Sebagai pemilik bisnis atau akuntan, apakah Anda mengerti apa itu ROI dan ROE? ROI sendiri merupakan kependekan dari return on investment, sedangkan ROE kependekan dari return on equity.
Return on Equity (ROE) adalah metrik keuangan yang mengukur profitabilitas suatu perusahaan dengan menilai seberapa efektif perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan dari ekuitas pemegang saham.
Ini adalah indikator penting yang digunakan investor, analis, dan pemilik bisnis untuk mengevaluasi kinerja dan efisiensi perusahaan. Meskipun ROE dan ROI mungkin terdengar serupa, keduanya merupakan metrik berbeda yang memiliki tujuan berbeda.
Pada artikel kali ini kita akan membahas apa itu ROI dan ROE beserta perbedaan, cara hitung dan contoh kasus yang bisa Anda pelajari.
Pengertian ROI dan ROE
Apa itu ROI?
Pengembalian Investasi atau return on investment (ROI) adalah metrik keuangan yang banyak digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas atau efisiensi suatu investasi.
Ini mengukur pengembalian yang dihasilkan dari suatu investasi relatif terhadap biayanya. ROI dinyatakan dalam persentase dan memberikan wawasan tentang kinerja keuangan suatu investasi dengan membandingkan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dengan jumlah investasi awal.
Untuk menghitung roi, rumusnya relatif sederhana:
ROI = (Laba bersih / biaya Investasi) x 100
Mari kita perhatikan sebuah contoh untuk mengilustrasikan bagaimana ROI dihitung. Misalkan Anda menginvestasikan 10.000.000 dalam sebuah usaha bisnis, dan setelah satu tahun, laba bersih Anda dari investasi tersebut adalah 2.500.000. D
engan menggunakan rumus roi, kita dapat menghitung ROI sebagai berikut:
ROI = (2.500.000 / 10.000.000) x 100 = 25%
Dalam contoh ini, ROI adalah 25%, yang menunjukkan bahwa untuk setiap seribu rupiah yang diinvestasikan, Anda memperoleh pengembalian sebesar 250 rupiah.
Penting untuk diperhatikan bahwa ROI adalah metrik serbaguna yang dapat diterapkan pada berbagai jenis investasi, seperti saham, real estat, atau bahkan kampanye pemasaran.
Dengan menghitung laba atas investasi yang berbeda, Anda dapat membandingkan kinerjanya dan membuat keputusan yang tepat mengenai di mana Anda akan mengalokasikan sumber daya Anda.
Baca juga: Siklus Operasional: Pengertian, Pentingnya, Cara Hitung, dan Contohnya
Apa itu ROE?
Return on Equity (ROE) adalah metrik keuangan yang mengukur profitabilitas suatu perusahaan dengan mengevaluasi seberapa efisien perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan dari investasi pemegang sahamnya.
Hal ini memberikan wawasan berharga mengenai kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan ekuitasnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
ROE adalah indikator penting bagi investor dan analis karena membantu mereka menilai kesehatan keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Pada bagian ini, kita akan mempelajari definisi dan perhitungan ROE, menyoroti pentingnya ROE dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
Untuk menghitung ROE, laba bersih suatu perusahaan dibagi dengan rata-rata ekuitas pemegang saham. Laba bersih diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan, sedangkan rata-rata ekuitas pemegang saham dihitung dengan rata-rata ekuitas awal dan akhir pada periode tertentu.
Rumus penghitungan ROE adalah sebagai berikut:
ROE = (Laba Bersih / Rata-Rata Ekuitas Pemegang Saham) * 100
Sebagai contoh, mari kita pertimbangkan sebuah perusahaan bernama PT XYZ. yang melaporkan laba bersih sebesar 500.000.000 untuk tahun tersebut.
Ekuitas pemegang saham awal adalah 2.000.000.000, dan ekuitas pemegang saham akhir adalah 2.500.000.000.
Ekuitas pemegang saham rata-rata untuk tahun tersebut adalah (2.000.000.000 + 2.500.000.000) / 2 = 2.250.000.000. Memasukkan nilai-nilai ini ke dalam rumus ROE, kita mendapatkan:
ROE = (500.000.000 / 2.250.000.000) * 100 = 22,22%
Dalam hal ini, PT XYZ. Memiliki ROE sebesar 22,22%, yang menunjukkan bahwa untuk setiap seribu rupiah ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham, perusahaan menghasilkan pengembalian sebesar 222 rupiah
Menghitung ROE relatif mudah, namun penting untuk menafsirkan hasilnya dengan benar. ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan ekuitas pemegang sahamnya secara efisien untuk menghasilkan keuntungan, yang umumnya dipandang positif.
