Mengetahui Masa Manfaat Aset Tetap dan Kalkulatornya

masa manfaat aset tetap banner

Masa manfaat aset tetap adalah konsep penting dalam akuntansi karena digunakan untuk menghitung penyusutan atau depresiasi. Penyusutan adalah proses pembebanan biaya aset tetap selama jumlah tahun aset tersebut menghasilkan pendapatan.

Oleh karena itu, penyusutan memastikan bahwa suatu aset dibebankan sesuai dengan prinsip penandingan, di mana biaya diakui pada periode akuntansi yang sama dengan pendapatan terkait.

Dengan mengetahui masa manfaat suatu aset, bisnis dapat menentukan bagaimana mengalokasikan biaya awal aset, memastikan biaya awal tersebar di semua periode akuntansi yang relevan dan tidak dibebankan secara tidak adil pada periode pembelian aset.

Penyusutan hanya diterapkan pada aset tetap berwujud. Untuk aset tidak berwujud, konsep yang sesuai adalah amortisasi.

Pada artikel kali ini kita akan membahas cara menghitung masa manfaat aset tetap dan juga memberikan kalkulator yang bisa Anda gunakan secara gratis.

Bagaimana Cara Menghitung Masa Manfaat Aset Tetap?

Menghitung masa manfaat aset bukanlah ilmu pasti. Namun, penting untuk membuat estimasi seakurat mungkin karena masa manfaat memiliki dampak langsung pada berapa banyak aset yang dibebankan pada setiap periode akuntansi.

Sebagai contoh, jika Anda mengubah masa manfaat aset dari tiga menjadi enam tahun, penyusutan dilakukan dua kali lebih lama tetapi jumlah yang dibebankan setiap periode dikurangi setengahnya.

Beberapa faktor dapat memengaruhi berapa lama suatu aset diharapkan berguna, termasuk:

  • Penggunaan – semakin sering aset digunakan, semakin cepat aset tersebut akan rusak
  • Apakah aset tersebut masih baru pada saat pembelian
  • Kemajuan teknologi.

Biasanya, masa manfaat suatu aset berada di antara rentang berikut ini:

  • Mobil dan peralatan otomotif: 3-6 tahun
  • Perabotan: 5-12 tahun
  • Mesin dan peralatan: 3-20 tahun
  • Properti, bangunan dan renovasi: 10-50 tahun.
Banner 1 kledo

Baca juga: Mengetahui Apa Itu Penyusutan Inventaris dan Cara Menghitungnya

Perbedaan Masa Manfaat dan Umur Fisik dalam Suatu Aset

Ketika menghitung masa manfaat aset, penting untuk diingat bahwa jumlah waktu suatu aset bermanfaat bagi bisnis mungkin tidak selalu sama dengan seluruh umur aset tersebut.

Sebagai contoh, karena kemajuan teknologi, sebuah aset biasanya dianggap berguna dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang sebenarnya dapat dioperasikan.

Ketika menghitung masa manfaat aset yang Anda harapkan untuk diganti setelah usang, Anda harus mencatat jumlah tahun aset tersebut akan digunakan oleh bisnis Anda sebelum diganti, daripada mencatat seluruh masa pakai aset secara fisik.

Rumus Masa Manfaat dalam Penghitungan Aset Tetap

Perhitungan masa manfaat tersirat dari suatu aset tidak umum, yaitu metodologi dan asumsi akuntansi biasanya dapat ditemukan dalam laporan keuangan.

Namun, masa manfaat tersirat dapat ditentukan dengan mengatur ulang rumus untuk menghitung beban penyusutan.

Masa Manfaat = (Biaya Pembelian – Nilai Sisa) ÷ Beban Penyusutan

Dimana:

  • Biaya Pembelian → Biaya pembelian aset tidak lancar, yaitu seluruh jumlah belanja modal (Capex).
  • Nilai Sisa → Nilai residu aset yang tersisa pada akhir masa manfaat aset, yaitu nilai “rongsokan” yang dapat dijual di pasar.
  • Penyusutan → Beban penyusutan tahunan yang diakui pada laporan laba rugi setiap periode.

Catatan: Rumus masa manfaat mengasumsikan metode penyusutan garis lurus, di mana beban penyusutan dicatat dalam cicilan yang sama. Untuk mengetahui rumus dan metode penyusutan lainnya, Anda bisa membaca artikel ini.

