Sangatlah penting untuk memahami laporan laba rugi apotek Anda. Mengapa? Karena dengan begitu, Anda akan dapat mengelola bisnis Anda dengan lebih efektif, membuat keputusan yang lebih tepat, dan meningkatkan keuntungan Anda.
Namun jika Anda baru mengelola apotek kecil dan harus melakukan semuanya sendiri, tentu membuat laporan keuangan seperti laba rugi menjadi tambahan pekerjaan yang memakan banyak waktu dan merepotkan Anda.
Faktanya, masih banyak apotek di Indonesia yang tidak melakukan pencatatan transaksi dan pembukuan bisnis dengan benar sehingga mereka kesulitan untuk melakukan ekspansi bisnis atau sekedar melakukan pengambilan keputusan dengan data keuangan yang valid.
Pada artikel kali ini, kami akan memberikan Anda contoh laporan laba rugi untuk bisnis apotek Anda serta contoh template yang bisa Anda download secara gratis.
Apa itu Laporan Laba Rugi?
Laporan laba rugi adalah ringkasan bulanan, triwulanan, atau tahunan dari pendapatan dan pengeluaran bisnis untuk meninjau arus kas dan profitabilitas bisnis. Laporan laba rugi harus mengikuti format yang konsisten agar pemilik bisnis dapat meninjau dan memantau kinerja keuangan apotek.
Pemilik apotek yang sukses akan memahami dan mengetahui angka-angka ini setiap saat. Meskipun Anda mungkin lebih suka menyerahkan penghitungan angka-angka kepada akuntan Anda, memahami keuangan apotek Anda memungkinkan Anda untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Ketika Anda mengetahui jumlah uang yang masuk dan keluar dari bisnis Anda, Anda akan memiliki gambaran yang lebih baik tentang kesehatan keuangan apotek Anda secara keseluruhan.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Retail dan Templatenya
Pentingnya Laporan Laba Rugi untuk Usaha Apotek Anda
Laporan laba rugi adalah salah satu alat terpenting yang harus dimiliki oleh pemilik usaha apotek, karena laporan ini memberikan gambaran yang jelas tentang kesehatan keuangan bisnis.
Di bidang farmasi, pendapatan berasal dari berbagai sumber seperti penjualan obat resep, obat bebas (OTC), peralatan medis, hingga produk pasar khusus seperti imunisasi dan vitamin. Memahami dan mengelola setiap elemen dalam laporan laba rugi dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas apotek.
Berikut adalah penjelasan yang lebih luas dan mudah dimengerti mengenai pentingnya laporan laba rugi untuk usaha apotek:
1. Memantau sumber pendapatan secara efektif
Pendapatan adalah salah satu elemen kunci dalam laporan laba rugi. Di apotek, pendapatan berasal dari beberapa sumber, seperti:
- Penjualan Obat Resep: Biasanya ini adalah sumber pendapatan terbesar di apotek, terutama dari resep asuransi pihak ketiga.
- Penjualan Obat Bebas (OTC): Obat-obatan yang dapat dibeli tanpa resep, seperti obat flu, vitamin, atau suplemen.
- Peralatan Medis dan Produk Kesehatan: Ini termasuk barang-barang seperti alat bantu jalan, alat tensi darah, atau bahkan masker dan hand sanitizer.
- Layanan Kesehatan Khusus: Termasuk imunisasi, konsultasi kesehatan, atau program manajemen penyakit tertentu.
Dengan laporan laba rugi, Anda dapat melihat secara langsung berapa total pendapatan yang dihasilkan dari masing-masing sumber tersebut. Hal ini membantu Anda mengetahui produk atau layanan mana yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pendapatan bisnis Anda.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi dari Berbagai Jenis Bisnis dan Templatenya
2. Mengetahui Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam laporan laba rugi, HPP mencakup biaya pembelian obat, bahan baku, atau produk yang dijual kembali. Menurunkan HPP adalah langkah strategis untuk meningkatkan laba kotor. Berikut beberapa cara untuk menurunkan HPP di apotek:
- Negosiasi dengan Pemasok: Mencari pemasok yang menawarkan harga lebih kompetitif atau menegosiasikan harga beli yang lebih rendah dapat membantu menurunkan HPP.
