Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemiliki bisnis retail modern menghadapi berbagai tantangan seperti melambungnya inflasi, kenaikan harga, dan tentunya, kompetisi yang semakin meningkat.
Namun kabar baiknya, industri retail siap tumbuh dan berkembang. Di tahun 2024 ini, industri retail diperkirakan akan tumbuh sebanyak 4.9% dari tahun sebelumnya dengan total penjualan sebesar $31.1 triliun.
Pertumbuhan ini bisa menjadi peluang bagi pemilik bisnis yang aktif mengembangkan strategi untuk mendorong loyalitas pelanggan, memanfaatkan teknologi canggih untuk mengotomatiskan proses transaksi, dan meningkatkan pelatihan serta produktivitas staf.
Artikel ini membahas berbagai tantangan modern dalam bisnis retail dan solusi menghadapinya, agar bisnis Anda bisa menjadi lebih sukses.
Apa Saja Tantangan dalam Bisnis Retail Modern?
Karena internet dan ecommerce, industri retail telah mengalami transformasi pada tahun 1990, sehingga persaingan untuk mendapatkan konsumen pun semakin meningkat.
Apalagi dengan kehadiran ecommerce yang bertumbuh dengan begitu cepat, toko retail fisik dan mall pun mengalami penurunan traffic yang drastis. Belum lagi tekanan dari inflasi dan kompetitor lain.
Berikut ini adalah 15 tantangan modern yang harus bisnis retail hadapi serta solusinya:
1. Mengelola inventaris
Saat toko retail kehabisan persediaan barang, saat itu juga toko akan kehilangan kesempatan untuk mendapat penjualan. Sebaliknya, jika Anda berlebihan dalam memperkirakan permintaan barang, maka gudang akan penuh sesak dengan persediaan.
Hal ini juga akan membuat Anda merugi. Sebab, Anda harus menanggung biaya penyimpanan yang lebih tinggi dan kerugian dari penurunan harga yang mungkin terjadi.
Solusi
Untuk mengelola inventaris dengan efektif, Anda bisa:
- Menjalin hubungan baik dengan pemasok barang (supplier). Lalu, Anda bisa bernegosiasi untuk mendapat diskon pembelian dalam jumlah besar dan membayar dengan fleksibel.
- Berinvestasi pada sistem manajemen inventaris yang menawarkan pelacakan barang secara real-time, melakukan input barang, dan memisahkannya sesuai kategori.
- Menerapkan metode akuntansi biaya persediaan untuk mengendalikan biaya.
Baca Juga: Tips Memilih Supplier Bisnis Terpercaya dan Hal yang Harus Diperhatikan
2. Mempekerjakan dan mempertahankan karyawan
Pemilik bisnis retail masih bergantung pada karyawan mereka untuk memberikan layanan pelanggan yang baik. Tapi, mempekerjakan karyawan dengan kemampuan yang sesuai bisa menjadi hal sulit, belum lagi mempertahankannya.
Pada tahun 2022, pemilik bisnis retail menghadapi tingkat turnover pegawai sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar pekerja semakin kompetitif.
Banyak karyawan yang berekspektasi tinggi terhadap pemberi kerja. Mereka ingin perusahaan memberikan peluang untuk berkembang sekaligus lingkungan kerja yang baik.
Solusi
- Mengimplementasikan strategi manajemen talenta yang mencakup rencana untuk mempertahankan karyawan yang berharga
- Memberikan gaji yang kompetitif dan keuntungan serta penghargaan lain untuk karyawan yang bekerja keras seperti bonus akhir tahun.
- Mengatur siklus hidup karyawan dengan HRD
- Meningkatkan kemampuan karyawan
- Menutup kesenjangan keterampilan dengan menggabungkan sistem manajemen pembelajaran daring dan perangkat lunak gamifikasi.
3. Mendapatkan prospek berkualitas
Menarik konsumen yang tepat adalah langkah pertama untuk mengonversi mereka menjadi pelanggan. Tapi, hal ini bisa menjadi tantangan.
Sebab, rasio konversi bisnis ecommerce hanya sekitar 2% saja. Kompetisi yang intensif membuat toko retail kesulitan untuk terlihat menonjol dan menarik konsumen.
Solusi
- Untuk mendapat prospek berkualitas, kembangkan strategi pemasaran yang bisa membuat toko Anda eksis di internet, termasuk platform media sosial.
- Menawarkan insentif seperti diskon pembelian pertama sebagai ganti berlangganan newsletter email.
