Liabilitas: Karakter, Jenis, dan Analisis dalam Rasio Keuangan

liabilitas

Dalam berbisnis, memiliki utang adalah hal yang biasa untuk melancarkan operasional perusahaan tanpa harus mengganggu arus kas. Dengan memiliki utang dana yang tersedia dapat digunakan untuk membeli keperluan yang lain. Di dalam akuntansi, utang disebut juga kewajiban atau liabilitas.

Apa definisi formal dari liabilitas di akuntansi? Apa saja karakter dan jenis dari liabilitas? Bagaimana apliaksinya dalam perhitungan rasio keuangan? Berikut ulasan lengkapnya tentang liabilitas.

Definisi Liabilitas

liabilitas

Menurut IFRS (PSAK 57), liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari sumber daya perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Secara sederhana, liabilitas adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain untuk mendapatkan nilai ekonomi. Contohnya utang untuk membeli stok barang dagangan, utang sewa gedung, utang pajak, dan masih banyak contoh lainya.

Di dalam akuntansi, liabilitas merupakan salah satu komponen persamaan dasar akuntansi. Masih ingat dengan rumus persamaan dasar akuntansi?

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Dari rumus ini dapat dipahami bahwa liabilitas berbanding terbalik dengan aset. Untuk setiap hak yang dimiliki perusahaan atas aset, terdapat kewajiban atau liabilitas atas aset tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa aset adalah sumber daya atau kekayaan perusahaan yang peruntukannya untuk menghasilkan pendapatan, sedangkan liabilitas adalah kewajiban kepada pihak lain.

Liabilitas berbeda dengan beban. Beban merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka menghasilkan pendapatan, sedangkan kewajiban adalah utang yang harus dibayar apapun kondisinya, pada waktu yang telah ditentukan. Di neraca, kewajiban dicatat di sisi pasiva.

Baca Juga: Definisi Ekuitas, Unsur, Bentuk, dan Jenis-Jenisnya.

Karakteristik Liabilitas

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi karakter liabilitas:

  • Kewajiban adalah hasil dari transaksi di masa lalu yang menimbulkan tanggung jawab.
  • Kewajiban merupakan bentuk pinjaman dari perorangan atau lembaga yang diperuntukkan sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan.
  • Kewajiban harus diselesaikan dengan cara mentransfer sejumlah aset, baik berupa layanan atau lainnya.
  • Kewajiban memiliki konsekuensi dan kebijakan, dimana salah satu pihak tidak menyelesaikan tugasnya

Baca juga: Apa itu Rasio Aktivitas? Pengertian, Manfaat, Rumus, dan Jenisnya

Jenis-Jenis Liabilitas

Liabilitas dibagi menjadi tiga berdasarkan jangka waktu pembayarannya, yaitu:

1. Liabilitas Lancar

Kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang jatuh tempo pembayarannya kurang dari satu tahun. Di neraca, kewajiban lancar dicatat terpisah dengan kewajiban tidak lancar. Contoh liabilitas lancar diantaranya:

  • Utang dagang, yaitu liabilitas atau kewajiban yang berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa untuk dijual
  • Utang wesel, yaitu kewajiban berbunga dengan jaminan tertentu, yangjatuh tempo kurang dari satu tahun, serta tercantum dalam peraturan tertulis
  • Utang biaya, yaitu kewajiban atas beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai
  • Utang pajak, yaitu kewajiban atas pajak yang belum disetorkan kepada pemerintah
  • Pendapatan dibayar muka, yaitu kewajiban yang muncul karena pembayaran sudah diterima oleh perusahaan namun pekerjaannya belum diselesaikan kepada pelanggan
  • Utang dividen, yaitu kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada para pemegang saham.
  • Dan masih banyak yang lain

Baca juga: Mengetahui Unsur Pajak dalam Sistem Perpajakan Indonesia

2. Liabilitas Tidak Lancar

Kewajiban atau liabilitas tidak lancar atau kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Biasanya kewajiban jangka panjang diambil perusahaan untuk pengembangan bisnis dan investasi. Karena usia pinjaman lebih dari satu tahun, kewajiban jangka panjang mensyaratkan beberapa batasan untuk melindungi kedua belah pihak.

