Jika Anda adalah pemilik bisnis retail dan sedang mencari contoh laporan laba rugi bisnis retail atau template yang bisa didownload secara gratis, Anda berada di tempat yang tepat. Di artikel ini kami akan memberikan contoh dan template yang bisa Anda unduh secara gratis.
Pemilik bisnis retail, pedagang grosir, dan siapa pun yang menjual barang perlu memahami kinerja keuangan perusahaan mereka untuk memastikan bisnis yang yang mereka jalankan menguntungkan.
Cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan menganalisis format laporan laba rugi perusahaan Anda secara teratur. Memahami apa arti dari laporan-laporan ini dan bagaimana laporan tersebut dapat membantu Anda mengambil keputusan yang lebih baik akan menempatkan Anda pada posisi yang lebih kuat untuk mengelola kesehatan keuangan bisnis Anda.
Dalam artikel ini, kami akan memberikan contoh laporan laba rugi bisnis retail dan menjelaskan mengapa laporan ini ini penting bagi bisnis Anda.
Apa yang Dimaksud dengan laporan Laba Rugi?
Laporan laba rugi (atau laporan pendapatan) adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan, pengeluaran, dan laba bersih bisnis selama periode tertentu. Laporan ini biasanya mencakup periode satu bulan (meskipun bisa lebih pendek atau lebih panjang). Laporan ini juga disebut sebagai laporan laba rugi karena menunjukkan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis.
Laporan laba rugi sangat membantu karena menunjukkan apa yang terjadi selama periode tertentu. Ini termasuk penjualan, pengeluaran, dan laba atau rugi yang dihasilkan. Penting untuk melacak kinerja keuangan bisnis retail Anda dari waktu ke waktu menggunakan laporan keuangan ini.
Ini akan membantu Anda mengidentifikasi area di mana Anda dapat mengurangi biaya dan membuat keputusan yang lebih baik tentang peluang investasi. Anda juga harus melacak arus kas bisnis Anda secara teratur karena ini merupakan indikator penting dari kesehatan keuangan perusahaan Anda.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bengkel dan Templatenya
Apa Saja yang Tercakup dalam Laporan Laba Rugi Bisnis Ritel?
Ada beberapa bagian yang membentuk laporan laba rugi ritel. Setiap bagian ini berkontribusi pada “laba” bisnis Anda.
Pendapatan
Pendapatan adalah semua uang yang berasal dari penjualan selama periode pelaporan. Ini terkadang disebut sebagai “top line”. Angka ini mencerminkan total penjualan bisnis Anda selama periode tersebut.
Garis penjualan bersih memperhitungkan diskon atau potongan harga dan menguranginya dari garis teratas. Jumlah penjualan bersih Anda adalah jumlah uang yang sebenarnya yang Anda hasilkan dengan menjual produk atau layanan Anda.
Biaya
Bagian berikutnya pada laporan laba rugi bisnis retail adalah bagian biaya. Di bagian pengeluaran, total pengeluaran untuk menjalankan bisnis Anda didokumentasikan.
Biasanya, biaya dikategorikan dan biaya mencakup hal-hal seperti inventaris dan biaya operasional. Biaya operasional berhubungan dengan biaya bisnis Anda seperti sewa, gaji, dan utilitas. Penyusutan aset juga termasuk dalam bagian biaya pada laporan laba rugi Anda.
Baca juga: 15 Tantangan Bisnis Retail Modern dan Solusinya
Keuntungan
Terakhir, ada bagian laba. Pertama kali laba disebutkan di lembar laporan, itu akan mewakili pendapatan dikurangi biaya.
Mungkin ada baris lain yang lebih spesifik yang disebut EBIT yang merupakan singkatan dari Laba Sebelum Pajak. Baris EBIT menunjukkan laba Anda sebelum pajak dikeluarkan.
Akuntan juga terkadang menyertakan baris Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA). Baris EBITDA ini memungkinkan Anda melihat pendapatan Anda tanpa penyusutan karena penyusutan bukanlah uang yang secara fisik meninggalkan akun Anda. Hal ini memberikan pemilik bisnis gambaran yang akurat tentang kesehatan bisnis mereka.
Bagian laba bersih atau pendapatan bersih sering disebut sebagai “bottom line” karena ini adalah keuntungan dikurangi semua biaya. Ini adalah cerminan sebenarnya dari uang yang akan tetap berada di akun bisnis Anda dari periode tertentu yang Anda ukur.
