Perbedaan Bahan Baku dan Bahan Penolong yang Harus Diketahui

bahan penolong

Bahan baku dan bahan penolong merupakan dua komponen penting yang saling melengkapi dalam proses produksi. Tanpa keduanya, dapat dipastikan bahwa proses produksi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Untuk itu, perusahaan khususnya manufaktur, wajib memastikan bahwa stok kedua bahan ini selalu tersedia. Sebab, kekosongan stok kedua bahan tersebut hanya akan menghambat proses produksi Anda yang pada akhirnya menghambat aktivitas penjualan pada bisnis Anda.

Meski keberadaan dua bahan ini tidak bisa dipisahkan, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat mendasar serta mempunyai karakterisitik dan kegunaan masing-masing. Akan tetapi, masih banyak yang tidak bisa membedakan keduanya.

Untuk itu, artikel ini akan membantu Anda menguraikan perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong. Namun, sebelum itu, mari kita mengenali definisi dan karakteristik masing-masing kedua bahan tersebut.

Apa Itu Bahan Baku?

bahan penolong

Bahan baku, bisa juga disebut raw material, adalah bahan mentah yang dijadikan sebagai bahan utama dalam proses pembuatan suatu barang atau layanan. Bahan ini memperlukan proses tertentu untuk dijadikan sebagai barang setengah jadi maupun barang jadi.

Bahan baku sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu:

Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Bahan baku langsung atau direct material adalah setiap komoditas dalam proses produksi dan menjadi elemen penyusun suatu produk. Jadi, kapas adalah bahan langsung untuk barang tekstil, kulit untuk sepatu, kayu (atau baja atau plastik) untuk furnitur, dan sebagainya.

Beberapa produk memiliki lebih dari satu bahan langsung. Misalnya, biskuit tidak hanya terbuat dari tepung tetapi juga gula, susu, minyak, dan bahan lainnya.

Pada umumnya, biaya untuk membeli bahan baku langsung ini berbanding lurus dengan keseluruhan produk akhir yang berhasil diselesaikan.

Idealnya, semakin banyak biaya untuk pembelian bahan baku langsung, maka semakin banyak pula produk akhir yang dihasilkan. Apabila pelaporan biaya bahan baku langsung di laporan keuangan tercatat tinggi, namun tidak sebanding dengan total produk akhir, Anda harus melakukan pemeriksaan potensi terjadinya fraud.

Baca juga: Transformasi Digital bagi UMKM dan Tips Melakukannya

Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan baku tidak langsung atau indirect material adalah bahan yang secara tidak langsung merupakan bagian dari produk jadi. Bahan ini tidak dapat langsung dibebankan ke unit atau pesanan.

Mari kita lihat contoh bahan baku tidak langsung. Sekrup dan baut di jalur perakitan untuk pembuatan kendaraan akan merupakan bahan tidak langsung. 

Ketika ditambahkan ke kendaraan selama produksi, baut ini tidak benar-benar memberi nilai pada produk jadi. Dan, baut sangat murah dibandingkan dengan harga kendaraan. Setiap mobil membutuhkan sejumlah besar baut dalam produk jadi. 

Artinya perusahaan yang memproduksi mobil tersebut harus membeli baut dalam jumlah banyak. Karena begitu banyak dari bahan-bahan ini digunakan dalam pembuatan kendaraan, tidak mungkin bagi perusahaan untuk mengalokasikan biaya setiap baut ke kendaraan yang diproduksi.

Itu hanya salah satu contoh bahan tidak langsung. Berikut adalah beberapa lagi contoh bahan baku tidak langsung:

  • Alat pelindung diri (yaitu sarung tangan, penyumbat telinga, topi keras, setelan seluruh tubuh, respirator, dll.)
  • Alat bersih-bersih
  • Perlengkapan kantor (yaitu selotip, lem, perekat, dll.)
  • Pemasangan dan pengencang
  • Alat sekali pakai
  • Penyewaan peralatan
  • Suku cadang mesin
  • Filter udara dan oli yang digunakan dalam mesin, tungku, dan sistem ventilasi.

Baik bahan baku langsung dan tidak lansung, sama-sama dibutuhkan agar proses produksi berjalan lancar. Untuk itu, Anda harus melakukan perencanaan pengadaan kedua bahan tersebut dengan akurat.

