Business Model Canvas (BMC) adalah suatu alat yang bisa membantu Kawan Kledo memahami model bisnis secara langsung dan terstruktur.
BMC akan menghasilkan informasi terkait pelanggan yang akan Kawan Kledo layani, proporsi nilai dalam bisnis yang dijalankan, dan bagaimana bisnis menghasilkan uang nantinya.
Hebatnya lagi, Kawan Kledo tidak hanya bisa menggunakan BMC ini untuk lebih memahami bisnis yang akan dirintis, tapi juga bisnis para kompetitor di sekitar.
Model bisnis ini bisa diterapkan untuk start up apapun tanpa terbatas sektor bisnis tertentu.
Artikel ini akan membahas apa itu business modal canvas, kelebihan dan kekurangannya, serta tips menggunakannya untuk menyusun BMC.
Apa Itu Business Model Canvas?

Business Model Canvas merupakan salah satu dari sekian banyak model bisnis yang berkembang di dunia.
Penerapan model bisnis sendiri adalah bagian dari strategi awal dalam menjalankan sebuah bisnis.
Model bisnis akan mengatur keseluruhan bagian dari manajemen bisnis, mulai dari produksi, distributor, hingga pelayanan kepada konsumen.
Secara sederhana, model bisnis bisa berarti suatu proses yang harus dilalui perusahaan dalam menciptakan value dan mendapatkan keuntungan dari value yang telah diciptakan, secara berkelanjutan.
BMC pertama kali dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, yang ia populerkan melalui bukunya dengan judul Business Model Generation.
Pada dasarnya Business Model Canvas ini diperuntukkan untuk membantu UMKM atau start up dalam memetakan dan melakukan analisa terhadap model bisnis yang digunakan.
Dengan diaplikasikannya BMC, Kawan Kledo dapat memilah aspek bisnis yang paling layak sebagai strategi bisnis untuk dijalankan.
Selain itu, Bisnis Model Kanvas memiliki 9 (sembilan) elemen strategi manajemen yang dirangkai dalam bentuk virtual chart.
Baca Juga: 10 Contoh Proposal Usaha dan Template Gratis Siap Unduh
7 Kelebihan Menggunakan Business Model Canvas
1. Kejelasan dan fokus
BMC memberikan kerangka kerja yang jelas dan ringkas yang merangkum model bisnis yang kompleks dalam satu dokumen visual.
Kejelasan ini memungkinkan Kawan Kledo melihat hubungan antar komponen model bisnis, seperti:
- Apakah proposisi nilai sudah selaras dengan segmen pelanggan?
- Bagaimana saluran dan hubungan pelanggan mendukung penyampaian nilai?
- Apakah aliran pendapatan cocok dengan struktur biaya bisnis yang digunakan?
Gambaran menyeluruh ini membantu Kawan Kledo mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, serta peluang inovasi dalam model bisnis Anda.
2. Keselarasan dan komunikasi
BMC menyajikan model bisnis dalam bentuk visual, sehingga siapa pun bisa memiliki pemahaman yang sama mengenai arah strategis perusahaan, entah itu CEO atau karyawan magang baru.
Dengan begitu, keselarasan ini memastikan semua pihak bisa berkoordinasi menuju tujuan yang sama, mengurangi konflik, serta meningkatkan produktivitas.
Selain itu, BMC juga mempermudah proses orientasi anggota tim baru dan komunikasi dengan pemangku kepentingan eksternal.
3. Fleksibilitas dan adaptabilitas
Kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang bergerak cepat saat ini.
BMC secara alami dirancang untuk fleksibilitas, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian dan iterasi pada model bisnis seiring dengan perubahan kondisi pasar, munculnya teknologi baru, atau evolusi preferensi pelanggan.
Fleksibilitas ini memungkinkan eksperimen dan validasi yang cepat, sehingga bisnis dapat berinovasi secara efektif dan merespons peluang maupun ancaman.
