Apakah Anda pemilik bisnis, profesional, atau investor? Kalau iya, kemampuan membaca laporan laba rugi adalah skill wajib yang bisa membuat perbedaan besar dalam keputusan bisnis Anda.
Dengan memahami laporan ini, Anda bisa langsung melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan, menemukan peluang baru, merumuskan strategi bisnis yang tepat, bahkan menyusun target tim yang lebih terarah.
Meski sekilas terlihat rumit, membaca laporan laba rugi sebenarnya bisa dipelajari dengan mudah. Dan begitu Anda paham cara membacanya, manfaatnya tidak hanya untuk bisnis, tapi juga bisa membantu perkembangan karier Anda.
Mari kita bahas mengenai cara membaca laporan laba rugi, kenapa penting, dan bagaimana cara menganalisisnya agar benar-benar memberikan nilai tambah untuk bisnis Anda.
Memahami Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan paling penting yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi bisnis. Dokumen ini berperan layaknya “peta” yang membantu investor, kreditur, analis, hingga manajemen dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan dan membuat keputusan yang lebih tepat.
Di dalam laporan laba rugi, perjalanan keuangan perusahaan dijabarkan secara detail. Semuanya dimulai dari total pendapatan—gabungan dari berbagai sumber, seperti hasil penjualan produk atau jasa, pendapatan bunga, sewa, maupun sumber lain. Dari sini, kita mendapat gambaran jelas mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Selanjutnya, laporan laba rugi menyusun perhitungan sederhana: mengurangkan seluruh biaya dari total pendapatan. Mulai dari harga pokok penjualan (HPP), beban operasional, depresiasi, biaya bunga, hingga pajak—semuanya tercatat sebagai bagian penting yang memengaruhi hasil akhir perusahaan.
Dari proses ini, muncullah angka laba bersih atau rugi—sering disebut bottom line. Angka inilah yang menjadi tolok ukur utama, menunjukkan seberapa efektif perusahaan mencetak keuntungan sekaligus mengendalikan biaya.
Untuk benar-benar memahami perjalanannya, setiap pos dalam laporan laba rugi perlu diperhatikan secara cermat.
Tren pendapatan yang naik atau turun memberi petunjuk soal kekuatan penjualan dan posisi pasar. Sementara itu, analisis biaya membuka peluang melakukan efisiensi dan pengendalian yang bisa meningkatkan profitabilitas.
Lebih jauh lagi, apabila angka laba bersih dibandingkan dengan periode sebelumnya atau standar industri, kita bisa melihat apakah kinerja perusahaan membaik, stagnan, atau justru menurun. Analisis perbandingan semacam ini membantu menilai daya saing serta arah pertumbuhan bisnis.
Singkatnya, laporan laba rugi adalah kompas finansial. Dengan memahami struktur dan komponen utamanya, siapa pun—mulai dari pebisnis hingga investor,dapat melihat lebih jelas kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan menilai sejauh mana perusahaan mampu bertahan sekaligus bertumbuh.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Franchise dan Templatenya
Struktur Laporan Laba Rugi
Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai struktur laporan laba rugi, yang biasanya terdiri dari dua bagian utama: bagian operasional dan bagian non-operasional.
Bagian operasional mencatat pendapatan dan beban yang berhubungan langsung dengan aktivitas utama perusahaan, seperti penjualan barang atau jasa.
Di dalamnya termasuk penjualan bersih, harga pokok penjualan (HPP), laba kotor, beban operasional, dan laba operasional.
Dengan menganalisis bagian ini, kita bisa menilai kinerja inti perusahaan serta profitabilitas dari aktivitas bisnis utamanya.
Sementara itu, bagian non-operasional melaporkan pendapatan dan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan operasi utama perusahaan.
Contoh pos yang biasanya tercatat di sini antara lain pendapatan bunga, beban bunga, keuntungan dari penjualan aset, atau kerugian dari penghentian suatu lini usaha.
Melalui bagian ini, kita bisa mendapatkan wawasan mengenai aktivitas keuangan perusahaan di luar bisnis intinya.
Di dalam setiap bagiannya, laporan laba rugi umumnya menyajikan angka pembanding dari beberapa periode, misalnya periode saat ini dibandingkan dengan periode sebelumnya, atau dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Analisis komparatif ini memungkinkan kita untuk melacak kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu, sekaligus mengidentifikasi tren atau perubahan dalam pendapatan, beban, maupun laba bersih.