Baca juga: Penyusutan Saldo Menurun: Pengertian, Rumus, dan Contohnya

Bagaimana Asumsi Masa Manfaat Berdampak pada Penyusutan?

masa manfaat aset tetap 3

Aturan umum untuk menafsirkan hubungan antara beban penyusutan tahunan dan asumsi masa manfaat sangat mudah.

  • Masa Manfaat Lebih Lama ➝ Beban Penyusutan Lebih Rendah (dan Laba Bersih + EPS Lebih Tinggi)
  • Masa Manfaat Lebih Pendek ➝ Beban Penyusutan Lebih Tinggi (dan Laba Bersih + EPS Lebih Rendah)

Total beban penyusutan tetap sama, terlepas dari asumsi masa manfaat atau metode penyusutannya.

Namun, mengingat fokus jangka pendek perusahaan publik, di mana tim manajemen dan kinerja keuangan dievaluasi berdasarkan panduan pendapatan dan target EPS eksternal yang ditetapkan oleh analis ekuitas, perusahaan memiliki insentif untuk meminimalkan penyusutan.

Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk menunjukkan pendapatan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan penyusutan yang dipercepat untuk tujuan pembukuan, yang cenderung menguntungkan harga saham mereka dalam jangka pendek.

Baca juga: Penyusutan Saldo Menurun: Pengertian, Rumus, dan Contohnya

Kalkulator Masa Manfaat Penyusutan Aset Tetap Gratis

Kalkulator Masa Manfaat Aset

Masa Manfaat: 0 tahun

Catatan: Kalkulator di atas menggunakan metode garis lurus, hasil mungkin akan berbeda jika Anda menggunakan metode penghitungan penyusutan yang berbeda.

Contoh Kasus dalam Menghitung Masa Manfaat Aset Tetap

masa manfaat aset tetap 2

Penyusutan aset tetap

Misalkan Anda ditugaskan untuk menentukan asumsi masa manfaat dari aset tetap yang dibeli oleh produsen menggunakan asumsi keuangan berikut ini.

Asumsi aset tetap :

  • Biaya Pembelian = 130 juta
  • Nilai sisa = 5 juta
  • Beban Penyusutan = 5 juta (Metode Garis Lurus)

Pengeluaran modal yang dikeluarkan sebesar 130 juta, yaitu total biaya pembelian aset tetap (PP&E), sedangkan nilai sisa yang tersisa pada akhir masa manfaatnya adalah 5 juta. Dengan demikian, biaya yang dapat disusutkan dari aset tetap tersebut adalah 125 juta.

Biaya yang dapat disusutkan = 130 juta – 5 juta = 125 juta

Contoh perhitungan masa manfaat

Dengan metode garis lurus, beban penyusutan tahunan adalah 5 juta, sehingga kita dapat membagi biaya yang dapat disusutkan dengan beban penyusutan untuk menentukan asumsi masa manfaat tersirat oleh manajemen.

Masa Manfaat = 125 juta ÷ 5 juta = 25 Tahun

Sebagai penutup, asumsi masa manfaat tersirat dari aset tetap tersebut adalah 25 tahun, sehingga penyusutan sebesar 5 juta diakui di laporan laba rugi sebagai beban tahunan selama 25 tahun.

Baca juga: Download Template Penyusutan Garis Lurus dalam Metode Depresiasi

Hal yang Mempengaruhi Masa Manfaat Aset Tetap

masa manfaat aset tetap 1

Masa manfaat dapat diperkirakan berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia, riwayat aset, kondisi aset saat dibeli, spesifikasi pabrik, kualitas pemeliharaan, dan iklim. Kami akan membahasnya di bawah ini.

Aturan akuntansi dan pajak di Indonesia

Pemerintah telah mengeluarkan PMK Nomor 72 Tahun 2023 sebagai regulasi terbaru terkait penyusutan harta berwujud dan amortisasi harta tak berwujud untuk kepentingan perpajakan.

Aturan ini diterbitkan guna menyederhanakan ketentuan bagi wajib pajak dan menggantikan beberapa peraturan sebelumnya, yaitu PMK 96/PMK.03/2009, PMK 248/PMK.03/2008, dan PMK 249/PMK.03/2008.

Penyusutan dalam aturan ini berlaku untuk harta berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun serta digunakan untuk memperoleh, menagih, atau memelihara penghasilan (prinsip 3M), dengan metode yang diperbolehkan adalah metode garis lurus dan saldo menurun.

Dalam Pasal 6 dijelaskan bahwa penyusutan atas bangunan permanen dapat dilakukan selama 20 tahun atau disesuaikan dengan masa manfaat sebenarnya menurut pembukuan.

