Ngomongin ekonomi itu ndak akan pernah ada habisnya lho, Kawan Kledo. Kenapa? Karena cakupan ilmu ekonomi ini amatlah luas, belum lagi perkembangannya yang sangat cepat dalam dunia perekonomian. Apabila dilihat dari definisi, ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penjualan atau penerimaan, yang berhubungan dengan produk, distribusi barang dan jasa, antara penjual dan pembeli.
Ekonomi terdiri atas berbagai macam jenis dan bentuk bidang, bahkan kegiatan, dengan fungsinya masing-masing. Dalam dunia perekonomian, ilmu economics dibagi ke dalam 2 (dua) garis besar, yaitu ekonomi mikro dan makro.
Tentu saja sebagai pemilik bisnis Kawan Kledo tidak boleh abai terkait pembahasan update tentang ilmu ekonomi ya. Jangan salah, sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara dengan ekosistem bisnis sangat erat hubungannya. Perekonomian dan bisnis saling mempengaruhi satu sama lain, tanpa memandang besar kecilnya bentuk usaha yang Kawan Kledo miliki. Sama halnya dengan microeconomics dan macroeconomics, sistem perekonomian ini masuk dalam ilmu makro, sedangkan bisnis merupakan bagian dari ilmu mikro.
Sebagai bahasan pokok, kedua cabang ilmu macro dan microeconomics, tidak bisa disangkutpautkan karena analisis dan penerapannya juga sangat berbeda. Microeconomics biasanya menjelaskan cakupan yang lebih spesifik dan ruang lingkupnya kecil. Beda dengan macroeconomics mempelajari masalah lebih besar, dengan masalahnya yang lebih rumit dan lingkupnya berupa suatu negara. Penasaran dengan perbedaan dari kedua cabang ilmu ekonomi ini? Yuk kita bahas satu per satu hingga konsep dasar hubungannya, agar Kawan Kledo lebih paham ya!
Berkenalan dengan Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro (microeconomics) merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam mengambil keputusan, baik konsumen maupun produsen, dengan lingkup yang lebih kecil atau spesifik seputar alokasi atas sumber daya yang dimiliki. Microeconomics membahas terkait faktor-faktor yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan, lalu berimbas pada dampak dari keputusan itu terhadap pasar umum. Secara garis besar, ekonomi mikro ini menjelaskan kondisi keuangan pada sebuh perusahaan yang sedang berjuang dalam menghadapi potensi bangkrut. Atau contoh lebih simpelnya lagi, membahas perencanaan finansial seseorang untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan terakhir.
Pendekatan yang digunakan dalam ekonomi mikro adalah bottom-up, dengan fokus tiga sektor ekonomi, seperti tanah, kewirausahaan, dan modal. Analisa microeconomics hanya berdasarkan laporan keuangan. Dari situlah, Kawan Kledo dapat menentukan kemungkinan langkah yang akan dilakukan, bahkan hingga pengambilan keputusan untuk diri pribadi maupun bisnis. Intinya, proses dan segala tindakan terkait manajerial bisnis yang Kawan Kledo jalankan itu masuk ke dalam ranah ekonomi mikro.
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
Akan tetapi, yang perlu dipahami, ruang lingkup ekonomi mikro tidak hanya seputar finansial dan keuangan, dari sebuah perusahaan maupun rumah tangga. Karena selain hal tersebut, microeconomics juga mengajarkan hal-hal sebagai berikut:
- Teori Harga, proses awal dari pembentukan penerimaan dan permintaan, dari barang maupun jasa, di mana menjadi acuan harga atas produk yang akan dijual. Kawan Kledo diwajibkan untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum menetapkan harga.
- Teori Produksi, di sinilah inti dari hal yang harus dilakukan sebelum menetapkan harga. Kawan Kledo harus melakukan analisa biaya produksi terlebih dahulu. Hal ini demi menghitung proyeksi keuntungan yang akan diterima kedepannya. Jangan lupa untuk memperhitungkan kualitas dan kuantitas bahan dasar dari produk yang akan dijual.
- Teori Distribusi, menjelaskan terkait pengeluaran yang harus ditanggung oleh pemilik usaha. Yaitu terkait pembagian hasil, pemberian upah tenaga kerja, hingga segala beban lain yang dikeluarkan untuk membuhi kebutuhan belanja perusahaan. Tentu saja, demi keberlangsungan dan perkembangan bisnis ya, Kawan Kledo.
Mengenal Lebih Dekat Ekonomi Makro
Berbeda dengan ekonomi mikro, macroeconomics mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan besar. Ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, kinerja, perilaku, dan proses pengambilan keputusan ekonomi di tingkat nasional. Macroeconomics menggunakan pendekatan top-down. Ilmu ekonomi ini berusaha memahami perubahan yang terjadi terhadap Gross Domestic Product (GDP, dalam bahasa Indonesia – PDB) suatu negara, proyeksi inflasi dan deflasi, pengeluaran, penerimaan, dan pinjaman tingkat pemerintah (terkait kebijakan fiskal), serta kebijakan moneter.