Liabilitas jangka panjang memiliki peran yang penting dalam menentukan solvabilitas perusahaan. Apabila perusahaan belum mampu menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya, maka perusahaan memiliki status krisis solvabilitas. Contoh kewajiban jangka panjang diantaranya:

  • Utang hipotik, yaitu kewajiban jangka panjang yang jaminannya berupa properti
  • Utang obligasi, yaitu kewajiban berupa surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, yang jatuh temponya minimal satu tahun
  • Kredit noveltasi, yaitu kewajiban jangka panjang yang diterbitkan oleh bank
  • Utang sewa, yaitu kewajiban atas penyewaan aset untuk masa lebih dari satu tahun
  • Dan masih banyak yang lain

3. Liabilitas Kontinjensi

Kewajiban kontinjensi biasa juga disebut sebagai kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa. Kewajiban kontinjensi berpotensi timbul karena peristiwa di masa lalu, namun belum pasti akan muncul sebagai kewajiban.

Kewajiban ini tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.
Di akuntansi, kewajiban kontinjensi tidak dicatat dalam laporan keuangan, namun sebagai catatan tambahan di bagian lampiran. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban ini bisa dicatat, yaitu:

  • Kewajiban itu sangat mungkin terjadi atau kekayaan perusahaan telah digunakan atau telah dikorbankan
  • Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya

Contoh kewajiban kontinjensi diantaranya gugatan terhadap kerusakan produk, garansi pembelian, hingga tuntutan ke pengadilan.

Contoh Liabilitas dalam Bisnis

Kewajiban dapat datang dalam berbagai bentuk, dan berikut adalah beberapa contohnya:

Akun hutang

Hutang usaha adalah jumlah agregat kewajiban jangka pendek bisnis untuk membayar pihak lain atas layanan dan produk yang dibeli secara kredit. Hutang dapat memicu pembayaran bunga atau denda jika bisnis gagal membayar dalam waktu yang ditentukan karena gagal bayar.

Default juga dapat memicu pencabutan atau penghentian kredit tambahan dari pemasok.

Perusahaan mencatat hutang dagang dalam buku besar pembantu hutang untuk mencegah beberapa transaksi mengacaukan buku besar.

Bisnis biasanya menganggap hutang usaha sebagai sumber dana, mewakili uang tunai yang mereka terima dari pemasok.

Kewajiban yang masih harus dibayar

Kewajiban yang masih harus dibayar adalah tanggung jawab yang telah diambil oleh bisnis, biasanya tanpa dokumen pendukung, seperti faktur pemasok.

Misalnya, kewajiban yang masih harus dibayar muncul ketika perusahaan menggunakan produk atau layanan sebelum menerima faktur pemasok.

Departemen akuntansi biasanya mencatat kewajiban yang masih harus dibayar jika faktur tidak sampai pada akhir periode akuntansi.

Departemen keuangan membuat entri jurnal, yang merupakan kredit ke akun kewajiban yang masih harus dibayar dan debit ke akun pengeluaran.

Departemen akuntansi membuat banyak akun kewajiban yang masih harus dibayar sebagai akrual terbalik untuk memungkinkan perangkat lunak akuntansi membatalkannya pada periode akuntansi berikutnya.

Pendapatan ditangguhkan

Pendapatan ditangguhkan adalah pembayaran pelanggan untuk layanan dan barang di masa depan.

Perusahaan mendokumentasikan pembayaran sebagai kewajiban karena mereka belum mendapatkannya.

Pendapatan yang ditangguhkan adalah umum di antara perusahaan asuransi yang membutuhkan pembayaran sebelumnya untuk periode layanan yang berlangsung selama beberapa bulan.

Perusahaan yang menghasilkan pendapatan dari waktu ke waktu mengurangi saldo akun pendapatan yang ditangguhkan dengan debit.

Dengan demikian, ini meningkatkan saldo akun pendapatan. Akibatnya, departemen akuntansi mengklasifikasikan akun pendapatan yang ditangguhkan sebagai kewajiban lancar di neraca.