4. Pengembangan dan eksekusi strategi yang lebih efisien
BMC menyederhanakan proses pengembangan dan eksekusi strategi. Dengan memecah model bisnis ke dalam sembilan komponen utama, jadi lebih mudah untuk memahami strategi bisnis yang kompleks.
Hal ini memudahkan identifikasi area yang perlu diperhatikan, ditingkatkan, atau diinovasi.
Pendekatan yang ringkas ini membantu bisnis mengalokasikan sumber daya yang lebih efisien, memprioritaskan inisiatif, dan mengeksekusi strategi dengan lebih tepat.
5. Pemahaman pelanggan yang lebih mendalam
BMC mendorong bisnis melakukan analisis mendalam tentang siapa pelanggan Kawan Kledo, apa kebutuhan mereka, dan bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan bisnis Kawan Kledo.
Pemahaman yang lebih baik ini sangat penting untuk menciptakan proposisi nilai yang benar-benar relevan dengan target audiens dan membangun hubungan pelanggan yang menumbuhkan loyalitas serta advokasi.
Dengan terus menyempurnakan segmen pelanggan dan proposisi nilai berdasarkan umpan balik serta riset pasar, Kawan Kledo dapat mempertahankan pendekatan yang berfokus pada pelanggan dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
6. Manajemen risiko dan efisiensi biaya
BMC memberikan pandangan menyeluruh tentang model bisnis Kawan Kledo dan membantu mengidentifikasi potensi risiko serta area bisnis yang dapat dioptimalkan biayanya.
Memahami aktivitas utama, sumber daya, dan kemitraan yang penting bagi model bisnis memungkinkan Kawan Kledo membuat keputusan yang tepat untuk meminimalkan pemborosan.
Dengan pendekatan yang proaktif seperti ini, efektivitas operasional dan kesehatan finansial bisnis Kawan Kledo pun bisa meningkat secara drastis.
7. Inovasi dan keunggulan kompetitif
Terakhir, BMC adalah alat yang kuat untuk mendorong inovasi.
Dengan memvisualisasikan model bisnis, Kawan Kledo bisa mudah menemukan peluang inovasi melalui proposisi nilai baru, segmen pelanggan yang belum terjangkau, aliran pendapatan baru, atau saluran yang lebih efisien.
Pencarian inovasi yang berkelanjutan ini membantu mempertahankan keunggulan kompetitif, memastikan bisnis tetap relevan, dan mampu menangkap peluang pasar baru.
Baca Juga: Product Positioning: Pengertian, Cara Melakukannya, dan Contohnya
Kekurangan Menggunakan Business Model Canvas
Business Model Canvas (BMC) populer di kalangan pengusaha dan manajer bisnis karena sederhana dan efektif.
Namun, jika Anda memilih untuk menggunakan Business Model Canvas, ada beberapa potensi kelemahan yang perlu Anda pertimbangkan:
1. Terlalu sederhana
Salah satu kelemahan terbesar BMC adalah kecenderungannya menyederhanakan struktur bisnis yang kompleks.
Sehingga, BMC mungkin tidak mampu menangkap model bisnis yang rumit, terutama bagi perusahaan yang beroperasi di industri yang kompleks atau memiliki banyak lini produk.
BMC memaksa semua komponen bisnis masuk ke dalam kotak-kotak yang sudah ditentukan, sehingga nuansa penting dan keterkaitan antarbagian bisa hilang dan menghasilkan representasi model bisnis yang tidak lengkap.
2. Kurang fokus pada analisis kompetitor
Memahami pesaing dan lingkungan pasar sangat penting dalam menyusun strategi bisnis. Nah, kerangka kerja BMC tidak secara eksplisit mencakup aspek ini.
Padahal, tanpa fokus yang jelas pada lanskap kompetitif, bisnis berisiko mengembangkan model yang tidak cukup mempertimbangkan ancaman eksternal maupun posisi pasar.
3. Bersifat statis
BMC juga sering dikritik karena sifatnya yang statis. Dalam lingkungan bisnis yang berubah cepat seperti sekarang, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting.