- Menciptakan kampanye pengiklanan atau pemasaran yang tertarget.
- Buat konten blog yang menarik dan unggah review produk di situs web untuk menarik konsumen.
- Mengirim email personal seperti diskon eksklusif atau gratis ongkir pada prospek yang menambahkan item pada keranjang belanja mereka.
4. Melacak prospek online
Pemilik bisnis retail yang melacak prospek mereka melalui sales funnel memiliki pengetahuan luas yang bisa membantu mereka mengonversi lebih banyak pelanggan.
Solusi
- Lakukan analisis KPI seperti jumlah pelanggan, tingkat retensi pelanggan, rata-rata ukurang keranjang, serta tingkat pengabaian keranjang belanja. Dengan begitu, Anda bisa menyusun strategi untuk memengaruhi pelanggan agar menekan tombol ‘beli’.
- Memahami kendala bagi para pembeli. Misalnya seperti proses checkout yang rumit, biaya ongkir yang mahal, atau tidak adanya customer support.
- Menggunakan software analisis bisnis.
Baca Juga: 10+ Cara Membangun Prospek untuk Meningkatkan Penjualan
5. Memperoleh pelanggan tetap
Menarik pembeli untuk bertransaksi dengan Anda sekali saja sudah sulit, apalagi mendapat pelanggan tetap dengan loyalitas jangka panjang.
Sekarang ini, konsumen semakin sadar akan harga dan bisa mengakses informasi dan harga barang, sehingga mereka bisa membandingkan harga barang Anda dengan harga kompetitor.
Solusi
- Menganalisis data pelanggan untuk membuat strategi pemasaran yang personal
- Membuat program loyalitas yang menawarkan diskon, poin, gratis ongkir, akses eksklusif, serta kelebihan lainnya. Untuk memahami jenis-jenis program loyalitas, tips membuat dan contohnya, Anda bisa mengunjungi artikel ini.
- Memberikan layanan pelanggan yang baik seperti responsif pada pertanyaan, peduli, dan tepat waktu untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.
- Menerapkan strategi pemasaran omnichannel.
6. Mengelola komunikasi internal
Mengelola komunikasi internal di bisnis retail bisa menjadi tantangan, mengingat karyawan sering bekerja paruh waktu dengan jadwal yang berbeda dan di berbagai lokasi geografis.
Menyampaikan pesan kepada karyawan secara konsisten juga dapat menjadi hal yang sulit ketika masa sibuk. Namun, jika komunikasi internal tidak lancar, kebingungan dapat terjadi, yang membuat bisnis berisiko gagal mencapai tujuannya.
Solusi:
- Bangun rencana komunikasi yang terstruktur, termasuk di mana Anda akan membagikan informasi.
- Menggunakan platform kolaborasi digital seperti Slack untuk berbagi update terkait informasi terkini.
7. Menciptakan pengalaman pelanggan yang positif
Baik itu berbelanja secara online maupun offline, di toko maupun saluran lain, pelanggan mengharapkan pengalaman berbelanja yang personal. Misalnya, menerima rekomendasi barang terkait ketertarikan mereka.
Ekspektasi pelanggan ini membuat pemilik toko retail perlu mengadopsi pendekatan yang berfokus pada konsumen, mulai dari saat konsumen mengunjungi toko hingga meminta dukungan setelah berbelanja.
Solusi
- Prioritaskan layanan pelanggan yang baik melalui navigasi yang intuitif dan daftar produk yang lengkap.
- Meminta umpan balik untuk memahami persepsi pelanggan terkait interaksi mereka dengan bisnis.
- Memanfaatkan teknologi untuk mengumpulkan data guna memahami pelanggan seperti informasi demografis, selera, dan riwayat pembelian.
- Memanfaatkan teknologi untuk menganalisis data.
Baca Juga: Pentingnya Membangun Customer Experience bagi Bisnis Anda
8. Meningkatnya brand direct-to-consumer (DTC)
DTC menjual barang langsung ke pembeli tanpa menggunakan toko retail sebagai perantara, dan bisnis semacam ini menjadi semakin populer. Karena tak memerlukan toko retail fisik, brand DTC sering menjual produk dengan harga lebih rendah daripada kompetitor.
Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis DTC semakin menjamur, dengan penjualan daring di Amerika Serikat mencapai $213 miliar pada tahun 2023. Angka ini naik sebesar 66% dari $128 miliar pada tahun 2021.