Namun, ROE yang tinggi juga dapat mengindikasikan leverage yang berlebihan atau ketergantungan pada utang, sehingga dapat meningkatkan risiko keuangan. Di sisi lain, ROE yang rendah mungkin menunjukkan profitabilitas yang buruk atau penggunaan ekuitas yang tidak efisien.
Baca juga: Average Collection Period dalam Akuntansi: Pengertian dan Cara Hitungnya
Perbedaan ROI dan ROE
Ada beberapa perbedaaan yang harus Anda pahami saat menghitung ROI dan ROE dalam sebuah bisnis, berikut adalah diantaranya:
1. Metode erhitungan
Perbedaan besar pertama antara metrik ROI (Return on Investment) dan ROE (Return on Equity) terletak pada metode perhitungannya.
ROI dihitung dengan membagi laba bersih suatu investasi dengan biaya awal investasi dan dinyatakan dalam persentase. Di sisi lain, ROE dihitung dengan membagi laba bersih suatu perusahaan dengan rata-rata ekuitas pemegang saham selama periode tertentu dan dinyatakan dalam persentase.
ROI berfokus pada profitabilitas investasi tertentu, sedangkan ROE mengukur profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2. Ruang lingkup analisis
Perbedaan signifikan lainnya antara metrik ROI dan ROE adalah cakupan analisis yang diberikannya.
ROI terutama menilai kinerja keuangan dan profitabilitas suatu investasi atau proyek individu. Ini membantu investor menentukan efisiensi investasi mereka dan membandingkan keuntungan yang dihasilkan oleh berbagai peluang investasi.
Sebaliknya, ROE memberikan wawasan tentang kesehatan keuangan dan profitabilitas suatu perusahaan secara keseluruhan. Ini membantu pemangku kepentingan mengevaluasi efektivitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan ekuitas pemegang saham.
Baca juga: Accrued Interest: Pengertian, Rumus, dan Penjurnalannya dalam Akuntansi
3. Pertimbangan jangka waktu
Saat menganalisis metrik ROI dan ROE, penting untuk mempertimbangkan jangka waktu penghitungannya.
ROI biasanya dihitung untuk investasi tertentu selama periode tertentu, seperti satu tahun. Hal ini memungkinkan investor untuk menilai profitabilitas investasi mereka dalam jangka waktu yang ditentukan.
Sebaliknya, ROE dihitung dalam periode yang lebih panjang dan memberikan gambaran yang lebih luas mengenai profitabilitas perusahaan.
Dengan mempertimbangkan rata-rata ekuitas pemegang saham selama periode tertentu, ROE memperhitungkan perubahan ekuitas dan memberikan ukuran profitabilitas perusahaan yang lebih akurat.
4. Struktur modal
Salah satu faktor penting yang membedakan metrik ROI dan ROE adalah pertimbangannya terhadap struktur modal perusahaan.
ROI hanya memperhitungkan investasi awal yang dilakukan, tanpa mempertimbangkan sumber dananya. Itu tidak membedakan antara pembiayaan ekuitas dan hutang.
Di sisi lain, ROE berfokus secara khusus pada pengembalian yang dihasilkan dari ekuitas pemegang saham. Ini membantu menilai seberapa efektif perusahaan menggunakan modal yang diinvestasikan oleh pemegang sahamnya untuk menghasilkan keuntungan.
ROE sangat berguna bagi pemegang saham dan calon investor yang ingin mengevaluasi tingkat pengembalian yang dapat mereka harapkan dari investasi ekuitas mereka.
Baca juga: Fiscal Year (Tahun Fiskal): Pengertian, Cara Memilih dalam Bisnis, dan Contohnya
Contoh, tips, dan studi kasus:
Contoh 1
Misalkan seorang investor membeli saham dua perusahaan berbeda, A dan B, masing-masing seharga 10.000.000. Setelah satu tahun, Perusahaan A menghasilkan laba bersih sebesar 2.000.000, sedangkan Perusahaan B menghasilkan laba bersih sebesar 1.500.000.
ROI untuk Perusahaan A akan menjadi 20% (2.000.000/10.000.000), dan untuk Perusahaan B, akan menjadi 15% (1.500.000/10.000.000). Hal ini memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan yang dihasilkan oleh setiap investasi dan membuat keputusan yang tepat.
