Pelanggan selalu menginginkan harga yang kompetitif, barang berkualitas tinggi, dan pengiriman yang dapat diandalkan. Semua ini adalah tantangan yang harus diseimbangkan oleh produsen meskipun ada kenaikan biaya material, kekurangan tenaga kerja, dan peningkatan biaya overhead.
Untuk memenuhi tuntutan ini sekaligus mempertahankan profitabilitas, diperlukan perencanaan jadwal produksi, alokasi sumber daya, dan strategi penetapan harga yang cermat.
Namun, semua ini tidak mungkin dilakukan tanpa pemahaman yang jelas tentang biaya produksi dan dampaknya terhadap kinerja keuangan.
Total manufacturing cost (TMC) memberikan pandangan yang komprehensif tentang semua biaya manufaktur, membantu para pemilik bisnis manufaktur melihat dengan tepat ke mana modal mereka pergi untuk membuat keputusan yang tepat dalam membuat setiap rupiah menjadi lebih baik.
Apa yang Dimaksud dengan Total Manufacturing Cost (TMC)?

Total manufacturing cost (TMC) mewakili semua biaya yang terlibat dalam pembuatan barang selama periode tertentu, termasuk produk jadi, barang dalam proses, dan barang sisa.
TMC dihitung dengan menjumlahkan tiga komponen biaya: bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Bahan langsung adalah persediaan dan bahan baku yang membentuk produk jadi, sedangkan tenaga kerja langsung mencakup upah, tunjangan, dan pajak yang relevan dengan pekerja yang terlibat dalam produksi.
Overhead pabrik mencakup biaya yang tidak secara langsung terkait dengan produk tertentu, seperti pemeliharaan peralatan dan utilitas.
Sebagai contoh, produsen furnitur yang menghitung TMC-nya akan memasukkan kayu, sekrup, dan upah tim perakitan sebagai biaya langsung, serta pemeliharaan peralatan, utilitas, dan sewa pabrik sebagai biaya tidak langsung.
TMC adalah metrik akuntansi manufaktur inti yang dapat membantu produsen tidak hanya menunjukkan dengan tepat di mana biaya terakumulasi, tetapi juga menentukan cara mengurangi biaya tanpa secara tidak sengaja meningkatkan biaya di tempat lain.
Meskipun demikian, tiga komponen biaya dalam TMC-bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur-tidak beroperasi secara terpisah.
Meskipun masing-masing berdiri sendiri, ketiganya juga saling memengaruhi satu sama lain dengan cara yang memengaruhi biaya produksi secara keseluruhan.
Sebagai contoh, pengurangan jam kerja tenaga kerja langsung dapat menurunkan upah, tetapi juga dapat memperlambat produksi, yang berpotensi menyebabkan hilangnya peluang penjualan.
Demikian pula, berinvestasi pada bahan berkualitas lebih tinggi dapat meningkatkan biaya bahan langsung tetapi secara bersamaan mengurangi limbah, mengurangi jumlah cacat, dan meminimalkan kebutuhan untuk pengerjaan ulang-yang pada akhirnya menurunkan biaya overhead dan biaya tenaga kerja yang terkait dengan kontrol kualitas dan pembuangan sisa.
Baca juga: Penjadwalan Produksi Manufaktur: KPI, Tahapan, dan Metodenya
Mengapa Menghitung Total Manufacturing Cost Penting?
TMC memberikan pandangan yang komprehensif tentang biaya produksi.
Perspektif holistik ini menjembatani kesenjangan antara pelaporan keuangan dan manajemen operasional, menciptakan bahasa yang sama yang dapat digunakan oleh tim keuangan, manajer operasional, dan eksekutif.
Ketika strategi keuangan dan operasional selaras, produsen dapat membuat keputusan sehari-hari yang mendukung profitabilitas.
Perhitungan TMC yang akurat adalah dasar untuk keputusan mulai dari strategi penetapan harga dan perencanaan produksi hingga alokasi sumber daya dan investasi modal.
Melacak tren biaya dapat membantu produsen menyadari kelemahan operasional, seperti meningkatnya biaya bahan baku langsung (yang mungkin terkait dengan vendor yang tidak dapat diandalkan) atau biaya overhead yang sangat tinggi (mungkin disebabkan oleh peralatan yang tidak efisien).
Ketika diolah, semua data ini dapat menajadi parameter perbaikan yang ditargetkan, seperti negosiasi ulang dengan pemasok atau peningkatan peralatan.