Jadi pada intinya, laporan laba rugi pada bisnis retail pada dasarnya tidak terlalu rumit. Anda hanya perlu memahami bagaimana setiap bagian berperan dalam mencapai laba. Mari kita lanjutkan ke cara memanfaatkan laporan laba rugi retail.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi dari Berbagai Jenis Bisnis dan Templatenya
Mengapa Bisnis Retail Memerlukan Laporan Laba Rugi?
Usaha retail memerlukan laporan laba rugi karena laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan bisnis dalam periode tertentu. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa laporan laba rugi penting bagi usaha retail:
- Mengukur Profitabilitas – Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan, beban, dan keuntungan atau kerugian bersih usaha dalam satu periode. Dengan laporan ini, pemilik usaha retail bisa mengetahui apakah bisnisnya menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.
- Evaluasi Kinerja Keuangan – Dengan memeriksa laporan laba rugi, manajemen dapat melihat area mana yang memerlukan peningkatan, misalnya mengurangi biaya operasional atau meningkatkan penjualan. Evaluasi ini sangat penting untuk menentukan strategi bisnis yang tepat ke depannya.
- Dasar Pengambilan Keputusan – Laporan laba rugi memberikan data penting yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Misalnya, jika terlihat penurunan laba bersih, bisnis mungkin akan memutuskan untuk mengurangi biaya atau mengembangkan promosi untuk meningkatkan penjualan.
- Menarik Investasi dan Mendapatkan Pembiayaan – Investor atau lembaga keuangan biasanya membutuhkan laporan laba rugi untuk menilai kelayakan usaha retail. Laporan ini membantu mereka memahami bagaimana bisnis berjalan, seberapa besar laba yang dihasilkan, dan risiko yang mungkin ada.
- Perencanaan Pajak – Laporan laba rugi juga diperlukan untuk keperluan perpajakan. Dengan laporan ini, bisnis dapat menghitung pajak yang harus dibayarkan berdasarkan keuntungan yang diperoleh, dan bisa merencanakan strategi pajak untuk mengoptimalkan keuntungan.
- Memantau Tren Penjualan dan Beban – Usaha retail seringkali memiliki pola penjualan musiman atau perubahan tren dari waktu ke waktu. Dengan melihat laporan laba rugi dari periode ke periode, pemilik usaha bisa memantau perubahan dalam penjualan dan mengidentifikasi tren, baik yang positif maupun negatif.
- Meningkatkan Efisiensi Operasional – Laporan laba rugi memisahkan beban operasional dari beban lain, seperti beban pemasaran atau administrasi. Hal ini memungkinkan usaha retail untuk melihat bagian mana dari bisnis yang memerlukan efisiensi lebih lanjut dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Baca juga: Cara Menghitung Laba Rugi dalam Sebuah Bisnis
Apa Saja Jenis Laporan Laba Rugi pada Usaha Retail
Ada beberapa jenis laporan laba rugi dalam perusahaan retail yang bisa Anda buat berdasarkan skala bisnis Anda. Berikut ini adalah jenis-jenis laporan laba rugi yang umum digunakan dalam usaha retail:
1. Laporan Laba rugi single step (Satu langkah)
Laporan laba rugi single step adalah jenis laporan yang menyederhanakan perhitungan dengan hanya memisahkan antara total pendapatan dan total beban.
Pendekatan ini sangat cocok untuk usaha retail yang tidak memiliki struktur keuangan yang kompleks. Laporan ini menggunakan satu langkah sederhana, yaitu mengurangi total beban dari total pendapatan untuk menentukan laba atau rugi bersih.
Contoh struktur laporan laba rugi singlesStep:
- Total Pendapatan: Penjualan bersih, pendapatan lain-lain
- Total Beban: Beban operasional, beban administrasi, beban pajak
- Laba/Rugi Bersih: Total pendapatan – total beban
Baca juga: 12 Cara Memulai Bisnis Retail yang Sukses dan Contohnya
2. Laporan laba rugi multi step (Banyak langkah)
Laporan laba rugi multi step lebih detail dibandingkan dengan single step. Dalam laporan ini, pendapatan dan beban dipecah menjadi beberapa kategori, sehingga lebih mudah untuk menganalisis profitabilitas operasional dan non-operasional.