Selain itu, laporan laba rugi sering dilengkapi dengan catatan atau keterangan tambahan yang memberikan penjelasan lebih detail mengenai pos-pos tertentu atau kebijakan akuntansi yang digunakan.
Catatan ini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang akurat dan tidak boleh diabaikan ketika melakukan analisis.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Restoran dan Templatenya
Apa Saja yang Ada di Laporan Laba Rugi?

Meski semua data keuangan penting untuk menggambarkan kondisi sebuah perusahaan, laporan laba rugi adalah salah satu dokumen paling vital yang bisa ditinjau oleh manajemen maupun investor.
Alasannya, laporan ini memberikan rincian lengkap tentang pendapatan dan beban selama suatu periode pelaporan.
Secara umum, komponen utama dalam laporan laba rugi meliputi:
- Pendapatan (Revenue): Jumlah uang yang masuk ke bisnis dalam periode pelaporan.
- Beban (Expenses): Jumlah uang yang dikeluarkan selama periode tersebut.
- Harga Pokok Penjualan (HPP): Biaya yang dikeluarkan untuk membuat atau memperoleh produk/jasa yang dijual.
- Laba Kotor (Gross Profit): Pendapatan total dikurangi HPP.
- Laba Operasional (Operating Income): Laba kotor dikurangi beban operasional.
- Laba Sebelum Pajak (Income Before Taxes): Laba operasional dikurangi beban non-operasional.
- Laba Bersih (Net Income): Laba sebelum pajak dikurangi pajak.
- Laba per Saham (Earnings Per Share/EPS): Laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
- Depresiasi: Penurunan nilai aset seiring waktu, misalnya pada peralatan yang menua.
- EBITDA: Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Komponen-komponen besar ini kemudian bisa diuraikan lebih detail sesuai kebijakan perusahaan atau tingkat kedalaman laporan yang disajikan.
Misalnya, pendapatan bisa dibagi berdasarkan lini produk atau divisi, sementara beban bisa diturunkan lagi menjadi biaya pengadaan, gaji, sewa, hingga bunga atas utang.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Single Step dan Cara Membuatnya
Contoh Laporan Laba Rugi dan Cara Membacanya

Berikut contoh Laporan Laba Rugi Multiple Step untuk PT ABC Tbk (perusahaan publik) dalam format Rupiah:
Laporan Laba Rugi PT ABC
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2024
Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan Usaha | |
Penjualan Bersih | 2.500.000.000.000 |
Pendapatan Lain-lain | 125.000.000.000 |
Total Pendapatan | 2.625.000.000.000 |
Beban Pokok Penjualan | |
Bahan Baku | 800.000.000.000 |
Tenaga Kerja Langsung | 400.000.000.000 |
Overhead Pabrik | 300.000.000.000 |
Total Beban Pokok Penjualan | (1.500.000.000.000) |
Laba Kotor | 1.125.000.000.000 |
Beban Operasional | |
Beban Penjualan | |
– Beban Iklan dan Promosi | (75.000.000.000) |
– Beban Distribusi | (45.000.000.000) |
– Komisi Penjualan | (30.000.000.000) |
Beban Administrasi & Umum | |
– Gaji Karyawan | (180.000.000.000) |
– Beban Sewa Kantor | (24.000.000.000) |
– Beban Utilitas | (18.000.000.000) |
– Beban Penyusutan | (42.000.000.000) |
Total Beban Operasional | (414.000.000.000) |
Laba Operasional | 711.000.000.000 |
Pendapatan dan Beban Lain-lain | |
Pendapatan Bunga | 15.000.000.000 |
Beban Bunga | (85.000.000.000) |
Laba/Rugi Selisih Kurs | (5.000.000.000) |
Pendapatan Lain-lain | 8.000.000.000 |
Total Pendapatan (Beban) Lain-lain | (67.000.000.000) |
Laba Sebelum Pajak | 644.000.000.000 |
Beban Pajak Penghasilan | |
Pajak Kini | (120.000.000.000) |
Pajak Tangguhan | (24.000.000.000) |
Total Beban Pajak | (144.000.000.000) |
Laba Bersih Tahun Berjalan | 500.000.000.000 |
Laba Per Saham Dasar (Rp) | 250 |
Cara membaca dan interpretasinya
Laporan laba rugi multiple step membagi perhitungan laba menjadi beberapa tahapan yang memudahkan analisis. Mari kita bahas setiap komponen:
1. Pendapatan (Revenue)
- Penjualan Bersih: Rp 2.500.000.000.000 – ini adalah total uang dari penjualan produk/jasa
- Pendapatan Lain-lain: Rp 125.000.000.000 – pendapatan di luar kegiatan utama
- Total Pendapatan: Rp 2.625.000.000.000
Interpretasi: PT ABC memiliki pendapatan utama yang sangat dominan (95%) dari penjualan bersih, menunjukkan fokus bisnis yang jelas.
