Activity Based Costing: Pembahasan Lengkap dan Cara Penerapannya di Bisnis

activity based costing

Apakah kawan Kledo pernah mendengar activity based costing? Bayangkan ini: setiap produk yang kita gunakan atau lihat memiliki label harga (biaya + margin keuntungan), keputusan penetapan harga dapat menjadi perbedaan antara produk yang berhasil atau gagal.

Dalam penetapan biaya tradisional, biaya variabel tersebar di seluruh lini produk secara seragam terlepas dari produk yang menghabiskan biaya tersebut atau tidak. Namun produk yang berbeda memerlukan alat, keterampilan, dan durasi waktu (jam kerja) yang berbeda untuk diproduksi.

Sementara biaya tetap tetap sama, biaya overhead bervariasi, yang pada gilirannya membuat biaya total berbeda untuk setiap produk yang diproduksi di bawah lini fasilitas yang sama.

Fokus metode penetapan biaya berdasarkan aktivitas atau activity based costing (ABC) adalah pada aktivitas-aktivitas yang meningkatkan biaya variabel/overhead produk.

Ini adalah metode alokasi biaya yang lebih canggih daripada metode penetapan biaya berbasis volume tradisional.

Activity Based Costing atau ABC pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Cooper pada tahun 1980-an. Model ini berfokus pada biaya produksi tidak langsung, berbeda dengan metode alokasi biaya penyerapan dari penetapan biaya tradisional.

Untuk mengetahui lebih jauh pembahasan tentang activity based costing dan penerapannya dalam bisnis, kawan Kledo bisa membaca artikel ini sampai selesai:

Apa itu Activity Based Costing?

activity based costing

Activity Based Costing atau ABC adalah pendekatan yang dibutuhkan organisasi untuk mengidentifikasi faktor atau sumber daya yang berkontribusi terhadap terjadinya biaya aktivitas utama organisasi itu.

Itu berarti semua biaya overhead pendukung harus dibebankan ke setiap produk berdasarkan penggunaan faktor-faktor yang menyebabkan overhead tersebut.

Menurut Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan ABC sebagai:

“Sebuah pendekatan untuk penetapan biaya dan pemantauan kegiatan yang melibatkan penelusuran konsumsi sumber daya dan penetapan biaya hasil akhir. Sumber daya ditugaskan ke aktivitas, dan aktivitas ke objek biaya berdasarkan perkiraan konsumsi. Yang terakhir menggunakan penggerak biaya untuk melampirkan biaya aktivitas ke output.”

Jadi bagaimana activity based costing berbeda dari metode penetapan biaya tradisional?

Dalam penetapan biaya tradisional; biaya overhead juga diserap berdasarkan biaya tetap untuk mendapatkan total biaya per unit. Ini dikenal sebagai Biaya Penyerapan.

Peningkatan volume produksi dan berbagai produk di fasilitas produksi yang sama berarti biaya overhead mungkin berbeda secara signifikan untuk produk yang berbeda yang mempengaruhi keputusan penetapan harga.

Metode ABC misalnya mempertimbangkan biaya pemasaran dan iklan, yang mungkin memiliki alokasi anggaran yang berbeda untuk produk merek yang berbeda.

Ini mengembalikan biaya variabel yang berbeda per unit untuk produk yang diproduksi di fasilitas produksi yang sama. Hal yang sama berlaku untuk industri jasa.

Pendekatan ABC mengasumsikan bahwa produk harus menyerap biaya untuk aktivitas yang timbul sebagai akibat dari produk tertentu yang diproduksi (atau layanan yang diberikan). Aktivitas tersebut terkadang sulit untuk diidentifikasi, biayanya kemudian dihitung berdasarkan aktivitas cost driving tersebut.

Baca juga: Apa Itu Budgeting? Berikut Adalah Penjelasan Lengkap dan 20 Tips Membuat Budgeting

Tahapan dalam Melakukan Activity Based Costing

Tahapan pertama: Mengidentifikasi Aktivitas:

Langkah pertama dalam ABC adalah mengidentifikasi aktivitas utama yang terjadi dalam sebuah organisasi. Jumlah kegiatan dalam produksi mungkin berbeda dari produk ke produk dan organisasi ke organisasi.

Jumlah kegiatan dalam organisasi tidak boleh terlalu besar atau terlalu kecil. Suatu kegiatan mungkin merupakan kegiatan yang sangat kecil tetapi harus membenarkan biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas tersebut.Suatu kegiatan dapat berupa kegiatan tunggal atau kombinasi dari beberapa kegiatan.

