Piutang wesel adalah salah satu dokumen yang penting bagi perusahaan. Dokumen ini berisikan perjanjian tertulis untuk menerima pembayaran dalam jumlah tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut juga berfungsi sebagai alat penagihan piutang dan jaminan untuk mendapatkan pinjaman. Pada artikel ini, Kledo akan mengajak Anda memahami lebih jauh mengenai piutang wesel dan contoh studi kasusnya.
Piutang Wesel Adalah
Piutang wesel adalah surat perjanjian untuk transaksi perdagangan yang isinya memuat pembayaran transaksi yang harus dibayar pada tanggal yang telah disepakati.
Sederhananya, wesel ini adalah janji untuk membayar uang kepada pihak lain pada atau sebelum tanggal yang ditentukan. Mereka memberikan hak kepada pemegang atau pembawa untuk menerima dana yang ditentukan dalam perjanjian yang sah.
Piutang wesel dapat diperlakukan sebagai aset lancar atau tidak lancar dengan ketentuan:
- Jika piutang dibayar dalam waktu satu tahun, maka diperlakukan sebagai aset lancar di neraca.
- Jika jatuh tempo pembayaran lebih dari satu tahun kemudian, maka diperlakukan sebagai aset tidak lancar di neraca.
Sebuah bisnis memungkinkan pelanggan untuk mengubah piutang usaha mereka menjadi wesel tagih. Debitur biasanya diuntungkan dengan memiliki lebih banyak waktu untuk membayar.
Baca juga: Kas Adalah: Pengertian, Jenis, Karakteristik, dan Contohnya
Fungsi Piutang Wesel
Dokumen piutang ini memiliki dua fungsi yang penting bagi bisnis. Fungsi yang pertama adalah sebagai bukti transaksi yang memastikan keabsahan transaksi dan bisa digunakan sebagai alat yang kuat untuk melakukan penagihan.
Fungsi yang kedua ialah bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Misalnya, Anda membutuhkan modal cepat tapi arus kas bisnis sedang bermasalah. Nah, wesel ini bisa Anda jadikan sebagai jaminan untuk meminjam uang.
Nantinya, pinjaman Anda akan dibayar oleh klien yang berhutang ke bisnis Anda.
Baca juga: Invoice Financing: Pembahasan Lengkap dan Cara Kerjanya
Komponen Piutang Wesel, Apa Saja?
Piutang wesel dapat digunakan sebagai bukti jika penerima pembayaran perlu melakukan tindakan hukum. Oleh karenanya, wesel ini memiliki beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu:
- Penerima Pembayaran yaitu pihak yang memberikan hutang. Penerima pembayaran ini memegang dokumen wesel tagih.
- Pembuat yaitu pihak yang diminta untuk membayar kembali wesel tersebut, juga dikenal sebagai peminjam atau debitur.
- Principal. Dalam kasus sederhana, principal adalah jumlah uang tunai yang diberikan oleh penerima pembayaran kepada pembuatnya yang membayar kembali jumlah tersebut pada akhir jangka waktu, baik dengan mencicil atau sekaligus.
- Term/time frame yaitu lama waktu yang dimiliki pembuat untuk membayar kembali wesel tersebut. Jatuh tempo wesel, atau tanggal yang dinyatakan, terjadi pada akhir jangka waktu atau durasi wesel tagih.
- Bunga yaitu biaya yang dibayarkan pembuat kepada penerima pembayaran, di samping hutang pokok. Ini adalah biaya meminjam uang.
- Suku bunga yang dinyatakan dalam wesel yang dinyatakan dalam basis tahunan. Tingkat bunga diterapkan pada pokok pinjaman untuk menentukan jumlah bunga yang harus dibayar oleh pembuatnya.
Ketentuan Piutang Usaha
Penerima pembayaran adalah pihak yang menerima pembayaran berdasarkan syarat-syarat wesel, sedangkan pembuat adalah pihak yang berkewajiban mengirimkan dana kepada penerima pembayaran.
