Suka atau tidak, Gen Z telah membawa banyak perubahan ke dalam industri karena cara berbelanja mereka yang unik.
Misalnya, tidak seperti generasi pendahulunya yang mencari referensi barang di Google, Gen Z cenderung lebih memercayai media sosial. Daripada harus berbelanja keluar, Gen Z lebih suka membeli dari ecommerce.
Mempelajari bagaimana Gen Z berbelanja dan mengetahui kebiasaan mereka akan sangat membantu pebisnis untuk menjangkau pasar yang unik ini.
Di artikel ini, kami akan membahas cara Gen Z berbelanja dan tips bagaimana bisnis Anda bisa menjangkau mereka.
Siapa itu Gen Z?
Gen Z adalah generasi setelah Millenial, dan generasi sebelum Gen Alpha. Mereka adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1997-2012. Artinya, pada tahun 2024 ini, mereka berusia sekitar 12 hingga 27 tahun.
Anggota Gen Z mencakup hampir 30% dari populasi dunia. Secara global, jumlahnya hampir 2 miliar. Gen Z sering dideskripsikan sebagai generasi yang paling teredukasi, tapi juga yang paling ‘tertekan’ daripada generasi sebelumnya.
Karena rentang usia yang masih mudah, Gen Z masih belum sepenuhnya memiliki pendapatan dan daya beli. Menurut penelitian dari Clearpay, Gen Z dan milenial menyumbang 25% dari pendapatan total belanja toko ritel di Inggris.
Angka tersebut diperkirakan akan terus bertumbuh hingga 39% pada tahun 2030 karena semakin banyak Gen Z yang memasuki dunia kerja.
Baca Juga: Memahami 6 Jenis Pelanggan, Karakteristik, dan Tips Memperlakukannya
Bagaimana Karakteristik Gen Z dalam Berbelanja?
Generasi Z selama ini disebut sebagai kelompok konsumen paling kritis dan memiliki pandangan yang berbeda akan cara berbelanja dan mengonsumsi dibandingkan generasi sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai karakteristik Gen Z dalam berbelanja:
1. Lebih hemat
Banyak Gen Z yang tumbuh besar menyaksikan finansial orang tua mereka terdampak karena resesi tahun 2008 dan juga pandemi Covid-19. Karena itu, mereka lebih ekonomis dan sensitif terhadap harga.
Sekarang ini, Gen Z bersedia menunggu hingga mereka mendapat harga barang yang sesuai. Sebanyak 71% dari mereka lebih suka menunggu hingga produk yang mereka inginkan mendapat diskon.
Gen Z juga senang berburu promo. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari kupon diskon atau informasi promo.
Selain itu, Gen Z juga tidak ragu untuk mengeksplor barang-barang dari brand baru. Meski 55% masih lebih suka berbelanja untuk brand yang sudah familiar untuk mereka, tapi 45% sisanya bersedia mencari produk dari brand lain yang lebih murah.
2. Mengandalkan media sosial
Faktanya, kebiasaan konsumen telah beralih ke media sosial. Generasi Z kurang lebih lahir dan hidup dengan ponsel, dan memiliki pendekatan yang berbeda terhadap media sosial dan digitalisasi secara umum.
Mereka menggunakan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk mencari inspirasi, mencari tahu suatu produk, dan terhubung dengan brand favorit mereka.
Baca Juga: 10 Tips Melakukan Social Media Marketing untuk Bisnis
3. Berbelanja di ecommerce
Daripada harus pergi ke supermarket yang jauh untuk mencari barang yang belum tentu tersedia, Gen Z lebih suka berbelanja secara online di ecommerce. Gen Z hanya perlu memilih dari katalog yang ada.
Seringkali, berbelanja di ecommerce lebih cepat, mudah, dan murah. Karena itu, bisnis ecommerce pun diperkirakan akan terus tumbuh.