Apabila pengelolaan stok dilakukan secara tepat, maka risiko kekosongan bahan baku yang bisa menyebabkan proses produksi terhambat dapat diminimalisir. Dan juga, pengelolaan yang tepat ini dapat menghemat biaya pengelolaan gudang atau biaya penyimpanan.

Baca juga: Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Pebisnis Saat Musim Pajak

Apa Itu Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang menjadi bagian selama proses produksi akan tetapi tidak menjadi bahan utama dalam pembuatan sebuah produk. Bahan ini berfungsi sebagai pelengkap bahan baku, meningkatkan efisiensi, menambah nilai produk, dan menjaga keamanan proses produksi suatu barang.

Adapun contoh bahan penolong ini adalah kemasan plastik untuk membungkus produk dan label harga pada produk baju. Sementara bahan baku baju itu sendiri adalah kain dan benang. Contoh lainnya yaitu pembuatan roti yang membutuhkan tepung terigu, gula, margarin, dan telur sebagai bahan baku utama akan tetapi tetap membutuhkan plastik atau kardus sebagai bahan penolong.

Seringkali, banyak orang yang menyamakan bahan penolong dengan bahan baku tidak langsung. Padahal, kedua bahan ini sangat berbeda baik dari segi karakteristik maupun fungsinya.

Agar lebih memudah memahami perbedaan bahan penolong dengan bahan baku tidak langsung, mari kita simak uraian contoh di bawah ini.

Katakanlah Anda memiliki perusahaan yang memproduksi lemari dan membutuhkan keberadaan bahan baku tidak langsung dan bahan penolong. Bahan baku tidak langsung dalam pembuatan lemari misalnya paku dan lem. Meski terlihat kecil dan sepele, akan tetapi tanpa kedua item tersebut, Anda tidak akan bisa memproduksi lemari. Yang pada akhirnya menghambat jalannya proses produksi.

Sementara itu, contoh bahan pendukung produksi lemari adalah kaca. Sebenarnya, tanpa pengadaan kaca, Anda tetap bisa memproduksi lemari. Namun, kaca akan berguna untuk menambah nilai dan harga jual lemari.

Banner 2 kledo

Perbedaan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Untuk membedakan bahan baku dan bahan penolong, bisa dilihat dari fungsi dan kegunaan masing-masing bahan selama proses produksi.

Bahan BakuBahan Penolong
FungsiJika bahan tidak ada, produk tidak bisa dibuat atau berfungsi dengan baikJika bahan tidak ada, produksi tetap bisa dilakukan
PenggunaanDigunakan dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan bahan lainnyaDigunakan dalam jumlah yang relatif kecil dari keseluruhan komposisi bahan yang dipakai

Baca juga: Tips Akuntansi Bisnis Kecantikan yang Harus Diperhatikan

Optimalkan Pengelolaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dengan Kledo

bahan penolong

Itulah penjelasan mengenai perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong. Dengan mengetahui perbedaan kedua bahan tersebut, Anda bisa lebih mudah melakukan pengelolaan dan pelacakan biaya keduanya.

Tak hanya itu, Anda juga dapat membuat perencanaan untuk menentukana apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi dan berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa dalam dunia industri, pengelolaan stok bahan tidak terdiri dari satu jenis saja. Melainkan ada banyak bahan yang membutuhkan pengeloaan.

Contohnya, ketika Anda memproduksi lemari, maka Anda membutuhkan banyak bahan seperti kayu, paku, cat, lem, dan bahan lainnya. Sehingga, Anda harus menentukan berapa kayu yang dibutuhkan? Berapa banyak paku untuk membuat satu lemari? Hal ini tentu akan menyulitkan Anda dalam melacak stok bahan yang tersedia.

Untuk itu, Kledo hadir guna membantu Anda dalam mengelola persediaan bahan. Dengan menggunakan software akuntansi dari Kledo, Anda bisa melacak dan mencatat banyak persediaan multi gudang.

Manfaatkan juga fitur pembuatan faktur yang terintegrasi dengan penjualan dan gudang Anda. Tak hanya itu, Anda juga bisa melakukan banyak pekerjaan lainnya, mulai dari mengelola arus kas, menghitung biaya produksi, otomatisasi laporan keuangan, dan tugas lainnya hanya dengan satu platform saja.

Mulai dari 140 ribu saja, Anda sudah bisa menikmati paket terlengkap dari Kledo. Jadi, tunggu apalagi? Anda bisa menggunakan Kledo gratis selama 14 hari melalui link ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − one =