10+ Tips Sukses Ternak Ikan Lele yang Harus Anda Lakukan

Sukses ternak lele

Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari masyarakat di Indonesia. Anda pasti sudah tidak asing dengan pecel lele, makanan satu ini sering dijual di pinggir jalan. Maka tak ada salahnya, Anda memulai usaha ternak ikan lele sebagai sumber penghasilan.

Terlebih lagi, ikan lele relatif mudah dibudidayakan daripada jenis ikan lainnya. Tentu, hal ini menjadi keunggulan berbisnis ikan lele: mudah dirawat namun menjanjikan keuntungan yang menjanjikan karena pangsa pasarnya yang sangat luas.

Anda tertarik membuka usaha pecel lele? Atau Anda lebih tertarik untuk ternak ikan lele?

Pada artikel ini, kami akan membagikan tips sukses berbisnis ikan lele yang bisa Anda coba.

Mengapa Harus Mencoba Ternak Ikan Lele?

Sebelum jauh membahas tentang ternak ikan lele, sebenarnya ada kandungan apa saja sih dalam ikan lele.

Berikut kandungan ikan lele yang membuatnya pantas dijadikan makanan favorit:

  • Adanya kandungan protein sebanyak 15,6 gram yang berguna untuk memenuhi kebutuhan asam amino di dalam tubuh manusia.
  • Vitamin B-12 yang memiliki fungsi zat makanan menjadi energi sebanyak 40%
  • Kandungan asam lemak Omega-6 dan Omega-3 yang memiliki fungsi untuk menjaga fungsi jantung.
  • Kalori sebesar 122.
  • Rendah lemak
  • Rendah merkuri.

Selain faktor kandungan nutrisinya, ikan lele patut Anda jadikan sebagai peluang bisnis karena bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan. Apalagi perawatannya pun relatif lebih mudah dibandingkan jenis ikan lainnya.

Sehingga, modal yang dibutuhkan di awal pendirian usaha pun tidak terlalu besar. Bahkan, sering kita jumpai di kampung-kampung, ikan lele dibudidayakan dengan menggunakan terpal saja.

Nah, Anda bisa lho menggunakan terpal untuk membudidayakan ikan satu ini. Kolam terpal ini dinilai lebih efesien untuk ternak lele.

Selain bisa dilakukan di lahan yang terbatas, penggunaan kolam terpal juga akan memakan biaya yang lebih sedikit.

Di kalangan peternak, budidaya ikan lele sendiri dibagi menjadi dua segmen, yakni segmen pembenihan dan segmen pembesaran.

Segmen pembenihan berfokus untuk menghasilkan benih ikan lele, sementara segmen pembesaran berfokus untuk budidaya ikan lele yang sudah siap dikonsumsi.

Nah, pada bagian selanjutnya, kami akan membagikan apa saja tips yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan budidaya ikan lele pada segmen pembesaran.

Banner 1 kledo

Baca juga: 20 Peluang Usaha Ternak dan Tips Membangun Bisnis yang Sukses

Tips Sukses Memulai Usaha Ternak Ikan Lele

Lalu bagaimana cara memulai usaha ternak ikan lele ini? Berikut kami rangkum tahapan apa saja yang harus dilakukan untuk memulai ternak ikan lele.

1. Menyiapkan Kolam Ikan Lele

kolam lele

Ada 3 (tiga) jenis kolam yang bisa Anda gunakan untuk ternak ikan lele, yaitu kolam tanah, kolam semen, dan kolam terpal.

Di tengah keterbatasan lahan, biasanya orang-orang lebih memilih menggunakan kolam terpal.

Selain bisa mengatasi keterbatas lahan, biaya yang digunakan lebih murah dibandingkan kolam tanah atau kolam semen.

Nah, berikut persiapan yang perlu dilakukan untuk membuat kolan dari terpal:

  • Bersihkan kolam terpal terlebih dahulu dengan sabun dan bilas hingga bersih.
  • Bentangkan terpal sampai menyerupai bentuk kolam. Anda bisa menggunakan penyangga besi atau kayu agar bagian pinggi terpal bisa berdiri tegak.
  • Isilah terpal dengan air setinggi 20-30 cm.
  • Diamkan air dalam terpal selama 7-10 hari untuk pembentukan lumut.
  • Setelah lumut terbentuk, tambahkan air sampai ketinggian 80-100 cm.
  • Setelah air siap, tambahkan irisan daun pepaya atau singkong untuk mengurangi bau air kolam.

Baca juga: Tips Sukses Bisnis Ini Sangat Cocok untuk Pebisnis Pemula

2. Memilih Benih Ikan Lele yang Berkualitas

bibit lele

Setelah kolam selesai, saatnya untuk memilih benih atau induk ikan lele. Dalam pemilihan induk atau benih ini, Anda tidak boleh asal memilih.

Pilihlan benih induk yang berkualitas. Hal ini dikarenakan bibit induk yang berkualitas akan mengurangi risiko terhadap serangan penyakit. Alhasil, lele akan lebih sehat dan leboh besar.