Sementara itu, masa manfaat untuk harta berwujud tetap mengacu pada pembagian kelompok yang sudah dikenal sebelumnya, yaitu: Kelompok 1 selama 4 tahun, Kelompok 2 selama 8 tahun, Kelompok 3 selama 16 tahun, dan Kelompok 4 selama 20 tahun.

Ini memberikan fleksibilitas bagi wajib pajak dalam menentukan pendekatan penyusutan yang paling sesuai dengan karakteristik aset yang dimiliki.

Riwayat aset

Berapa lama mesin yang serupa bertahan, mengingat proses pembuatannya? Misalnya, jika mesin sebelumnya bertahan selama 10 tahun, ini adalah perkiraan yang masuk akal untuk masa manfaat mesin berikutnya.

Jika ada faktor yang dapat memberikan perkiraan masa manfaat yang lebih lama pada mesin, seperti menggunakan bahan yang berbeda untuk konstruksi, masukkan faktor tersebut ke dalam perhitungan masa manfaat.

Baca juga: Jurnal Penyusutan: Pengertian, Metode, dan Contohnya

Kondisi aset pada saat pembelian

Aset bisnis baru bertahan lebih lama daripada aset bekas. Perlu diketahui bahwa menghitung masa manfaat aset lama membutuhkan pemikiran ekstra.

Anda harus mempertimbangkan hal-hal berikut saat memperkirakan masa manfaat aset yang lebih tua, atau yang sebelumnya digunakan:

  • Usia aset
  • Jumlah barang yang diproduksi oleh mesin
  • Pemeliharaan aset oleh pemilik sebelumnya
  • Perbaikan besar di masa lalu

Spesifikasi produsen

Melihat riwayat aset bukanlah sebuah pilihan saat berinvestasi pada peralatan baru. Namun, produsen mungkin dapat memberikan informasi di sini berdasarkan pengalamannya dengan klien lain.

Masa manfaat sering kali dinyatakan dalam bentuk total produksi atau jumlah jam. Sebagai contoh, misalkan produsen menentukan masa manfaat aset sebagai 2 juta unit. Jika kebutuhan produksi tahunan adalah 200.000 unit, masa manfaat mesin dihitung menjadi 10 tahun.

Kualitas pemeliharaan

Aset yang tidak terawat dengan baik lebih cenderung rusak dan membutuhkan perbaikan. Pemeliharaan reaktif menghasilkan keausan yang lebih cepat, sehingga memperpendek masa manfaat aset.

Oleh karena itu, berinvestasi dalam pemeliharaan aset yang tepat waktu memiliki manfaat yang cukup besar dalam hal masa manfaat.

Menurut para ahli industri, perusahaan harus menargetkan 80% pemeliharaan preventif dan hanya 20% pemeliharaan reaktif.

Iklim

Tergantung di mana perusahaan berada, iklim dapat memengaruhi masa manfaat aset. Unit yang terletak di area dengan kelembapan tinggi dapat membuat aset mereka berkarat lebih cepat, sehingga memperpendek masa pakai.

Masa pakai aset juga relatif lebih pendek jika digunakan di area yang memiliki suhu yang sangat tinggi dan sering terjadi banjir.

Baca juga: Biaya Penyusutan: Pengertian, Komponen, Metode, dan Contoh Perhitungannya

Pada Intinya…

Menghitung masa manfaat aset tetap merupakan bagian penting dalam manajemen keuangan perusahaan karena secara langsung memengaruhi beban penyusutan yang dicatat setiap periode.

Estimasi masa manfaat harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti frekuensi penggunaan, kondisi aset saat pembelian, spesifikasi produsen, kualitas pemeliharaan, dan iklim operasional.

Selain itu, masa manfaat bukan hanya soal umur fisik aset, melainkan seberapa lama aset tersebut memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.

Estimasi masa manfaat juga dapat dihitung menggunakan rumus sederhana berdasarkan biaya pembelian, nilai sisa, dan beban penyusutan tahunan, seperti yang sudah kami jelaskan diatas.

Dalam praktiknya, menghitung penyusutan aset tetap secara manual bisa menjadi proses yang memakan waktu dan rawan kesalahan.

Oleh karena itu, penggunaan software akuntansi seperti Kledo sangat disarankan. Kledo memungkinkan Anda menghitung dan mencatat penyusutan aset tetap secara otomatis sesuai standar akuntansi dan perpajakan yang berlaku.

Dengan fitur manajemen aset yang lengkap, Anda bisa menghemat waktu, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × three =