Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur dan Bedanya dengan Bisnis Lain

siklus akuntansi bisnis manufaktur banner

Perusahaan manufaktur banyak dijumpai di Indonesia, dan harus diakui perannya sangat penting. Apalagi perkembangan teknologi yang semakin pesat mengharuskan perusahaan manufaktur bersaing untuk menjadi yang terbaik. Hal yang tak kalah penting dan harus dilakukan oleh pemilik bisnis manufaktur adalah memperhatikan siklus akuntansi yang ada di dalamnya.

Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang bergerak di bidang penjualan berbagai jenis bahan mentah atau bahan baku. Bahan baku tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar, baik untuk dijual kembali, diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai siklus akuntansi bisnis manufaktur secara lengkap dan mendalam dan bedanya dengan siklus akuntansi usaha lain.

Tahapan Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur

1. Analisis dokumen transaksi dalam perusahaan manufaktur

Perusahaan manufaktur memiliki siklus akuntansi yang cukup rumit dan berbeda dengan siklus akuntansi perusahaan di bidang lain. Proses pencatatan keuangan pada perusahaan manufaktur memiliki berbagai persyaratan khusus.

Salah satu aspek penting dalam pencatatan transaksi keuangan perusahaan manufaktur adalah menggunakan metode akrual. Salah satu tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah penerimaan dokumen transaksi.

Siklus awal ini merupakan tahap dimana pengumpulan bukti transaksi keuangan diberikan kepada pihak akuntansi untuk kemudian dapat diolah sebagai sumber data pencatatan transaksi.

Berbagai macam bentuk dokumen transaksi yang dapat diberikan kepada pihak akuntansi misalnya seperti nota, Purchase Order (PO), Purchase Requisition (PR), dan lain sebagainya.

Karena dokumen transaksi yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran dana perusahaan sangat dibutuhkan untuk kepentingan akuntansi, maka sudah seharusnya menjaga data transaksi sebaik mungkin agar tidak hilang dan menimbulkan kerancuan.

Tentunya yang dicatat adalah bukti transaksi yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Nantinya, proses pencatatan transaksi keuangan dapat menunjukkan laju aktivitas ekonomi perusahaan atas dana yang dialirkan. Berikut ini berbagai tujuan pencatatan transaksi keuangan yang perlu Anda ketahui:

  • Sebagai sumber informasi terkait dana perusahaan
  • Sebagai sumber informasi terkait perubahan laba pada dana perusahaan
  • Sebagai sumber informasi untuk membuat laporan keuangan
  • Sebagai sumber informasi yang digunakan untuk memproyeksikan potensi perusahaan
Banner 3 kledo

Untuk mengetahui lebih jauh apa yang bisa Kledo bantu untuk bisnis manufaktur, Anda bisa mengunjungi halaman ini.

2. Penjurnalan transaksi

Jurnal umum akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan akhir untuk mencapai angka yang seimbang.

Tujuan dasar pembuatan jurnal adalah untuk mengelompokkan transaksi sesuai dengan informasi pada akun-akun yang ada di dalam jurnal.

Manfaat umum dari jurnal adalah untuk mengetahui dengan jelas perhitungan pada semua bukti transaksi yang telah dilakukan perusahaan selama periode tertentu.

Selain itu, jurnal juga dapat membantu menemukan jumlah nominal yang setara (saldo) di bagian debit dan kredit.

Terakhir, manfaat jurnal juga memberikan kode-kode pada akun-akun yang tercantum di dalam jurnal. Perlu Anda ketahui, jika jurnal terbagi menjadi dua jenis. Yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.

Pada dasarnya, kedua jurnal ini memiliki fungsi yang sama. Meski begitu, ada beberapa perbedaan dalam hal struktur pencatatannya. Nantinya, jurnal umum dan jurnal khusus dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan serta buku besar.

Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Bedanya dengan Usaha Jasa

3. Membuat buku besar

Setelah jurnal selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mempostingnya ke dalam buku besar. Buku besar merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur.

Buku besar adalah dokumen berbentuk buku yang digunakan untuk memindahkan akun yang dicatat dari jurnal umum. Buku besar dapat diartikan sebagai “wadah ringkasan data”. Keberadaannya sangat diperlukan saat membuat laporan akuntansi.

