyak hotel mengurangi penurunan profitabilitas di luar musim dengan mengembangkan struktur biaya yang fleksibel dan strategi pemasaran ekstra.
Misalnya, seperti diskon menginap, menjalin kerja sama dengan atraksi lokal, memperpanjang jangka waktu pembayaran vendor, atau menyediakan paket layanan tambahan.
6. Persaingan
Persaingan dan perubahan permintaan secara langsung memengaruhi profitabilitas, di mana pasar yang kelebihan pasokan cenderung menekan harga dan margin.
Pembukaan hotel baru, renovasi kompetitor, serta platform akomodasi alternatif yang tidak mengikuti model harga tradisional (seperti penyewaan peer-to-peer) menuntut hotel untuk terus menyesuaikan strategi pemasaran dan penetapan harga agar tetap mencapai target profitabilitas.
Baca Juga: Mengetahui Rumus Profitabilitas dan Manfaatnya
Cara Mengukur Profitabilitas Hotel

Meskipun terdapat puluhan KPI untuk memantau berbagai aspek bisnis, 8 indikator berikut adalah yang paling umum di industri perhotelan:
1. Tingkat hunian (Occupancy rate)
Tingkat hunian mengukur persentase kamar yang tersedia dan terjual dalam periode tertentu.
Indikator ini penting karena inventaris kamar bersifat tidak dapat disimpan (perishable).
Rumus:
Occupancy rate = (Jumlah kamar terjual / Total kamar tersedia) × 100
Misalnya, diperkirakan Hotel Berseri memiliki 75 kamar yang tersedia selama bulan Juni, tetapi rata-rata hanya menjual 50 kamar per hari.
Maka tingkat huniannya adalah 50 / 75 × 100 = 66,7%.
2. Tarif Harian Rata-Rata (Average Daily Rate (ADR))
Tarif Harian Rata-Rata adalah rata-rata pendapatan sewa yang diperoleh per kamar terjual per hari. Metrik ini membantu hotel menilai strategi harga dan kinerja pendapatan.
Rumus:
Tarif Harian Rata-Rata= Total pendapatan kamar / Jumlah kamar terjual
Misalnya, hotel tersebut memperoleh total pendapatan kamar sebesar Rp624.000.000 selama bulan Juni.
Dengan total kamar terjual sebanyak 1.560 kamar (52 kamar × 30 hari), maka Tarif Harian Rata-Rata-nya adalah: Rp624.000.000 / 1.560 = Rp400.000
3. Pendapatan Per Kamar yang Tersedia (Revenue per Available Room (RevPAR))
Metrik ini mengukur efisiensi hotel dalam menghasilkan pendapatan dengan mempertimbangkan tingkat hunian dan Tarif Harian Rata-Rata.
Rumus:
Pendapatan Per Kamar yang Tersedia = Tarif Harian Rata-Rata × Tingkat Hunian
Pendapatan Per Kamar yang Tersedia Hotel Berseri adalah Rp400.000 × 65% = Rp260.000
4. Total Pendapatan Per Kamar yang Tersedia
Ini adalah metrik yang lebih komprehensif karena mencakup seluruh sumber pendapatan, baik dari kamar maupun pendapatan tambahan lainnya.
Rumus:
Total Pendapatan Per Kamar yang Tersedia = Total pendapatan / Total kamar tersedia
Jika hotel memperoleh pendapatan tambahan sebesar Rp156.000.000 selama bulan Juni, maka total pendapatannya menjadi Rp780.000.000.
Total kamar tersedia dalam sebulan adalah 2.400 kamar (80 kamar × 30 hari).
Maka, total pendapatannya = Rp780.000.000 / 2.400 = Rp325.000
Baca Juga: Akuntansi Perhotelan: Tantangan dan Hal yang Harus Diperhatikan
5. Biaya per Kamar (Cost per Occupied Room (CPOR))
Metrik ini mengukur rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan per kamar terjual, termasuk biaya tenaga kerja, utilitas, dan perlengkapan.
Metrik ini membantu menilai efisiensi operasional dan peluang pengendalian biaya.