Komponen Utama dalam Laporan Multi Step:
- Penjualan Bersih: Penjualan total dikurangi retur penjualan dan diskon.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Menghitung biaya langsung yang terkait dengan produk yang terjual.
- Laba Kotor: Penjualan bersih – HPP.
- Beban Operasional: Biaya operasional seperti gaji, sewa, listrik, dan lain-lain.
- Laba Operasional: Laba kotor – beban operasional.
- Pendapatan dan Beban Non-Operasional: Pendapatan bunga, biaya bunga, dan lain-lain.
- Laba/Rugi Bersih: Laba operasional ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban non-operasional.
Laporan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana laba atau rugi dihasilkan dari operasi inti usaha retail.
Baca juga: Cara Melakukan Analisis Perbandingan dalam Laporan Laba Rugi
3. Laporan laba rugi komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif mencakup elemen-elemen tambahan selain laba bersih, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi, seperti keuntungan atau kerugian dari investasi atau perubahan nilai tukar mata uang.
Jenis laporan ini lebih umum digunakan pada perusahaan retail besar yang terlibat dalam transaksi internasional atau memiliki investasi di luar operasi utama mereka.
Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Retail Single Step
Toko Fashion Sejahtera
Bulan September 2024
Keterangan | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Bersih | 150.000.000 |
Pendapatan Lain-lain | 5.000.000 |
Total Pendapatan | 155.000.000 |
Beban | |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | 90.000.000 |
Beban Operasional | 30.000.000 |
Beban Gaji Karyawan | 15.000.000 |
Beban Sewa | 5.000.000 |
Beban Listrik & Air | 2.000.000 |
Beban Pajak | 3.000.000 |
Total Beban | 145.000.000 |
Laba Bersih | 10.000.000 |
Penjelasan
- Pendapatan mencakup semua penjualan bersih dan pendapatan lain-lain, seperti komisi penjualan atau pendapatan sewa ruang toko yang tidak terpakai.
- Total Beban terdiri dari semua beban operasional dan non-operasional yang dikeluarkan selama periode tersebut.
- Laba Bersih dihitung dengan mengurangi total beban dari total pendapatan.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Contoh Laporan Laba Rugi Multiple Step Bisnis Retail
Toko Fashion Sejahtera
Bulan September 2024
Keterangan | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Kotor | 200.000.000 |
Retur Penjualan | 10.000.000 |
Diskon Penjualan | 5.000.000 |
Penjualan Bersih | 185.000.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | |
Pembelian Barang | 95.000.000 |
Biaya Angkut Pembelian | 2.000.000 |
Persediaan Awal | 20.000.000 |
Persediaan Akhir | (15.000.000) |
Total HPP | 102.000.000 |
Laba Kotor | 83.000.000 |
Beban Operasional | |
Beban Gaji Karyawan | 15.000.000 |
Beban Sewa | 5.000.000 |
Beban Listrik & Air | 2.000.000 |
Beban Pemasaran | 3.000.000 |
Beban Administrasi | 2.000.000 |
Total Beban Operasional | 27.000.000 |
Laba Operasional | 56.000.000 |
Pendapatan dan Beban Lainnya | |
Pendapatan Bunga | 1.000.000 |
Beban Bunga | 2.000.000 |
Total Pendapatan/Beban Lainnya | (1.000.000) |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 55.000.000 |
Beban Pajak | 5.000.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 50.000.000 |
Penjelasan
- Penjualan Bersih dihitung dengan mengurangi retur penjualan dan diskon penjualan dari penjualan kotor.
- Harga Pokok Penjualan (HPP) mencakup biaya pembelian barang, biaya angkut, serta perubahan dalam persediaan.
- Laba Kotor diperoleh dengan mengurangi HPP dari penjualan bersih.
- Beban Operasional meliputi biaya gaji, sewa, listrik, pemasaran, dan administrasi yang dikeluarkan selama operasional bisnis.
- Laba Operasional merupakan hasil pengurangan laba kotor dengan total beban operasional.
- Pendapatan dan Beban Lainnya mencakup item-item seperti pendapatan bunga dan beban bunga yang tidak berkaitan langsung dengan operasi utama.
- Laba Bersih Setelah Pajak merupakan laba bersih sesudah dikurangi beban pajak.