TMC juga dapat berguna untuk tetap agile dalam menghadapi ketidakpastian operasional, seperti gangguan rantai pasokan, fluktuasi biaya material, dan permintaan konsumen yang berkembang pesat.
Sebagai contoh, produsen dapat menggunakan analisis TMC untuk mengevaluasi dengan cepat bahan alternatif yang akan menjaga integritas dan kualitas produk agar produksi tetap berjalan, meskipun itu berarti untuk sementara waktu harus menanggung biaya yang lebih tinggi demi melindungi pangsa pasar dan hubungan dengan pelanggan.
Baca juga: 15 Cara Menghemat Biaya Produksi dalam Manufaktur
Rumus Total Manufacturing Cost
Total manufacturing cost dihitung melalui rumus sederhana ini, yang menggabungkan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi:
Total biaya produksi = Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi
Produsen harus menghitung semua biaya yang relevan tanpa memasukkan biaya nonmanufaktur, seperti komisi penjualan.
Penting juga untuk tidak menghitung biaya yang sama di beberapa kategori.
Misalnya, jika seorang manajer pabrik menghabiskan satu hari di mesin perakitan dari setiap empat hari yang dihabiskan untuk mengawasi operasi, 20% dari upah manajer harus diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung, sementara 80% sisanya akan termasuk dalam overhead pabrik (karena pekerjaan pengawasan mendukung produksi, daripada berkontribusi langsung ke unit individu).
Baca juga: 8 Rekomendasi Software Akuntansi dengan Fitur Manufaktur Terbaik
Cara Menghitung Total Manufacturing Cost

Meskipun perhitungan dasar TMC sangat mudah, bahkan perhitungan yang tampaknya sederhana ini dapat menjadi rentan terhadap kesalahan jika perhitungan tidak dilakukan dengan hati-hati.
Pengukuran yang akurat dari setiap komponen biaya memerlukan pengumpulan data yang terperinci dari berbagai departemen, itulah sebabnya perusahaan sering menggunakan perangkat lunak akuntansi untuk konsistensi dan ketepatan.
Di bawah ini, kami akan membahas setiap kategori biaya-bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik-secara terperinci, termasuk metode perhitungan dan strategi pengurangan biaya.
Biaya bahan langsung
Biaya bahan langsung mencakup harga pembelian setiap komponen yang dapat ditelusuri secara langsung untuk memproduksi unit tertentu.
Misalnya, dalam pembuatan sepeda, bahan langsung meliputi rangka, rantai, roda gigi, ban, jok, dan setiap tambahan, seperti lonceng dan peluit.
Tergantung pada kebijakan perusahaan dan besarnya biaya yang terlibat, beberapa bahan yang secara tradisional tidak langsung (misalnya, pelumas atau perkakas kecil) dapat diklasifikasikan sebagai bahan langsung, jika dapat dikaitkan dengan produk tertentu.
Biaya bahan langsung dapat mencakup biaya pengadaan terkait, seperti pengiriman dan penanganan, bea masuk, asuransi transit, dan biaya penyimpanan, jika biaya tersebut signifikan dan dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan bahan untuk produk tertentu.
Melacak biaya-biaya ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada produsen tentang berapa banyak yang dihabiskan untuk memproduksi setiap unit, karena biaya-biaya ini umumnya berkorelasi dengan volume produksi.
Namun, cara analis melacak biaya ini dapat bervariasi, dengan beberapa bisnis melacak biaya per pekerjaan atau batch dan yang lainnya berfokus pada total biaya proses.
Cara menghitung biaya bahan langsung
Rumus standar untuk menghitung biaya bahan langsung untuk periode keuangan tertentu adalah:
Biaya bahan langsung = Persediaan bahan baku awal + Biaya pengadaan bahan baru – Persediaan bahan baku akhir
Misalkan produsen pakaian memulai bulan dengan persediaan bahan baku sebesar 100.000.000 (kain, benang, kancing, ritsleting, dan sebagainya).
Perusahaan membeli bahan baku tambahan sebesar 250.000.000 selama periode tersebut dan mengakhiri bulan tersebut dengan sisa persediaan sebesar 80.000.000. Perhitungan bahan langsungnya adalah:
Biaya bahan langsung = 100.000.000 + 250.000.000 – 80.000.000 = 270.000.000
Angka 270.000.000 ini mewakili biaya semua bahan langsung yang digunakan dalam produksi selama bulan tersebut, yang memperhitungkan semua komponen yang digunakan untuk membuat barang jadi.
