Mengenal Akuntansi Anglo Saxon dan Sejarahnya di Indonesia

anglo saxon banner

Kita tahu bahwa akuntansi sebagai proses pencatatan infromasi keuangan merupakan praktik yang umum dilakukan oleh organisasi dan individu di seluruh dunia.

Namun, tahukah Anda bahwa praktik akuntansi bervariasi di berbagai tempat?

Misalnya, negara-negara di Eropa menganut continental accounting, sementara Indonesia sendiri banyak terpengaruh oleh akuntansi Anglo Saxon atau akuntansinya Amerika.

Jika Anda penasaran mengenai akuntansi Anglo Saxon dan sejarahnya, maka jangan beranjak dulu. Di artikel ini, kami akan membahas semuanya sampai tuntas.

Pengenalan Sejarah Akuntansi Anglo Saxon dan Proses Masuknya di Indonesia

anglo saxon

Pada tahun 1494, Luca Paciolo atau yang dikenal sebagai Bapak Akuntansi menerbitkan buku mengenai akuntansi.

Buku ini mengajarkan pembukuan berpasangan atau sistem pembukuan double entry yang mencatat semua transaksi dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit.

Buku ini pun menyebar ke Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh pengarang lain. Kemudian, sistem akuntansi mulai mengikuti negara-negara asalnya.

Misalnya, sistem Belanda disebut sistem Kontinental, sementara sistem yang berkembang di Inggris dan Amerika Serikat disebut sistem Anglo Saxon.

Pada tahun 1960, akuntansi Anglo Saxon mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, Indonesia yang saat itu menggunakan sistem Kontinental karena pengaruh penjajahan Belanda mulai beralih menggunakan sistem Anglo Saxon.

Selain itu, ada beberapa penyebab lain mengapa Indonesia mudah menerima sistem akuntansi Anglo Saxon, yaitu:

1. Penanaman Modal Asing

Pada zaman itu, banyak pihak asing yang menanamkan modal di Indonesia dan merasakan dampak positifnya.

Karena itulah, banyak perusahaan di Indonesia yang berkembang dan semakin membutuhkan sistem Anglo Saxon.

2. Jalur Pendidikan

Peristiwa ini terjadi pada tahun 1957 dan menyebabkan semua pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Belanda ditarik kembali ke Indonesia.

Pelajar-pelajar ini melanjutkan pendidikannya di berbagai dunia, termasuk Amerika Serikat. Saat itu, para pelajar di Amerika banyak yang memperdalam ilmunya di bidang akuntansi.

Jadi saat kembali ke Indonesia, mereka mengajarkan dan mengaplikasikan ilmu akuntansi itu.

kledo banner 1

Baca Juga: Pengertian Teori Akuntansi, Jenis, Prinsip, dan Konsepnya

Perbedaan Sistem Akuntansi Anglo Saxon dan Kontinental

Sistem akuntansi Anglo Saxon

Sistem akuntansi Anglo-Saxon adalah sistem pencatatan keuangan yang menggunakan basis akrual (accrual basis).

Artinya, pendapatan dan beban dicatat pada saat diperoleh atau terjadi, bukan ketika uang tunai diterima atau dibayarkan.

Sistem ini banyak digunakan di negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Irlandia, dan Selandia Baru.

Prinsip ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi keuangan dan profitabilitas perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Dalam praktiknya, sistem ini menekankan pada pengukuran laba rugi (profit and loss), bukan hanya arus kas masuk dan keluar.

Artinya, laporan keuangan disusun untuk menunjukkan seberapa besar pendapatan yang benar-benar dihasilkan dan beban yang dikeluarkan selama periode pelaporan, meskipun kas belum berpindah tangan.

Contohnya, ketika perusahaan melakukan penjualan barang secara kredit, transaksi tersebut tetap dicatat sebagai pendapatan pada saat penjualan terjadi, bukan ketika pembayaran diterima.