Solusi
- Menciptakan pengalaman belanja terintegrasi yang menyediakan konsumen cara yang lebih fleksibel dan nyaman untuk berbelanja. Misalnya, kebijakan retur dan pengambilan barang di toko.
- Bersiap menghadapi gangguan rantai pemasok yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman.
- Melakukan benchmarking retail untuk mengidentifikasi area perbaikan internal dan eksternal.
Baca juga: 12 Strategi Diskon yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Retail
9. Menggunakan teknologi retail terbaru
Mengikuti perkembangan teknologi terbaru untuk membantu menyederhanakan proses, memangkas biaya, dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan bisa menjadi hal yang sulit bagi pemilik bisnis retail.
Berbagai macam teknologi telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, manajemen inventaris otomatis, chatbot untuk menangani pertanyaan pelanggan, dan dompet digital untuk pembayaran yang nyaman dan aman.
Live streaming juga menjadi media penjualan yang populer sekarang. Pada tahun 2022, penjualan e-commerce live streaming diperkirakan mencapai $17 miliar. Pada tahun 2026, angka tersebut diprediksi akan naik menjadi $55 miliar.
Solusi
- Memanfaatkan teknologi seperti aplikasi POS untuk otomasi, pembayaran digital, dan menyediakan chatbot.
- Event e-commerce live untuk terhubung dengan audiens
- Menggunakan analisis prefiktif untuk melihat tren pelanggan dan mengoptimalkan penjualan di masa depan.
Baca Juga: 10 Tips Meningkatkan Pendapatan Usaha Retail
10. Mengelola kesejahteraan staf
Karyawan menghadapi berbagai situasi yang membuat stres, mulai dari menangani pelanggan yang tidak sabaran, mengerjakan tugas-tugas yang berulang-ulang, hingga mengelola beban kerja yang berat. Belum lagi, hampir semuanya mereka kerjakan sambil berdiri.
Selain itu, karyawan sering kali memperoleh gaji yang relatif rendah. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, gaji tahunan rata-rata karyawan retail pada tahun 2022 hanya $31.000. Angka ini di bawah rata-rata gaji tahunan penduduk Amerika Serikat yang sebesar $59.384
Ketika karyawan merasa stres dalam jangka waktu yang lama, mereka akan lelah dan jenuh. Jika dibiarkan, maka tingkat absensi akan semakin tinggi, produktivitas merendah, dan peningkatan turnover.
Satu survei tahun 2022 menemukan bahwa dua dari setiap lima karyawan retail merasa kesehatan mental mereka menurun drastis. Sementara itu, hampir satu dari empat melaporkan merasakan tingkat kecemasan yang tinggi dalam peran mereka.
Solusi
- Menciptakan program untuk membantu karyawan seperti sesi konseling
- Mengrapresiasi karyawan yang bekerja keras
- Menyediakan gaji yang kompetitif dan keuntungan lain
- Pastikan pekerja merasa aman secara psikologis dan mempunyai otonomi serta kapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Baca juga: 7 Kesalahan Mengelola Toko Retail dan Solusinya
11. Mengelola produktivitas karyawan
Anda harus melacak produktivitas karyawan, mulai dari memeriksa apakah hasil kerja mereka memenuhi harapan, menyeimbangkan beban kerja, dan memahami biaya lembur dan pengurangan karyawan.
Hal-hal ini sangat penting karena semuanya memengaruhi kinerja bisnis. Karyawan yang produktif akan membantu toko retail Anda untuk bekerja secara maksimalkan tanpa membutuhkan terlalu banyak karyawan.
Solusi
- Mengimplementasikan software yang melacak kinerja karyawan
- Jika terjadi penurunan dalam produktivitas, maka cari tahu alasannya
- Tawarkan bonus, pembagian keuntungan, dan hadiah lain untuk meningkatkan produktivitas
12. Melindungi kekhawatiran keamanan data
Menurut IBM Security, jika terjadi pelanggaran data, maka pemilik bisnis ritel harus mengeluarkan hampir $3 juta per insiden. Peretas memang sering menargetkan dan mencuri data pelanggan dan bisnis yang sensitif, yang mungkin mereka simpan untuk tebusan yang mahal.
Karena masalah ini, Anda tidak hanya akan menderita kerugian finansial, tetapi juga dapat kehilangan kepercayaan pelanggan atas kemampuan untuk mengamankan data mereka.
Solusi
- Membuat strategi dan kebijakan keamanan yang komprehensif untuk mengelola data, termasuk apa yang harus dilakukan bisnis, dan siapa yang melakukan apa, jika terjadi pelanggaran.