Dengan memperhitungkan nilai persediaan awal dan akhir, rumus ini menghitung biaya aktual bahan yang digunakan dalam produksi-bukan hanya yang dibeli.
Perbedaan ini penting karena aktivitas pengadaan tidak selalu selaras dengan hasil produksi.
Produsen mungkin menyimpan bahan sebelum permintaan musiman, menggunakan beberapa sumber daya untuk barang yang belum selesai atau dibuang, atau menghabiskan cadangan selama kekurangan pasokan, misalnya.
Menyesuaikan perubahan inventaris memberikan gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang biaya produksi.
Cara mengurangi biaya bahan langsung
Menurut survei prospek Asosiasi Pengusaha Indonesia untuk kuartal keempat tahun 2024, produsen memperkirakan biaya bahan baku dan biaya input lainnya naik 2,9% pada akhir tahun 2025.
Untuk membantu mengimbangi biaya bahan baku langsung, perusahaan dapat
- Mencari sumber pasokan yang lebih hemat biaya yang dapat mempertahankan kualitas produk namun mengurangi pengeluaran.
- Melakukan negosiasi ulang dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih rendah untuk pesanan konsolidasi dan pembelian dalam jumlah besar atau untuk mendapatkan diskon pembayaran lebih awal.
- Membuat desain produk yang lebih efisien yang menggunakan lebih sedikit komponen.
- Mengaudit alur kerja untuk mengidentifikasi dan menghilangkan proses manufaktur yang boros atau tidak efisien.
- Secara teratur menilai dan memperbarui strategi pengadaan, pengadaan, dan produksi seiring dengan perkembangan kondisi pasar.
Baca juga: Contoh Jurnal Umum Perusahaan Manufaktur dan Cara Membuatnya
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung meliputi:
- Upah penuh waktu dan paruh waktu, termasuk upah lembur, untuk pekerja yang terlibat langsung dalam produksi.
- Tunjangan untuk karyawan tersebut, termasuk asuransi kesehatan, kontribusi pensiun, dan cuti berbayar.
- Pajak penggajian untuk karyawan tersebut, termasuk bagian pemberi kerja untuk Jaminan Sosial, Medicare, dan pajak pengangguran negara bagian dan federal.
Biaya tenaga kerja langsung biasanya bervariasi dengan volume produksi dan pergeseran permintaan musiman, meskipun tidak selalu berbanding lurus, karena perusahaan dapat mempertahankan tingkat staf inti selama periode yang lebih lambat untuk mempertahankan pekerja terampil.
Cara menghitung biaya tenaga kerja langsung
Rumus dasar untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah:
Biaya tenaga kerja langsung = (Jumlah jam kerja × Tarif per jam) + Tunjangan + Pajak gaji
Misalnya, jika produsen garmen mempekerjakan 50 pekerja dengan penghasilan rata-rata 25.000 per jam dan bekerja 160 jam per bulan, dengan tunjangan dan pajak yang ditambahkan 30% ke upah dasar, tenaga kerja langsung dapat dihitung menggunakan proses multi-langkah ini:
Total jam kerja untuk semua karyawan = 160 jam × 50 pekerja = 8.000 jam
Upah dasar untuk semua karyawan = 8.000 jam × 25.000 per jam = 200.000.000 per bulan
Tunjangan dan pajak untuk semua karyawan = 200.000.000 × 30% = 60.000.000
Biaya tenaga kerja langsung = 200.000.000 + 60.000.000 = 260.000.000
Tergantung pada ukuran dan preferensi perusahaan, “jam kerja” dan “tarif per jam” dapat dihitung untuk setiap karyawan atau dirata-ratakan di seluruh tenaga kerja.
Banyak perusahaan menggunakan software payroll melacak upah, lembur, upah kontraktor, dan upah hari libur.
Perusahaan juga dapat menganalisis biaya tenaga kerja berdasarkan lini produksi atau jenis produk untuk lebih memahami alokasi tenaga kerja, yang memungkinkan mereka menyesuaikan tingkat staf untuk menyeimbangkan biaya dengan permintaan produksi.
Cara mengurangi biaya tenaga kerja langsung
Produsen dapat mengurangi biaya tenaga kerja langsung dengan memprioritaskan alokasi staf dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Strategi yang potensial meliputi:
- Program pelatihan silang untuk meningkatkan fleksibilitas pekerja, sehingga mengurangi waktu henti dan ketergantungan pada staf khusus.
- Mengotomatiskan proses manual yang berulang.