Analisis biaya-manfaat dari setiap aktivitas dapat dilakukan untuk menilai kelayakan aktivitas.

Tahapan kedua: Menentukan Kumpulan Biaya/Cost Center untuk Setia Kegiatan Utama

Cost center berarti pengelompokan total biaya untuk setiap aktivitas utama. Ini berarti alokasi dan pembagian berbagai biaya untuk aktivitas atau kelompok aktivitas tertentu.

Misalnya, total biaya pemesanan dapat dikelompokkan dalam biaya pemesanan.

Tahapan ketiga: Menentukan Pemicu Biaya/Cost Driver untuk Setiap Kegiatan Utama:

Pemicu biaya atau cost driver adalah aktivitas yang menentukan biaya. Aktivitas tersebut mengakibatkan terjadinya biaya Overhead.

Jadi, cost driver adalah faktor atau peristiwa yang mengakibatkan perubahan konsekuensial dalam biaya total objek.

Beberapa contoh cost driver adalah:

Jumlah penyiapan adalah pemicu biaya untuk biaya terkait penyiapan

Jumlah produksi berjalan adalah pemicu biaya untuk biaya produksi production

  • Jumlah pesanan pembelian adalah pemicu biaya untuk biaya pemesanan
  • Inspeksi kualitas adalah pemicu biaya untuk biaya inspeksi
  • Proses maintenance atau pemeliharaan

Pemicu biaya aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori:

1. Pemicu transaksi

Pemicu transaksi mencakup jumlah transaksi yang menghasilkan biaya overhead, misalnya, inspeksi yang dilakukan, penyiapan yang dilakukan, jumlah pesanan pembelian, dll.

2. Pemicu durasi

Pemicu durasi menentukan durasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas. Contohnya adalah jumlah jam setup, jam inspeksi dll.

3. Pemicu intensitas

Ini mengacu pada pemicu yang secara langsung membebankan biaya untuk sumber daya yang digunakan setiap kali suatu aktivitas dilakukan.

Jadi perbedaan mendasar antara driver durasi dan driver aktivitas, adalah biaya durasi biaya pada durasi rata-rata (average rate of time) dalam melakukan suatu aktivitas sedangkan driver intensitas didasarkan pada aktivitas aktual yang relevan dengan suatu produk.

Banner 3 kledo

Tahapan keempat: Perhitungan Activity Cost Driver Rate:

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan tingkat pemicu biaya aktivitas dengan membagi total biaya suatu aktivitas dengan pemicu biaya seperti yang ditunjukkan di bawah ini –

Activity driver rate = Total biaya dari aktivitas / Cost driver

Tahapan kelima: Membebankan Biaya Aktivitas ke Biaya Produk

Biaya aktivitas akan dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif cost driver sesuai dengan kebutuhan aktivitas masing-masing produk. Misalnya, suatu produk mungkin memerlukan 10 penyetelan mesin dan 1 aktivitas terkait inspeksi.

Dengan demikian, produk akan dikenakan biaya baik untuk biaya aktivitas set up mesin maupun biaya aktivitas inspeksi.

Contoh:

Total biaya kegiatan inspeksi terkait adalah 100.000 persatu batch produk yang terdiri dari 10 item, dalam satu batch memerlukan 10 kegiatan inspeksi. Tingkat drive costing akan menjadi –

Tarif drive costing pemeriksaan = 100.000/10

10.000 per batch.

Biaya terkait inspeksi untuk setiap produk adalah 1000. (10.000 untuk batch 10 item dalam batch). Demikian pula, biaya aktivitas lain akan dibebankan ke produk untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan.

Jadi secara tidak langsung rumus dalam menghitung biaya menggunakan metode activity based costing adalah:

(Overhead untuk kumpulan biaya / cost driver) X Jumlah Activity Cost Driver

Contoh Perbedaan Penghitungan Activity Based Costing Metode Tradisional

Di bagian ini, kami akan mengilustrasikan salah satu contoh tentang cara menghitung biaya sesuai activity based costing. Selain itu, kami juga memberikan perbandingan dengan penhitungan biaya tradisional.