Sebagaimana ditentukan dalam pemberitahuan, jumlah kompensasi adalah bunga yang menjadi biaya piutang. Perhitungan bunga yang diterima atas tagihan wesel yaitu :
Jumlah pokok x tingkat bunga x periode = bunga yang diterima
Perusahaan memiliki sejumlah besar wesel tagih yang beredar. Mereka harus mempertimbangkan untuk menetapkan penyisihan untuk wesel tagih yang diragukan, yang dapat menimbulkan saldo utang yang tidak mencukupi serta menghapuskan setiap wesel tagih yang kemudian menjadi tidak tertagih.
Baca juga: Analisis Transaksi dalam Akuntansi: Pengertian dan Tahapannya
Jenis-Jenis Piutang Wesel
Piutang wesel bisa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jenis wesel yang dibuat oleh perusahaan yang berhutang dan diberikan kepada perusahaan kreditur yang telah memberikan keringanan pembayaran utang.
Wesel tagih berfungsi sebagai dokumen untuk menagih piutang ketika sudah mencapai tanggal jatuh tempo pembayaran. Wesel ini terbagi menjadi dua jenis yaitu wesel tagih yang tidak memiliki bungan dan wesel tagih yang memiliki bunga.
Wesel tagih yang tidak memiliki bunga ini hanya mewajibkan debitur membayar hutang sejumlah nominal pokoknya sehingga lebih ringan. Untuk penggunaan dua wesel tersebut ditentukan dari kesepakatan dan kebutuhan kedua belah pihak.
2. Wesel Bayar
Sebenarnya, bentuk wesel bayar ini hampir serupa dengan wesel tagih. Hanya saja, wesel bayar ini dibuat oleh perusahaan yang berhutang dan disimpan juga oleh perusahaan tersebut.
Untuk mencatat wesel bayar ini harus disesuaikan dengan umur hutang. Apabila wesel bayar harus dibayar kurang dari 1 tahun, maka akan dicatat sebagai liabilitas lancar pada neraca saldo. Sedangkan, jika hutang memiliki jatuh tempo 1 tahun, maka akan dicatat sebagai liabilitas tidak lancar pada neraca.
Biasanya, apabila perusahaan terlambat membayar hutang, pihak kreditur akan mengenakan pinalti berupa denda administratsi. Namun, jika arus kas perusahaan sedang macet, perusahaan bisa membicarakannya dengan kreditur supaya memperoleh keringanan misalnya dengan melakukan restrukturisasi utang.
Baca juga: Format Isi dan Contoh Surat Perjanjian Hutang Piutang yang Benar
Contoh Piutang Wesel
Contoh Soal 1
Contoh kasus sederhana ini menggambarkan bagaimana cara kerja piutang wesel.
PT. Kapal Terbang komputer senilai Rp. 500 juta secara kredit dari PT. Bambu Teknologi. PT. Bambu Teknologi mengirimkan faktur ke PT. Kapal Terbang yang jatuh tempo dalam 60 hari, sesuai dengan persyaratan penagihan normal PT. Bambu Teknologi.
Sayangnya, PT. Kapal Terbang tidak dapat melakukan pembayaran segera dan menegosiasikan surat promes dengan persyaratan berikut:
- Penerima Pembayaran: PT. Bambu Teknologi
- Pembuat: PT. Kapal Terbang
- Nilai pokok hutang : Rp. 500.000.000
- Jangka waktu: 6 bulan jatuh tempo pada saat jatuh tempo
- Tingkat bunga: 6% per tahun
Contoh Ayat Jurnal untuk Piutang Wesel
Entri jurnal akuntansi PT. Bambu Teknologi untuk wesel tagih di atas adalah sebagai berikut:
Nama Akun | Debit | Kredit |
---|---|---|
Entri #1 | ||
Piutang Wesel Lancar (PT. Kapal Terbang) | 500.000.000 | |
Piutang Usaha (PT. Kapal Terbang) | 500.000.000 | |
Entri #2 | ||
Kas | 515.040.000 | |
Piutang Wesel Lancar (PT. Kapal Terbang) | 500.000.000 | |
Pendapatan Bunga (500 juta x 6% x 6/12) | 15.040.000 |
Baca juga: Mengenal Persamaan dan Perbedaan Hutang Piutang dalam Akuntansi
Contoh Soal 2
Perusahaan Alfa menjual peralatan ke Perusahaan Beta seharga Rp. 300 juta, dibayarkan dalam waktu 30 hari. Setelah 45 hari ternyata tidak dibayar oleh Perusahaan Beta, kedua belah pihak setuju bahwa Perusahaan B menerbitkan surat promes sebesar Rp. 300 juta dengan bunga 10% untuk pembayaran sebesar Rp. 100 juta ditambah bunga yang harus dibayar pada akhir tiga bulan berikutnya.
