FSN analysis adalah salah satu teknik manajemen inventaris terbaik untuk mengalokasikan sumber daya moneter secara efektif dan membantu mengurangi biaya penyimpanan inventaris.
Baik itu bisnis ritel, grosir, atau bisnis apa pun yang berhubungan dengan inventaris atau stok atau barang, pengendalian inventaris atau manajemen inventaris adalah praktik penting yang membantu mendorong keuntungan perusahaan.
Dan FSN ini digunakan sebagai alat untuk membantu mengelola persediaan yang ada.
Dalam artikel ini, kami akan mendalami apa itu FSN analysis, mengapa analisis itu penting, cara kerjanya, dan bahkan pro dan kontra melakukan analisis pada inventaris.
Pengertian FSN Analysis
FSN analysis atau analisis FSN (Fast Moving, Slow Moving, Non-Moving) adalahh teknik manajemen inventaris yang membagi barang menjadi tiga kategori berdasarkan seberapa cepat barang tersebut digunakan atau dijual dan berapa lama barang tersebut disimpan.
Jenis analisis inventaris ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengelola, memantau, dan mengendalikan inventaris.
Dalam analisis FSN, sebuah bisnis mengklasifikasikan setiap SKU-nya ke dalam salah satu dari tiga kategori yaitu:
Fast moving
Barang-barang ini terjual dengan cepat dan biasanya memiliki margin keuntungan yang lebih rendah. Biasanya cara yang terbaik adalahdengan menyimpan stok jumlah stok dan jumlah stok pengaman dalam jumlah lebih besar.
Barang-barang ini juga memerlukan lebih banyak pengendalian stok dan pemantauan yang lebih baik. Secara umum, kategori yang bergerak cepat harus mencakup sekitar 20% dari inventaris Anda.
Slow moving
Barang-barang ini masih terjual, hanya saja tidak secepat barang fast moving. Biasanya tingkat turnover barang slow moving sangat rendah dan dapat menjadi masalah jika tidak diatasi.
Stok yang bergerak lambat biasanya menyumbang 35% dari total inventaris Anda.
Non moving
Kategori non moving mewakili stok mati yaitu barang dengan sedikit atau tanpa permintaan yang kemungkinan besar tidak akan terjual.
Manajer inventaris mungkin menyimpan barang tidak bergerak di bagian belakang gudang jika mereka mengharapkan barang tersebut kembali diminati seiring dengan perubahan musim.
Jika inventaris tidak bergerak terjual sama sekali, Anda biasanya tidak ingin mengisinya kembali. Namun, sebagian besar persediaan tidak bergerak harus dibongkar.
Seringkali strategi terbaik adalah dengan mendonasikannya, sehingga Anda dapat membuang produk tersebut dan mendapatkan keuntungan pajak.
Baca juga: Pengertian Cross Docking, Jenis, Manfaat, dan Cara Kerjanya
Tujuan Dilakukannya FSN Analysis
Analisis FSN (Fast Moving, Slow Moving, Non-Moving) digunakan untuk mengelompokkan dan menganalisis inventaris barang berdasarkan tingkat pergerakan atau rotasi dalam suatu periode waktu tertentu.
Tujuan utamanya adalah:
Optimasi stok
Memungkinkan perusahaan untuk mengelola stok dengan lebih efisien. Barang yang sering bergerak (Fast Moving) mungkin membutuhkan stok lebih besar, sementara barang yang jarang bergerak (Slow Moving atau Non-Moving) bisa dievaluasi untuk menghindari penumpukan yang tidak perlu.
Perencanaan produksi dan pembelian
Analisis FSN membantu dalam perencanaan produksi dan pembelian dengan lebih baik. Barang dengan rotasi tinggi memerlukan perencanaan yang berbeda dari barang dengan rotasi rendah.
Optimasi ruang penyimpanan
Barang dengan rotasi rendah atau tidak bergerak mungkin memerlukan strategi penyimpanan yang berbeda atau bahkan penghapusan dari inventaris.
Mengurangi biaya
Dengan memahami pergerakan barang, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan yang tidak perlu dan potensialnya mengurangi risiko penumpukan stok yang tidak terjual.
Analisis FSN membantu perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam manajemen stok dan penyimpanan, sehingga dapat mengoptimalkan efisiensi dan profitabilitas.