Misalkan PT XYZ memproduksi empat produk. Ini adalah produk P1, P2, P3 dan P4. Output dan biaya level adalah sebagai berikut:

ProdukUnit KeluaranJumlah Produksi BerjalanBiaya Material per UnitJam Kerja Langsung per UnitJam Mesin per Unit
P11032011
P21037022
P310042011
P410047044

Biaya jam kerja langsung per jam adalah US $ 4

Data dalam kaitannya dengan biaya overhead manufaktur adalah sebagai berikut:

Biaya OverheadUS$
Biaya variabel jangka pendek3,000
Biaya pengaturan10,500
Biaya ekspedisi dan penjadwalan9,000
Biaya penanganan bahan7,500
 Total biaya Overheads30,000

Yang perlu dilakukan:

Siapkan biaya unit untuk setiap produk dengan menggunakan metode biaya sebagai berikut:

  • Penghitungan biaya tradisional – Biaya Penyerapan
  • Activity based costing– ABC

Asumsi: Asumsikan bahwa dalam pendekatan biaya penyerapan tradisional, PT XYZ menggunakan tingkat jam kerja langsung sebagai tingkat penyerapan di atas kepala.

Perbandingan:

Menghitung biaya sesuai biaya penyerapan atau metode biaya tradisional.

Dalam biaya tradisional, pertama, kita perlu menghitung Tingkat Overhead Penyerapan atau hanya Tingkat Penyerapan. Sesuai contoh di atas, tarif overhead adsorpsi didasarkan pada jam kerja langsung.

Di bawah ini adalah rumus tingkat overhead penyerapan berdasarkan jam kerja langsung:

Tingkat Overhead Penyerapan = Biaya Overhead/Total Jam Kerja Langsung

mana:

Total Biaya Overhead = US$30.000

Total Jam Kerja Langsung dihitung untuk jumlah empat produk sebagai berikut:

P1 = 10 x 1 = 10 Jam

P2 = 10 x 2 = 20 Jam

P3 = 100 x 1 = 100 Jam

P4 = 100 x 4 = 400 Jam

Dengan demikian, Jam Kerja Langsung Tota adalah 530 Jam

Oleh karena itu, Tingkat Penyerapan = US$30.000 / 530 = US$56,6 per tenaga kerja langsung

Total biaya akan diringkas sebagai berikut:

ProdukP1
US$
P2
US$
P3
US$
P4
US$
Total dalam
US$
Bahan Langsung200.00700.002,000.007,000.009,900.00
Tenaga Kerja Langsung40.0080.00400.001,600.002,120.00
Overhead566.041,132.085,660.3822,641.5130,000.00
Total806.041,912.088,060.3831,241.5142,020.00
Unit yang Diproduksi1010100100
Biaya per Unit80.60191.2080.60312.40

Catatan: Perhitungan biaya setiap produk adalah sebagai berikut:

Bahan baku Langsung:

P1 = 20 x 10 = US$200

P2 = 70 x 10 = US$700

P3 = 20 x 100 = US$2.000

P4 = 70 x 100 = US$7.000

Tenaga Kerja Langsung:

P1 = 1x4x10 = US$40

P2 = 2x4x10 = US$80

P3 = 1x4x100 = US$400

P4 = 4x4x100 = US$1.600

Overhead:

P1 = 1x10x56,6 = US$566

P2 = 2x10x56,6 = US$1.132

P3 = 1x100x56,6 = US$5.660

P4 = 4x100x56,6 = US$22.640

Menghitung biaya berdasarkan activity based costing

Di bawah metode biaya berbasis aktivitas, kita berasumsi lebih lanjut bahwa pendorong biaya pengaturan, biaya ekspedisi dan penjadwalan serta biaya penanganan material didasarkan pada jumlah produksi yang berjalan.

Sementara cost driver untuk biaya variabel jangka pendek adalah jam mesin.

Dengan demikian, biaya produk per unit adalah sebagai berikut:

ProdukP1
US$
P2
US$
P3
US$
P4
US$
Total dalam nilai
US$
Material Langsung (Tanpa perubahan)200.00700.002,000.007,000.009,900.00
Tenaga Kerja Langsung (Tanpa perubahan)40.0080.00400.001,600.002,120.00
Biaya variabel jangka pendek (W1)56.60113.21566.042,264.153,000.00
Biaya pengaturan (W2)2,250.002,250.003,000.003,000.0010,500.00
Biaya ekspedisi dan penjadwalan (W3)1,928.571,928.572,571.432,571.439,000.00
Biaya penanganan material (W4)1,607.141,607.142,142.862,142.867,500.00
Total6,082.326,678.9210,680.3218,578.4442,020.00
Unit yang Diproduksi1010100100
Biaya per Unit608.23667.89106.80185.78

Dimana:

W1: US$3.000 / 530 jam mesin = US$5,66 per jam mesin

W2: US$10.500 / 14 produksi berjalan = US$750 per produksi berjalan

W3: US$9.000 / 14 produksi berjalan = US$642,85 per produksi berjalan

W4: US$7.500 / 14 produksi berjalan = US$535,71 per produksi berjalan

Kita dapat meringkas biaya untuk kedua metode sesuai tabel di bawah ini:

hasilBiaya Unit Biaya PenyerapanBiaya Unit Biaya ABCPerbedaan per UnitSelisih US$
P180.60608.23+527.63+5,276.30
P2191.20667.89+476.69+4,766.90
P380.60106.80+26,20+2,620.22
P4312.40185.78-126.62-12,662.00
     

Dari tabel ringkasan di atas, biaya per unit di bawah biaya penyerapan tradisional tampaknya tidak terlalu detail

Hal ini dikarenakan rendahnya volume produk P1 dan P2 tidak dialokasikan dengan biaya wajar overhead yang mendukung kegiatan produksi.

Namun, dengan penghitungan metode activity based costing mampu mengatasi masalah ini.

Metode ini bisa dibilang menghasilkan biaya yang lebih realistis atau memuaskan dengan cukup mengalokasikan overhead berdasarkan kegiatan yang dikonsumsi.

Manfaat Menggunakan Metode Activity Based Costing

acitivity based costing

Mempermudah proses penganggaran

Saat membuat anggaran untuk tahun ini, Anda mungkin mencoba untuk sespesifik mungkin dalam hal uang masuk dan keluar.

Penetapan biaya berdasarkan aktivitas dapat membantu Anda menetapkan anggaran akurat yang merinci dengan tepat ke mana uang Anda pergi—dan produk mana yang paling menguntungkan.

Keputusan overhead

Sistem ABC menunjukkan kepada Anda bagaimana Anda menggunakan biaya overhead, yang membantu Anda menentukan apakah aktivitas tertentu diperlukan untuk produksi.

Penetapan biaya berdasarkan aktivitas membantu Anda mengidentifikasi di mana Anda membuang-buang uang.

Jika Anda menemukan bahwa beberapa aktivitas membutuhkan biaya lebih dari yang seharusnya, Anda dapat menemukan metode baru untuk melakukan sesuatu.

Atau, Anda dapat memotong langkah (dan bahkan produk) seluruhnya.

Harga produk

Manfaat lain dari ABC adalah harga produk yang akurat. Penetapan harga produk dapat menjadi salah satu keputusan tersulit yang Anda buat dalam bisnis.

Gagal mempertimbangkan semua biaya Anda dapat mengakibatkan penetapan harga Anda terlalu rendah.

Akibatnya, Anda mungkin tidak mendapatkan margin keuntungan yang sehat.

Dengan sistem ABC, Anda dapat membebankan biaya untuk setiap aktivitas dalam proses produksi. Ini menunjukkan kepada Anda semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tertentu.

Anda dapat menggunakan data ini untuk menetapkan harga yang lebih akurat memperhitungkan biaya pembuatan produk.

Tips Menerapkan Activity Based Costing pada Bisnis

acitivity based costing

Fokus pada Aktivitas, bukan Produk

Apa yang membuat model penetapan biaya ini menjadi metodologi yang sangat efisien adalah bahwa model ini dimulai dengan memikirkan masalah biaya.

Apa yang diperlakukan dalam model lain sebagai biaya tidak langsung yang terkait dengan produk sekarang diperlakukan sebagai biaya langsung.

Fokus bergeser ke aktivitas yang dilakukan daripada produk yang terkait dengannya.

Poin kuncinya adalah fakta bahwa setiap produk, layanan, klien, atau saluran adalah hasil dari berbagai aktivitas yang, jika diperlakukan secara individual, memiliki peluang lebih besar untuk menyediakan data spesifik yang dapat diubah menjadi nilai yang lebih tepat.

Kuncinya adalah Penelusuran Biaya

Efisiensi metodologi penetapan biaya ini terletak pada kemampuannya untuk menyediakan penelusuran biaya yang logis.

Fakta bahwa itu tidak terkait dengan waktu setiap proses memungkinkan penetapan biaya activity based costing untuk mengidentifikasi setiap pengeluaran dan menetapkannya sebagai bagian dari aktivitas tertentu.

Dengan cara ini, meskipun pengeluaran tertentu dikelompokkan dalam pusat biaya yang sama, biaya tersebut akan diatur menurut aktivitas yang terkait dengannya.

