Berapa Profit Margin Bisnis yang Baik Untuk Bisnis Anda?

berapa profit margin yang baik banner

Profit margin adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah Anda mengurangkannya dengan biaya operasional dan pengeluaran.

Semakin tinggi profit margin, maka semakin tinggi keuntungan yang Anda peroleh. Artinya, bisnis Anda juga sudah menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan juga strategi penetapan harga yang efisien.

Sekarang mungkin Anda bertanya-tanya, “Berapa profit margin yang baik untuk jenis bisnis saya?” Jawabannya berbeda-beda tergantung lokasi, industri, model bisnis, dan banyak faktor lainnya.

Di artikel ini, kami akan membahas rumus menghitung profit margin, rata-rata profit margin berdasarkan sektor, serta tips untuk meningkatkan margin bisnis Anda.

Apa itu Profit Margin?

Profit margin atau margin laba adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah perusahaan membayar seluruh biaya operasional dan pengeluaran.

Semakin tinggi persentasenya, semakin besar laba yang dihasilkan.

Sebagai contoh, jika Anda menghasilkan pendapatan sebesar Rp500.000 tetapi memiliki biaya dan beban operasional sebesar Rp450.000, berarti margin laba Anda lebih rendah daripada bisnis yang menghasilkan pendapatan Rp100.000 namun hanya memiliki biaya sebesar Rp25.000.

Angka-angka yang dibutuhkan untuk menghitung margin laba dapat Anda temukan dalam laporan laba rugi perusahaan.

kledo banner 2

Baca Juga: Rumus Menghitung Margin Kontribusi Beserta Contoh Kasusnya

Mengapa Profit Margin Penting?

Margin laba menunjukkan dampak langsung pendapatan Anda terhadap laba bersih bisnis.

  • Membantu memahami kesehatan keuangan bisnis: Gambaran yang jelas mengenai pendapatan dan biaya akan membantu Anda memahami kesehatan bisnis secara keseluruhan. Ini sangat penting jika Anda ingin menarik investor atau mengajukan pinjaman.
  • Memahami peluang pengurangan biaya: Contohnya, jika margin kotor Anda tinggi tetapi margin operasi berada di bawah rata-rata, kemungkinan masih ada peluang untuk menekan biaya operasional.
  • Mendeteksi masalah dalam penetapan harga: Misalnya, jika margin kotor rendah, bisa jadi harga yang Anda tetapkan belum cukup tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan laba yang optimal.
  • Menyusun strategi bisnis: Dengan mengetahui margin laba Anda, Anda bisa memprediksi pendapatan dan menyusun strategi bisnis yang sesuai.

Baca Juga: Margin dan Markup: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya

Berapa Profit Margin yang Baik?

Secara umum, margin laba berkisar dari 5% (rendah) hingga 20% (sangat baik), dengan 10% sering dianggap sebagai margin yang “baik”.

Namun, perlu dipahami bahwa margin laba sangat bervariasi antar industri. Sebagai contoh, bisnis di sektor perhotelan umumnya memiliki margin yang rendah karena biaya overhead dan operasional yang tinggi.

Sebaliknya, perusahaan dengan overhead rendah, seperti bisnis konsultasi, cenderung memiliki margin laba yang jauh lebih tinggi.

Selain itu, nilainya juga berbeda tergantung pada jenis margin laba yang digunakan. Karena margin kotor tidak memperhitungkan seluruh biaya, nilainya secara alami akan lebih tinggi dibandingkan margin laba bersih.

Margin yang paling penting untuk diperhatikan adalah margin operasi dan margin laba bersih, karena keduanya memberikan gambaran yang lebih realistis mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Rata-rata margin laba berdasarkan industri

Margin laba dapat menunjukkan seberapa baik kinerja bisnis Anda dibandingkan dengan pelaku pasar lain dalam industri yang sama.

Meskipun tidak ada angka baku, margin laba yang tergolong baik umumnya berada di kisaran 5% hingga 10%.