Namun, BMC hanya menyajikan gambaran model bisnis pada satu titik waktu tertentu dan tidak memperhitungkan kondisi pasar yang dinamis atau kebutuhan akan perubahan.
4. Keterbatasan dalam analisis finansial
Meskipun BMC mencakup struktur biaya dan aliran pendapatan, ia tidak menyediakan analisis finansial yang mendalam, yang sering kali dibutuhkan dalam rencana bisnis yang komprehensif.
BMC tidak membahas detail penting seperti proyeksi arus kas, analisis break even point, serta penyusunan anggaran yang rinci.
Kekurangan ini dapat menyebabkan pemahaman yang dangkal terhadap aspek finansial bisnis.
5. Terlalu berdasar pada asumsi
Banyak bagian dari BMC didasarkan pada asumsi mengenai perilaku pasar, kebutuhan pelanggan, dan kemampuan bisnis.
Memang, dalam perencanaan kita tidak bisa menghindari asumsi. Namun, terlalu bergantung pada asumsi tanpa validasi yang memadai dapat menuntun bisnis ke jalur yang berisiko.
BMC pada dasarnya juga tidak secara langsung mendorong pengujian atau validasi terhadap asumsi-asumsi tersebut.
6. Tidak menangkap unsur manusia
Unsur manusia, termasuk budaya perusahaan, kepemimpinan, dan keterlibatan karyawan, memiliki peran penting dalam kesuksesan sebuah bisnis.
Namun, BMC lebih berfokus pada elemen struktural dan strategis, sehingga mengabaikan pentingnya faktor manusia dalam menjalankan model bisnis secara efektif.
7. Cukup membingungkan untuk bisnis baru
Bagi pengusaha pemula, BMC bisa terasa cukup membingungkan. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang konsep bisnis, mengisi kanvas dapat menjadi tantangan dan berpotensi menimbulkan kelalaian atau kesalahpahaman.
BMC juga tidak banyak memberikan arahan atau instruksi, yang bisa menjadi hambatan besar bagi mereka yang baru mengenal pemodelan bisnis.
Baca Juga: Jenis-Jenis Usaha dan Cara Memulai Bisnis yang Wajib Diketahui
Memahami 9 Elemen Busniness Model Canvas

Dalam bukunya, Alexander Osterwalder mencoba untuk menjelaskan suatu framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang ada dalam model bisnis.
Memang, apabila dilihat sekilas, BMC ini sangatlah sederhana. Elemennya saling mengalir antara yang satu dengan yang lainnya, menuju ke elemen penting berikutnya dalam bisnis.
Terdapat 9 (sembilan) elemen yang harus dipersiapkan untuk menyusun strategi bisnis yang layak, menurut Alexander Osterwalder, melalui Business Model Canvas, yaitu:
1. Customer Segments (Segmentasi Pelanggan)
Elemen pertama yang harus diperhatikan dalam Bisnis Model Kanvas ini adalah menentukan pelanggan yang akan menjadi target dari bisnis.
Biar lebih spesifik lagi terkait pelanggan, coba jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Siapa yang akan menjadi konsumen Kawan Kledo? Coba deskripsikan orang yang ingin Kawan Kledo pecahkan masalahnya! Bagaimana karakteristik orang-orang tersebut? Apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan lakukan?
Kebanyakan bisnis tidak memberikan hasil yang diharapkan karena segmentasi pelanggannya tidak terdefinisikan dengan jelas.
Jadi, cobalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sangat detail. Dan, hal yang perlu Kawan Kledo lakukan adalah melakukan survey pasar.
Banyak hal yang dapat Anda lakukan dalam survey calon pelanggan, seperti melakukan wawancara sekilas dan pengamatan lapangan.
2. Value Proposition (Proposisi Nilai Pelanggan)
Jika sudah menentukan segmentasi pelanggan dengan jelas, Kawan Kledo harus menjabarkan keunggulan dan pembeda bisnis dibanding kompetitor.
Proposisi nilai yang dimaksud adalah keunggulan produk, serta poin-poin manfaat yang Kawan Kledo tawarkan kepada pelanggan yang sudah disegmentasikan.