- Pembelian dalam Jumlah Besar: Jika memungkinkan, pembelian dalam jumlah besar dapat memberikan diskon dan menurunkan biaya per unit produk.
- Pengelolaan Persediaan yang Efektif: Pastikan Anda tidak kehabisan stok atau memiliki stok berlebih yang bisa kedaluwarsa. Memantau persediaan dengan cermat dapat membantu mengurangi HPP.
Dengan mengelola HPP secara efisien, Anda bisa meningkatkan laba kotor, yang merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi HPP. Laba kotor yang tinggi memungkinkan apotek menutupi biaya operasional dengan lebih mudah.
3. Memantau biaya pperasional
Biaya operasional mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan apotek sehari-hari, seperti:
- Gaji dan Upah Karyawan: Termasuk biaya tenaga apoteker, asisten apoteker, staf administrasi, dan karyawan lainnya.
- Biaya Sewa dan Utilitas: Seperti sewa tempat, listrik, air, dan telepon.
- Biaya Perlengkapan Kantor: Kebutuhan administrasi dan operasional sehari-hari.
- Biaya Pemasaran: Untuk meningkatkan visibilitas dan menarik lebih banyak pelanggan, seperti promosi di media sosial atau pemasangan iklan lokal.
Memahami dan mengendalikan biaya operasional penting agar laba operasional tetap positif. Jika biaya operasional lebih besar dari laba kotor, apotek dapat mengalami kerugian.
4. Mengambil Keputusan Bisnis Berdasarkan Data
Laporan laba rugi tidak hanya berfungsi sebagai alat pencatatan, tetapi juga sebagai alat untuk mengambil keputusan strategis. Misalnya:
- Jika penjualan obat bebas meningkat, mungkin Anda bisa memperluas lini produk tersebut.
- Jika biaya sewa terlalu besar, mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk mencari lokasi dengan harga sewa yang lebih rendah.
- Jika penggantian biaya dari pihak ketiga bermasalah, Anda mungkin perlu memperbaiki sistem penagihan atau menjalin komunikasi lebih baik dengan perusahaan asuransi.
Komponen dalam Laporan Laba Rugi Apotek
Laporan laba rugi apotek mencakup beberapa komponen utama yang membantu Anda mengetahui performa keuangan bisnis secara menyeluruh. Setiap komponen memiliki peran penting dalam menentukan laba bersih yang dihasilkan oleh apotek. Berikut adalah komponen-komponen utama yang ada dalam laporan laba rugi apotek:
1. Pendapatan
Pendapatan mencerminkan total penjualan yang dihasilkan oleh apotek selama periode tertentu. Komponen pendapatan dalam laporan laba rugi apotek biasanya terdiri dari:
- Penjualan Obat Resep: Pendapatan dari penjualan obat yang memerlukan resep dokter.
- Penjualan Obat Bebas (OTC): Pendapatan dari obat yang dapat dibeli tanpa resep, seperti obat flu, vitamin, atau suplemen.
- Penjualan Produk Kesehatan Lainnya: Pendapatan dari peralatan medis (alat bantu jalan, tensi meter), produk kesehatan (hand sanitizer, masker), dan layanan kesehatan khusus (imunisasi, konsultasi).
- Penggantian dari Pihak Ketiga: Pendapatan dari klaim asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi atau pihak ketiga lainnya.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya langsung yang terkait dengan produk atau obat yang terjual selama periode tersebut. Di apotek, HPP mencakup:
- Biaya Pembelian Obat dan Produk Kesehatan: Termasuk harga beli obat, vitamin, suplemen, atau alat kesehatan yang dijual.