Dengan membaca data buku besar, akuntan dapat lebih mudah melacak kesalahan yang terjadi pada catatan transaksi yang dikumpulkan perusahaan. Nantinya, buku besar juga berguna untuk melakukan audit pihak eksternal.

Proses audit ini dapat membantu menjaga kualitas kinerja perusahaan agar tidak selalu melanggar anggaran yang telah ditetapkan.

Berbagai akun yang terdapat dalam buku besar adalah sebagai berikut: –

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

  • Akun riil adalah jenis akun buku besar yang digunakan dalam laporan posisi keuangan (Aktiva, Modal, Kewajiban)
  • Akun nominal adalah jenis akun yang ada di laporan R/L (laba rugi), termasuk Pendapatan dan Beban

Fungsi buku besar

Buku besar memiliki fungsi untuk:

  • Sarana meringkas data transaksi
  • Sarana untuk menyortir data keuangan
  • Sarana untuk mengetahui perbedaan jumlah suatu akun
  • Sarana untuk memantau riwayat suatu akun
  • Sarana untuk mengklasifikasikan transaksi yang sebelumnya berasal dari jurnal
  • Sarana untuk menyusun laporan keuangan

4. Membuat neraca saldo

Neraca saldo adalah jenis laporan keuangan yang sengaja dibuat untuk mengecek apakah ada selisih dari saldo di sisi debit atau kredit. Memang bentuk dari neraca saldo ini tidak serumit atau selengkap laporan keuangan lainnya.

Sehingga datanya lebih mudah dipahami. Meskipun bentuknya sederhana dan tidak terlalu rumit, namun neraca lajur cukup akurat untuk digunakan sebagai penyeimbang keseimbangan nilai antara sisi debit dan kredit pada laporan keuangan.

Ada tiga jenis neraca saldo, yaitu neraca saldo yang belum disesuaikan, neraca saldo setelah disesuaikan, dan neraca saldo penutup.

Neraca saldo sebelum penyesuaian adalah jenis neraca saldo yang dibuat untuk mencari kesalahan saat membuat pos debit maupun kredit pada buku besar. Daftar saldo yang satu ini memang dilakukan untuk menemukan kesalahan transaksi pada buku besar.

Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan Bedanya dengan Usaha Dagang

5. Membuat jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jenis jurnal yang digunakan untuk melakukan pencatatan perubahan saldo pada suatu akun sebagai akibat dari transaksi-transaksi suatu perusahaan. Jurnal ini digunakan untuk mengatur keseimbangan catatan akun pada buku besar pada setiap akhir periode transaksi.

Jurnal penyesuaian juga digunakan untuk menghitung pendapatan serta beban pada akun-akun transaksi perusahaan.

Pada umumnya, pencatatan jurnal jenis ini dilakukan setelah neraca saldo selesai dibuat oleh bagian akuntansi. Jurnal penyesuaian mengatur saldo untuk semua jenis akun agar lebih sesuai di akhir periode. Jadi, tidak ada kesenjangan antara satu akun dengan akun lainnya.

6. Membuat neraca saldo setelah penyesuaian

siklus akuntansi bisnis manufaktur 2

Jenis neraca saldo setelah penyesuaian merupakan jenis neraca saldo setelah dilakukan evaluasi dalam jurnal penyesuaian.

Karena neraca saldo perusahaan manufaktur menggunakan basis akrual yang harus disesuaikan untuk memotong selisih saldo, maka nantinya hasil saldo pada neraca saldo setelah penyesuaian bisa lebih valid.

Baca juga: Pengertian Siklus Akuntansi, Tahapan dan Contohnya

7. Membuat laporan keuangan

Langkah-langkah untuk menyusun laporan keuangan ada cukup banyak. Yaitu dengan berbagai langkah berikut ini:

  • Menyusun neraca saldo yang diperoleh dari buku besar
  • Melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian
  • Menyusun neraca lajur atau yang biasa disebut dengan neraca lajur
  • Menyusun laporan laba rugi, serta laporan perubahan modal (jenis laporan lainnya jika diperlukan)
  • Menyesuaikan akun-akun dan menutupnya
  • Menyusun neraca saldo setelah penutupan

Berbagai cara tersebut harus dilakukan secara bertahap untuk dapat menyusun laporan keuangan secara detail. Nantinya, hasil akhir dari laporan keuangan tersebut dapat menunjukkan seberapa sehat kondisi keuangan perusahaan.