Biar lebih spesifik lagi terkait proposisi nilai, coba jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Solusi apa saja yang Kawan Kledo tawarkan kepada pelanggan atas permasalahan mereka? Apa hal yang menarik dari solusi tersebut? Kira-kira apa yang membuat pelanggan tertarik, memilih, mau membeli, dan menggunakan produk dari Kawan Kledo?
Tulis sebanyak-banyaknya jawaban value proposition yang sekiranya Kawan Kledo persiapkan sebagai obat atas masalah yang dihadapi konsumen.
Nah, setelah menemukan jawaban, hubungkan value proposition ini dengan customer segments.
3. Channels Business Model Canvas
Masuk elemen yang ketiga, yaitu channels atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai saluran.
Untuk elemen ini, Kawan Kledo harus berfokus pada apa cara yang akan Kawan Kledo tempuh untuk bisa menyampaikan produk hingga sampai ke tangan konsumen.
Kawan Kledo juga bisa menggunakan konsep framework AIDA (Attention – Interest – Desire – Action) untuk tahap awal penentuan channels.
Kemudian, tambahkan bagaimana proses pengiriman produk, baik barang atau jasa, kepada pelanggan.
Misal untuk menarik pelanggan di era digital ini, Kawan Kledo bisa memanfaatkan fitur pada media sosial. Untuk platform yang banyak digunakan orang, buatlah iklan semenarik mungkin.
Menggunakan jasa paid promote akun tertentu juga tidak ada salahnya kok. Selain itu, pada Facebook, Kawan Kledo bisa memanfaatkan FB Ads, atau bahkan Google Adwords.
Dengan penggunaan channels yang tepat, value proposition baru bisa tersampaikan kepada customer segments.
Tentu saja beda customer segments biasanya channels yang dipakai juga berbeda ya, Kawan Kledo.
Jadi, ada baiknya Kawan Kledo memikirkan dengan baik channels yang akan digunakan untuk bisnisnya. Penentuan channels ini sangat berpengaruh kepada keberhasilan bisnis Kawan Kledo lho.
4. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)
Setelah memahami cara terbaik untuk menyampaikan produk kepada pelanggan melalui elemen channels, Kawan Kledo harus memikirkan cara mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan.
Menjalin ikatan baik dengan pelanggan itu penting. Anda perlu memperhatikan hal-hal seperti:
- Cara berkomunikasi dengan pelanggan potensial
- Bagaimana pengaruh pelanggan terhadap bisnis yang Kawan Kledo jalankan
- Melakukan pengawasan yang ketat dalam berbisnis, agar pelanggan tidak mudah berpaling ke kompetitor hanya karena jalinan hubungan kurang baik.
Elemen ini sangat berhubungan dengan bagaimana cara Kawan Kledo berinteraksi untuk menjaga loyalitas pelanggan.
Terutama, langkah apa yang akan Anda ambil untuk mempertahankan hubungan setelah transaksi berakhir, dalam memastikan kepuasan konsumen atas value yang telah ditawarkan.
5. Revenue Stream (Sumber Pendapatan)

Dalam elemen revenue stream, Kawan Kledo harus memikirkan berbagai cara untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition yang Kawan Kledo tawarkan.
Elemen ini merupakan elemen paling vital di antara yang lain, karena terkait dengan pendapatan dari pelanggan.
Tentu saja, Kawan Kledo harus mengelola revenue stream dengan baik untuk meningkatkan pendapatan bisnis.
Hal paling penting dan detail yang tidak boleh terlewat adalah adanya koneksi sangat jelas antara revenue stream atas value proposition, dan customer segments sebagai pihak yang membayar.
Jangan sampai ada komponen yang tidak dimanfaatkan dengan maksimal pada bisnis Kawan Kledo ya!
6. Key Resource (Sumber Daya)
Kalau elemen yang key resource ini, lebih kepada hal-hal penting yang harus dimiliki agar value proposition bisa diberikan kepada customer segments dan key activities dapat berjalan semestinya.