- Mendesain ulang alur kerja dan denah pabrik untuk mengurangi pergerakan dan penanganan material yang tidak perlu.
Namun, upaya pengurangan biaya harus menyeimbangkan penghematan jangka pendek dengan kualitas produk dan kepuasan pekerja.
Hal ini tercermin dalam laporan State of Manufacturing 2023 dari Fictiv, di mana “menganalisis dan meningkatkan produktivitas” (53%) dan “meningkatkan retensi karyawan atau mencegah pergantian karyawan” (49%) disebut sebagai dua masalah tenaga kerja teratas.
Biaya overhead manufaktur
Biaya overhead manufaktur mencakup semua biaya produksi yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan produk tertentu tetapi diperlukan untuk mempertahankan operasi, seperti:
- Biaya bangunan (sewa, utilitas, atau pajak properti untuk fasilitas produksi)
- Tenaga kerja tidak langsung (pengawas produksi dan tim pemeliharaan peralatan)
- Biaya terkait peralatan (penyusutan dan perbaikan)
- Persediaan pabrik yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke suatu produk (persediaan pembersih, peralatan kecil, peralatan keselamatan)
- Asuransi untuk peralatan dan fasilitas produksi
Tidak seperti bahan langsung dan tenaga kerja langsung, banyak biaya overhead (misalnya sewa atau asuransi) tetap, terlepas dari volume produksi. Namun, beberapa biaya dapat bervariasi dengan output, termasuk tagihan listrik dan pemeliharaan peralatan.
Cara menghitung biaya overhead pabrik
Untuk menghitung total biaya overhead pabrik, gunakan rumus ini:
Biaya overhead pabrik = Bahan tidak langsung + Tenaga kerja tidak langsung + Biaya tidak langsung tambahan
Sebagai contoh, sebuah pabrik sarung mungkin memiliki biaya bulanan sebagai berikut: 20.000.000 untuk bahan tidak langsung (persediaan pembersih dan suku cadang pemeliharaan), 80.000.000 untuk tenaga kerja tidak langsung (pengawas dan staf pemeliharaan), dan 150.000.000 untuk biaya pabrik (sewa, utilitas, dan asuransi). Total biaya overhead produksi bulanannya akan dihitung seperti ini:
Biaya overhead pabrik = 20.000.000 + 80.000.000 + 150.000.000 = 250.000.000
Biaya overhead pabrik biasanya didistribusikan ke berbagai basis alokasi, seperti per unit produksi, per jam mesin, atau per rupiah tenaga kerja langsung yang dihabiskan.
Hal ini memungkinkan penetapan biaya produk dan keputusan penetapan harga yang lebih akurat. Tarif overhead untuk setiap basis alokasi dihitung sebagai berikut:
Tarif alokasi overhead = Total overhead pabrik / Basis alokasi
Jika pabrik sarung memproduksi 500.000 unit per bulan, biaya overhead per unitnya adalah:
Tingkat alokasi overhead = 250.000.000 / 500.000 unit = 500 per unit
Ini berarti bahwa untuk setiap unit yang diproduksi, pabrik mengeluarkan biaya overhead sebesar 500 rupiah
Cara mengurangi biaya overhead pabrik
Produsen dapat mengurangi biaya overhead dengan meningkatkan fasilitas dan manajemen sumber daya mereka. Hal ini dapat berarti:
- Berinvestasi pada peralatan yang lebih hemat energi untuk mengurangi biaya utilitas.
- Menerapkan pemeliharaan peralatan secara proaktif dan teratur untuk meminimalkan kerusakan tak terduga dan perbaikan darurat yang mahal.
- Melacak dan mengatur penggunaan perlengkapan kebersihan, peralatan kecil, dan peralatan keselamatan untuk meminimalkan pemborosan.
Beberapa biaya overhead mungkin tidak dapat dikurangi, seperti biaya sewa atau polis asuransi. Bisnis harus merencanakan strategi keuangan mereka dengan tepat.