- Biaya Pengiriman dan Distribusi: Biaya pengiriman atau pengangkutan barang dari pemasok ke apotek.
- Penyesuaian Persediaan: Perubahan dalam persediaan awal dan akhir. Misalnya, jika ada obat yang rusak, kedaluwarsa, atau hilang, hal ini akan mempengaruhi HPP.
Mengurangi HPP sangat penting untuk meningkatkan laba kotor apotek, karena HPP merupakan komponen utama yang mengurangi total pendapatan.
Baca juga: Laporan Laba Rugi Komprehensif: Definisi, Tujuan, dan Bentuk Laporannya
3. Laba kotor
Laba kotor dihitung dengan mengurangi total HPP dari total pendapatan. Ini adalah indikator penting untuk mengetahui seberapa efektif apotek dalam menghasilkan keuntungan dari operasi penjualan obat dan produk kesehatan. Laba kotor yang tinggi menunjukkan bahwa apotek berhasil mengelola HPP dengan baik.
4. Biaya operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari di apotek. Komponen biaya operasional mencakup:
- Gaji dan Upah Karyawan: Gaji apoteker, asisten apoteker, staf kasir, dan staf administrasi.
- Biaya Sewa Tempat: Biaya sewa ruang apotek yang dikeluarkan setiap bulan.
- Biaya Listrik, Air, dan Telepon: Utilitas yang dibutuhkan untuk menjaga operasional apotek.
- Biaya Perlengkapan Kantor: Perlengkapan administrasi seperti kertas, printer, komputer, dan peralatan lainnya.
- Biaya Pemasaran: Biaya promosi dan pemasaran, seperti iklan di media sosial, diskon khusus untuk pelanggan, atau program loyalitas.
- Biaya Administrasi: Biaya untuk administrasi operasional, termasuk perangkat lunak untuk manajemen apotek, biaya lisensi, atau biaya lain yang terkait dengan pengelolaan bisnis sehari-hari.
5. Laba operasional
Laba operasional adalah laba yang diperoleh setelah mengurangi biaya operasional dari laba kotor. Ini menunjukkan seberapa efisien apotek menjalankan aktivitas operasionalnya. Laba operasional memberikan gambaran tentang keuntungan dari operasi inti apotek tanpa memperhitungkan faktor pendapatan atau beban non-operasional.
6. Pendapatan dan beban non-operasional
Pendapatan dan beban non-operasional mencakup aktivitas yang tidak terkait langsung dengan operasi utama apotek. Komponen ini meliputi:
- Pendapatan Bunga: Pendapatan yang diperoleh dari investasi atau tabungan yang dimiliki apotek.
- Beban Bunga: Beban yang timbul dari pinjaman atau hutang usaha.
- Keuntungan atau Kerugian Penjualan Aset: Jika apotek menjual aset tetap seperti peralatan atau kendaraan.
- Pendapatan atau Kerugian dari Investasi: Jika apotek memiliki investasi lain di luar aktivitas inti, seperti saham atau obligasi.
7. Laba bersih sebelum pajak
Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang tersisa setelah mengurangi seluruh beban operasional dan non-operasional dari total pendapatan. Komponen ini menunjukkan total laba yang dihasilkan sebelum pajak pendapatan.
8. Beban pajak
Beban pajak adalah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh apotek berdasarkan laba yang dihasilkan. Pajak ini umumnya dikenakan pada laba bersih sebelum pajak.
9. Laba bersih setelah pajak (Laba Bersih)
Laba bersih adalah jumlah laba yang tersisa setelah dikurangi beban pajak. Laba bersih ini mencerminkan jumlah keuntungan yang sesungguhnya dihasilkan oleh apotek dalam satu periode. Ini adalah indikator utama profitabilitas dan keberhasilan bisnis apotek.
Baca juga: Cara Melakukan Analisis Perbandingan dalam Laporan Laba Rugi
Jenis Laporan Laba Rugi Apotek
Sebenarnya, jenis laporan laba rugi apotek hampir sama dengan bisnis lain, yaitu laporan laba rugi single step untuk bisnis skala kecil dan laporan laba rugi multiple step untuk perusahaan skala menengah dan besar.
