Transaksi derivatif adalah transaksi yang dilakukan dua pihak atau lebih untuk menjual atau membeli aset maupun komoditas dengan harga perkiraan di masa mendatang.
Transaksi ini menjanjikan keuntungan yang sangat tinggi sehingga tak mengherankan banyak dijadikan sebagai pilihan investasi.
Pada artikel ini, kami akan mengeksplorasi pengertian transaksi derivatif, manfaatnya, jenis, risiko, tips berdagang dan contoh nyata produk derivatif di Indonesia.
Apa yang Dimaksud Transaksi Derivatif?
Transaksi derivatif adalah transaksi yang dilakukan dengan melakukan perjanjian kontrak antara dua pihak atau lebih untuk membeli atau menjual aset dan komoditas tertentu.
Kontrak perjanjian tersebut kemudian digunakan sebagai objek perdagangan yang harganya telah disepakati oleh pihak yang terlibat dalan kontrak.
Derivatif adalah jenis instrumen investasi keuangan yang diawasi oleh Birsa Efek Indonesia (BEI). Berbagai produk derivatif yang diperdagangkan di pasar keuangan dan saham contohnya mata uang, obligasi, saham, indeks saham, suku bunga, dan lain-lain.
Sementara itu, apabila produk derivatif berupa komoditas, maka instansi yang melakukan pengawasan yaitu BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).
Jadi, cara kerja derivatif sebenarnya berupa produk investasi yang berasal dari kontrak perjanjian dagang. Investasi derivatif memiliki risiko yang tinggi karena transaksi ini dilakukan dengan meramal harga di masa depan dengan harapan imbal hasil yang besar.
Baca juga: Apa Itu Derivatif Keuangan? Berikut Pembahasan Lengkapnya
Peraturan Mengenai Transaksi Derivatif
Meskipun berisiko tinggi, transaksi keamanan derivatif dijamin oleh negara dengan dikeluarkannya berbagai regulasi hukum yang mengatur derivatif. Beberapa dasar hukum tersebut adalah:
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal.
- Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
- Surat Keputusan Bappepam No. Kep.07/PM/2003 tanggal 20 Februari 2003 yang mengatur Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek.
- Surat Edaran Ketua Bappepam No. SE-01/PM/2002 tanggal 25 Februari 2002 mengenai Kontrak Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek.
- Peraturan Bappepam No. III E. 1 mengenai Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek.
- Persetujuan tertulis Bapepam No. S-356/PM/2004 tanggal 18 Februari 2004 mengenai Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100).
Baca juga: Kenali Apa Itu Nilai Intrinsik Saham Sebelum Memulai Investasi
Tarif Pajak Transaksi Derivatif
Setelah memahami dasar hukum yang mengatur derivatif, selanjutnya Anda juga perlu memahami bagaimana implementasi pajak yang dikenakan pada produk derivatif.
Dasar hukum derivatif di Indonesia adalah PP Nomor 17 Tahun 2009 yang mengatur Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa.
Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa deriivatif termasuk dalam golongan PPh final. Adapun tarif PPh final yaitu sebesar 2,5 % dari margin awal.
Manfaat Transaksi Derivatif
Derivatif digunakan dengan tujuan untuk melindungi harga suatu komoditas di masa mendatang. Ini merupakan tujuan awal dicetuskannya derivatif di Chicago di awal tahun 1900-an. Saat itu, derivatif digunakan para petani untuk menjaga stabilitas harga gandum.
Di Indonesia, contoh nyata manfaat derivatif bisa kita lihat pada tahun 2007 ketika Bank Indonesia menggunakan derivatif untuk membantu BUMN yang terdampakn anjloknya nilai rupiah. Selain manfaat tersebut, derivatif juga digunakan untuk mengurangi risiko apabila mengalami kerugian dan risiko keuangan lainnya.
Baca juga: Jenis-Jenis Investasi Obligasi yang Wajib Diketahui, Apa Saja?
Siapa yang Berpartisipasi dalam Pasar Derivatif?
Setiap jenis individu akan memiliki tujuan berpartisipasi dalam pasar derivatif. Anda dapat membaginya ke dalam kategori berikut berdasarkan motif perdagangan mereka:
Hedgers
Hedgers adalah pedagang yang menghindari risiko di pasar saham. Mereka membidik pasar derivatif untuk mengamankan portofolio investasi mereka dari risiko pasar dan pergerakan harga.
Mereka melakukan ini dengan mengasumsikan posisi yang berlawanan di pasar derivatif. Dengan cara ini, mereka mengalihkan risiko kerugian kepada orang lain yang siap menanggungnya.
