Riset Produk: Pengertian, Metode, dan Langkahnya

riset produk banner

Meluncurkan produk baru memang menyenangkan. Namun, ide yang bagus saja tidak menjamin kesuksesan produk tersebut.

Sebelum meluncurkan produk baru, alangkah baiknya jika Anda melakukan riset produk terlebih dahulu.

Riset ini membantu Anda memvalidasi ide produk dan memastikan bahwa ada permintaan nyata di niche market yang Anda targetkan.

Meskipun memerlukan waktu dan usaha, riset ini sangat krusial bagi keberhasilan bisnis Anda di masa depan.

Artikel ini akan membahas pengertian riset produk, langkah-langkah melakukan riset produk secara efektif dan metode terbaiknya.

Apa itu Riset Produk?

Riset produk adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk membuat keputusan strategis terkait pengembangan, penyempurnaan, atau penempatan suatu produk di pasar.

Proses ini merupakan bagian penting dari tahap perancangan dan pengembangan, baik untuk produk baru maupun produk yang sudah ada.

Riset produk membantu mengevaluasi permintaan pasar, menganalisis kondisi dan persaingan, serta mengidentifikasi kebutuhan, harapan, dan permasalahan dari target audiens Anda.

Tujuannya adalah menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, mengurangi risiko, dan meningkatkan kepuasan pengguna.

Riset ini sangat penting dilakukan baik sebelum maupun setelah peluncuran produk, untuk memastikan adanya perbaikan berkelanjutan serta keselarasan dengan tren pasar dan preferensi pelanggan.

kledo pos 3

Baca Juga: Pengertian Diversifikasi Produk, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Mengapa Tim Perlu Melakukan Riset Produk?

Pada dasarnya, setiap tim produk perlu memiliki proses riset produk yang terstruktur dengan baik.

Aktivitas riset Anda akan berbeda, tergantung pada cakupan (apakah ini produk baru atau pengembangan fitur baru?) dan tahap pengembangan (apakah Anda sedang menilai peluang pasar atau sudah mulai membuat prototipe?).

1. Untuk membuat keputusan yang tepat

Alasan utamanya adalah untuk mengurangi risiko kegagalan. Dengan data yang Anda dapatkan dari riset, Anda bisa mengambil keputusan yang tepat.

2. Untuk mengidentifikasi masalah dan memvalidasi ide produk

Riset produk membantu Anda menemukan apa yang pelanggan butuhkan dan inginkan, serta tantangan yang mereka hadapi.

Dengan permasalahan yang terdefinisi dengan jelas, Anda juga dapat lebih mudah menguji dan memvalidasi ide produk sebelum menginvestasikan sumber daya yang besar.

Ini akan mengurangi risiko mengembangkan produk yang tidak sesuai kebutuhan pasar.

3. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif

Salah satu elemen penting dalam riset produk adalah memahami penawaran dari kompetitor.

Dengan menganalisis produk mereka, Anda dapat menemukan peluang untuk diferensiasi, sehingga produk Anda memiliki keunikan di pasar yang kompetitif.

Riset ini juga membantu Anda tetap selaras dengan tren dan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang, memastikan produk Anda tetap relevan.

4. Untuk mengoptimalkan pengembangan produk

Riset membantu Anda mengidentifikasi aspek yang perlu diprioritaskan. Dengan begitu, tim dapat lebih fokus pada elemen tersebut.

Riset juga membantu efisiensi anggaran. Dengan data yang jelas, Anda memiliki alasan kuat dalam pengalokasian sumber daya, sehingga dapat menghindari kesalahan pengembangan yang mahal.

5. Untuk perbaikan berkelanjutan

Pengembangan produk digital tidak berhenti pada satu tahap, melainkan berlanjut melalui berbagai iterasi.

Karena itu, Anda membutuhkan tolok ukur tren untuk memastikan arah pengembangan produk tetap tepat.

Baca Juga: Metode Riset Konsumen dan Tips Melakukannya

Metode Riset Produk

riset produk 1

Dengan banyaknya metode riset produk yang tersedia, hal terpenting adalah memilih metode yang tepat.

Pemilihan metode ini tergantung pada:

  • Kapan riset dilakukan dalam proses pengembangan produk
  • Tujuan riset secara keseluruhan
  • Sumber daya yang tersedia.

Anda mungkin perlu menggabungkan riset primer dan sekunder secara fleksibel.