4. Membeli untuk hewan peliharaan
Gen Z menganggap hewan peliharaan sebagai suatu komitmen. Di Amerika Serikat, ketika orang-orang mulai mandiri secara finansial, mereka akan pindah dan hidup sendiri. Kebanyakan Gen Z ini menginginkan peliharaan sebagai rekan mereka.
Dengan begitu, Gen Z pun membeli lebih banyak makanan untuk kucing dan anjing peliharaan mereka. Tidak heran bahwa beberapa tahun belakangan ini aksesoris hewan dan kebutuhan peliharaan lainnya menjadi semakin populer.
5. Mengikuti berita global
Dengan teknologi digital yang sekarang, memperoleh berita dari seluruh dunia menjadi hal yang mudah.
Gen Z turut menunjukkan kepedulian mereka terhadap krisis di luar negeri dengan mengubah kebiasaan mereka dalam berbelanja. Misalnya, melakukan boikot terhadap brand-brand atau barang-barang tertentu.
Dilansir BBC, banyak pengguna TikTok berhenti menggunakan vape karena konflik penambangan kobalt di Kongo. Sementara itu, di Indonesia sendiri, masyarakat mulai beralih ke produk-produk lokal sebagai tindakan boikot karena konflik antara Israel dan Palestina.
Baca Juga: 8 Cara Promosi di TikTok yang Efektif Agar Jualan Laris Manis
6. Memercayai influencer
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung tidak memercayai perusahaan. Sebaliknya, mereka memilih untuk mengikuti influencer di media sosial yang memiliki pengikut dan jangkauan yang tinggi.
Sebuah studi dari Google menunjukkan bahwa 70% remaja yang berlangganan saluran YouTube memandang bahwa content creator di YouTube lebih relevan dengan mereka daripada selebriti tradisional.
Di sinilah mereka juga memutuskan apakah produk Anda layak dibeli atau tidak. Jadi, ada alasan mengapa banyak brand yang mulai beralih dari digital marketing tradisional ke influencer marketing.
7. Membayar dengan ponsel
Gen Z, terutama yang di kota-kota besar, mulai meninggalkan pembayaran tunai dan beralih ke pembayaran seluler dan e-wallet seperti QRIS, Dana, Gopay, dan lainnya.
Selama beberapa tahun terakhir, aplikasi ponsel semakin populer. Perusahaan dengan aplikasi seluler memiliki keuntungan besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki aplikasi. Aplikasi seluler menghasilkan konversi 157% lebih banyak daripada sesi web seluler.
Baca Juga: Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya
Tips Menjangkau Gen Z untuk Bisnis Anda
Sekarang setelah Anda mengetahui lebih banyak tentang Gen Z dan kebiasaan mereka dalam berbelanja, berikut ini adalah beberapa tips khusus untuk membantu Anda menjangkau mereka dengan pemasaran Anda.
1. Value bisnis itu penting
Gen Z sangat peduli pada isu lingkungan dan sosial, jadi Anda harus lebih transparan dalam pernyataan visi misi dan nilai brand jika ingin terhubung dengan mereka secara otentik.
Misalnya, jika brand Anda fokus pada keberlanjutan, maka tunjukkanlah hal-hal apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengurangi limbah pembuangan, menggunakan bahan berkelanjutan, dan bagaimana Anda mengurangi jejak karbon.
Baca juga: Social Media Management: Pengertian, Strategi, dan Tantangannya
2. Temukan Gen Z di media sosial
Hampir 90% Gen Z menggunakan paling tidak satu media sosial beberapa kali dalam sehari. 66% dari mereka menggunakan tiga atau lebih saluran media sosial berbeda setiap hari.
Berikut ini adalah beberapa statistik lainnya yang menunjukkan kekuatan media sosial bagi Gen Z:
- 58% Gen Z menjelajahi media sosial untuk mendapatkan inspirasi berbelanja
- 60% mengatakan mereka memercayai algoritma media sosial untuk menunjukkan lebih banyak hal yang mungkin akan mereka minati
- 51% lebih suka berbelanja langsung di media sosial
Jadi, jika Anda ingin menjual barang pada Gen Z, maka temukan mereka di media sosial. Sesuaikan barang Anda untuk setiap platform yang ada, karena target audiens setiap platform akan berbeda-beda.