Sebagai imbalan, mereka harus membayar premi kepada pengambil risiko. Bayangkan Anda memegang 100 saham perusahaan XYZ yang saat ini dihargai Rp. 10,000. Tujuan Anda adalah menjual saham ini setelah tiga bulan.
Namun, Anda tidak ingin mengalami kerugian akibat turunnya harga pasar. Pada saat yang sama, Anda tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan menjual saham dengan harga yang lebih tinggi di masa depan.
Dalam situasi ini, Anda dapat membeli opsi put dengan membayar premi nominal yang akan memenuhi kedua persyaratan di atas.
Baca juga: Hedging Adalah Strategi Lindung Nilai dalam Investasi, Ini Penjelasannya!
Spekulan
Spekulan adalah pengambil risiko dari pasar derivatif. Mereka ingin mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan. Mereka memiliki sudut pandang yang sangat berlawanan dibandingkan dengan para hedger.
Perbedaan pendapat ini membantu mereka menghasilkan keuntungan besar jika taruhannya benar. Dalam contoh di atas, Anda membeli opsi put untuk mengamankan diri dari jatuhnya harga saham.
Lawan Anda yaitu spekulan akan bertaruh bahwa harga saham tidak akan jatuh. Jika harga saham tidak turun, maka Anda tidak akan menggunakan opsi put Anda. Oleh karena itu, spekulan menyimpan premi dan mendapat untung.
Pedagang Margin
Margin mengacu pada jumlah minimum yang Anda perlukan untuk deposit dengan broker guna berpartisipasi di pasar derivatif. Ini digunakan untuk mencerminkan kerugian dan keuntungan Anda setiap hari sesuai pergerakan pasar.
Arbitrase
Arbitrase memanfaatkan ketidaksempurnaan pasar berisiko rendah untuk menghasilkan keuntungan. Mereka secara bersamaan membeli sekuritas dengan harga rendah di satu pasar dan menjualnya dengan harga lebih tinggi di pasar lain.
Ini dapat terjadi hanya jika sekuritas yang sama dikutip pada harga yang berbeda di pasar yang berbeda. Misalkan saham ekuitas dikenakan harga Rp. 1000 di pasar saham dan Rp. 105 di pasar berjangka.
Seorang arbitrase akan membeli saham tersebut dengan harga Rp. 1000 di pasar saham dan menjualnya dengan harga R. 1050 di pasar berjangka. Dalam proses ini, ia memperoleh keuntungan berisiko rendah Rp. 50.
Baca juga: Fakta dan Risiko Investasi Bitcoin yang Wajib Diketahui
Berbagai Jenis Transaksi Derivatif
Di pasar bursa, ada empat jenis derivatif yang beredar. Berikut ini merupakan 4 jenis derivatif yang perlu Anda ketahui:
Kontrak Serah
Kontrak serah adalah perjanjian yang dilakukan dua pihak atau lebih untuk melakukan penyerahan atau pembelian aset maupun komoditas yang dimana harga, jumlah, dan tanggal penyerahan sudah ditentukan dan disetujui.
Kontrak ini selesai ketika aset maupun komoditas telah diserahkan secara netto.
Kontrak Berjangka
Kontrak berjangka adalah perjanjian yang dilakukan dua pihak atau lebih untuk menyerahkan atau membeli komoditas maupu aset dimana tanggal, jumlah, dan harganya telah disetujui.
Sekilas kontrak berjangka ini hampir mirip dengan kontrak serah. Namun, yang membedakannya dengan kontrak serah adalah kontrak berjangka diperdagangkan secara teratur di bursa tempat transkasi kontrak berjangkan dilakukan.
Kontrak Opsi
Kontrak opsi adalah instrumen derivatif yang digunakan untuk melakukan hedging ataulindung nilai. Kontrak opsi dibagi menjadi dua jenis yaitu opsi jual dan opsi beli.
Opsi jual atau put option adalah kontrak yang memberi hak kepada pemilikinya untuk menjual aset maupun komditas tertentu. Sementara opsi beli atau call option adalah kontrak yang memberikan pemiliknya untuk membeli aset dan komoditas tertentu.
Pemilik kontrak opsi tidak wajib melakukan transaksi dengan harga yang sudah ditentukan oleh kontrak opsi.
Swap
Swap adalah jenis kontrak derivatif dimana dua pihak atau lebih saling bertukar arus kas mereka. Arus kas didasarkan pada tingkat bunga pokok nosional yang disepakati antara kedua belah pihak.