Jangan salah, ekonomi makro tidak hanya menganalisis pemasukan dan pengeluaran negara, tapi juga dampak baik dan buruk dibaliknya, seperti tingkat pengangguran. Macroeconomics lebih menekankan penafsiran dan analisa keadaan perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Dengan begitu, kebijakan dapat dirumuskan pada tingkat yang lebih tinggi. Ekonomi makro melakukan analisis pada seluruh sektor industri tanpa kecuali. Jelas sangat berbeda lingkup dengan microeconomics, yang hanya berfokus pada rumah tangga dan perusahaan.
Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Ekonomi makro ini berfokus pada hal terkait dengan tingkat pengangguran, ketersediaan lapangan kerja, inflasi, dan deflasi. Kesalahan kecil perhitungan dan pengambilan keputusan dalam macroeconomics dapat berdampak buruk bagi negara lho, Kawan Kledo. Sebelum memutuskan dan mengambil tindakan, terdapat 3 (tiga) kebijakan harus dipertimbangkan terlebih dahulu oleh pemerintah, yang terdiri atas Kebijakan:
- Fiskal, merupakan suatu aturan yang mengatur tentang pendapatan dan pengeluaran suatu negara. Pendapatan sendiri biasanya didapat melalui pajak, non-pajak (denda, lelang, dan gratifikasi), maupun hibah dari negara lain. Pengeluaran bisa berupa impor barang untuk kebutuhan dalam negeri, dan lain sebagainya. Pengen tau lebih dalam tentang kebijakan fiskal? Kawan Kledo bisa baca di Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, dan Komponennya.
- Moneter, yaitu suatu aturan yang mengatur tentang seberapa banyak Bank Sentral (Bank Indonesia untuk negera Indonesia) harus mengeluarkan uang beredar di masyarakat. Semakin banyak perputaran uang yang beredar di masyarakat, dimungkinkan harga produk juga semakin tinggi. Keadaan tersebut dapat diartikan sebagai inflasi. Sebaliknya, semakin sedikit perputaran uang yang terjadi di masyarakat, maka harga produk yang dijual di pasar juga akan menurun. Kondisi tersebut biasa disebut dengan deflasi.
- Segi Penawaran, berperan untuk membuat neraca keuangan suatu perusahaan tetap stabil. Dengan kata lain, kebijakan ini dibuat untuk mengatur kegiatan produksi dengan menekan anggaran. Akan tetapi, pemilik usaha tetap akan mendapatkan barang (bahan baku) yang berkualitas. Tidak selalu demi keuntungan entitas ya Kawan Kledo, namun juga terkait masalah gaji buruh. Biasanya setiap tanggal 1 Mei bertepatan dengan Hari Buruh Nasional, Pemerintah Indonesia akan menggunakan kebijakan ini.
Hubungan Ekonomi Mikro dan Makro
Seperti yang sudah disampaikan di atas, bahwa macroeconomics dan microeconomics saling memiliki ikatan yang cukup erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pada negara yang memiliki landasan perekonomian bagus, di mana nilai mata uangnya selalu stabil, pertumbuhan ekonomi selalu bergerak ke arah positif, kebijakan pemerintahan mendukung dilakukannya investasi, dan kondisi sosial ekonomi yang kondusif. Hal-hal tersebut memberikan peluang yang amat menggiurkan bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan usahanya.
Jika bisnis telah berkembang, maka investasi akan berdatangan. Pengaruhnya tidak hanya ke situ, tetapi juga terkait SDM semakin terserap menyebabkan jumlah pengangguran di negara tersebut menjadi berkurang. Selain itu, situasi bisnis dan investasi yang kondusif berdampak positif pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang akan bertambah melalui pajak. Dengan demikian perekonomian negara akan semakin kuat. Luar biasa bukan hubungan micro dan macroeconomics?
Pertumbuhan Ekonomi dan Ekosistem Bisnis
Jika ditelusuri lebih jauh, pertumbuhan GDP dan GNP juga sangat berpengaruh terhadap dunia bisnis lho, Kawan Kledo. Gross Domestic Product (GDP, dalam bahasa Indonesia – PDB) dan Gross National Product (GNP, dalam bahasa Indonesia – PNB) berkaitan dengan pendapatan nasional. Kalau belum paham konsep pendapatan nasional bisa dibaca di Mengenal Konsep Pendapatan Nasional dan Cara Menghitungnya ya, Kawan Kledo!
Jadi, semakin tinggi peningkatan pendapatan nasional dibanding periode sebelumnya, menandakan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara tersebut. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan penduduknya akan semakin meningkat, karena pendapatan masyarakat juga semakin meningkat. Meningkatnya pendapatan ini akan berbanding lurus dengan daya beli penduduknya yang juga meningkat. Oleh sebab itu, sektor bisnis semakin berkembang, penjualan akan meningkat, dan profit yang didapatkan pemilik usaha ikut naik.