Poin-poin yang termasuk dalam key resource di antaranya adalah:
- Physical assets (fasilitas pabrik, gedung, mesin, kendaraan)
- Intellectual (brand, hak paten, copyright, database perusahaan, data private perusahaan)
- Human (tenaga kerja, buruh)
- Financial (sumber daya keuangan perusahaan kas, bank, deposito, giro).
Dalam Business Model Canvas, key resource ini berisi daftar sumber daya yang sebaiknya Kawan Kledo rencakan dan miliki.
Hal tersebut bertujuan untuk mendukung key activities demi terwujudnya value proposition yang sudah direncanakan.
7. Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)
Sudah ada elemen key resource? Untuk dapat mencapai value proposition, tentu saja harus melakukan tindakan dong ya?
Kegiatan dalam memproduksi barang atau jasa inilah yang dimaksudkan dalam elemen key activities.
Hal penting dalam key resource adalah menghasilkan proposi nilai yang baik dan kompetitif dalam suatu produk (baik barang maupun jasa), untuk sampai di tangan customer segments.
Aktivitas ini juga tergolong vital, karena ketika key activities tidak dilakukan dengan maksimal, value proposition yang dihasilkan tidak akan begitu baik.
Kategori kegiatan dalam elemen ini di antaranya:
- Production (aktivitas membuat, merancang, mengirimkan produk)
- Problem solving (aktivitas operasi dalam penyedia jasa, misal konsultan atau rumah sakit)
- Platform network (tempat bertemunya dua atau lebih sektor usaha, untuk saling berinteraksi atau membangun network).
8. Key Partners (Kerjasama)
Dalam berbisnis, Kawan Kledo tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan relasi. Daripada menjalankan dan mengembangkan komponen bisnis sendiri, lebih baik menjalin relasi dengan pihak yang sudah expert dalam bidangnya.
Posisi dalam elemen key partners ini bermanfaat untuk tercapainya efisiensi dan efektivitas atas key activities yang telah dibuat.
Dengan kata lain, key partners ini berisi tentang daftar relasi di luar organisasi yang dapat mendongkrak key activities, sehingga dapat menghasilkan value proposition untuk ditawarkan kepada customer segments, dengan lebih kompetitif lagi.
9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Elemen yang tidak kalah penting dalam mengembangkan bisnis, selain delapan elemen di atas, adalah masalah struktur pembiayaan bisnis.
Cost structure ini berhubungan dengan rincian biaya-biaya terbesar yang harus dikeluarkan untuk melakukan key activities, dalam menghasilkan value proposition kepada customer segments.
Pengelolaan pembiayaan yang baik akan membuat bisnis Kawan Kledo menjadi lebih hemat, serta dapat meminimalkan risiko kerugian.
Dengan begitu penentuan value proposition untuk ditawarkan kepada customer segments juga akan lebih baik. Yang perlu diperhatikan, pemetaan biaya ini pada cost stucture harus hati-hati ya, Kawan Kledo!
Baca Juga: Pembahasan Lengkap Key Activities dalam Business Model Canvas
Contoh Penerapan Business Model Canvas
1. Perencanaan/Pengembangan Strategis
Salah satu cara menggunakan BMC adalah dalam siklus perencanaan dan pengembangan strategis.
Kawan Kledo bisa menggunakan BMC untuk membuat blueprint dari strategi yang akan dijalankan, karena memberikan dasar dan arah yang sangat jelas untuk diskusi.
Ketika digunakan sebagai rencana strategis, terapkan BMC untuk menggambarkan apa yang telah Kawan Kledo lakukan selama setahun terakhir dan apa yang ingin Anda capai di tahun berikutnya.
Jika terdapat perubahan pada model bisnis atau elemen baru yang perlu dikembangkan, Kawan Kledo bisa menandainya dengan kode warna.
2. Memahami Kompetisi
Cara lain yang menarik dalam menggunakan BMC adalah untuk memahami kompetisi.