Baca juga: Memahami Batch Manufacturing Record pada Industri Farmasi
Contoh Kasus Perhitungan Total Manufacturing Cost

Sebuah produsen alat pancing 10.000 joran pancing dalam sebulan. Rincian keuangan bulanannya terlihat seperti ini:
Bahan baku langsung | Persediaan awal bahan baku | 200.000.000 |
Pembelian bahan baku | 450.000.000 | |
Persediaan akhir bahan baku | 150.000.000 | |
Tenaga kerja langsung | Jumlah tenaga kerja langsung | 40 pekerja |
Upah rata-rata | 30.000/jam | |
Waktu kerja rata-rata | 160 jam | |
Tunjangan dan pajak gaji | 35% dari upah | |
Biaya overhead pabrik | Perlengkapan dan bahan tidak langsung | 25.000.000 |
Tenaga kerja tidak langsung | 90.000.000 | |
Sewa, utilitas, asuransi, dan depresiasi | 175.000.000 |
Langkah 1: Hitung biaya bahan langsung dengan menggunakan input bahan langsung
- Biaya bahan langsung = Membuka persediaan bahan baku + Biaya pengadaan bahan baru – Menutup persediaan bahan baku
- Biaya bahan langsung = 200.000.000 + 450.000.000 – 150.000.000 = 500.000.000
Langkah 2: Hitung biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan input tenaga kerja langsung
- Biaya tenaga kerja langsung = (Total jam kerja × Tarif per jam) + Tunjangan + Pajak gaji
- Total jam kerja untuk semua karyawan = 160 jam × 40 pekerja = 6.400 jam
- Upah dasar untuk semua karyawan = (6.400 jam × 30.000 per jam) = 192.000.000 per bulan
- Tunjangan dan pajak untuk semua karyawan = 192.000.000 × 35% = $67.200.000
- Biaya tenaga kerja langsung = 192.000.000 + 67.200.000 = 259.200.000
Langkah 3: Hitung biaya overhead pabrik dengan menggunakan biaya overhead pabrik
- Biaya overhead pabrik = Bahan tidak langsung + Tenaga kerja tidak langsung + Biaya tidak langsung tambahan
- Biaya overhead pabrik = 25.000.000 + 90.000.000 + 175.000.000 = 290.000.000
Langkah 4: Hitung TMC dengan menggunakan tiga komponen biaya.
- Total biaya produksi = Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik
- Total biaya produksi = 500.000.000 + 259.200.000 + 290.000.000 = 1.049.200.000
Manfaat Total Manufacturing Cost
Dengan melacak dan menganalisis total biaya produksi dari waktu ke waktu, produsen dapat memperoleh beberapa keunggulan kompetitif yang dapat digunakan untuk mengelola operasi dan meningkatkan profitabilitas.
Perlu diketahui bahwa banyak perusahaan yang mengimplementasikan alat modern seperti software akuntansi dengan fitur pengumpulan data keuangan otomatis dan pelaporan real time untuk memaksimalkan manfaat ini.
- Mengontrol biaya: Analisis TMC dapat membantu bisnis memecah biaya produksi menjadi komponen-komponen terpisah, seperti berdasarkan lini produksi atau proses. Hal ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk menemukan area untuk perbaikan dan menerapkan solusi yang ditargetkan dan hemat biaya.
- Mengidentifikasi pemborosan: Menghitung TMC secara teratur dapat mengungkapkan area pengeluaran yang meningkat, seperti pemborosan material yang berlebihan atau sumber daya tenaga kerja yang tidak dialokasikan dengan baik.
- Mengungkap wawasan manufaktur: Menganalisis perubahan TMC dari waktu ke waktu membantu para pemimpin mengenali pola di antara berbagai komponen biaya yang memengaruhi profitabilitas, seperti perubahan musiman dalam biaya material atau pergeseran output produksi. Wawasan ini dapat menginformasikan keputusan terkait ukuran batch, penjadwalan, atau alokasi sumber daya, serta menghasilkan anggaran dan prakiraan yang lebih akurat.
- Meningkatkan visibilitas keuangan: Pelacakan TMC yang komprehensif memberikan transparansi ke dalam biaya setiap aspek manufaktur, informasi yang dapat mendukung keputusan seputar penetapan harga yang sesuai, menentukan batasan pesanan, dan menjustifikasi investasi modal.
Baca juga: Jurnal Penutup Perusahaan Manufaktur: Komponen dan Contohnya
Perbedaan Total Manufacturing Cost (TMC) vs Cost of Goods Manufactured (COGM)
Meskipun terkait, TMC dan COGM atau harga pokok produksi memiliki tujuan yang berbeda dalam akuntansi manufaktur.
TMC mewakili semua biaya yang terlibat dalam produksi selama periode tertentu, termasuk barang dalam proses atau stok yang rusak/dibuang-terlepas dari apakah barang tersebut diselesaikan atau dijual.
COGM, di sisi lain, hanya mencakup biaya produk yang benar-benar dijual kepada pelanggan selama periode tertentu.