Setiap jenis laporan memiliki format dan fokus yang berbeda, yang berguna untuk tujuan analisis dan pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Lebih jauh, berikut adalah pembahasan dan keuntungan dari masing-masing jenis laba rugi.
1. Laporan laba rugi single step
Laporan laba rugi single step adalah jenis laporan yang paling sederhana. Laporan ini memisahkan pendapatan total dari beban total tanpa rincian lebih lanjut. Pendapatan dan beban dihitung dalam satu langkah untuk menentukan laba atau rugi bersih.
Ciri-ciri utama:
- Menyajikan total pendapatan apotek, termasuk penjualan obat resep, obat bebas, dan pendapatan lainnya.
- Beban mencakup semua jenis biaya operasional, HPP, dan beban non-operasional.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi total beban dari total pendapatan.
Keunggulan:
- Mudah dipahami oleh pemilik apotek yang tidak memiliki latar belakang akuntansi.
- Cocok untuk apotek kecil yang memiliki struktur keuangan sederhana.
2. Laporan laba rugi multiple step
Laporan laba rugi multi step lebih detail dibandingkan single step. Laporan ini mengelompokkan pendapatan dan beban menjadi beberapa kategori untuk menunjukkan laba kotor, laba operasional, dan laba bersih.
Komponen Utama:
- Penjualan Bersih: Pendapatan dari penjualan setelah dikurangi retur dan diskon.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Biaya yang terkait langsung dengan produk yang terjual.
- Laba Kotor: Diperoleh dari penjualan bersih dikurangi HPP.
- Beban Operasional: Beban yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional apotek.
- Laba Operasional: Laba yang diperoleh dari operasi utama apotek.
- Pendapatan/Beban Non-Operasional: Pendapatan dan beban di luar aktivitas inti apotek.
- Laba Bersih: Laba akhir setelah dikurangi beban pajak.
Keunggulan:
- Memudahkan analisis profitabilitas di setiap tahap operasional.
- Berguna bagi apotek yang lebih besar atau yang ingin memahami lebih dalam kontribusi setiap komponen terhadap laba bersih.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Contoh Laporan Laba Rugi Single Step Apotek
Apotek Sehat Sentosa
Bulan September 2024
Keterangan | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Obat Resep | 150.000.000 |
Penjualan Obat Bebas (OTC) | 50.000.000 |
Penjualan Peralatan Medis | 20.000.000 |
Pendapatan Layanan Kesehatan | 5.000.000 |
Total Pendapatan | 225.000.000 |
Beban | |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | 120.000.000 |
Beban Gaji Karyawan | 25.000.000 |
Beban Sewa | 10.000.000 |
Beban Listrik & Air | 3.000.000 |
Beban Perlengkapan Kantor | 2.000.000 |
Beban Pemasaran | 5.000.000 |
Beban Administrasi | 2.000.000 |
Total Beban | 167.000.000 |
Laba Bersih | 58.000.000 |
Penjelasan
- Pendapatan: Mencakup semua penjualan yang dihasilkan oleh apotek, termasuk penjualan obat resep, obat bebas (OTC), peralatan medis, dan layanan kesehatan.
- Total Beban: Berisi semua jenis beban yang dikeluarkan selama periode tersebut, termasuk HPP, gaji karyawan, biaya sewa, dan lain-lain.
- Laba Bersih: Diperoleh dengan mengurangi total beban dari total pendapatan.