Dengan menggambarkan model bisnis dari setiap pesaing, Kawan Kledo dapat memahami kekuatan, keterbatasan, dan hambatan mereka, serta apa yang bisa atau tidak bisa mereka lakukan.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang lanskap persaingan ini akan membantu Anda bertindak secara strategis dan merancang model bisnis yang lebih unggul.
3. Portofolio Model Bisnis
Salah satu bidang penerapan BMC yang sangat menarik adalah pengembangan portofolio model bisnis, mulai dari peningkatan model bisnis yang sudah ada hingga penciptaan model bisnis baru.
Portofolio model bisnis membantu Anda memahami dan menyoroti model bisnis mana yang saat ini menghasilkan pendapatan, serta model bisnis mana yang akan menjadi sumber pendapatan di masa depan.
Selain untuk pertumbuhan dan penciptaan arus kas, pendekatan portofolio juga membantu Kawan Kledo memahami sinergi serta potensi kanibalisasi antar model bisnis yang berbeda.
Contoh pendekatan portofolio model bisnis ini adalah penggunaan teknologi mesin dan kapsul oleh Nestlé. Semuanya dimulai dari model bisnis inovatif Nespresso yang berfokus pada kopi satu porsi.
Kini, teknologi yang sama digunakan untuk produk kopi pasar massal (Dolce Gusto by Nescafé), bisnis teh (Special.T), bahkan untuk susu bayi (BabyNes).
Meskipun semuanya menggunakan teknologi dasar yang sama, masing-masing memiliki model bisnis berbeda dengan potensi sinergi sekaligus risiko kanibalisasi.
Baca Juga: Vision Statement: Contoh dan Cara Menyusunnya untuk Bisnis
Tips Membuat Rencana Bisnis dengan Business Model Canvas

- Mulai dengan riset dan observasi: Sebelum mengisi setiap blok BMC, lakukan riset pasar dan pelajari kompetitor. Dengan memahami kebutuhan pasar dan posisi pesaing, Kawan Kledo bisa membuat proposisi nilai dan segmen pelanggan yang tepat.
- Isi blok yang paling jelas terlebih dahulu: Jika baru mengenal BMC, isi bagian yang paling Anda pahami terlebih dahulu. Misalnya, mulai dari segmentasi pelanggan dan proposisi nilai. Ini membantu membangun kerangka yang kuat untuk pengisian bagian lainnya.
- Bersikap fleksibel dan iteratif: Evaluasi kembali BMC secara berkala dan perbarui bila ada perubahan strategi atau kondisi pasar. Ini memastikan bisnis tetap relevan dan adaptif.
- Libatkan tim dan cari masukan: Membuat BMC bersama tim memungkinkan Anda mengumpulkan lebih banyak ide dan mengidentifikasi potensi masalah sejak awal. Kawan Kledo juga bisa mendapatkan perspektif berbeda yang membantu menyempurnakan rencana.
- Visualisasi dan gunakan warna: Untuk memudahkan pemahaman, buat BMC dalam format visual yang menarik. Gunakan warna berbeda untuk tiap elemen dan tambahkan catatan atau ikon agar informasi lebih hidup dan mudah diingat.
- Validasi dengan pelanggan: Jangan hanya mengandalkan asumsi. Ujicoba proposisi nilai dan model bisnis Anda dengan pelanggan potensial. Feedback langsung akan memberikan insight berharga untuk menyempurnakan rencana.
- Fokus pada nilai dan keunikan bisnis Anda: Saat mengisi BMC, tekankan apa yang membuat bisnis Anda berbeda dan menguntungkan. Ini penting untuk menarik perhatian pelanggan dan bertahan di pasar yang kompetitif.
- Perhatikan struktur biaya dan pendapatan: Rumuskan dengan jelas bagaimana biaya dan pendapatan akan dikelola agar bisnis berjalan efisien dan menguntungkan. Jangan sampai biaya terlalu besar tanpa dukungan arus kas yang cukup.