Akuntan perusahaan manufaktur juga harus membuat laporan keuangan sekredibel mungkin. Proses pembuatan laporan keuangan pada dasarnya bisa dilakukan dengan software akuntansi khusus untuk hasil yang lebih akurat. Namun, proses pencatatannya pun bisa dilakukan melalui proses manual.

Nah, semua langkah pembuatan laporan keuangan di atas harus dirinci untuk bisa menghasilkan laporan yang kredibel. Nantinya akan ada aspek lain yang tidak boleh dilupakan, yaitu adanya CALK atau Catatan Atas Laporan Keuangan.

Catatan ini berupa memo atau catatan laporan keuangan yang isinya berupa informasi tambahan yang memiliki kedudukan tersendiri terhadap laporan yang dibuat.

CALK terdiri dari informasi terkait struktur organisasi, kebijakan yang sesuai dengan PSAK atau pernyataan lain yang dapat membuat pembaca lebih memahami keadaan perusahaan yang sebenarnya.

8. Membuat neraca saldo setelah penyesuaian

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, maka dapat dimasukkan ke dalam neraca saldo untuk mendapatkan nilai keseimbangan antara debit kredit.

Proses tersebut adalah neraca saldo setelah penyesuaian, ini merupakan proses penting dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Baca juga: Akuntansi Manufaktur: Arti, Siklus, dan Bedanya dengan Akuntansi Umum

9. Membuat jurnal penutup

Jurnal penutup adalah jenis jurnal yang disusun pada akhir periode akuntansi. Jurnal ini digunakan untuk memindahkan saldo dari akun-akun yang masih bersifat sementara ke akun-akun yang bersifat permanen.

Dalam proses pembuatannya, dilakukan langkah penutupan agar bisa mencapai saldo 0 (nol) dan tidak dibawa ke periode pencatatan berikutnya.

Saldo pada akun akhir nantinya akan dibawa pada akun permanen dan menjadi indikator status keuangan perusahaan yang lama. Pada saat menyusun jurnal penutup, terdapat ringkasan laba rugi yang nantinya akan berguna untuk pencatatan laporan keuangan periode yang akan datang.

10. Jurnal pembalik

Jurnal pembalik adalah jenis laporan keuangan yang keberadaannya cukup opsional, karena sebenarnya bisa digunakan dan jika tidak digunakan tidak akan mempengaruhi laporan transaksi keuangan perusahaan.

Seperti namanya, jurnal pembalik berfungsi untuk membalik jurnal penyesuaian yang dapat menimbulkan akun-akun neraca saldo lainnya.

Akibatnya jika tidak ada jurnal pembalik adalah munculnya jurnal pembalik atau akun-akun ganda. Berbagai fungsi dari jurnal pembalik adalah sebagai berikut:

  • Mempermudah proses pembuatan laporan keuangan pada periode transaksi yang baru
  • Mempermudah pembuatan jurnal pada periode transaksi yang akan datang
  • Meminimalisir kesalahan perhitungan saldo akun yang dapat terjadi, misalnya menghindari data ganda akibat penyesuaian AJP (Ayat Jurnal Penyesuaian)

Ada beberapa jenis akun yang memerlukan jurnal pembalik, antara lain sebagai berikut:

  • Beban (baik yang harus dibayar/dibayar di muka)
  • Pendapatan yang masih akan diterima
  • Pemakaian peralatan (jika dicatat sebagai beban)

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Bisnis Manufaktur

Apa Bedanya Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur dengan Jenis Usaha Lain?

siklus akuntansi bisnis manufaktur 1

Siklus akuntansi bisnis manufaktur VS bisnis jasa

Siklus akuntansi dalam bisnis manufaktur dan bisnis jasa memiliki beberapa perbedaan karena karakteristik dan operasional kedua jenis bisnis tersebut berbeda. Berikut adalah perbandingan siklus akuntansi antara bisnis manufaktur dan bisnis jasa:

Bisnis Manufaktur:

  1. Pengukuran Persediaan: Bisnis manufaktur harus mengukur persediaan bahan baku, barang dalam proses produksi, dan barang jadi. Hal ini memerlukan pencatatan yang cermat tentang pergerakan barang-barang ini dalam proses produksi.
  2. Biaya Produksi: Perusahaan manufaktur perlu menghitung biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Proses ini dikenal sebagai akumulasi biaya produksi.
  3. Metode Absorpsi: Bisnis manufaktur menggunakan metode akuntansi biaya untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode biaya tetap atau variabel.
  4. Penyusutan Aktiva Tetap: Perusahaan manufaktur memiliki aset fisik seperti mesin dan peralatan pabrik. Aset-aset ini disusutkan secara berkala selama umur ekonomisnya.