Optimalisasi pengendalian biaya ini membawa manfaat yang tak terhitung untuk semua departemen perusahaan seperti yang akan kami tunjukkan di bawah ini.

Keuntungan Menggunakan Activity Based Costing

  • Metode ABC mempertimbangkan biaya overhead yang diabaikan oleh metode penetapan biaya tradisional sehingga memberikan informasi penetapan biaya yang lebih akurat.
  • Ini mempertimbangkan penyebab overhead yaitu cost driver atau pemicu biaya.
  • Karena menekankan pada aktivitas utama dan biaya yang terkait dengan produksi, ini juga merupakan metode yang akurat untuk mengidentifikasi aktivitas bottleneck untuk unit produksi.
  • Ini mempertimbangkan aspek keuangan (biaya per aktivitas) maupun non-keuangan (pemicu biaya), yang membantu dalam meningkatkan keputusan manajemen.
  • Karena metode ini menekankan pada pemicu biaya, metode ini secara keseluruhan meningkatkan pemantauan dan efisiensi fasilitas produksi; pendekatan yang lebih holistik terhadap operasi kompetitif.

Kekurangan Menggunakan Metode Activity Based Costing

  • Karena metode Activity Based Costing pertama-tama mengidentifikasi pemicu biaya, metode ini bergantung pada data historis yang mungkin tidak tersedia untuk penyiapan baru.
  • Metode ini tidak membantu dalam perubahan yang cepat
  • Metode ini dapat diterapkan dengan sukses ke pengaturan di mana rangkaian produk beragam dan produksi dalam volume besar.
  • Metode ini sulit dan mahal untuk mengidentifikasi pemicu biaya secara akurat dalam skala besar.
  • Hal ini membutuhkan keterampilan keuangan dan manajerial untuk menerapkan pendekatan dengan sukses.

FAQ

Apa yang dimaksud activity based costing?

Activity based costing (ABC) adalah metode penghitungan biaya produksi yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan.

Metode ini mengalokasikan biaya overhead secara langsung kepada aktivitas yang menghasilkan biaya tersebut.

Apa saja karakteristik activity based costing?

Berikut adalah karakteristik singkat activity-based costing (ABC):

  1. Fokus pada aktivitas
  2. Memperhitungkan biaya overhead secara lebih akurat
  3. Mengurangi distorsi biaya
  4. Memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik
  5. Memerlukan pemantauan dan pelaporan yang lebih rinci.

Kapan menggunakan activity based costing?

Berikut adalah beberapa situasi ketika ABC cocok digunakan:

  • Ketika perusahaan memiliki banyak produk yang berbeda dan kompleks dengan aktivitas yang berbeda-beda dalam setiap produk tersebut.
  • Ketika biaya overhead perusahaan tinggi dan terkait dengan banyak aktivitas berbeda.
  • Ketika produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan memerlukan aktivitas yang spesifik dan unik.
  • Ketika perusahaan ingin mengetahui biaya sebenarnya dari produk atau jasa tertentu untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih baik.
  • Ketika perusahaan ingin mengevaluasi serta memperbaiki efisiensi dan efektivitas aktivitas operasionalnya.

Kesimpulan

Metodologi apa pun yang didasarkan pada teori tidak dapat menjamin keberhasilan sampai diterapkan bersama dengan praktik lain yang direkomendasikan.

Karena metode activity based costingmenekankan pada akurasi penetapan biaya produk, metode ini sangat meningkatkan pengambilan keputusan strategis dalam jangka panjang.

Metode ABC mempertimbangkan data historis dari produksi volume besar; disarankan untuk menerapkan metode ini untuk strategi jangka panjang. Metode ini dapat lebih bermanfaat bagi organisasi di mana lini produk lebih beragam; lini produk tergantung pada biaya variabel lebih dari biaya tetap.

Namun untuk memudahkan Anda dalam proses pencatatan dan pemetaan biaya yang terjadi dalam bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur proses pengelolaan biaya terlengkap seperti Kledo.

Kledo adalah software akuntansi cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis dan memiliki harga paling terjangkau yang cocok untuk semua skala bisnis.

Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa dengan mudah mencatat setiap biaya yang terjadi dalam bisnis, manajemen aset, pengelolaan dan pencatatan proses manufaktur dan masih banyak lagi.

Tertarik menggunakan Kledo? Anda bisa mencobanya secara gratis melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twelve + 10 =