Baca Juga: Contoh Bisnis Plan yang Bisa di Download Gratis
8 Alternatif Business Model Canvas
Meskipun Business Model Canvas populer untuk mengembangkan dan mengkomunikasikan model bisnis, ada juga beberapa opsi lain yang dapat Kawan Kledo gunakan, seperti:
- Value Proposition Canvas: Alat ini membantu bisnis merumuskan dan mengkomunikasikan proposisi nilai kepada pelanggan. Fokusnya adalah pada kebutuhan pelanggan, hasil yang diinginkan, tantangan yang dihadapi, serta bagaimana perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik dibandingkan para pesaing.
- Lean Canvas: Alat ini mirip dengan BMC, tetapi lebih berfokus pada startup dan usaha kecil. Lean Canvas memiliki lebih sedikit blok dan menekankan pada validasi hipotesis serta pengujian asumsi secara cepat.
- Analisis SWOT: Alat ini membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sebuah bisnis. Analisis SWOT dapat menjadi sarana yang berharga untuk menilai kondisi perusahaan saat ini sekaligus menemukan area yang perlu ditingkatkan.
- Business Model Innovation: Pendekatan ini melibatkan pengembangan model bisnis baru yang berbeda dari model tradisional yang umum digunakan dalam industri. Caranya adalah melalui pemikiran kreatif, eksplorasi teknologi baru, atau penerapan pendekatan baru dalam membangun hubungan dengan pelanggan.
- Blue Ocean Strategy: Kerangka kerja ini membantu bisnis menciptakan pasar baru dan ruang persaingan yang belum tersentuh. Strategi ini berfokus pada identifikasi serta pengembangan area inovasi yang belum dijajaki oleh para pesaing.
- Porter’s Five Forces: Model ini menganalisis lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dan daya tarik suatu industri: ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, ancaman produk pengganti, serta rivalitas dalam industri. Menggunakan Porter’s Five Forces bersama BMC memberikan perspektif yang lebih luas pada tingkat industri.
- Analisis PESTEL: Analisis ini menelaah faktor Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum yang memengaruhi bisnis. PESTEL memberikan gambaran tingkat makro, membantu organisasi memahami faktor eksternal yang dapat berdampak pada model bisnis mereka.
- Balanced Scorecard (BSC): BSC menerjemahkan visi dan strategi bisnis menjadi tujuan-tujuan spesifik dalam empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Baca Juga: Contoh Perencanaan Bisnis Online dan Templatenya
Kesimpulan
Apabila Kawan Kledo kebingungan dalam menyusun business plan yang tepat dan mudah, Business Model Canvas bisa dijadikan pilihan.
Kawan Kledo tinggal mengisi bagian dalam kanvas hingga membentuk strategi bisnis yang mumpuni.
Hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk memulai bisnis. Sudah punya business plan tapi belum ada modal? Lho, banyak bank yang memfasilitasi UKM pinjaman modal, baik bank konvensional maupun syariah.
Caranya? Ajukan saja ke bank yang dipilih dong. Tapi jangan asal pilih ya, Kawan Kledo. Baca dulu lebih lengkapnya pada artikel Kata Siapa Mengajukan Pinjaman Modal UKM Susah? Yuk Coba Prosedur Berikut Ini!
UKM sudah berhasil dijalankan, tapi bingung manajemen keuangannya, apalagi dalam mengatur struktur biaya? Tenang, ada Kledo yang siap membantu permasalahan Kawan Kledo.
Selain manajemen bisnis, sebagai software akuntansi berbasis Cloud, Kledo juga siap menyajikan informasi terkait dengan laporan keuangan dan analisis bisnis Kawan Kledo secara real time.
Gunakan Kledo secara gratis dengan masa trial selama 14 hari yuk! Cara daftarnya klik di sini ya, Kawan Kledo. Selamat menggunakan Kledo :).
- Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, dan Komponennya - 8 Oktober 2025
- Business Model Canvas: Cara Mudah Menyusun Business Plan - 7 Oktober 2025
- Sistem Ekonomi: Definisi, Jenis, dan Contoh Implementasi di Berbagai Negara - 1 Oktober 2025