Rumus:
Biaya per Kamar = Total biaya operasional / Jumlah kamar terjual
Jika total biaya Seaside Motel pada bulan Juni adalah Rp600.600.000, maka Biaya per Kamar-nya sebesar Rp600.600.000 / 1.560 = Rp385.000.
6. Persentase biaya tenaga kerja
Indikator ini menunjukkan perbandingan biaya tenaga kerja terhadap total pendapatan dan membantu mengevaluasi efisiensi pengelolaan staf, yang merupakan salah satu komponen biaya terbesar hotel.
Rumus:
Persentase biaya tenaga kerja = (Total biaya tenaga kerja / Total pendapatan) × 100
Apabila biaya tenaga kerja hotel selama Juni mencapai Rp171.600.000, maka persentase biaya tenaga kerjanya adalah: (Rp171.600.000 / Rp780.000.000) × 100 = 22%
7. Laba operasional kotor
Laba operasional kotor mengukur profitabilitas hotel secara keseluruhan dengan mempertimbangkan pendapatan dan biaya pada basis per kamar.
Metrik ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja semua departemen dan sering dibandingkan dengan target internal, kinerja historis, serta standar industri.
Rumus:
Laba operasional kotor = (Total pendapatan – Total biaya) / Total kamar tersedia
Laba operasional kotor hotel tersebut adalah (Rp780.000.000 – Rp600.600.000) / 2.400 = Rp74.750.
8. Margin laba
Margin laba menunjukkan persentase pendapatan yang tersisa sebagai laba setelah seluruh biaya dikurangkan.
Ini merupakan ukuran profitabilitas yang paling komprehensif.
Rumus:
Margin laba = (Total pendapatan – Total biaya) / Total pendapatan × 100
Berdasarkan seluruh data di atas, margin laba hotel pada bulan Juni adalah:
(Rp780.000.000 – Rp600.600.000) / Rp780.000.000 × 100 = 23%
Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Hotel dan Komponen di Dalamnya
Apa Itu Margin Laba Hotel?

Margin laba hotel adalah persentase pendapatan yang tersisa sebagai laba setelah seluruh biaya operasional diperhitungkan.
Margin ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total pendapatan, kemudian dikalikan 100.
Sebagai contoh, jika sebuah hotel menghasilkan pendapatan sebesar Rp15 miliar dan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp12,75 miliar, maka margin labanya adalah 15%, seperti perhitungan berikut:
Laba bersih = Pendapatan – Biaya
Rp15.000.000.000 – Rp12.750.000.000 = Rp2.250.000.000
Margin laba hotel = (Laba bersih / Pendapatan) × 100
(Rp2.250.000.000 / Rp15.000.000.000) × 100 = 15%
Secara umum, margin laba hotel berada pada kisaran 10% hingga 30%.
Hotel budget atau kelas ekonomi biasanya berada di kisaran margin yang lebih rendah, sementara hotel berbintang dan hotel mewah dapat mencapai margin yang lebih tinggi berkat tarif premium serta tambahan pendapatan dari layanan pendukung seperti restoran, spa, dan ruang pertemuan.
Baca Juga: Contoh Laporan Neraca Hotel dan Download Templatenya Gratis
Cara Melakukan Analisis Profitabilitas Hotel
Seberapa sering Anda harus melakukan analisis profitabilitas hotel? Jawabannya tergantung pada ukuran hotel, kondisi pasar, serta praktik manajemen yang diterapkan.
Idealnya, untuk memantau kinerja bisnis, lakukan analisis profitabilitas hotel setiap bulan. Lalu, lakukan analisis yang lebih mendalam setiap tiga bulan sekali atau setahun sekali.
Hasil analisis profitabilitas ini kemudian dimanfaatkan oleh pemilik, investor, kepala departemen, tim penjualan dan pemasaran, serta pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun strategi, menetapkan target, dan memantau kinerja bisnis.
Berikut adalah 7 langkah utama dalam melakukan analisis profitabilitas hotel yang komprehensif.