Survei

Survei produk adalah cara yang baik untuk mengetahui pendapat pelanggan maupun calon pelanggan tentang produk Anda.

Pertanyaan dalam survei bisa mencakup hal-hal seperti:

  • Apa yang paling membuat mereka frustrasi
  • Perbaikan apa yang paling mereka butuhkan
  • Fitur apa yang paling mereka sukai

Anda juga dapat mengetahui bagaimana persepsi ini dan perbandingannya dengan produk pesaing.

Survei bisa dikirim melalui email, tautan, dalam aplikasi, di dalam produk, atau di situs web Anda.

Ini merupakan cara yang mudah, terjangkau, dan efisien untuk mengumpulkan data riset.

Survei Net Promoter Score (NPS) yang dilakukan setiap kuartal juga bisa memberikan ide-ide baru untuk produk atau fitur, terutama dari pertanyaan terbuka setelah skor utama.

Umpan balik dalam aplikasi (in-app feedback)

Umpan balik yang di dalam aplikasi atau produk sangat efektif untuk mendapatkan masukan secara real-time dan merespons masalah pengguna dengan cepat.

Metode ini memberikan wawasan kontekstual yang berharga, baik untuk fitur baru maupun pembaruan produk.

Ulasan pelanggan

Ini adalah bentuk umpan balik spontan yang pengguna berikan melalui platform seperti situs e-commerce, media sosial, dan situs ulasan.

Ulasan membantu memahami tingkat kepuasan pengguna, mengidentifikasi hambatan, dan memperoleh informasi untuk tindak lanjut berikutnya.

Selain itu, ini adalah peluang untuk membangun hubungan dengan audiens Anda.

Jadi, jangan pernah mengabaikan ulasan dan pastikan Anda selalu meresponsnya.

Analisis suara pelanggan

Mengumpulkan dan menganalisis suara pelanggan membantu Anda memahami kebutuhan, preferensi, dan pengalaman pengguna secara menyeluruh.

Proses ini berguna untuk pengembangan produk dan strategi layanan pelanggan.

Yang penting, lakukan secara konsisten dan sistematis agar hasilnya akurat dan bermanfaat.

Analitik produk

Analisis internal berdasarkan perilaku pengguna adalah elemen mendasar dalam pengembangan produk digital.

Anda perlu memantau metrik utama seperti adopsi produk, retensi pengguna, tingkat churn, atau nilai umur pelanggan (lifetime value).

Sesuaikan metrik dengan tujuan dan kebutuhan Anda. Terlalu banyak metrik justru dapat membuat Anda kebingungan.

Pastikan Anda memiliki satu sumber data yang tepercaya dan akses ke alat analitik dapat digunakan oleh tim secara merata.

Baca Juga: 10 Metode Riset Pemasaran yang Bisa Digunakan Bisnis Anda

Wawancara pengguna

riset produk 2

Wawancara adalah metode terbaik untuk mendapatkan wawasan mendalam dari pengguna.

Metode ini cukup fleksibel, karena Anda bisa menyesuaikan pertanyaan selama wawancara untuk mendapatkan lebih banyak informasi.

Sementara itu, kelemahannya adalah metode ini membutuhkan banyak waktu dan biaya.

Kelompok diskusi

Mulailah dengan membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari orang-orang yang sudah menggunakan produk serupa.

Anda dapat menggali informasi seperti harga yang ideal, fitur yang paling penting, dan fitur yang belum tersedia di solusi mereka saat ini.

Selain itu, Anda akan mengetahui keunikan produk Anda yang dapat menjadi keunggulan dibandingkan kompetitor.

Pengujian konsep

Pengujian konsep adalah survei kepada calon pelanggan tentang suatu produk yang belum diluncurkan.

Anda bisa mengetahui bagaimana mereka merespons ide tersebut dan apakah mereka bersedia membeli jika produk tersedia di pasar.

Metode ini fleksibel, dapat dilakukan secara daring, melalui telepon, atau wawancara langsung.

Karena mencari responden yang relevan bisa menjadi tantangan, sebaiknya gunakan alat umpan balik pelanggan untuk mempermudah prosesnya.

A/B testing

A/B testing membandingkan dua versi produk atau fitur untuk menentukan mana yang lebih efektif.

Metode ini berguna untuk mengoptimalkan desain dan fungsionalitas berdasarkan preferensi serta perilaku pengguna.