Baca Juga: Strategi Marketing TikTok Ini Wajib Dicoba Para Pebisnis
3. Manfaatkan video berdurasi pendek yang menarik
Hampir semua promosi media sosial yang sukses menekankan konten visual yang menarik, terutama video berdurasi kurang dari 60 detik. Video seperti ini mudah dicerna, sangat mudah dibagikan, spontan dan mudah dibuat.
Tidak diragukan lagi bahwa kaum muda lebih menyukai konten yang lebih pendek. Hampir 50% pengguna TikTok mengatakan bahwa video berdurasi lebih dari satu menit terkesan memberatkan.
4. Coba pemasaran yang lebih interaktif dan imersif
Gen Z menghabiskan banyak waktu di internet dan kadang mereka menginginkan konten yang bisa berinteraksi dengan mereka.
Konten media sosial yang interaktif seperti jajak pendapat, survei, kuis, user-generated content, dan tantangan online bisa menjadi cara yang manjur untuk meningkatkan engagement dan mempelajari pelanggan Anda.
Kampanye media sosial yang sukses memiliki satu kesamaan: kampanye tersebut memberikan nilai kepada audiensnya. Misalnya seperti yang Sprout Social lakukan.
Sprout Social adalah alat manajemen media sosial yang membantu perusahaan dan agensi untuk mengelola percakapan, memantau, dan menganalisis aktivitas di media sosial.
Sprout Social menjalankan jajak pendapat di Twitter yang menanyakan kepada manajer media sosial tentang topik apa yang paling mereka inginkan untuk dibahas. Kemudian, Sprout dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat konten yang mereka tahu diinginkan oleh penggunanya.
Mengikuti contoh tersebut, jika Anda memiliki brand fashion, maka Anda bisa mengadakan jajak pelanggan juga untuk memilih pakaian atau aksesoris yang bisa mereka pilih untuk koleksi pakaian selanjutnya.
Tren lain yang Gen Z sukai adalah pengalaman belanja yang imersif dengan augmented dan virtual reality. Mereka tertarik membeli barang dunia nyata di metaverse (ruang VR tempat pengguna dapat berinteraksi dengan dunianya dan pengguna lain), dan sebagian tertarik membeli barang virtual.
Lebih dari 55% Gen Z menganggap metaverse akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga: Gamifikasi Marketing: Pengertian, Elemen, Manfaat, dan Strateginya
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa Gen Z memiliki cara berbelanja yang unik. Mereka mengandalkan media sosial dan ecommerce untuk berbelanja, senang berburu promo, dan bahkan kebiasaan berbelanja mereka bisa dipengaruhi oleh isu-isu global.
Untuk menjangkau Gen Z, seorang pebisnis harus bersiap untuk terjun ke media sosial dan membuat video berdurasi pendek serta mencoba pemasaran yang lebih interaktif dan imersif.
Pebisnis juga harus menawarkan value dari produk mereka dan menawarkannya di ecommerce jika memungkinkan. Selain itu, Gen Z senang membayar dengan ponsel mereka, jadi Anda harus menyediakan metode pembayaran yang mereka inginkan.
Untuk membantu bisnis Anda dalam menerima berbagai metode pembayaran tersebut, gunakan software POS seperti Kledo POS. Dengan aplikasi kasir Kledo POS, Anda bisa mengaplikasikan promo-promo menarik untuk menjangkau Gen Z dan bahkan mendapat laporan penjualan untuk keperluan analisis.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Kledo POS melalui tautan ini!
- Bagaimana Gen Z Berbelanja dan Cara Menjangkau Mereka - 1 November 2024
- Return Rate: Pengertian dan Strategi Mengoptimalkannya - 31 Oktober 2024
- Cara Meningkatkan Keterampilan Kasir Melalui Pelatihan - 25 Oktober 2024