Mereka juga dapat mengklasifikasikannya sebagai kewajiban jangka panjang jika mereka tidak mengharapkan kinerja dalam 12 bulan ke depan.

Hutang bunga

Hutang bunga adalah jumlah total bunga atas hutang perusahaan yang terutang kepada krediturnya pada tanggal neraca.

Jumlah ini merupakan bagian penting dari analisis laporan keuangan perusahaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan gagal membayar utangnya jika jumlah normalnya lebih kecil dari jumlah bunga yang harus dibayar.

Hutang bunga termasuk bunga yang masih harus dibayar dan ditagih, tetapi bunga yang masih harus dibayar dapat muncul di akun kewajiban bunga yang masih harus dibayar yang berbeda.

Departemen akuntansi biasanya memasukkan hutang bunga dengan kewajiban lancar neraca. Piutang bunga adalah kebalikannya.

Hutang wesel

Wesel bayar adalah wesel bayar secara tertulis yang melibatkan suatu usaha untuk memperoleh sejumlah tertentu dari kreditur. Bisnis biasanya berjanji untuk membayar kembali selama jangka waktu yang telah ditentukan dengan bunga.

Para pihak dapat menetapkan tingkat bunga selama umur wesel atau bersama-sama menentukan tingkat bunga mereka. Perbedaan antara ini dan hutang usaha adalah tidak adanya surat promes dan tingkat bunga, karena hutang memiliki penalti sebagai gantinya.

Departemen akuntansi mengkategorikan wesel bayar sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada apakah mereka jatuh tempo dalam 12 bulan berikutnya di neraca.

Pajak harus dibayar

Hutang pajak adalah akun kewajiban yang mencakup saldo saat ini yang harus dibayar perusahaan kepada lembaga pemerintah.

Perusahaan menghapus hutang pajak dari akun hutang pajak dengan debit setelah mereka membayar pajak mereka. Berbagai perusahaan membayar hutang pajak mereka dalam waktu singkat, sehingga tidak bertahan lama di neraca mereka.

Contoh hutang pajak adalah akun hutang pajak penjualan. Di sini, perusahaan mencatat labilitas ketika mereka menagih pelanggan, dan itu dalam bentuk debit ke akun piutang.

Bisnis menganggap hutang pajak sebagai hutang lancar, dan mereka mengkategorikannya seperti itu.

Hutang gaji

Hutang upah adalah kewajiban yang ditanggung perusahaan atas upah yang dibayarkan jika karyawan belum menerimanya. Perusahaan menghilangkan saldo ini di awal periode pelaporan berikutnya ketika mereka membayar upah karyawan.

Perusahaan membuat kewajiban pembayaran upah baru jika ada kesenjangan antara periode akhir dan hari mereka membayar karyawan mereka.

Sebagian besar bisnis menganggap hutang upah sebagai kewajiban lancar karena menjadi hutang dalam 12 bulan berikutnya.

Perusahaan yang hanya menyiapkan laporan keuangan untuk alasan internal biasanya tidak mencatat liabilitas selama periode pelaporan interim jika liabilitasnya kecil.

Analisis Liabilitas

Dalam rasio keuangan, kewajiban juga banyak digunakan dalam perhitungan, diantaranya rasio likuiditas dan solvabiltas. Rasio likuiditas memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Sedangkan rasio solvabilitas menganalisa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dengan memperhitungkan aspek aset dan modal. Berikut rasio yang digunakan dalam analisa liabilitas:

1. Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar.

2. Rasio cepat (quick ratio)

Hampir sama dengan rasio lancar, rasio cepat juga mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya. Yang berbeda, rasio cepat tidak menghitung faktor persediaan. Sehingga cara menghitungnya adalah membandingkan aset lancar yang dikurangi persediaan, dengan kewajiban lancar.