Satu arus kas umumnya tetap dan yang lainnya berubah berdasarkan suku bunga acuan. Interest rate swap adalah kategori yang paling umum digunakan. Swap tidak diperdagangkan di bursa saham dan merupakan kontrak over the counter antara bisnis atau lembaga keuangan.
Risiko Derivatif, Apa Saja?
Seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya, derivatif merupakan jenis investasi yang mempunyai risiko sangat tinggi. Meskipun keuntungan yang dihasilkan besar.
Proses pelaksanaan investasi derivatif terbilang rumit dan memakan waktu lama. Meskipun bertujuan untuk melindungi nilai tukar mata uang rupiah, perusahaan yang menggunakan derivatif juga akan berhadapan dengan risiko yang tinggi.
Hal ini bisa terjadi karena cara kerja derivatif yang spekulatif. Derivatif memperkirankan harga tinggi di masa depan yang mungkin belum tentu terjadi. Oleh karenanya, investasi derivatif ini mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan saham.
Baca juga: Investasi Deposito Terbaik yang Wajib Dicoba, Sangat Menguntungkan
Cara Berdagang Di Pasar Derivatif
Ikuti langkah-langkah di bawah ini untuk melakukan investasi derivatif:
- Pahami fungsi pasar derivatif sebelum berdagang. Strategi yang berlaku dalam derivatif benar-benar berbeda dari pasar saham.
- Pasar derivatif mengharuskan Anda untuk menyetor sejumlah margin sebelum memulai perdagangan. Jumlah margin tidak dapat ditarik sampai perdagangan diselesaikan. Selain itu, Anda perlu mengisi kembali jumlahnya ketika jumlahnya di bawah level minimum.
- Anda harus memiliki akun perdagangan aktif yang mengizinkan perdagangan derivatif. Jika Anda menggunakan jasa broker, maka Anda dapat melakukan pemesanan secara online atau melalui telepon.
- Untuk pemilihan saham, Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan uang tunai, persyaratan margin, harga kontrak dan saham yang mendasarinya. Pastikan semuanya sesuai dengan anggaran Anda.
Anda dapat memilih untuk tetap berinvestasi hingga berakhirnya perdagangan untuk menyelesaikan perdagangan. Dalam skenario ini, bayar seluruh jumlah terutang atau masuk ke dalam perdagangan yang berlawanan.
Contoh Transaksi Derivatif
Di bawah ini merupakan contoh derivatif yang beredar di pasar modal Indonesia:
IDX LQ45 Futures
IDX LQ45 adalah kontrak perjanjian yang mewajibkan pemiliknya untuk menjual atau membeli sejumlah underlying (bisa berupa saham, obligasi, indeks, dll) dengan harga di masa depan.
Produk ini sangat terkenal sebagai benchmark di Pasar Modal Indonesia dan sangat efektif digunakan sebagai alat tracking kondisi permodalan di Indonesia.
Indonesia Government Bond Futures
Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau Indonesia Government Bond Futures (IGBF) adalah kontrak perjanjian yang mewajibkan pemiliknya untuk menjual maupun membeli Surat Utang Negara (SUN) dengan harga di masa depan.
Jumlah SUN yang beredar pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp1.554,92 Triliun. Disebabkan jumlahnya yang sangat besar, dibutuhkan instrumen lindung nilai pada Pasar SUN.
Baca juga: Cara Investasi Saham Ini Sangat Mudah bagi Pemula, Berani Coba?
Kesimpulan
Itulah pembahasan mengenai transaksi derivatif mulai dari pengertian hingga contoh produknya di Pasar Modal Indonesia. Pasar derivatif memang menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Namun, risiko yang dapat ditimbulkan juga sangat riskan.Anda bisa menerapkan tips yang kami bagikan untuk mengurangi risiko berinvestasi di pasar derivatif.
Apa pun jenis bisnis Anda, pembukuan adalah keharusan bagi setiap pemilik bisnis. Untuk itu Anda perlu menggunakan bantuan software akuntansi dari Kledo.
Kledo merupakan software berbasis cloud yang dilengkapi dengan beragam fitur mulai dari laporan keuangan instan, buat faktur dalam hitungan detik, manajemen inventory dan aset, pajak, dan masig banyak lagi.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk buktikkan sendiri dengan mencoba free trial Kledo selama 14 hari melalui tautan ini.
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024
- Cara Membuat RAB, Contoh, dan Download Templatenya - 8 November 2024