Contoh Laporan Laba Rugi Komprehensif Bisnis Retail
Toko Fashion Sejahtera
Bulan September 2024
Keterangan | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Kotor | 200.000.000 |
Retur Penjualan | 10.000.000 |
Diskon Penjualan | 5.000.000 |
Penjualan Bersih | 185.000.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | |
Pembelian Barang | 95.000.000 |
Biaya Angkut Pembelian | 2.000.000 |
Persediaan Awal | 20.000.000 |
Persediaan Akhir | (15.000.000) |
Total HPP | 102.000.000 |
Laba Kotor | 83.000,.000 |
Beban Operasional | |
Beban Gaji Karyawan | 15.000.000 |
Beban Sewa | 5.000.000 |
Beban Listrik & Air | 2.000.000 |
Beban Pemasaran | 3.000.000 |
Beban Administrasi | 2.000.000 |
Total Beban Operasional | 27.000.000 |
Laba Operasional | 56.000.000 |
Pendapatan dan Beban Lainnya | |
Pendapatan Bunga | 1.000.000 |
Beban Bunga | 2.000.000 |
Total Pendapatan/Beban Lainnya | (1.000.000) |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 55.000.000 |
Beban Pajak | 5.000.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 50.000.000 |
Komponen Lain dari Laba Rugi Komprehensif | |
Keuntungan Belum Direalisasi dari Investasi | 3.000.000 |
Kerugian dari Selisih Kurs Mata Uang Asing | (1.000.000) |
Total Komponen Lain | 2.000.000 |
Total Laba Komprehensif | 52.000.000 |
Penjelasan
- Penjualan Bersih dihitung setelah mengurangi retur dan diskon penjualan dari penjualan kotor.
- Harga Pokok Penjualan (HPP) mencakup biaya pembelian barang dan biaya angkut, serta perubahan dalam persediaan.
- Laba Kotor diperoleh dari pengurangan HPP dari penjualan bersih.
- Beban Operasional terdiri dari biaya-biaya terkait operasional bisnis, seperti gaji, sewa, listrik, pemasaran, dan administrasi.
- Laba Operasional merupakan laba yang diperoleh dari operasi utama bisnis setelah mengurangi beban operasional.
- Pendapatan dan Beban Lainnya termasuk item non-operasional seperti pendapatan bunga dan beban bunga.
- Laba Bersih Setelah Pajak adalah laba bersih sesudah dikurangi beban pajak.
- Komponen Lain dari Laba Rugi Komprehensif mencakup elemen-elemen tambahan seperti keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, misalnya dari investasi atau perubahan nilai tukar mata uang.
- Total Laba Komprehensif adalah laba bersih setelah pajak ditambah atau dikurangi dengan komponen lain dari laba rugi komprehensif.
Baca juga: Anggaran Laba Rugi: Pengertian, Bedanya dengan Laporan Laba Rugi, dan Cara Membuatnya
Download Template Laporan Laba Rugi Usaha Retail
Jika Anda masih kesulitan atau merasa contoh laporan laba rugi diatas belum cocok dengan usaha retail Anda saat ini, Anda bisa mendownload tamplate laporan laba rugi di bawah ini secara gratis.
Kesimpulan
Jika Anda adalah pemilik usaha retail atau usaha dagang yang mengurus semuanya sendiri, mungkin Anda merasa kesulitan jika harus membuat laporan keuangan termasuk laporan laba rugi ini. Namun percayalah, dengan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan data keuangan usaha, Anda akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan penting dalam bisnis.
Namun, tidak bisa dipungkiri juga, bahwa membuat laporan keuangan seperti laporan laba rugi secara manual memang menyulitkan dan memakan waktu, terlebih jika Anda adalah pemilik usaha retail yang tidak memahami ilmu akuntansi secara mendalam.
Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan keuangan termasuk laporan laba rugi dalam bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi retail yang memiliki fitur pembuatan laporan keuangan terlengkap seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 80.000 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia. Dengan menggunakan Kledo Anda bisa dengan mudah membuat lebih dari 30 jenis laporan keuangan secara instan dan praktis.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Rumus Biaya Variabel dan Kalkulator Biaya Variabel Gratis - 20 Desember 2024
- Cara Menggunakan Aplikasi SIAPIK dari BI dan Download PPTnya - 19 Desember 2024
- Monthly Recurring Revenue (MRR): Rumus dan Cara Menghitungnya - 19 Desember 2024