Baca juga: Anggaran Laba Rugi: Pengertian, Bedanya dengan Laporan Laba Rugi, dan Cara Membuatnya
Contoh Laporan Laba Rugi Multiple Step Apotek
Apotek Sehat Sentosa
Bulan September 2024
Keterangan | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Obat Resep | 150.000.000 |
Penjualan Obat Bebas (OTC) | 50.000.000 |
Penjualan Peralatan Medis | 20.000.000 |
Total Penjualan Kotor | 220.000.000 |
Retur Penjualan | 5.000.000 |
Diskon Penjualan | 2.000.000 |
Penjualan Bersih | 213.000.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | |
Pembelian Obat dan Produk | 115.000.000 |
Biaya Angkut Pembelian | 1.500.000 |
Persediaan Awal | 20.000.000 |
Persediaan Akhir | (18.000.000) |
Total HPP | 118.500.000 |
Laba Kotor | 94.500.000 |
Beban Operasional | |
Beban Gaji Karyawan | 25.000.000 |
Beban Sewa | 10.000.000 |
Beban Listrik & Air | 3.000.000 |
Beban Pemasaran | 5.000.000 |
Beban Administrasi | 2.000.000 |
Total Beban Operasional | 45.000.000 |
Laba Operasional | 49.500.000 |
Pendapatan dan Beban Non-Operasional | |
Pendapatan Bunga | 1.000.000 |
Beban Bunga | 2.500.000 |
Total Pendapatan/Beban Non-Operasional | (1.500.000) |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 48.000.000 |
Beban Pajak | 4.800.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 43.200.000 |
Penjelasan
- Penjualan Bersih: Dihitung dengan mengurangi retur dan diskon dari total penjualan kotor, mencerminkan total penjualan yang terealisasi.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Mencakup biaya langsung pembelian obat dan produk medis, termasuk biaya angkut serta penyesuaian persediaan (awal dan akhir).
- Laba Kotor: Diperoleh dengan mengurangi HPP dari penjualan bersih, menunjukkan keuntungan dari aktivitas penjualan.
- Beban Operasional: Termasuk semua biaya operasional yang diperlukan untuk menjalankan apotek, seperti gaji karyawan, sewa, utilitas, pemasaran, dan biaya administrasi.
- Laba Operasional: Diperoleh setelah mengurangi total beban operasional dari laba kotor, menunjukkan laba yang dihasilkan dari operasi utama apotek.
- Pendapatan dan Beban Non-Operasional: Termasuk pendapatan dan beban yang tidak terkait langsung dengan aktivitas utama, seperti pendapatan dan beban bunga.
- Laba Bersih Sebelum Pajak: Laba yang tersisa setelah memperhitungkan komponen operasional dan non-operasional.
- Laba Bersih Setelah Pajak: Merupakan laba akhir setelah dikurangi beban pajak.
Download Template Laporan Laba Rugi Apotek
Jika Anda masih kesulitan atau merasa contoh laporan laba rugi diatas belum cocok dengan usaha apotek Anda saat ini, Anda bisa mendownload template laporan laba rugi apotek di bawah ini secara gratis.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Laporan Laba Rugi dalam Bisnis
Kesimpulan
Jika Anda adalah pemilik toko apotek yang mengurus semuanya sendiri, mungkin Anda merasa kesulitan jika harus membuat laporan keuangan termasuk laporan laba rugi ini. Namun, dengan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan data keuangan apotek, Anda akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan penting dalam bisnis.
Tapi, tidak bisa dipungkiri juga, bahwa membuat laporan keuangan secara manual memang menyulitkan dan memakan waktu, terlebih jika Anda adalah pemilik toko apotek yang tidak memahami ilmu akuntansi secara mendalam.
Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan keuangan termasuk laporan laba rugi dalam bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pembuatan laporan keuangan terlengkap seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 80.000 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia. Dengan menggunakan Kledo Anda bisa dengan mudah membuat lebih dari 30 jenis laporan keuangan secara instan dan praktis.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Proses Penyusunan Anggaran, Tips, dan Tantangannya - 6 November 2024
- Cara Hitung Barang Jadi dalam Akuntansi: Rumus dan Contohnya - 5 November 2024
- Tahapan Melakukan Supply Chain Audit, Tips, dan Tantangannya - 5 November 2024