Berikut ini adalah margin laba bersih untuk beberapa sektor bisnis yang umum:

  • Periklanan: 3,30%
  • Pakaian (apparel): 5,87%
  • Otomotif dan truk: 3,04%
  • Suku cadang otomotif: 3,05%
  • Minuman (alkohol): 7,94%
  • Minuman (non-alkohol): 18,50%
  • Pialang dan perbankan investasi: 17,62%
  • Bahan bangunan: 4,30%
  • Layanan bisnis dan konsumen: 3,83%
  • Layanan komputer: 4,34%
  • Obat-obatan (farmasi): 18,38%
  • Pendidikan: 9,59%
  • Elektronik (konsumen dan perkantoran): -3,14%
  • Elektronik (umum): 5,70%
  • Teknik dan konstruksi: 1,00%
  • Hiburan: 11,73%
  • Pertanian dan agrikultur: 2,47%
  • Jasa keuangan (non-bank dan asuransi): 26,94%
  • Furnitur dan perlengkapan rumah: 5,15%
  • Produk kesehatan: 9,27%
  • Produk rumah tangga: 4,73%
  • Layanan informasi: 19,13%
  • Asuransi (umum): 6,26%
  • Investasi dan manajemen aset: 21,06%
  • Peralatan dan layanan kantor: 4,91%
  • Penerbitan dan surat kabar: -1,64%
  • REIT (Real Estate Investment Trust): 15,17%
  • Properti (pengembangan): 6,65%
  • Properti (umum dan terdiversifikasi): 19,75%
  • Properti (operasional dan layanan): 3,59%
  • Rekreasi: 1,15%
  • Restoran dan layanan makan: 10,57%
  • Ritel (umum): 2,44%
  • Ritel (sembako dan makanan): 1,44%
  • Ritel (online): 4,57%
  • Sepatu: 10,48%
  • Perangkat lunak (hiburan): 20,53%
  • Perangkat lunak (internet): 2,07%
  • Perangkat lunak (sistem dan aplikasi): 19,54%
  • Transportasi: 3,79%

Baca Juga: Cara Menghitung Margin Keuntungan dan Kalkulator Profit Gratis

Mengenal Jenis Profit Margin dan Cara Meningkatkannya

1. Margin laba kotor

Margin laba kotor atau margin kotor adalah laba yang tersisa setelah mengurangi pendapatan bersih dengan HPP.

Ini merupakan metrik keuangan yang umumnya dinyatakan dalam persentase dan mencerminkan total laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya penjualan tambahan, overhead, dan biaya administrasi.

Bagaimana cara menghitung margin laba kotor?

Margin laba kotor tidak memasukkan biaya pajak dan biaya lain yang tidak termasuk dalam biaya pokok penjualan.

Meskipun hal ini membatasi gambaran mengenai profitabilitas bisnis yang sebenarnya, margin laba kotor tetap berguna untuk menunjukkan seberapa efektif bisnis menghasilkan kas dari penjualan dibandingkan dengan biaya produksi.

Rumus untuk menghitung margin laba kotor adalah:

((Pendapatan Bersih – Harga Pokok Penjualan) / Pendapatan Bersih) × 100 = Margin Laba Kotor

Sebagai contoh, sebuah brand jam tangan di Indonesia memperoleh pendapatan sebesar Rp2.250.000.000 dari penjualan jam tangan, namun mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp1.500.000.000.

Dengan demikian, margin laba kotornya adalah 33%
(Rp750.000.000 / Rp2.250.000.000 × 100).

Berapa margin laba kotor yang baik?

Jawabannya relatif dan dapat berbeda tergantung pada industri, model bisnis, kondisi ekonomi, serta tren pelanggan.

Biasanya, margin laba kotor di kisaran 50–70% dianggap baik, dan angka di atas itu tergolong sangat baik.

Margin laba kotor di bawah 50% umumnya kurang, meskipun margin yang lebih rendah sebenarnya masih memadai untuk bisnis dengan biaya operasional yang rendah.

Bagaimana cara meningkatkan margin laba kotor?

Jika margin laba kotor Anda turun di bawah 50%, tinjaulah biaya dan pendapatan Anda.