Tips
Saat membandingkan investasi menggunakan ROI, penting untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengan setiap investasi. ROI yang lebih tinggi mungkin menunjukkan keuntungan yang lebih tinggi, namun juga dapat berarti risiko yang lebih tinggi.
Studi kasus
Dalam kasus perusahaan yang sangat bergantung pada pembiayaan hutang, profitabilitasnya mungkin tinggi karena rendahnya investasi awal.
Namun ROE bisa saja rendah jika laba bersih perusahaan tidak sebanding dengan ekuitas pemegang sahamnya.
Hal ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan metrik ROI dan ROE untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang kinerja keuangan perusahaan.
Pentingnya ROI dalam Menilai Kinerja Bisnis
ROI, atau Pengembalian Investasi, adalah metrik penting yang memungkinkan bisnis mengevaluasi efektivitas investasi mereka dan menilai kinerja secara keseluruhan.
Ini mengukur profitabilitas suatu investasi relatif terhadap biayanya, memberikan wawasan mengenai kesehatan keuangan dan efisiensi perusahaan.
Memahami pentingnya ROI adalah kunci bagi bisnis untuk membuat keputusan yang tepat, mengalokasikan sumber daya secara efektif, dan mendorong pertumbuhan. Pada bagian ini, kita akan mengeksplorasi mengapa ROI penting dalam menilai kinerja bisnis secara keseluruhan dan bagaimana ROI dapat dimanfaatkan secara efektif.
1. Mengevaluasi profitabilitas
Salah satu alasan utama mengapa ROI sangat penting dalam menilai kinerja bisnis adalah kemampuannya untuk mengevaluasi profitabilitas.
Dengan menghitung rasio laba bersih terhadap biaya investasi, ROI memberikan gambaran yang jelas apakah suatu investasi menghasilkan keuntungan atau tidak.
Hal ini memungkinkan dunia usaha untuk mengidentifikasi investasi mana yang memberikan hasil positif dan mana yang tidak, sehingga memungkinkan mereka melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan profitabilitas.
Misalnya, pertimbangkan perusahaan yang berinvestasi dalam kampanye periklanan di berbagai platform. Dengan mengukur ROI setiap kampanye, mereka dapat menentukan platform mana yang memberikan keuntungan terbaik.
Jika mereka menemukan bahwa platform tertentu memiliki ROI yang jauh lebih tinggi dibandingkan platform lain, mereka dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke platform tersebut dan mengurangi investasi pada platform yang kurang menguntungkan, sehingga memaksimalkan profitabilitas mereka secara keseluruhan.
Baca juga: Analisis ROI: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
2. Membandingkan peluang investasi
ROI juga memainkan peran penting dalam membandingkan peluang investasi yang berbeda. Hal ini memungkinkan dunia usaha untuk menilai potensi keuntungan dari berbagai investasi dan membuat keputusan yang tepat mengenai di mana mengalokasikan sumber daya mereka.
Dengan membandingkan ROI dari berbagai opsi, bisnis dapat mengidentifikasi peluang yang paling menjanjikan dan memprioritaskannya.
Misalnya, sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan dua proyek potensial: Proyek A dan Proyek B. Dengan menghitung ROI untuk kedua proyek tersebut, mereka dapat menentukan proyek mana yang menawarkan laba atas investasi yang lebih tinggi.
Jika Proyek A memiliki ROI sebesar 20%, sedangkan Proyek B memiliki ROI sebesar 15%, maka perusahaan dapat memprioritaskan Proyek A karena diharapkan dapat menghasilkan return yang lebih tinggi.
3. Alokasi sumber daya
Alokasi sumber daya yang efektif sangat penting untuk keberhasilan bisnis, dan ROI berfungsi sebagai alat yang berharga dalam proses ini.
Dengan menganalisis ROI dari berbagai investasi, bisnis dapat mengalokasikan sumber daya mereka secara lebih efisien, memastikan bahwa mereka diinvestasikan dalam proyek yang menghasilkan keuntungan paling signifikan.
Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur mungkin memiliki beberapa jalur produksi. Dengan menghitung ROI setiap lini, mereka dapat mengidentifikasi mana yang paling menguntungkan.
Jika mereka menemukan bahwa satu lini produksi memiliki ROI yang lebih tinggi dibandingkan lini produksi lainnya, mereka dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke lini tersebut, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan memaksimalkan profitabilitas secara keseluruhan.