Berikut ciri induk lele yang berkualitas:

Ciri-Ciri Induk Lele Jantan yang Berkualitas

  • Perut yang lebih ramping
  • Tulang kepala berbentuk pipih
  • Memiliki warna yang gelap
  • Bergerak lebih lincah
  • Memiliki alat kelamin runcing

Ciri-ciri Induk Lele Betina yang Berkualitas

  • Memiliki perut yang lebih besar dari punggung
  • Bergerak lambat
  • Memiliki kelamin bulat

Baca juga: 20 Bisnis yang Laku Setiap Hari dan Tips Memilihnya

3. Cari Lele yang Siap Kawin

ternak ikan lele

Mencari ikan lele yang siap kawin membuat Anda tidak harus menunggu untuk mendapatkan bibit ikan lele.

Lalu bagaimana caranya membedakan ikan lele yang siap kawin dengan yang belum siap kawin? Berikut ciri-cirinya:

  • Lele jantan memiliki warna merah saat siap kawin
  • Lele betina memiliki warna memiliki warna kelamin yang menguning

Baca juga: 10 Tips Bisnis Peternakan Hingga Sukses Ini Wajib Dicoba

4. Pisahkan Lele Berdasarkan Ukuran

benih ternak ikan lele

Pemisahan ikan lele berdasarkan ukuran dilakukan agar ikan lele tidak saling memakan.

Seperti yang kita tahu, ikan lele merupakan hewan kanibal yang suka makan sesama jenis.

Sehingga untuk menghindari risiko kematian, Anda bisa memisahkan lele yang berukuran besar dengan lele yang berukuran kecil. Dengan begitu semua lele yang berhasil dibenihkan dapat berkembang biak.

Baca juga: Tips Bisnis Warung Sembako Paling Menguntungkan yang Wajib Dicoba

5. Pemindahan Lele ke Kolam

kolan ternak ikan lele

Salah satu tips yang harus dilakukan saat pemindahan ikan lele ke dalam kolam adalah jangan memindahkannya secara bersamaan.

Pemindahan secara bersamaan akan membuat ikan lele menjadi stres dan bisa menyebabkan kematian.

Terlebih dahulu Anda harus menyiapkan ember dan meletakannya ke dalam kolam dengan keadaan miring.

Lalu, diamkan selama 15-30 menit. Biarkan lele keluar sendiri dari dalam ember menuju kolam.

Selain itu, sebaiknya pemindahan lele ini dilakukan saat pagi hari atau malam hari, karena di waktu-waktu tersebut lele akan lebih tenang.

6. Penyortiran Ikan Lele

Penyortiran ikan lele dilakukan setelah berumur kurang dari 20 hari. Penyortiran dilakukan dengan bak untuk memisahkan lele yang berukuran kecil dengan lele yang berukuran besar.

Hal ini dilakukan agar pertumbuhan ikan lele merata, karena lele yang berukuran kecil biasanya kekurangan makanan dibandingkan dengan lele yang berukuran besar.

Pemisahan ini juga dilakukan untuk mengurangi risiko ikan lele kecil dimangka ikan lele yang lebih besar.

Baca juga: 8 Ide Bisnis Startup Paling Menjanjikan di Indonesia

7. Memperhatikan Kualitas Kolam

Ikan lele merupakan ikan yang dapat bertahan hidup di kolam yang berlumut.

Jadi, kolam yang baik untuk ternak lele adalah kolam yang berwarna hijau karena hijau menandakan banyak lumut yang tumbuh di sana.

Saat ikan lele sudah dewasa dan siap panen, air kolam akan berubah warna menjadi merah.

Meskipun ikan lele termasuk ikan yang tidak suka dengan air jernih, bukan berarti Anda boleh asal memasukan air ke dalam kolam.

Anda harus tetap perhatikan kualitas air karena bisa saja ada kandungan bakteri dalam air yang akan membuat ikan lele terserang penyakit.

8. Perhatikan Kedalaman dan Kapasitas Kolam

Memperhatikan kedalaman kolam secara berkala merupakan hal yang harus dilakukan ketika ternak ikan lele.

Hal ini dikarenakan air yang ada di dalam kolam dapat berkurang karena adanya proses penguapan.

Pada bulan pertama tingkat kedalaman kolam 20 cm, bulan kedua 40 cm, dan bulan ketiga 80 cm.

Jangan biarkan kolam terlalu dangkal karena hal ini akan membuat air menjadi panas dan dapat menyebabkan kematian pada ikan lele.

9. Pemberian Pakan Ikan Lele

Salah satu waktu yang tepat untuk memberi makan ikan lele adalah saat ikan lele aktif dan mendorong kepalanya.

Anda bisa memberi makan saat itu. Namun biasaya ikan lele diberi makan tiga kali dalam sehari yaitu pukul 7 pagi, 5 sore dan 10 malam.

Anda dapat menggunakan jenis pakan sentrat 781-1 yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan di dalam kandungannya, seperti protein, lemak, mineral, vitamin, dan karbohidrat.

Anda juga tidak boleh memberi makan secara berlebihan karena dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit pada ikan lele.