Beberapa strategi untuk meningkatkan margin laba kotor antara lain:

  • Mengurangi biaya supplier: Anda mungkin sudah lama bekerja sama dengan supplier Anda. Evaluasi kembali apakah mereka masih memberikan penawaran terbaik dengan membandingkannya dengan penyedia lain. Jika biaya pemasok terlalu tinggi, lakukan negosiasi atau pertimbangkan untuk beralih ke vendor baru.
  • Mengoptimalkan manajemen persediaan. Biaya penyimpanan persediaan sering kali menjadi salah satu biaya terbesar dalam bisnis. Namun, sebenarnya ada banyak cara untuk menghematnya, seperti mengoptimalkan tata letak gudang dan menggunakan software manajemen persediaan.
  • Meminimalkan biaya produksi. Teknologi dan peralatan produksi yang lebih baik dapat membantu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan laba kotor. Carilah alat yang dapat mempercepat sistem, komunikasi, dan lini produksi. Investasi awal mungkin diperlukan, sehingga manfaatnya perlu dievaluasi dengan cermat.
  • Ketahui margin setiap produk. Memahami margin pada setiap produk membantu Anda mengambil keputusan harga dan biaya dengan lebih tepat.

Baca Juga: Pengertian Gross Profit Margin, Cara Hitung, Manfaat dan Cara Meningkatkannya

2. Margin laba bersih

Margin laba bersih adalah laba yang tersisa setelah seluruh biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis, memproduksi produk, dan memenuhi kewajiban pajak dikurangkan dari total pendapatan perusahaan.

Metrik ini dinyatakan dalam persentase dan dianggap sebagai gambaran paling akurat dari profitabilitas perusahaan.

Bagaimana cara menghitung margin laba kotor?

Rumus margin laba bersih membantu bisnis memahami tingkat profitabilitas yang sebenarnya, yaitu seberapa besar pendapatan yang benar-benar menjadi laba setelah seluruh biaya langsung dan tidak langsung dikurangkan.

Langkah pertama adalah menghitung laba bersih. Laba bersih diperoleh dari pendapatan kotor dikurangi biaya penjualan, bunga, pajak, dan biaya operasional.

Setelah itu, hasilnya dimasukkan ke dalam rumus berikut untuk mengetahui margin laba bersih.

Rumus untuk menghitung margin laba bersih adalah:

(Laba Bersih / Pendapatan Kotor) × 100 = Margin Laba Bersih

Sebagai contoh, sebuah brand parfum memiliki total pendapatan Rp52.500.000 dan laba bersih sebesar Rp10.500.000 setelah dikurangi biaya pokok penjualan, biaya operasional, dan pajak.

Dengan demikian, margin laba bersihnya adalah 20%
(Rp10.500.000 / Rp52.500.000× 100).

Berapa margin laba bersih yang baik?

Umumnya, margin laba bersih 10% dianggap baik untuk sebagian besar bisnis, sementara 20% atau lebih dianggap sangat sehat.

Margin laba bersih di bawah 5% tergolong rendah di banyak industri dan dapat mengindikasikan risiko keuangan serta ketidakberlanjutan usaha.

Margin laba bersih yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa perusahaan mengelola biayanya dengan baik dan mampu menghasilkan pendapatan yang solid.

Sebaliknya, margin laba bersih yang rendah menandakan perlunya peninjauan ulang terhadap struktur biaya dan pendapatan.

Analisis ini sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan standar industri, kondisi ekonomi, dan tren pelanggan.

Selain itu, strategi bisnis secara keseluruhan juga perlu diperhatikan, karena mencapai margin laba bersih maksimum tidak selalu menjadi tujuan jangka pendek perusahaan.

Bagaimana cara meningkatkan margin laba bersih?

Untuk meningkatkan margin laba bersih, Anda perlu mempertimbangkan struktur pajak bisnis dan cara mengelola kewajiban pajak secara optimal.

Hal ini biasanya memerlukan saran dari ahli pajak atau akuntan.