Baca juga: Pengertian ROIC, Manfaat, dan Cara Menghitungnya
4. Mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan
ROI tidak hanya membantu bisnis mengidentifikasi investasi yang menguntungkan namun juga menyoroti area di mana perbaikan dapat dilakukan. Dengan menganalisis investasi dengan ROI rendah atau negatif, bisnis dapat mengidentifikasi permasalahan mendasar dan mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja.
Misalnya, toko ritel mungkin berinvestasi pada tata letak toko baru untuk menarik lebih banyak pelanggan. Namun, jika laba atas investasi ini rendah, hal ini menunjukkan bahwa tata letak baru tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Dengan menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya ROI, seperti arus pelanggan yang buruk atau penempatan produk yang tidak efektif, toko dapat membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan profitabilitas.
Pentingnya ROE dalam Menilai Kinerja Bisnis
1. Pengukuran profitabilitas
ROE, atau Return on Equity, adalah metrik penting untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan menilai kemampuannya dalam menghasilkan nilai bagi pemegang saham.
Ini mengukur profitabilitas suatu perusahaan dengan membandingkan laba bersihnya dengan ekuitas pemegang saham.
Meskipun ROI (Return on Investment) memberikan pandangan yang lebih luas mengenai kinerja keuangan perusahaan, ROE secara khusus berfokus pada pengembalian yang dihasilkan bagi pemegang saham.
Baca juga: Pengertian EVA, Cara Menghitungnya dan Perbedaannya dengan ROI
2. Evaluasi nilai pemegang saham
Salah satu alasan utama mengapa ROE penting dalam mengevaluasi nilai pemegang saham adalah karena ROE secara langsung mencerminkan efisiensi suatu perusahaan dalam memanfaatkan ekuitasnya untuk menghasilkan keuntungan.
ROE yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan investasi pemegang sahamnya secara efektif untuk menghasilkan keuntungan, yang merupakan tanda positif bagi investor.
Di sisi lain, ROE yang lebih rendah mungkin menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan ekuitasnya secara efisien, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai kemampuannya dalam menghasilkan nilai bagi pemegang saham.
3. Komparasi industri
ROE sangat penting ketika membandingkan perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama. Hal ini memungkinkan investor untuk menilai perusahaan mana yang menghasilkan keuntungan lebih tinggi bagi pemegang sahamnya dan mengidentifikasi peluang investasi potensial.
Misalnya, jika Perusahaan A memiliki ROE sebesar 20% dan Perusahaan B memiliki ROE sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan A menghasilkan nilai pemegang saham yang lebih tinggi dan mungkin merupakan pilihan investasi yang lebih menarik.
Penting untuk dicatat bahwa ROE dapat bervariasi secara signifikan antar industri karena perbedaan kebutuhan modal dan model bisnis. Misalnya, perusahaan teknologi seringkali memiliki ROE yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri padat modal seperti manufaktur atau utilitas.
Oleh karena itu, ketika mengevaluasi ROE, penting untuk mempertimbangkan norma dan tolok ukur industri untuk mendapatkan pemahaman yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan.
Baca juga: Pengertian ROA, Fungsi, Cara Hitung, dan Perbedannya Dengan ROI
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ROI dan ROE
Meskipun metrik ROI dan ROE memberikan wawasan berharga mengenai kesehatan keuangan dan profitabilitas perusahaan, keduanya berbeda dalam fokus dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pada bagian ini, kita akan mengeksplorasi faktor-faktor utama yang memengaruhi ROI dan ROE, menyoroti perbedaan metrik ini dan bagaimana metrik tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
1. Margin laba
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi ROI dan ROE adalah margin laba suatu perusahaan. margin keuntungan adalah persentase pendapatan yang tersisa sebagai keuntungan setelah dikurangi seluruh biaya.
Margin keuntungan yang lebih tinggi menunjukkan profitabilitas yang lebih baik dan dapat berdampak signifikan terhadap ROI dan ROE.
Misalnya, jika dua perusahaan memiliki pendapatan yang sama tetapi Perusahaan A memiliki margin keuntungan yang lebih tinggi, kemungkinan besar perusahaan tersebut akan menghasilkan ROI dan ROE yang lebih tinggi dibandingkan Perusahaan B.
2. Perputaran aset atau asset turnover
Faktor penting lainnya yang mempengaruhi ROI adalah rasio perputaran aset, yang mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Perputaran aset yang lebih tinggi menunjukkan pemanfaatan aset yang lebih baik dan dapat menghasilkan ROI yang lebih tinggi.