Baca juga: Pengertian Teori Akuntansi, Jenis, Prinsip, dan Konsepnya

Bisnis Jasa:

  1. Pendapatan Jasa: Bisnis jasa menghasilkan pendapatan dari layanan yang mereka berikan. Pendapatan ini bisa berasal dari berbagai sumber seperti konsultasi, perbaikan, atau layanan profesional lainnya.
  2. Biaya Jasa: Perusahaan jasa mencatat biaya operasional mereka seperti gaji karyawan, sewa, dan biaya lainnya yang terkait dengan penyediaan layanan.
  3. Penentuan Harga Jasa: Bisnis jasa perlu menentukan harga yang tepat untuk layanan mereka. Ini dapat melibatkan penetapan harga tetap atau penagihan berdasarkan jam kerja atau proyek.
  4. Pendapatan dan Pengeluaran Harian: Bisnis jasa sering kali memiliki pendapatan dan pengeluaran yang lebih sederhana dan langsung. Mereka tidak memiliki persediaan fisik seperti bisnis manufaktur.

Baca juga: Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Contohnya

Siklus akuntansi bisnis manufaktur VS bisnis dagang

Berikut perbandingan siklus akuntansi antara bisnis manufaktur dan bisnis dagang:

Bisnis Manufaktur:

  1. Persediaan Barang: Bisnis manufaktur memiliki persediaan bahan baku, barang dalam proses produksi, dan barang jadi. Siklus akuntansi mereka mencakup pencatatan pergerakan persediaan ini dengan akurat.
  2. Biaya Produksi: Perusahaan manufaktur perlu menghitung biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Proses ini melibatkan akumulasi biaya produksi.
  3. Metode Absorpsi: Perusahaan manufaktur menggunakan metode akuntansi biaya untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk. Metode ini dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel.
  4. Penyusutan Aktiva Tetap: Bisnis manufaktur memiliki aset fisik seperti mesin dan peralatan pabrik yang disusutkan secara berkala selama umur ekonomisnya.

Bisnis dagang:

  1. Persediaan Barang Dagang: Bisnis dagang memiliki persediaan yang terdiri dari barang dagang yang siap dijual kepada pelanggan. Siklus akuntansi mereka lebih sederhana karena tidak ada persediaan bahan baku atau proses produksi.
  2. Pendapatan dan Biaya Operasional: Bisnis dagang mencatat pendapatan dari penjualan barang dagang dan biaya operasional seperti gaji karyawan, sewa, dan biaya lain yang terkait dengan kegiatan bisnis mereka.
  3. Penentuan Harga Jual: Bisnis dagang menentukan harga jual barang dagang mereka, dan siklus akuntansi mereka fokus pada mencatat penjualan dan pendapatan yang dihasilkan darinya.
  4. Pendapatan dan Pengeluaran Harian: Siklus akuntansi bisnis dagang lebih langsung karena mereka tidak memiliki proses produksi atau pengolahan yang kompleks seperti bisnis manufaktur.

Baca juga: Pengertian Sistem Informasi Manufaktur, Elemen, dan Tips Mengelolanya

Kesimpulan

Jika Anda adalah pemilik bisnis manufaktur, penting bagi Anda mengetahui siklus bisnis manufaktur untuk mendapatkan data keuangan yang relevan dan sesuai standar yang berlaku.

Namun, mencatata pembukuan dan akuntansi manufaktur secara manual sangat rumit karena jenis bisnis ini memiliki komponen pembukuan yang banyak dan berbeda dari industri lain. Misalnya adanya WIP, biaya overhead yang banyak, pencatatan bahan baku, dan lainnya.

Untuk memudahkan pembukuan dalam proses pencatatan akuntansi manufaktur, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan seperti Kledo.

Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 − 5 =