2. Beban Pokok Penjualan (HPP)
HPP sebesar Rp 1.500.000.000.000 terdiri dari:
- Bahan Baku: Rp 800.000.000.000 (53% dari HPP)
- Tenaga Kerja Langsung: Rp 400.000.000.000 (27% dari HPP)
- Overhead Pabrik: Rp 300.000.000.000 (20% dari HPP)
Baca juga: Laporan Laba Rugi Komprehensif: Definisi, Tujuan, dan Bentuk Laporannya
Analisis margin profitabilitas
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rumus: (Laba Kotor ÷ Total Pendapatan) × 100%
Perhitungan PT ABC: (1.125.000.000.000 ÷ 2.625.000.000.000) × 100% = 42.86%
Interpretasi: PT ABC menghasilkan laba kotor 42.86% dari setiap penjualan. Ini menunjukkan efisiensi yang baik dalam mengelola biaya produksi. Standar industri umumnya 30%, sehingga PT ABC berada di atas rata-rata.
2. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)
Perhitungan: (711.000.000.000 ÷ 2.625.000.000.000) × 100% = 27.09%
Interpretasi: Setelah dikurangi beban operasional, PT ABC masih menghasilkan laba operasional 27.09%, menunjukkan kontrol biaya operasional yang baik.
3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rumus: (Laba Bersih ÷ Total Pendapatan) × 100%
Perhitungan PT ABC: (500.000.000.000 ÷ 2.625.000.000.000) × 100% = 19.05%
Interpretasi: PT ABC menghasilkan laba bersih 19.05% dari setiap penjualan. Standar industri untuk NPM umumnya 20%, sehingga PT ABC sedikit di bawah standar namun masih dalam kategori baik.
Analisis rasio keuangan lanjutan
1. Return on Assets (ROA)
Untuk menghitung ROA, kita perlu data total aset. Dengan asumsi total aset Rp 2.500.000.000.000:
Rumus: (Laba Bersih ÷ Total Aset) × 100%
Perhitungan: (500.000.000.000 ÷ 2.500.000.000.000) × 100% = 20%
Interpretasi: PT ABC menghasilkan 20% return dari setiap aset yang dimiliki. Standar industri ROA adalah 30%, sehingga masih ada ruang perbaikan dalam efisiensi penggunaan aset.
2. Return on Equity (ROE)
Dengan asumsi total ekuitas Rp 2.000.000.000.000:
Rumus: (Laba Bersih ÷ Total Ekuitas) × 100%
Perhitungan: (500.000.000.000 ÷ 2.000.000.000.000) × 100% = 25%
Interpretasi: PT ABC menghasilkan 25% return untuk pemegang saham. Standar industri ROE adalah 40%, namun nilai 25% masih tergolong baik dan menunjukkan perusahaan efektif dalam menggunakan modal pemegang saham.
Indikator Kesehatan Keuangan
Tren Positif
- Laba Per Saham Rp 250 menunjukkan profitabilitas yang baik per saham
- Struktur biaya yang terkendali dengan proporsi HPP 57% dari pendapatan
- Beban operasional hanya 15.8% dari pendapatan, menunjukkan efisiensi operasional
Area yang Perlu Diperhatikan
- Beban bunga Rp 85 miliar vs pendapatan bunga Rp 15 miliar menunjukkan tingkat hutang yang perlu dimonitor
Baca juga: Cara Melakukan Analisis Perbandingan dalam Laporan Laba Rugi
Alternatif Lain dalam Melakukan Analisis Laporan Laba Rugi
Ada dua metode yang paling sering digunakan untuk membaca dan menganalisis laporan keuangan suatu organisasi: analisis vertikal dan analisis horizontal. Perbedaannya terletak pada cara laporan dibaca serta jenis perbandingan yang bisa dilakukan dari masing-masing metode.