Misalnya, jika perusahaan A dan Perusahaan B memiliki laba bersih yang sama, namun Perusahaan A menghasilkan lebih banyak pendapatan dengan tingkat aset yang lebih rendah, maka Perusahaan A akan memiliki ROI yang lebih tinggi.
Baca juga: ROI (Return on Investment): Pengertian, Cara Hitung, dan Tips Efisiensi ROI
3. Financial leverage
ROE, sebaliknya, dipengaruhi oleh tingkat financial leverage yang digunakan suatu perusahaan. Financial leverage mengacu pada penggunaan dana pinjaman untuk membiayai operasi atau investasi.
Dengan menggunakan utang, perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya dan berpotensi meningkatkan ROE.
Namun, financial leverage yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko kesulitan keuangan, sehingga penting bagi perusahaan untuk mencapai keseimbangan.
Misalnya, jika Perusahaan A dan Perusahaan B memiliki laba bersih yang sama, namun Perusahaan A memiliki tingkat utang yang lebih tinggi, kemungkinan besar Perusahaan tersebut akan memiliki ROE yang lebih tinggi karena meningkatnya leverage keuangan.
4. Perpajakan dan suku bunga
Faktor eksternal seperti perpajakan dan suku bunga juga dapat mempengaruhi ROI dan ROE. Perubahan tarif pajak dapat mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan, karena tarif pajak yang lebih tinggi akan menurunkan laba bersih dan selanjutnya menurunkan ROI dan ROE.
Demikian pula, fluktuasi suku bunga dapat berdampak pada biaya pinjaman, mempengaruhi leverage keuangan dan pada akhirnya mempengaruhi ROE.
Baca juga: ROCE Ratio: Pengertian, Rumus, Contoh Kasus, dan Batasannya
5. Lanskap industri dan persaingan
Industri tempat perusahaan beroperasi dan lanskap persaingannya juga dapat berdampak signifikan terhadap ROI dan ROE.
Industri dengan persaingan tinggi dan hambatan masuk yang rendah mungkin memiliki margin keuntungan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan ROI dan ROE yang lebih rendah.
Di sisi lain, perusahaan yang beroperasi di industri dengan hambatan masuk yang tinggi, persaingan yang terbatas, atau keunggulan kompetitif yang unik dapat menikmati profitabilitas yang lebih tinggi dan akibatnya ROI dan ROE yang lebih tinggi.
6. Strategi dan manajemen perusahaan
Keputusan strategis yang dibuat oleh tim manajemen perusahaan dapat berdampak besar pada ROI dan ROE. manajemen biaya yang efektif, strategi penetapan harga, inovasi, dan keputusan investasi semuanya dapat berkontribusi pada profitabilitas yang lebih tinggi dan selanjutnya meningkatkan ROI dan ROE.
Misalnya, perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk atau layanan baru mungkin memperoleh profitabilitas yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik dalam hal ROI dan ROE.
7. Kondisi perekonomian
Terakhir, kondisi makroekonomi dapat mempengaruhi ROI dan ROE. faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan pola belanja konsumen dapat memengaruhi pendapatan, biaya, dan profitabilitas perusahaan.
Misalnya, selama periode krisis ekonomi, perusahaan mungkin mengalami penurunan pendapatan, peningkatan biaya, dan penurunan profitabilitas, yang mengakibatkan ROI dan ROE lebih rendah.
Baca juga: Memahami Apa Itu Compilation Engagement dalam Akuntansi
Kesimpulan
Kesimpulannya, memahami perbedaan utama antara metrik ROI dan ROE sangat penting bagi pemilik bisnis, pemegang saham, dan analis keuangan.
Meskipun ROI berfokus pada investasi individu, ROE memberikan wawasan tentang profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan metode perhitungan, ruang lingkup analisis, jangka waktu, dan struktur permodalan, pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan dan keputusan yang tepat.
Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis, pastikan Anda memiliki cara mudah untuk menghitung ROI dan ROE perusahaan Anda menggunakan tools modern seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 75 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.
Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Contoh Laporan Neraca Bisnis Jasa dan Download Templatenya - 15 November 2024
- Contoh Laporan Neraca Bisnis Retail dan Download Templatenya - 15 November 2024
- Cara Menghitung Laba Ditahan, Rumus, dan Contohnya - 14 November 2024