Kondisi sebaliknya, ketika suatu negara mendapatakan PDB atau PNB rendah, akan menyebabkan perekonomian menjadi lesu dan daya beli masyarakat menurun. Bisnis juga semakin lesu dengan tidak kondusifnya sektor investasi di negara tersebut. Padahal bisnis merupakan salah satu solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran. Semakin banyak bisnis dijalankan, maka akan semakin luas lapangan kerjaan yang dibuka. Bisnis mampu menyesuaikan masalah tigkat pengangguran ini dengan cara menyesuaikan terkait daya beli masyarakat dan efisiensi bisnis.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Sebenarnya microeconomics dan macroeconomics mengeksplorasi elemen yang sama, akan tetapi dari sudut pandang berbeda. Dari segi ruang lingkup, di mana ekonomi makro berfokus kepada perspektif umum tingkat nasional, ekonomi mikro lebih kepada perspektif individu, tingkat konsumen. Selain itu, dari segi penawaran dan permintaan, yang berlaku pada kedua ilmu ekonomi tersebut. Bedanya, ekonomi mikro didasarkan pada tren penjual dan pembeli. Sedangkan ekonomi makro, dengan skala yang lebih besar, berfokus pada siklus ekonomi, seperti utang jangka panjang dan jangka pendek, serta siklus bisnis.
Apakah masih ada perbedaan lainnya? Jelas ada dong, mari kita bagi dalam 3 (tiga) karakteristik agar lebih detail. Berikut perbedaan dari ekonomi mikro dan makro dilihat dari kategori:
1. Harga Komoditas Barang
Komoditas merupakan produk, atau suatu benda nyata yang mudah diperdagangkanatau dapat ditukar dengan produk sejenis yang biasanya bisa dijual atau dibeli oleh investor lewat bursa berjangka. Karakteristik harga dari komoditas ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar.
Dalam ekonomi mikro, komoditas bisa berupa produk sehari-hari atau kebutuhan tersier, seperti bahan pangan maupun alat transportasi. Misalnya harga kopi, harga gula, harga komputer, harga motor, dan sebagainya. Sedangkan untuk ekonomi makro, komoditas berbentuk barang yang lebih besar dengan cakupan lebih luas, yaitu negara. Misalnya indeks harga konsumen (IHK) sebagai agregat harga barang dan jasa dalam suatu negara.
2. Unit Analisis
Unit analisis di sini adalah batasan yang harus dinilai dalam sebuah perincian ekonomi. Arah analisis pada ekonomi mikro dan pembahasannya lebih kepada kegiatan ekonomi secara individual. Maksud dari individual adalah Kawan Kledo sebagai rumah tangga konsumsi (konsumen), sedangkan perusahaan sebagai rumah tangga produksi (produsen). Misalnya permitaan dan penawaran, pasar, biaya dan laba rugi dari perusahaan. Tentu berbeda dengan ekonomi makro yang menganalisis sekaligus membahas agregat perekonomian secara keseluruhan dalam suatu negara. Misalnya inflasi, deflasi, pendapatan nasional, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
3. Tujuan Analisis
Selain unitnya, tujuan analisis dari ekonomi mikro dan makro juga berbeda lho, Kawan Kledo. Dasar dari tujuan, bergantung pada unit yang dipelajari kan? Untuk ekonomi mikro, fokus tujuan analisis berpusat pada cara mengalokasikan sumber daya yang dimiliki supaya bisa mencapai kombinasi yang tepat. Dalam arti pengeluaran yang serendah-rendahnya, untuk mendapatkan penghasilan yang setinggi-tingginya. Hal tersebut berbeda dengan fokus tujuan ekonomi makro yang berpusat pada pengaruh atas kegiatan ekonomi yang dilakukan, dalam perekonomian secara menyeluruh untuk sebuah negara.
Kesimpulan
Setelah mengenal micro dan macroeconomics, Kawan Kledo pasti jadi sedikit lebih paham betapa pentingnya memahami ilmu perekonomian.
Secara tidak langsung, ada hal-hal di luar sana yang bisa memberikan pengaruh bahkan berimbas secara negatif ke bisnis yang Kawan Kledo rintis. Maka dari itu, sangat perlu melakukan pengelolaan bisnis dengan baik dan tepat. Sistem yang terkomputerisasi dibutuhkan untuk menjalankan bisnis di era digital.
Perlu software akuntansi? Jangan lupa pilihlah perangkat lunak berbasis Cloud, di mana data akan tersimpan dengan aman, serta bisa diakses kapanpun dan dimanapun Kawan Kledo berada.
Kledo memfasilitasi Kawan Kledo untuk mengakses informasi, laporan, dan analisa bisnis secara real time lho. Yuk daftar Kledo sekarang!
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024