1. Mengumpulkan dan meninjau data keuangan

Langkah pertama dalam analisis profitabilitas hotel adalah mengumpulkan dan meninjau data keuangan dari berbagai sumber.
Anda bisa mengumpulkan data-data dari software akuntansi atau aplikasi POS yang Anda gunakan.
Laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas juga merupakan sumber data yang sangat penting.
Dalam proses pengumpulan data, penting untuk menentukan periode analisis yang tepat dengan mempertimbangkan faktor musiman, kondisi pasar, dan siklus bisnis.
Setelah data terkumpul, data tersebut perlu disusun dalam format yang terstruktur, diverifikasi akurasi dan konsistensinya, serta disesuaikan dengan standar.
Tahap peninjauan awal juga diperlukan untuk mengidentifikasi tren umum, pola tertentu, serta perbedaan atau anomali yang signifikan dan memerlukan analisis lanjutan.
2. Menghitung metrik profitabilitas utama
Metrik profitabilitas utama membantu manajer hotel menilai kesehatan keuangan properti dan mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan operasional serta kinerja keuangan.
Memantau dan menganalisis metrik ini secara rutin memungkinkan manajemen hotel meningkatkan efisiensi operasional, mengendalikan biaya, serta membuat keputusan berbasis data terkait penetapan harga, investasi, dan alokasi sumber daya.
Selain laba operasional kotor dan margin laba, dua metrik profitabilitas penting lainnya adalah:
- EBITDA: Mengukur profitabilitas hotel sebelum memperhitungkan faktor nonoperasional, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi pendapatan inti hotel.
- Net operating income: Menunjukkan profitabilitas hotel setelah memperhitungkan seluruh biaya operasional, namun sebelum kewajiban utang dan pajak. Sehingga, metrik ini berguna untuk menilai kemampuan hotel dalam menghasilkan pendapatan operasional.
Anda perlu membandingkan metrik-metrik tersebut dengan anggaran, proyeksi, kinerja periode sebelumnya, serta tolok ukur industri.
Perbandingan ini membantu mengidentifikasi selisih kinerja, melihat tren, dan menilai posisi keuangan hotel dibandingkan para pesaing.
3. Menganalisis efisiensi operasional
Tujuan utama dari analisis efisiensi operasional adalah memaksimalkan output, yaitu aktivitas yang menghasilkan pendapatan, sambil meminimalisir input seperti biaya tenaga kerja dan utilitas.
Dengan begitu, hotel bisa menekan biaya dan meningkatkan profitabilitas.
Menghemat biaya tenaga kerja
Pengelolaan tenaga kerja menjadi aspek yang sangat penting karena biaya gaji biasanya merupakan porsi terbesar dari biaya operasional hotel.
Hotel dapat mengelola biaya tenaga kerja secara aktif dengan cara:
- Memantau tingkat hunian
- Menyesuaikan jumlah staf
- Menerapkan program cross-training
- Memanfaatkan teknologi untuk mengotomatisasi tugas dan menyempurnakan proses kerja.
Menghemat biaya utilitas
Biaya utilitas juga merupakan komponen pengeluaran besar yang sering menjadi fokus dalam analisis profitabilitas hotel.
Peningkatan efisiensi operasional dapat dicapai melalui:
- Audit energi
- Investasi pada sistem hemat energi
- Menghemat air
- Menggunakan teknologi pintar untuk mengurangi konsumsi energi dan biaya.
4. Mengevaluasi sumber pendapatan tambahan
Pendapatan tambahan dari berbagai sumber seperti makanan dan minuman, layanan spa, serta parkir dapat meningkatkan profitabilitas hotel secara signifikan dan mengurangi ketergantungan pada pendapatan kamar.
Diversifikasi sumber pendapatan membantu hotel menghadapi fluktuasi pasar sehingga bisnis menjadi lebih stabil, tangguh, dan berkelanjutan.
Untuk meningkatkan profitabilitas produk atau layanan tambahan, hotel dapat memperbaiki pengalaman tamu, mempromosikan layanan secara lebih efektif, serta melatih staf agar mampu melakukan upselling dan cross-selling.