Baca juga: Mengenal Pengertian CPM dalam Digital Marketing
Berbagai Indikator yang Memengaruhi FSN Analysis
Analisis FSN didasarkan pada parameter berikut yang disebutkan di bawah ini:
- Tingkat konsumsi suatu produk: Jumlah rata-rata suatu barang yang dikonsumsi atau dikeluarkan selama interval waktu tertentu.
- Rata-rata yang tersisa dalam persediaan: Mencerminkan berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu produk tertentu untuk terjual dalam periode tertentu.
- Periode analisis: Tentukan kapan Anda melakukan analisis, dalam satu tahun, 6 bulan, dan seterusnya.
Untuk analisis FSN, juga harus dihitung inventory turnover ratio (ITR) setiap produk karena produk tersebut diklasifikasikan berdasarkan ITR yang dimilikinya.
Rasio perputaran persediaan barang fast moving lebih dari 3 dan menyumbang sekitar 10% -15% dari total persediaan. Barang yang bergerak lambat sering kali memiliki ITR 1-3 dan mencakup 30%-35% dari total stok.
Sementara itu, ITR barang tidak bergerak berada di bawah 1 dan berjumlah 60%-65% dari total persediaan.
- Barang-barang yang tidak bergerak menyumbang sekitar 70% dari rata-rata tinggal kumulatif
- Saham yang bergerak lambat adalah 20% dari rata-rata kumulatif bertahan
- Produk yang bergerak cepat bernilai 10% atau kurang dari rata-rata masa menginap kumulatif
Produk yang bergerak cepat hanya bertahan 10% atau kurang dari rata-rata persediaan yang ada sehingga bergerak cepat melalui rantai pasokan. Analisis FSN adalah cara mudah untuk menemukan stok mati dan mengurangi akumulasinya dalam inventaris.
Teknik analisis FSN memberdayakan pengecer untuk memutuskan masa depan bisnis setiap produk. ini membantu untuk memutuskan apakah akan meningkatkan pembelian produk tertentu atau tidak.
Analisis FSN membantu membuang produk tidak bergerak pada waktu yang tepat untuk menghindari biaya penyimpanan persediaan. Melakukan analisis ini akan membantu Anda mengganti produk tersebut dengan produk yang mendatangkan keuntungan.
Baca juga: Pengertian Lengkap Moving Average dalam Manajemen Persediaan
Cara Melakukan FSN Analysis
Analisis FSN terdiri dari langkah-langkah dasar berikut:
Langkah 1:
Untuk mengetahui produk mana yang termasuk dalam kategori mana, Anda perlu menghitung tingkat konsumsi suatu produk dan rata-rata persediaan produk.
Rumus untuk menghitung rata-rata masa menginap suatu produk:
Rata-rata menginap = Jumlah kumulatif hari penyimpanan inventaris [atau satuan waktu] ÷ (jumlah total barang yang diterima + saldo awal)
Misalnya, jumlah kumulatif hari penyimpanan inventaris untuk sepatu berbayar bermerek adalah 40 hari, dan jumlah total barang yang diterima adalah 10 dengan saldo awal 10.
Rata-rata menginap= 40 : (10 + 20)
Rata- rata menginap= 40: 30
Rata-rata menginap= 1,33
Oleh karena itu, rata-rata masa pakai sepasang sepatu bermerek adalah sekitar 2.
Rumus untuk menghitung tingkat konsumsi suatu produk:
Tingkat konsumsi = Total kuantitas penerbitan : Total durasi
Misalnya total jumlah penerbitan sepasang sepatu yang lain adalah 70 buah dan durasi totalnya adalah 10 hari, maka berapakah tingkat konsumsinya?
Tingkat konsumsi = Total kuantitas penerbitan : Total durasi
Tingkat konsumsi = 70 : 10 =7
Jadi, tingkat konsumsi sepasang sepatu tersebut adalah 7 unit.
Baca juga: Rumus dan Cara Menghitung Persediaan Awal dengan Mudah
Langkah 2:
Setelah Anda menghitung rata-rata masa menginap dan tingkat konsumsi produk, kemudian hitung rata-rata masa menginap kumulatif dan tingkat konsumsi kumulatif produk. Jangan lupa untuk menghitung persentasenya.