Biasanya, A/B testing digunakan selama tahap pengembangan produk untuk menyempurnakan fitur dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Pengujian kegunaan

Setelah membangun MVP (Minimum Viable Product), Anda perlu menunjukkannya kepada calon pengguna dan mengamati bagaimana mereka menggunakannya.

Pengujian kegunaan membantu mengidentifikasi hambatan dalam penggunaan dan mengevaluasi apakah produk mudah digunakan serta intuitif.

Metode ini sangat penting pada tahap desain dan pengembangan untuk memastikan produk sesuai dengan ekspektasi pengguna.

Baca Juga: Varian Produk: Definisi, Tujuan, Komponen, dan Penerapannya

Kapan Perlu Melakukan Riset Produk?

riset produk 3

Riset produk dilakukan sepanjang seluruh proses pengembangan produk.

Mulai dari ide awal hingga setelah peluncuran, setiap tahap memerlukan aktivitas riset yang berbeda sesuai kebutuhannya.

1. Sebelum pengembangan

Tahap discovery adalah fase paling penting dalam riset produk. Pada tahap ini, Anda harus menetapkan dasar-dasar produk.

Ada banyak pertanyaan penting yang perlu Anda jawab untuk meminimalkan risiko sebelum masuk ke fase eksekusi:

  • Siapa target pengguna produk ini?
  • Masalah apa yang akan produk selesaikan?
  • Apa keunikan produk dibandingkan kompetitor, dan bagaimana posisinya di antara produk sejenis?
  • Apakah produk ini bisa dikembangkan dengan sumber daya yang ada?
  • Apakah orang akan bersedia membeli produk ini?

Inilah saat yang tepat untuk melakukan riset pasar, menyusun user persona, dan memahami masalah, kebutuhan, serta keinginan mereka.

Setelah Anda menemukan ceruk pasar (niche) dan target audiens Anda, langkah berikutnya adalah menentukan strategi positioning produk Anda terhadap kompetitor.

Metode riset yang berguna: survei, wawancara pengguna, analitik produk, riset pasar.

2. Prototyping

Setelah ide produk tervalidasi, Anda akan mulai membuat prototipe produk awal untuk mengidentifikasi potensi masalah pada pengalaman pengguna (UX) dan kegunaan produk sejak dini.

Pada tahap ini, biasanya Anda sudah mulai melakukan riset untuk mengetahui bagaimana target pengguna menanggapi versi prototype.

Metode riset yang berguna: survei, wawancara pengguna, analitik produk, pengujian konsep, focus group, pengujian kegunaan (usability testing), uji A/B.

Baca juga: 10 Contoh Proposal Usaha dan Template Gratis Siap Unduh

3. Beta testing

Setelah berhasil menyesuaikan kebutuhan pengguna dengan fungsionalitas, kemudahan penggunaan, dan tujuan bisnis, Anda akan memiliki versi beta dari produk.

Ini adalah versi yang siap melalui proses pengujian secara menyeluruh oleh kelompok pengguna yang lebih luas.

Tahap ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana pelanggan menilai produk atau iterasi terbarunya, apa yang mereka sukai, tidak sukai, serta bagian mana yang masih bisa Anda tingkatkan.

Metode riset yang berguna: survei dalam produk dan aplikasi, wawancara pengguna, analitik produk, focus group, pengujian kegunaan (usability testing), uji A/B

4. Setelah peluncuran

Setelah meluncurkan produk Anda, perjalanan riset belum selesai. Justru, Anda perlu berkomitmen untuk melakukannya secara berkelanjutan.

Pastikan Anda terus mengumpulkan metrik keterlibatan pelanggan yang relevan.

Pada tahap ini, fokuslah mengevaluasi apakah pengalaman digital secara keseluruhan sudah mampu memberikan pengalaman penggunaan yang menarik.

Inilah saat yang tepat untuk menilai apakah posisi produk sudah tepat, apakah telah mencapai product-market fit, dan apakah strategi harga yang diterapkan sesuai.

Metode riset yang berguna: ulasan pengguna, analitik produk, wawancara pengguna, survei (NPS, CSAT, CES, product-market fit)

Baca Juga: Klasifikasi Produk: Definisi, Jenis dan Tips Pemasarannya

Langkah-Langkah Mengerjakan Riset Produk

ilustrasi meriset produk

Berikut ini adalah langkah-langkah mengerjakan riset produk dari awal hingga selesai:

Langkah 1: Tentukan tujuan riset

Jelaskan secara jelas apa yang ingin Anda capai melalui riset ini. Apakah mengidentifikasi celah pasar, memahami kebutuhan pengguna, memvalidasi ide produk, atau meningkatkan produk yang sudah ada.