Sebaliknya, jika perusahaan menerima tagihan dari pemasok namun belum dibayar, biaya tersebut tetap dicatat sebagai beban karena sudah menjadi kewajiban perusahaan.

Ciri khas lainnya dari sistem Anglo-Saxon adalah pengakuan harga pokok penjualan (HPP) dilakukan pada saat faktur pelanggan diterbitkan, bukan ketika faktur dari pemasok diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa fokus utama sistem ini adalah pada pendapatan yang dihasilkan dari penjualan, bukan pada biaya perolehan barang.

Dengan begitu, perusahaan dapat menilai profitabilitas penjualan secara lebih tepat.

Secara keseluruhan, cara kerja akuntansi Anglo-Saxon membantu perusahaan:

  • Mencocokkan pendapatan dan beban secara lebih realistis.
  • Menyediakan informasi keuangan yang relevan bagi pengambilan keputusan bisnis.
  • Menyajikan laporan keuangan yang lebih mencerminkan kinerja ekonomi sebenarnya, bukan sekadar arus kas.

Baca Juga: Akuntansi Bisnis: Pengertian Lengkap dan Tugasnya

Sistem akuntansi Kontinental

Sistem akuntansi Kontinental atau sistem akuntansi kas, banyak digunakan di negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Spanyol.

Dalam sistem ini, pendapatan dan beban dicatat ketika kas diterima atau dibayarkan, sehingga memberikan pendekatan yang lebih sederhana dengan fokus pada arus kas.

Dalam sistem akuntansi Kontinental, harga pokok barang diakui segera setelah persediaan diterima, bukan ketika barang tersebut terjual.

Metode ini memastikan arus kas dan tingkat persediaan perusahaan tercatat secara akurat, memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu.

Perbedaan utama sistem akuntansi Anglo-Saxon dan Kontinental

  • Pengakuan Pendapatan: Sistem Anglo-Saxon mengakui pendapatan saat diperoleh, sedangkan sistem Kontinental mengakuinya saat kas diterima.
  • Pengakuan Beban: Dalam sistem Anglo-Saxon, beban dicatat saat terjadi, sedangkan dalam sistem Kontinental beban diakui saat kas dibayarkan.
  • Fokus Utama: Sistem Anglo-Saxon lebih berfokus pada profitabilitas, sementara sistem Kontinental menitikberatkan pada arus kas dan likuiditas.

Baca Juga: Sistem Pencatatan Akuntansi: Pengertian dan Pembahasan Lengkapnya

Kelebihan Akuntansi Anglo Saxon

anglo saxon 2

Sistem akuntansi Anglo-Saxon memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya banyak digunakan oleh perusahaan di negara-negara berbahasa Inggris dan oleh bisnis modern yang membutuhkan pelaporan keuangan yang akurat dan komprehensif.

Berikut ini penjelasan lengkapnya:

1. Gambaran yang lebih akurat tentang profitabilitas

Karena menggunakan basis akrual, sistem Anglo-Saxon mencatat pendapatan dan beban pada saat terjadi, bukan ketika kas berpindah tangan.

Hal ini membuat laporan keuangan mencerminkan kinerja ekonomi yang sebenarnya, bukan sekadar arus kas.

Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui laba atau rugi sesungguhnya selama periode tertentu dan menilai efisiensi operasional dengan lebih tepat.

2. Membantu pengambilan keputusan manajerial

Informasi yang dihasilkan dari sistem Anglo-Saxon memberikan data yang lebih relevan bagi manajemen dalam membuat keputusan strategis.

Misalnya, dengan mengetahui pendapatan yang sudah diakui tetapi belum diterima, manajer dapat merencanakan strategi keuangan, investasi, atau perputaran kas dengan lebih efektif.

3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

Sistem ini menuntut pencatatan yang rinci dan sistematis terhadap setiap transaksi. Hal ini meningkatkan transparansi laporan keuangan, yang penting bagi pemangku kepentingan seperti investor, auditor, dan regulator.