Rumus untuk menghitung rata-rata menginap kumulatif:
Rata-rata masa tinggal kumulatif = masa tinggal rata-rata item + masa tinggal rata-rata semua item yang bertahan lebih lama dalam inventaris daripada item itu sendiri
Rumus untuk menghitung tingkat konsumsi kumulatif:
Tingkat konsumsi kumulatif = tingkat konsumsi suatu barang + tingkat konsumsi semua barang yang dikonsumsi lebih cepat dari dirinya sendiri
Rumus untuk menghitung persentase rata-rata masa menginap suatu produk:
Persentase rata-rata masa inap = (rata-rata masa inap kumulatif item ± rata-rata masa inap kumulatif semua item) x 100
Misalnya rata-rata masa tinggal kumulatif suatu barang adalah 10 hari dan rata-rata masa tinggal kumulatif semua barang adalah 35.
Persentase rata-rata menginap = (rata-rata menginap kumulatif item rata-rata menginap kumulatif semua item) x 100
Persentase rata-rata menginap= 10 : 35 x 100= 28,6%
Rumus untuk menghitung persentase tingkat konsumsi suatu produk:
Persentase tingkat konsumsi = (tingkat konsumsi kumulatif suatu barang α tingkat konsumsi kumulatif semua barang) x 100
Misalnya, tingkat konsumsi kumulatif suatu barang adalah 13 dan tingkat konsumsi kumulatif semua barang adalah 10.
Persentase tingkat konsumsi = (tingkat konsumsi kumulatif suatu barang α tingkat konsumsi kumulatif semua barang) x 100
Persentase tingkat konsumsi= 13 :10 x 100= 130
Sekarang, mari kita coba memahami cara melakukan analisis FSN dengan bantuan contoh yang rumit.
Buat daftar item dan hitung biaya satuan, permintaan tahunan, dan penggunaan tahunannya & susun item dalam urutan permintaan tahunan yang menurun
Barang no. | Barang | Biaya Satuan | Permintaan Tahunan | Penggunaan Tahunan |
1 | solar | 49.27 | 9600LTR | 472992 |
2 | Minyak SP 320 | 147,65 | 1260LTR | 186039 |
3 | minyak HLP 68 | 147,65 | 630LTR | 93019.5 |
4 | Gemuk Supertech WR-2 | 131.88 | 364 liter | 48004.32 |
5 | Semen | 270 | 360 TAS | 97200 |
6 | Gemuk Zest EP-2 | 158 | 360LTR | 56880 |
7 | Ban berjalan | 1000 | 225 | 225000 |
8 | Kawat tembaga SI 18SWG | 609.9 | 147,6kg | 90021.24 |
9 | Kawat tembaga 185WG | 649.8 | 108,6kg | 70568.78 |
10 | Lembar GI 10 x 4 | 1066.66 | 60 TIDAK | 63999.6 |
11 | Lembaran AC 3MTR | 573.16 | 60MTR | 34389.6 |
12 | Selimut keramik | 1824 | 30 TIDAK | 54720 |
13 | Kertas nomex 7NIL | 1312.51 | 30kg | 39375 |
14 | Becktol merah | 845.6 | 30kg | 25368 |
15 | Elektroda las E310-16 | 1239 | 24kg | 29736 |
16 | Silinder LPG/RLN penuh | 1223.57 | 20 TIDAK | 24471.4 |
17 | Bantalan 6313/C3 | 3165.55 | 10 TIDAK | 31655.5 |
18 | Pendingin untuk kubah | 14729 | 2 TIDAK | 29458 |
19 | Katup ukuran 8” | 73983 | 1 TIDAK | 73983 |
Hitung persentase permintaan tahunan & persentase kumulatif permintaan tahunan dan klasifikasikan item inventaris ke dalam kategori F, S & N.
Hasil analisis FSN:
Kategori | Permintaan tahunan | Permintaan tahunan (%) | Barang yang digunakan | Barang yang digunakan(%) |
F | 10860 | 81.52 | 2 | 10 |
S | 2086.6 | 15.67 | 6 | 30 |
N | 375.6 | 2.81 | 12 | 60 |
TOTAL | 13322.5 | 100 | 20 | 100 |
Baca juga: Download Kartu Persediaan Barang, Pengertian, dan Komponennya
Kelebihan FSN Analysis
Klasifikasi FSN membantu Anda mengambil keputusan seputar barang yang hanya disimpan di gudang Anda dan menghabiskan uang, dan barang yang harus sering diisi ulang.