Misalnya, jika TMC produsen peralatan konstruksi untuk satu bulan adalah 1.000.000.000, tetapi hanya menjual 80% dari produksinya, COGM-nya adalah 800.000.000, dengan sisa 200.000.000 dialokasikan untuk persediaan.
Perbedaan antara TMC dan COGM dapat berfluktuasi selama pergeseran musiman, terutama jika perusahaan menggunakan musim yang lebih lambat untuk menimbun persediaan.
Dalam kasus seperti itu, perusahaan mungkin melihat peningkatan TMC tanpa kenaikan COGM yang sesuai, sehingga memperlebar kesenjangan antara kedua angka tersebut.
Sebaliknya, selama musim penjualan puncak, HPP mungkin lebih dekat dengan atau bahkan melebihi TMC periode saat ini, karena perusahaan menjual persediaan yang terkumpul.
Kedua pengukuran tersebut digunakan dalam perencanaan dan pelaporan keuangan, tetapi COGM secara langsung muncul di laporan laba rugi, sedangkan TMC tidak.
Selain itu, HPP sering kali mencakup biaya pasca-produksi, seperti biaya penyimpanan untuk barang jadi, yang bukan merupakan bagian dari perhitungan TMC.
Bisnis dapat membandingkan TMC dan COGM dari waktu ke waktu untuk menilai berapa persentase barang yang diproduksi yang benar-benar dibeli oleh pelanggan, metrik yang sangat penting untuk barang dengan masa simpan yang pendek atau untuk perusahaan dengan permintaan yang tidak stabil.
Cara hitung COGM
Harga pokok produksi (COGM ) memperhitungkan barang yang telah selesai diproduksi selama periode tertentu, tidak termasuk semua barang dalam proses (WIP ) yang dipertimbangkan saat menghitung TMC.
Tidak seperti HPP, yang mewakili biaya produk yang benar-benar dijual, COGM mencakup biaya semua barang yang telah selesai, terlepas dari apakah barang tersebut telah terjual atau masih ada dalam persediaan barang jadi.
Untuk menemukan COGM, produsen dapat menggunakan rumus ini:
Harga pokok produksi = TMC + Persediaan WIP awal – Persediaan WIP akhir
Katakanlah produsen memiliki TMC bulanan sebesar 1.000.000.000, persediaan WIP awal sebesar 300.000.000, dan persediaan WIP akhir sebesar 250.000.000. COGM-nya adalah 1.050.000.000 (atau 1.000.000.000 + 300.000.000 – 250.000.000).
Ketika COGM lebih tinggi dari TMC, ini menunjukkan bahwa beberapa barang yang telah selesai diproduksi sebagian pada periode keuangan sebelumnya.
Jika COGM lebih rendah dari TMC, ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cadangan barang dalam proses yang lebih besar daripada saat periode dimulai.
Membandingkan nilai yang berbeda ini dari waktu ke waktu dapat membantu bisnis mengelola tingkat inventaris dan kecepatan produksi dengan memantau seberapa cepat barang diproduksi dibandingkan dengan saat barang tersebut selesai.
Baca juga: Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur dan Bedanya dengan Bisnis Lain
Mudahkan Penghitungan Total Manufacturing Cost dengan Kledo
Perhitungan TMC yang akurat dan tepat waktu membutuhkan pengumpulan dan analisis data yang komprehensif di seluruh proses produksi – tetapi proses penghitungan dan pencatatan manual dapat memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan.
Software akuntansi manufaktur Kledo bisa mengotomatiskan pengumpulan dan analisis biaya produksi secara real time dengan mengintegrasikan data dari pengadaan hingga produksi di seluruh organisasi.
Kledo memberikan visibilitas keuangan terkini melalui fitur otomatis dan dashboard pelaporan yang dapat menemukan peluang penghematan biaya untuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Selain pemantauan kinerja, software akuntansi Kledo mencakup alat penghitungan rasio keuangan dan perencanaan canggih yang dapat menganalisis pola biaya historis untuk saran yang dapat ditindaklanjuti dengan mudah, kebutuhan tenaga kerja, perencanaan anggaran, dan banyak lagi.
Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Total Manufacturing Cost (TMC): Rumus dan Cara Hitungnya - 24 September 2025
- Laporan Audit Keuangan: Komponen, Cara Buat, dan Contohnya - 23 September 2025
- Cash Position: Pengertian, Rumus, dan Contoh Kasusnya - 22 September 2025