Dengan laporan yang lebih jelas, kredibilitas perusahaan pun meningkat di mata pihak eksternal.

4. Lebih sesuai untuk bisnis skala menengah hingga besar

Perusahaan yang memiliki banyak transaksi, terutama yang berhubungan dengan penjualan kredit atau proyek jangka panjang, akan lebih diuntungkan dengan sistem Anglo-Saxon.

Sebab, sistem ini mampu menggambarkan kondisi keuangan dan potensi laba dengan lebih baik daripada sistem berbasis kas, yang cenderung terlalu sederhana untuk bisnis kompleks.

Baca Juga: Berbagai Kegiatan Akuntansi yang Perlu Anda Ketahui

Keterbatasan Akuntansi Anglo Saxon

anglo saxon 3

Meskipun menawarkan banyak kelebihan, sistem akuntansi Anglo-Saxon juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu Anda pertimbangkan, terutama bagi bisnis kecil atau perusahaan yang belum memiliki sistem pencatatan keuangan yang kompleks.

1. Membutuhkan proses pencatatan yang lebih rumit

Karena sistem ini menggunakan basis akrual, setiap transaksi harus dicatat secara detail, termasuk pendapatan dan beban yang belum direalisasikan secara kas.

Hal ini memerlukan ketelitian tinggi serta tenaga akuntan yang memahami prinsip akrual dengan baik.

Jika dilakukan secara manual, prosesnya bisa memakan waktu dan rawan kesalahan.

2. Tidak selalu mencerminkan kondisi kas sebenarnya

Salah satu kelemahan utama sistem Anglo-Saxon adalah tidak fokus pada arus kas.

Perusahaan bisa saja terlihat menguntungkan di laporan laba rugi, tetapi sebenarnya sedang mengalami masalah likuiditas karena kas belum benar-benar diterima.

Oleh karena itu, manajemen perlu menyeimbangkan analisis laba dengan pemantauan arus kas agar tidak salah dalam pengambilan keputusan keuangan.

3. Membutuhkan sistem dan sumber daya yang memadai

Penerapan sistem akuntansi Anglo-Saxon biasanya memerlukan dukungan software akuntansi dan sumber daya manusia yang kompeten.

Tanpa dukungan teknologi dan pelatihan yang tepat, pencatatan akrual bisa menjadi beban operasional tambahan, terutama bagi usaha kecil dan menengah.

4. Potensi perbedaan interpretasi akuntansi

Karena sistem ini melibatkan banyak estimasi seperti pengakuan pendapatan, pencatatan piutang, dan beban yang masih harus dibayar, terdapat kemungkinan perbedaan interpretasi dalam penyusunan laporan keuangan.

Perbedaan ini bisa memengaruhi konsistensi laporan antarperiode atau antarperusahaan, terutama jika standar akuntansinya tidak diterapkan secara seragam.

Baca Juga: Teori Akuntansi: Pengertian, Prinsip, Manfaatnya

Kesimpulan

Akuntansi Anglo Saxon merupakan sistem yang berfokus pada pengukuran laba rugi dengan prinsip akrual.

Sistem ini membantu perusahaan memperoleh gambaran yang lebih realistis tentang kinerja keuangan, karena setiap pendapatan dan beban dicatat saat terjadi, bukan saat kas berpindah tangan.

Pendekatan ini sangat berguna bagi bisnis yang ingin menilai profitabilitas secara akurat dan mengambil keputusan strategis berbasis data.

Anda bisa menggunakan software akuntansi Kledo sebagai solusi akuntansi yang membantu bisnis Anda mencatat transaksi secara otomatis, menyusun laporan laba rugi, serta memantau arus kas dan piutang dengan lebih mudah.

Dengan Kledo, proses akuntansi menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien.

Yuk, jadikan lebih baik keuangan bisnis Anda dengan Kledo. Coba sekarang lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

fifteen + 15 =