Selain itu, hotel juga perlu mengeksplorasi peluang pendapatan baru berdasarkan preferensi tamu dan tren pasar, seperti menghadirkan program wellness atau menjalin kerja sama dengan bisnis lokal.
5. Menilai kepuasan dan retensi tamu

Tamu yang merasa puas cenderung kembali menginap lagi, merekomendasikan hotel kepada orang lain, serta memberikan ulasan positif secara online.
Hal ini pada akhirnya mendorong tingkat hunian yang lebih tinggi, peningkatan tarif harian rata-rata, dan profitabilitas yang lebih besar.
Untuk menilai tingkat kepuasan tamu, hotel dapat menggunakan berbagai metode, seperti:
- Survei setelah menginap
- Pemantauan ulasan di platform online
- Mengumpulkan umpan balik secara langsung.
- Membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki sehingga hotel dapat menyempurnakan layanan dan fasilitas agar lebih sesuai dengan ekspektasi tamu.
- Analisis data tamu untuk melihat tren dan pola kepuasan berdasarkan segmen pelanggan.
- Terapkan program loyalitas
- Tangani keluhan atau masalah secara proaktif
6. Melakukan benchmarking kinerja
Benchmarking kinerja memungkinkan hotel membandingkan metrik keuangan dan operasionalnya dengan standar industri, pesaing, serta data historis internal.
Dengan memahami posisi kinerja hotel dibandingkan kompetitor, manajer dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, menetapkan target yang realistis, serta mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan profitabilitas.
Dalam melakukan benchmarking, hotel perlu mempertimbangkan karakteristik unik seperti lokasi, segmen pasar yang dituju, dan jenis properti agar perbandingan tetap relevan dan adil.
Selain perbandingan eksternal, hotel juga perlu memantau kinerja internal dari waktu ke waktu untuk mengidentifikasi tren serta mengevaluasi dampak dari inisiatif atau peristiwa tertentu.
7. Menyusun rekomendasi strategis
Tahap terakhir dalam analisis profitabilitas hotel adalah menyusun strategi yang dapat ditindaklanjuti untuk meningkatkan profitabilitas.
Rekomendasi strategis harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan spesifik hotel, dengan mempertimbangkan target pasar, tingkat persaingan, serta sumber daya yang tersedia.
Rekomendasi ini dapat berkaitan dengan strategi manajemen pendapatan yang diterapkan hotel, berfokus pada peningkatan efisiensi operasional, atau mengombinasikan keduanya.
Contoh rekomendasi umum yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas antara lain investasi pada teknologi dan otomatisasi, optimalisasi penjadwalan staf, serta penerapan inisiatif penghematan energi.
Agar lebih efektif, sebaiknya susun rekomendasi yang spesifik, terukur, realistis, dan relevan, serta dilengkapi dengan jangka waktu pelaksanaan yang jelas.
Baca Juga: Contoh Invoice Hotel Paling Lengkap dan Mudah untuk Dibuat
Kesimpulan
Jadi, itulah penjelasan mengenai analisis profitabilitas hotel. Bisnis mesti melakukan analisis ini agar mereka bisa menetapkan strategi harga yang baik dan mengevaluasi strategi pertumbuhan ke depannya.
Analisis profitabilitas akan menjadi lebih mudah jika Anda memiliki sistem yang menampung data-data keuangan hotel Anda seperti penjualan, pembelian, dan inventaris.
Salah satu sistem yang bisa Anda gunakan adalah software akuntansi Kledo, yang memiliki fitur pencatatan penjualan, penagihan invoice otomatis, dan membantu Anda memantau bisnis dari mana saja dan kapan saja.
Yuk, daftar Kledo sekarang juga lewat tautan ini!
- Cara Melakukan Analisis Profitabilitas Hotel dalam 7 Langkah - 19 Desember 2025
- Carrying Cost adalah: Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya - 18 Desember 2025
- Berapa Profit Margin Bisnis yang Baik Untuk Bisnis Anda? - 18 Desember 2025