Langkah 2: Identifikasi audiens target Anda

Mengetahui siapa target pengguna sangatlah penting. Tentukan siapa yang menjadi sasaran produk Anda dengan memahami demografi, kebutuhan, dan perilaku mereka.

Jangan lupa untuk membuat profil persona pengguna secara rinci, termasuk pola penggunaan, preferensi, serta proses pengambilan keputusan mereka.

Anda bisa mengumpulkan informasi ini saat pengguna mendaftar, atau melalui survei persona pengguna yang dapat disebarkan langsung di dalam produk maupun melalui email.

Langkah 3: Pilih metode riset

Pilih kombinasi yang tepat antara metode kuantitatif dan kualitatif, serta manfaatkan data yang sudah ada melalui riset sekunder.

  • Metode kuantitatif: survei, analisis data, metrik
  • Metode kualitatif: survei, wawancara, focus group, observasi pengguna, ulasan online
  • Riset sekunder: laporan yang sudah ada, data pesaing, analisis tren

Baca Juga: Strategi Pengembangan Produk, Tahapan, dan Contohnya

Langkah 4: Lakukan riset produk

Saatnya mengimplementasikan metode yang telah Anda pilih. Kumpulkan data secara akurat dan jaga objektivitas selama proses berlangsung.

Langkah 5: Analisis data dan temukan wawasan

Menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi pola dan tren utama merupakan salah satu bagian paling menantang dari proses riset.

Menarik kesimpulan dari data kuantitatif bisa dilakukan dengan cepat jika menggunakan alat yang tepat dan metrik yang sesuai.

Namun, analisis umpan balik kualitatif memerlukan pendekatan yang berbeda.

  • Identifikasi pola dan tren melalui data kuantitatif: Temukan tema yang berulang dan tren statistik.
  • Kategorikan umpan balik kualitatif dan ambil kesimpulan yang dapat ditindaklanjuti: Kaitkan temuan dengan perbaikan produk, prioritaskan perubahan berdasarkan kebutuhan pengguna, dan kembangkan strategi produk yang sesuai dengan tantangan yang ditemukan.

Langkah 6: Validasi ide dengan pengguna

Uji ide dan solusi Anda kepada pelanggan yang sudah ada maupun calon pengguna. Ingat untuk mengidentifikasi tipe pengguna utama sebelum merekrut peserta tes.

  • Uji ide: Gunakan wawancara, focus group, survei, dan pengujian kegunaan untuk mengumpulkan umpan balik.
  • Hindari bias: Salah satu cara untuk menghindari bias konfirmasi dan respons positif palsu adalah dengan menanyakan perilaku dalam konteks tertentu.

Langkah 7: Kembangkan dan uji MVP Anda

Mengutip Forbes, Minimum Viable Product (MVP) merupakan sebuah versi dari produk baru yang memungkinkan tim mengumpulkan pengetahuan pelanggan terbanyak dengan usaha minimal.

  • Pengujian pengguna: Gunakan tree testing, card sorting, uji A/B, dan heatmaps untuk mengonfirmasi kemudahan penggunaan dan fungsionalitas
  • Quality assurance: Lakukan pengujian QA, pengujian regresi, dan pengujian performa.

Baca Juga: Apa Itu Identitas Produk dan Cara Membuatnya Menarik

Kesimpulan

Memilih produk dan niche yang tepat adalah keputusan yang sangat vital bagi kesuksesan bisnis Anda.

Karena itu, Anda perlu menjalankan proses riset produk ini untuk mengevaluasi produk-produk Anda agar sesuai dengan pasar.

Setelah produk Anda beredar di pasaran, jangan lupa untuk mengawasi dan mencatat penjualannya dengan aplikasi kasir Kledo POS.

Dengan Kledo POS, Anda bisa mencatat transaksi, menerima pembayaran dari berbagai metode, menginput dan mengkategorikan produk dengan mudah, serta membuat laporan penjualan.

Jika Anda tertarik menggunakan Kledo POS untuk bisnis Anda, Anda bisa klik tautan ini untuk mencobanya.

salsabilanisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 − two =