Berikut adalah beberapa kelebihan analisis FSN yang harus Anda catat:
- Anda tidak lagi harus menyimpan produk secara acak tanpa menyadari nilai atau tingkat pendapatannya. FSN adalah metode sederhana untuk mengidentifikasi deadstock, mencegah Anda menumpuk produk yang hampir tidak memiliki permintaan di pasar.
- Analisis FSN juga memungkinkan Anda menentukan anggaran produk tertentu dan jumlah yang harus dibeli. Oleh karena itu, hal ini membantu menghindari pemblokiran uang pada barang yang pergerakannya lambat atau tidak bergerak.
- Membantu Anda mempelajari perubahan tren di pasar.
- Berdasarkan analisis FSN, Anda dapat menyimpan barang fast moving lebih dekat dengan Anda di gudang yang mudah dijangkau.
- FSN juga membantu dalam pengelolaan ruang secara efektif. Kategori barang slow moving dan non moving hanya dapat dibeli dalam jumlah terbatas untuk menghindari kemacetan ruang penyimpanan.
- Seperti yang kita ketahui, tidak ada hal menarik yang sepenuhnya bersifat sepihak, begitu pula dengan kelebihannya, analisis FSN juga memiliki beberapa kekurangan yang harus Anda waspadai.
Baca juga: Metode Analisis Persediaan atau Inventory Analysis, KPI, dan Tipsnya
Kekurangan FSN Analysis
- Salah satu celah analisis FSN adalah analisis ini hanya bergantung pada formula dan informasi yang telah Anda kumpulkan tentang suatu produk. Jika informasinya salah, analisis FSN akan menjadi tidak akurat dan salah pula. Karena Anda akan mengelola inventaris Anda berdasarkan analisis FSN, Anda tidak boleh membiarkan kesalahannya terjadi.
- Perubahan tren pasar yang cepat juga dapat memengaruhi analisis FSN Anda. Misalnya, jika suatu produk memiliki permintaan tinggi dan Anda telah menentukan waktu, tanggal untuk mengisi kembali produk tersebut, dan Anda melihat penurunan permintaan secara tiba-tiba, perhitungan FSN Anda akan gagal.
Apa alasan persediaan bergerak lambat dan tidak bergerak?
Mari kita bahas beberapa penyebab inventaris lambat dan tidak bergerak.
- Jika tim produksi tidak menginformasikan persyaratan daftar bahan baku yang dimodifikasi, hal ini dapat menurunkan kualitas barang sehingga masuk dalam kategori perputaran lambat atau tidak bergerak.
- Jika persediaan tidak ditinjau secara berkala, tim produksi akan memproduksi barang-barang usang secara tidak perlu.
Baca juga: Cara Menghitung Persediaan Akhir: Laba Kotor, Ritel, dan Work in Process
Kesimpulan
FSN Analysis membantu dalam mengklasifikasikan analisis inventaris berdasarkan tingkat konsumsi. Ini adalah metode yang efektif untuk memahami dan memperkirakan permintaan dengan jelas dan berguna untuk menganalisis barang yang bergerak cepat, barang yang bergerak lambat, dan barang tidak bergerak.
Selain itu, metode ini juga membantu dalam membuat keputusan berdasarkan data bagi perusahaan yang akan membantu meningkatkan keuntungan.
Guna memudahkan pengelolaan inventaris, Anda dapat menggunaka alat bantu manajemen persediaan seperti Kledo.
Kledo merupakan software akuntansi berbasis cloud yang memiliki fitur terlengkap, salah satunya manajemen stok. Dengan fitur ini, Anda bisa memantau stok di gudang secara real time, tahu kapan harus melakukan restock, dan memperoleh informasi apa produk terlaris Anda.
Mulai dari 149 ribu, Anda sudah bisa menggunakan fitur terlengkap dari Kledo. Tak hanya itu, Anda juga bisa menggunakan Kledo gratis selama 14 hari bahkan selamanya melalui tautan ini.
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024