Selain pakan utama berupa pelet/sentrat, Anda juga bisa memberi pakan tambahan ikan rucah, belatung dicampur nanas, keong mas, dan limbah ayam.

10. Pencegahan Hama dan Penyakit

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan produksi ikan lele menurun adalah karena adanya hama dan penyakit. Namun hal ini masih bisa dicegah.

Untuk pencegahan hama, Anda dapat memberikan pelindung agar menjadi penghalang hewan lain untuk masuk.

Sedangkan untuk pencegahan penyakit Anda bisa gunakan obat-obatan yang tersedia di toko perikanan.

11. Proses Panen Ikan Lele

Pemanenan ikan lele dilakukan setelah ikan lele berukuran 9-12 ekor/kg. Biasanya rentang waktunya antara 2,5-3,5 bulan dengan bibit berukuran 5-7 cm. Namun untuk ukuran ikan lele ekspor, ukurannya mencapai 500 gr/ekor.

Salah satu tips yang harus dilakukan sebelum panen adalah jangan memberi makan ikan lele satu hari sebelum panen.

Ini dilakukan agar ikan lele tidak buang kotoran saat diangkut. Anda juga bisa melakukan sortir berdasarkan ukuran ikan lele. Penjualan ikan lele berdasarkan ukuran dapat meningkatkan pendapatan peternak.

Baca juga: Manfaat Laporan Keuangan bagi Bisnis yang Harus Anda Ketahui

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Ternak Ikan Lele

modal ternak ikan lele

1. Modal

Salah satu hal yang tidak bisa lepas dari memulai ternak ikan lele adalah modal yang harus dikeluarkan.

Modal ini digunakan untuk membeli peralatan dan juga membeli bibit ikan lele. Lalu berapa modal yang harus dikeluarkan untuk ternak ikan lele?

  • Terpal untuk kolam ikan lele: Rp2.000.000,00
  • Instalasi air : Rp300.000,00
  • Mesin pemompa air: Rp400.000,00
  • Total keseluruhan: Rp2.700.000,00

Biaya penyusutan sebesar RP900.000,00/bulan

Biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk satu kali panen yaitu sebagai berikut:

  • Bibit ikan lele 5000 ekor (@200) = Rp1.000.000,00
  • Pakan ikan lele 300 kg (Rp 100.000,00/10 kg) = Rp3.000.000,00
  • Obat-obatan = Rp200.000,00
  • Total keseluruhan = Rp4.200.000,00

Biaya-biaya tambahan:

  • Listrik = Rp600.000,00
  • Biaya penyusutan = Rp900.000,00
  • Total = Rp1.500.000,00

Modal ini masih bisa Anda kecilkan lagi dengan mengurangi jumlah ikan lele yang akan Anda kembang biakan.

Apalagi untuk orang yang masih awam dengan ternak ikan lele ini, Anda bisa memulainya dengan jumlah yang sedikit terlebih dahulu.

2. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran dan promosi dilakukan dengan menjual ke warung-warung dengan kemasan per kilogram.

Anda juga bisa menjualnya ke pasar. Selain itu Anda bisa menawarkannya kepada warung-warung makan.

Anda juga bisa menjualnya secara online melalui media sosial yang dimiliki.

3. Keuntungan yang Didapat Sekali Panen

Keuntungan merupakan alasan kenapa seseorang memulai ternak ikan lele. Semakin besar keuntungan, semakin besar pula ketertarikan terhadap usaha satu ini.

Lalu, berapa keuntungan yang didapatkan dalam satu kali panen ikan lele?

  • Dengan menyebaran benih ikan lele sebanyak 5.000 ekor, jika sebanyak 20% tidak dapat dipanen maka ikan lele yang akan dijual sebanyak 4.000 ekor.
  • Jika setiap kilogram berisi 8 ekor dengan harga jual Rp20.000,00 maka hasil yang didapat yaitu Rp10.000.000,00
  • Jadi keuntungan bersih yang didapat yaitu Rp10.000.000,00 – (Rp4.200.000,00+Rp1.500.000,00)= Rp5.800.000,00

Kesimpulan

Meraih kesuksesan bisa dari berbagai cara, salah satunya dengan ternak ikan lele. Meski terdengar usaha yang sangat sederhana, namun keuntungan yang didapatkan dari ternak ikan lele ini cukup menjanjikan.

Anda juga menjadikan usaha ternak ikan lele sebagai usaha sampingan. Anda tetap bisa melakukan pekerjaan utama dan akan mendapatkan penghasilan tambahan dari ternak ikan lele.

Anda bisa menggunakan tips-tips di atas untuk mengembangkan ternak ikan lele.

Selain tips-tips di atas, Anda juga tidak boleh mengabaikan pencatatan seluruh keuangan bisnis, seperti modal dan biaya yang dikeluarkan.

Untuk mempermudah, Anda bisa melakukan pencatatan menggunakan Kledo. Kledo merupakan software akuntansi yang akan mempermudah Anda dalam pencatatan keuangan. Anda bisa mencobanya secara gratis selama 14 hari di sini.

Desi Murniati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four + 10 =