3. Rasio kas (cash ratio)

Perhitungan rasio kas hanya mempertimbangkan faktor kas dalam membayar kewajiban lancar. Caranya adalah membandingkan jumlah total kas dan setara kas, dengan kewajiban lancar.
Ketiga rasio diatas adalah jenis-jenis rasio likuiditas. Berikut ini adalah rasio solvabilitas:

4. Rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui porsi hutang terhadap aset perusahaan. Cara menghitungnya dengan membandingkan total kewajiban (baik jangka pendek dan jangka panjang) dengan total aset. Semakin besar nilai rasio ini berarti kondisi perusahaan tidak aman.

5. Rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio)

Rasio ini bertujuan untuk mengukur porsi hutang terhadap modal perusahaan. Idealnya utang perusahaan tidak lebih besar dari modal. Caranya dengan menghitung perbandingan antara total kewajiban (baik jangka pendek dan jangka panjang) dengan total modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Banner 3 kledo

Bagaimana Liabilitas Berhubungan dengan Aset?

Liabilitas berlawanan dengan aset dalam akuntansi. Ini karena aset adalah apa yang dimiliki perusahaan atau sesuatu yang dimiliki entitas lain.

Mereka dapat berwujud seperti bangunan, kendaraan, properti, peralatan, atau mesin. Mereka juga bisa tidak berwujud, seperti paten, kekayaan intelektual, kepentingan orang lain yang berutang kepada mereka, atau piutang.

Perusahaan menggunakan informasi kewajiban dan aset mereka untuk menghitung ekuitas pemegang saham.

Ini adalah dengan mengurangkan jumlah total hutang dari jumlah aset. Mereka juga membantu perusahaan menentukan kesehatan dan kesehatan keuangannya secara keseluruhan.

Baca juga: Analisis Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Rumusnya

Perbedaan Antara Beban dan Liabilitas

Beban adalah apa yang perusahaan bayarkan secara berkala untuk mendanai operasinya, sedangkan kewajiban adalah kewajiban perusahaan yang berutang kepada pihak lain.

Perbedaan utama antara biaya dan kewajiban adalah bagaimana mereka melacak kesehatan keuangan perusahaan. Beban muncul pada laporan laba rugi perusahaan untuk mengimbangi pendapatan, sementara kewajiban mengimbangi aset di neraca perusahaan.

Beban juga menjadi faktor dalam menentukan laba bersih perusahaan, bersama dengan pendapatan, kerugian, dan keuntungan. Sebaliknya, kewajiban adalah komponen inti dari neraca perusahaan.

Perbedaan utama lainnya antara beban dan kewajiban adalah bagaimana perusahaan membayarnya. Perusahaan memperoleh kewajiban dan melunasinya pada tanggal jatuh tempo di masa depan.

Sebaliknya, mereka membayar pengeluaran secara real-time karena sangat penting untuk operasi bisnis reguler. Beban dapat menjadi kewajiban di neraca jika perusahaan gagal melunasinya segera.

Kewajiban adalah kewajiban jangka panjang relatif terhadap pengeluaran, meskipun demikian, itu juga bisa bersifat jangka pendek.

Kesimpulan

Demikian penjelasan mengenai liabilitas, karakternya, serta jenis-jenisnya di dalam akuntansi. Ada juga pembahasan mengenai analisa liabilitas dalam berbagai rasio keuangan.

Tentunya memiliki utang diperbolehkan untuk kelancaran bisnis, dan dengan manajemen utang yang baik tentunya akan sangat mendukung pertumbuhan bisnis.

Bagaimana mengelola utang dengan lebih cermat dan mencatatnya dengan lebih akurat? Kawan Kledo bisa memanfaatkan software akuntansi online Kledo, yang akan membantu dalam pencatatan serta pelaporan yang serba mudah.

Catatan entri ganda pada software akuntansi online Kledo akan mengisi otomatis untuk setiap transaksi kewajiban dalam istilah debit dan kredit. Kemudian Kledo akan mengkonsolidasikan transaksi tersebut ke dalam setiap akun buku besar. Nilai mereka akan secara otomatis mengalir ke laporan keuangan masing-masing.

Yuk daftar Kledo sekarang juga untuk bisa menikmati semua kemudahan dalam pengelolaan keuangan.

Desi Murniati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − nine =