- Menggunakan software yang memiliki sistem keamanan yang sudah terpercaya
- Membagi akses terhadap data kepada karyawan dengan peran tertentu saja.
Baca Juga: Prosedur Keamanan Uang Kasir dan 8 Tipsnya
13. Memahami lokalisasi
Revolusi digital telah memmpermudah pemilik bisnis retail dalam melakukan ekspansi internasional. Namun untuk mengadaptasi produk, layanan, dan strategi pemasaran ke luar negeri adalah hal yang sulit. Sebab, regulasi dan sistem pajaknya pun juga berbeda.
Solusi
- Melakukan riset pasar untuk memahami selera pelanggan di pasar lokal dan regulasi lokal.
- Menerjemahkan konten penjualan dan pemasaran seperti slogan, nama produk, dan strategi komunikasi dengan tepat.
- Memastikan bahwa pesan yang Anda sampaikan beresonansi dengan audiens lokal.
- Pertimbangkan nuansa budaya setempat dalam melakukan lokalisasi.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Retail dan Templatenya
14. Meminimalisir pengembalian barang
Pelanggan yang membeli produk dan layanan selalu berubah pikiran. Dengan munculnya opsi omnichannel, frekuensi pelanggan mengembalikan barang juga meningkat.
Menurut NRF, pengembalian pada tahun 2022 menyebabkan kerugian penjualan sebesar $816 miliar di seluruh pasar retail di Amerika Serikat.
Beberapa faktor yang meningkatkan pengembalian barang:
- Kesalahan mengirimkan produk.
- Produk tidak cocok dengan pembeli.
- Sengaja membeli dua barang yang sama dalam ukurang berbeda
- Produk rusak selama pengiriman
Solusi
- Menganalisis data pengembalian untuk memahami alasan mengapa pelanggan melakukan pengembalian barang.
- Berinisiatif mengirim sample produk pada pembeli terlebih dahulu.
- Memanfaatkan teknologi imersif seperti visualisasi 3D.
Untuk memahami lebih lanjut tentang pengembalian barang, Anda bisa membaca artikel tentang tingkat pengembalian barang.
15. Menghadapi inflasi
Kenaikan harga berdampak pada setiap bisnis, tergantung pada industrinya, tapi biasanya harga bahan baku, sewa, peralatan, dan gaji pekerja akan naik. Sementara itu, belanja konsumen akan turun, apalagi untuk barang-barang sekunder/tersier.
Ketika inflasi menanjak, meminjam uang jadi lebih mahal, sehingga pemilik bisnis retail pun akan kesulitan berinvestasi untuk perkembangan di masa depan. Anda bisa menaikkan harga barang Anda sebagai solusi, tapi jika terlalu mahal, bisa jadi pelanggan Anda ragu-ragu untuk membeli.
Solusi
- Diversifikasi rantai pasokan untuk menghindari ketergantungan pada satu pemasok jika harga naik.
- Buat basis pelanggan setia yang bersedia bertahan dengan merek Anda, meskipun harganya lebih tinggi.
- Stok barang-barang penting, evaluasi ulang pengeluaran, dan tentukan langkah-langkah penghematan biaya.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Inflasi dan Juga Penyebabnya
Kesimpulan
Dalam dunia modern ini, bisnis retail terus menghadapi tantangan yang semakin berkembang. Mulai dari kompetisi yang ketat, karyawan yang tingkat turnover-nya tinggi, belum lagi inflasi.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, Anda harus terus berusaha dan berinovasi, termasuk memanfaatkan teknologi terkini seperti software POS. Aplikasi POS dapat mengotomatiskan tugas-tugas keseharian Anda seperti mencatat transaksi, mencetak struk, manajemen inventaris, hingga membuat analisis.
Salah satu aplikasi POS yang bisa Anda coba adalah aplikasi kasir Kledo POS. Semua fitur di atas bisa Anda temukan di satu aplikasi ini dalam antarmuka yang sederhana dan intuitif.
Kledo POS juga dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp39.900 per bulan, sehingga sangat cocok untuk bisnis retail dalam skala yang kecil hingga besar sekali pun.
Tertarik? Yuk, coba Kledo POS melalui tautan ini!
- 15 Tantangan Bisnis Retail Modern dan Solusinya - 5 November 2024
- Cara Menghitung Food Cost: Rumus dan Contohnya - 4 November 2024
- Online Reputation Management: Pengertian dan Tipsnya - 4 November 2024