Catatan tersebut dapat menyatakan bahwa total bunga yang harus dibayar bersama dengan pembayaran pokok ketiga dan terakhir sebesar Rp. 100 juta.
Perusahaan Alfa menulis jurnal piutang di neraca dan Perusahaan Beta menulis jurnal hutang hutang di neraca. Biaya pokok hutang adalah Rp. 300 juta, di mana Rp. 100 juta harus dibayar setiap bulan. Tingkat bunga yang disepakati pada surat promes adalah 10%.
Contoh Ayat Jurnal untuk Piutang
Wesel tagih sebesar Rp. 300 juta yang jatuh tempo dalam tiga bulan ke depan, dengan pembayaran sebesar Rp. 100 juta dan tingkat bunga 10%, didaftarkan ke Perusahaan pada akhir setiap bulan.
Entri akuntansi yang tepat untuk Perusahaan Alfa terlihat seperti ini:
Nama Akun | Debit | Kredit |
Piutang wesel | Rp. 300 juta | |
Piutang dagang | Rp. 300 juta |
Perusahaan Beta membayar Rp. 100 juta ditambah bunga = Rp. 2.465.750 (Rp. 300 juta × 10%x 30/365 hari= Rp. 2.465.750).
Nama akun | Debit | Kredit |
Uang tunai | Rp. 102.465.750 | |
Piutang wesel | Rp. 100.000.000 | |
Pendapatan bunga | Rp. 2.465.750 |
Perusahaan Beta membayar Rp. 100.000.000 ditambah bunga Rp. 200.000.000 x 10% x 30/365 hari = Rp. 1.643.840. Bunga berkurang karena pokok pinjaman dikurangi dengan pembayaran sebelumnya dan hanya menghasilkan Rp. 200.000.000 (Rp. 300.000.000 – Rp. 100.000.000).
Nama akun | Debit | Kredit |
Uang tunai | Rp. 101.643.840 | |
Piutang wesel | Rp. 100.000.000 | |
Pendapatan bunga | Rp. 1.643.840 |
Perusahaan Beta membayar sisa pokok Rp. 100 juta ditambah bunga Rp. 100.000.000 ×10% x 30/365 hari = Rp. 100.821.920
Nama akun | Debit | Kredit |
Uang tunai | Rp. 100.821.920 | |
Piutang wesel | Rp. 100.000.000 | |
Pendapatan bunga | Rp. 821.920 |
Setelah tiga bulan, tagihan dengan bunga dilunasi.
Baca juga: 10 Tips Sukses Berbisnis Tanpa Hutang
Kesimpulan
Piutang wesel adalah dokumen perjanjian pelunasan piutang pada tanggal jatuh tempo. Wesel ini akan dicatat sebagai aset lancar apabila jatuh temponya kurang dari satu tahun. Bila jatuh temponya lebih dari 1 tahun, maka akan dicatat sebagai aset tidak lancar.
Sedangkan pendapatan bunga wesel akan dicatat di laporam laba rugi. Oleh karenanya, kelancaran pembayaran akan berpengaruh pada laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
Supaya pencatatan hutang dan piutang bisnis lebih mudah, Anda dapat memanfaatkan software akuntansi Kledo agar proses pembukuan menjadi lebih cepat dan terperinci.
Kledo merupakan software berbasis cloud yang sudah digunakan lebih dari 35 ribu pengguna yang bisa diakses darimana saja dan kapan saja Anda butuhkan.
Dengan menggunakan Kledo, Anda juga bisa mendapatkan 30 jenis laporan keuangan, perhitungan pajak, aplikasi invoice, software inventory, dan masih banyak lagi.
Jadi, tunggu apalagi? Anda juga bisa menggunakan berbagai fitur Kledo gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024
- Cara Membuat RAB, Contoh, dan Download Templatenya - 8 November 2024