Cara lain untuk meningkatkan margin laba bersih meliputi:

  • Meningkatkan nilai bagi pelanggan. Apakah ada peluang untuk menggabungkan produk, meningkatkan pengalaman pengguna, atau menyempurnakan penawaran produk secara keseluruhan? Peningkatan kecil pada nilai transaksi rata-rata dapat meningkatkan pendapatan dan profitabilitas bisnis.
  • Memperbarui strategi penetapan harga. Pertimbangkan cara membuat harga lebih kompetitif dan menarik, atau menaikkan harga jual untuk memperlebar margin jika Anda yakin volume penjualan tidak akan turun secara signifikan.
  • Menganalisis strategi pemasaran. Pemasaran yang efektif dapat mendorong penjualan dan meningkatkan persepsi nilai produk. Jika strategi saat ini sudah tidak relevan, memperbaruinya bisa menjadi investasi waktu dan energi yang tepat.

Baca Juga: Net Profit Margin: Pengertian, Rumus dan Cara Meningkatkannya dalam Bisnis

3. Margin operasional

Margin operasional adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi seluruh biaya operasional untuk menjalankan bisnis dan menyiapkan produk untuk dijual.

Metrik ini berguna untuk menilai apakah biaya operasional perusahaan tergolong tinggi atau rendah jika dibandingkan dengan standar industri dan para pesaing.

Bagaimana cara menghitung margin operasional?

Pertama, hitung total biaya operasional lalu kurangkan dari pendapatan kotor untuk mendapatkan laba operasional. Setelah itu, gunakan rumus berikut untuk menghitung margin laba operasional.

Rumus untuk menghitung margin laba operasional adalah:

(Laba Operasional / Pendapatan Kotor) × 100 = Margin Laba Operasional

Sebagai contoh, sebuah brand fashion memiliki pendapatan Rp30.000.000.000, biaya pokok penjualan sebesar Rp9.000.000.000, dan biaya operasional Rp6.000.000.000.

Maka margin laba operasionalnya adalah 50%. (Rp15.000.000.000 / Rp30.000.000.000 × 100).

Berapa margin operasional yang baik?

Margin operasional yang baik umumnya berada di kisaran 10–20%. Namun, angka ini dapat berbeda antar industri.

Sektor yang sangat kompetitif cenderung memiliki margin operasional yang lebih tipis karena tekanan harga dan margin produk yang ketat.

Sebaliknya, bisnis dengan margin laba bersih produk yang lebih tinggi biasanya juga memiliki margin operasional yang lebih tinggi.

Bagaimana cara meningkatkan margin operasional?

Meningkatkan margin operasional memerlukan fokus pada biaya operasional dan efisiensi bisnis.

Beberapa teknik yang dapat diterapkan antara lain:

  • Mengendalikan biaya operasional. Tinjau seluruh biaya, termasuk tenaga kerja. Apakah peran tertentu dapat dibuat lebih efisien? Apakah investasi dalam otomatisasi atau peralatan gudang dapat meningkatkan produktivitas?
  • Mengaudit sistem dan proses. Biaya operasional seperti perawatan mesin bisa sangat mahal. Pastikan teknologi yang digunakan sesuai kebutuhan dan proses telah dioptimalkan. Lakukan evaluasi rutin terhadap sistem yang ada dan bandingkan dengan solusi lain di pasar.
  • Mengurangi pemborosan produksi. Tinjau penggunaan energi dan limbah produksi untuk menemukan cara sederhana menekan biaya, seperti menggunakan lampu hemat energi, memasang pencahayaan otomatis, dan meningkatkan praktik daur ulang.

Baca Juga: Operating Profit Margin Adalah: Rumus, Contoh Kasus, Analisis, dll

Kesimpulan

Profit margin memberikan banyak gambaran tentang kondisi sebuah bisnis. Metrik ini menjadi indikator tingkat profitabilitas, stabilitas keuangan, serta daya tarik bisnis Anda di mata investor.

Selain itu, profit margin dapat digunakan untuk melihat posisi bisnis Anda dibandingkan dengan kompetitor, sekaligus mengevaluasi apakah model bisnis yang dijalankan bersifat berkelanjutan atau tidak.

Tentunya akan lebih mudah untuk menghitung profit margin jika Anda memiliki tool seperti software akuntansi Kledo.

Dengan Kledo, Anda bisa mencatat semua biaya pengeluaran, melacak biaya per vendor, mengatur biaya anggaran, membuat invoice, dan masih banyak lagi.

Yuk, coba Kledo gratis lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

15 − fourteen =