Analisis vertikal
Analisis vertikal adalah metode ketika setiap pos dalam laporan keuangan disajikan sebagai persentase dari suatu angka dasar dalam laporan tersebut. Misalnya, dalam laporan laba rugi, setiap pos pendapatan dan biaya ditampilkan sebagai persentase dari total penjualan kotor, bukan dalam angka absolut rupiah.
Sederhananya, analisis vertikal membaca data dari atas ke bawah dalam satu kolom, untuk melihat bagaimana setiap komponen saling berkaitan—misalnya proporsi tiap jenis biaya terhadap total biaya operasional.
Kelebihannya, metode ini memudahkan perbandingan laporan keuangan antarperiode, antarindustri, bahkan antarperusahaan, karena yang dilihat adalah proporsinya, bukan nominalnya. Analisis ini juga membantu menilai apakah metrik kinerja semakin membaik dari waktu ke waktu.
Walaupun tidak selalu sekuat analisis horizontal dalam menampilkan tren jangka panjang, analisis vertikal berguna untuk memunculkan pertanyaan penting, seperti: Biaya mana yang meningkat atau menurun? Pos mana yang paling besar pengaruhnya terhadap margin keuntungan? Bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu?
Analisis horizontal
Berbeda dengan analisis vertikal, analisis horizontal fokus pada membandingkan perubahan angka absolut dalam laporan keuangan dari satu periode ke periode lainnya. Perubahan ini bisa dilihat dalam bentuk nominal rupiah maupun persentase.
Analisis horizontal membuat data keuangan lebih konsisten sesuai standar akuntansi (PSAK), sehingga memudahkan penilaian kinerja perusahaan dari waktu ke waktu sekaligus membandingkan pertumbuhan dengan kompetitor.
Metode ini sangat penting bagi investor dan analis, karena bisa menunjukkan faktor-faktor utama yang memengaruhi kinerja perusahaan dari tahun ke tahun, sekaligus membantu mengidentifikasi pola pertumbuhan dan tren jangka panjang.
Dengan kata lain, analisis horizontal digunakan untuk melihat tren dari waktu ke waktu—misalnya perbandingan kinerja kuartal I dengan kuartal II—bukan sekadar memperlihatkan hubungan antarpos dalam satu periode.
Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi dan Download Templatenya Gratis
Pada Intinya…
Memahami cara membaca laporan laba rugi adalah keterampilan fundamental yang tidak bisa diabaikan oleh setiap pelaku bisnis, investor, maupun profesional keuangan.
Laporan ini berfungsi sebagai kompas finansial yang memberikan gambaran komprehensif tentang performa perusahaan melalui analisis pendapatan, beban, dan profitabilitas.
Dengan menguasai interpretasi setiap komponen—mulai dari gross profit margin hingga net profit margin—kita dapat menilai efisiensi operasional, kontrol biaya, dan daya saing perusahaan.
Lebih jauh lagi, penerapan analisis vertikal dan horizontal memungkinkan identifikasi tren, pola pertumbuhan, dan area yang membutuhkan perbaikan strategis.
Keberhasilan analisis laporan laba rugi tidak hanya terletak pada pemahaman konseptual, tetapi juga pada akurasi data dan kemudahan akses informasi keuangan.
Saat ini, perusahaan membutuhkan sistem yang dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat, real-time, dan mudah dianalisis.
Tanpa fondasi pencatatan yang solid, bahkan analisis terbaik sekalipun akan kehilangan relevansinya.
Kledo, sebagai solusi akuntansi terintegrasi, memungkinkan bisnis untuk menghasilkan laporan laba rugi yang akurat dan komprehensif secara otomatis.
Dengan fitur-fitur canggih seperti pelaporan real-time, analisis margin otomatis, dan dashboard interaktif, software akuntansi Kledo mengubah proses yang sebelumnya manual dan rentan error menjadi sistem yang efisien dan andal.
Jangan biarkan potensi bisnis Anda terhambat oleh keterbatasan sistem akuntansi konvensional—coba Kledo gratis selama 14 hari melalui tautan ini dan tingkatkan kualitas analisis keuangan Anda, sehingga setiap keputusan bisnis dapat diambil berdasarkan data yang akurat dan insight yang mendalam.
- 7 Rekomendasi Virtual Credit Card, Cocok untuk Kebutuhan Bisnis - 25 September 2025
- Perbedaan Pembukuan dan Akuntansi dalam Bisnis - 25 September 2025
- Total Manufacturing Cost (TMC): Rumus dan Cara Hitungnya - 24 September 2025