Pernahkah Anda mendengar sistem pemasaran vertikal atau horizontal? Sering kali, bisnis menggunakan salah satu dari dua sistem pemasaran ini untuk menjangkau konsumennya.
Dalam sistem marketing vertikal, produsen, retail, dan grosir bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan dan beroperasi dengan lebih lancar.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut bagaimana perusahaan besar mengelola operasional mereka, maka mempelajari sistem pemasaran vertikal bisa sangat membantu Anda.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan pengertian sistem pemasaran vertikal, jenis-jenis, kelebihan dan kekurangan, dan perbedaannya dengan sistem horizontal.
Pengertian Sistem Pemasaran Vertikal
Sistem pemasaran vertikal atau vertical marketing system (VMS), merupakan kolaborasi antara tiga saluran distribusi: pemilik retail, pemilik grosir, dan produsen. Ketiganya bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Salah satu di antara tiga saluran tersebut memiliki kendali atas semua proses produksi dan penjualan produk.
Dalam sistem pemasaran horizontal atau konvensional, ketiga saluran di atas biasanya bekerja sendiri-sendiri. Masing-masing berusaha memaksimalkan keuntungan, meski harus berkompetisi satu sama lain.
Karena itulah, akan selalu terjadi konflik dan perdebatan antara tiga saluran, yang menyebabkan penurunan keuntungan.
Hasilnya, diciptakanlah sistem pemasaran vertikal. Dengan sistem ini, ketiga saluran di atas bisa bekerja sama dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Baca Juga: 19 Jenis Pemasaran, Tujuan, Fungsi, dan Strateginya
Apa Saja Jenis Sistem Pemasaran Vertikal?
Ada tiga jenis sistem pemasaran vertikal. Perbedaannya terletak pada level kontrol dan koordinasi antara anggota saluran distribusi.
Sistem pemasaran vertikal korporat (Corporate VMS)
VMS korporat adalah entitas tunggal yang mengawasi seluruh rantai pasokan mulai dari produksi hingga distribusi dan penjualan eceran.
Jenis sistem ini lazim Anda temui di sektor ritel, di mana satu organisasi memiliki banyak merek dan memiliki kendali atas semua aspek perjalanan produk mereka.
Contoh corporate VMS:
- Apple Inc., yang mendesain, membuat, dan menjual barang dagangannya melalui jaringan gerainya sendiri.
Sistem pemasaran vertikal dikelola (Administered VMS)
Administered VMS adalah jenis kemitraan di mana satu entitas dalam saluran distribusi memegang kekuasaan lebih besar atas entitas lainnya.
Biasanya, entitas yang dominan adalah produsen atau retail. Entitas ini dapat mendikte tindakan anggota lainnya seperti distributor atau pedagang grosir. Entitas yang dominan mengelola operasi anggota lainnya tanpa perjanjian formal yang ketat.
Contoh administered VMS:
- P&G yang mengontrol hampir seluruh tahap distribusi seperti peraturan penetapan harga, promosi, dan lain sebagainya.
- Toko retail besar seperti Carrefour bisa mempengaruhi produsen yang menyediakan item mereka secara signifikan.
Sistem pemasaran vertikal kontraktual (Contractual VMS)
Dalam sistem pemasaran ini, anggota rantai pemasok seperti produsen, retail, dan grosir menyetujui kontrak yang menerangkan peraturan terkait hubungan mereka. Kontrak ini termasuk penetapan harga, distribusi, dan promosi.
Dengan sistem pemasaran ini, perusahaan dalam rantai pemasok yang sama dapat berkolaborasi untuk meraih tujuan yang sama.
Contoh perjanjian kontraktual yang paling sering ditemui adalah franchise. Dalam franchise, franchisor atau pewaralaba akan menyediakan produk dan layanan kepada pemegang waralaba. Lalu, pemegang akan menjalankan bisnis dengan dukungan dan panduan dari pewaralaba.
Contoh perusahaan yang menggunakan sistem ini adalah:
- Burger King, yang sudah memiliki 19.000 outlet yang dijalankan oleh pemegang franchise di seluruh dunia.
- Coca-Cola, yang memberi lisensi kepada pihak grosir di berbagai pasar internasional sehingga mereka dapat memperoleh konsentrat sirup Coca-Cola lalu mengemas dan menjual produk jadi tersebut ke pengecer di komunitas mereka masing-masing.
Baca Juga: Lingkungan Pemasaran: Pengertian, Karakteristik, Jenis, dan Manfaatnya
Perbedaan Sistem Pemasaran Vertikal dan Horizontal
Sistem pemasaran vertikal dan horizontal merupakan dua pendekatan berbeda dalam mengatur distribusi barang dan jasa.
Meskipun kedua sistem tersebut dapat memberikan manfaat bagi bisnis, keduanya memiliki sifat yang berbeda dan mungkin lebih cocok untuk jenis bisnis atau industri tertentu.
Anda bisa melihat tabel di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan antara keduanya:
Aspek | Sistem Pemasaran Vertikal | Sistem Pemasaran Horizontal |
Fokus | Fokus di industri atau segmen pasar tertentu, biasanya melalui saluran distribusi spesifik atau rantai pemasok. | Fokus melayani konsumen yang lebih luas di berbagai industri atau pasar, biasanya dengan menawarkan produk atau layanan pelengkap. |
Anggota | Perusahaan dalam level yang berbeda dalam satu rantai pemasok bekolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Biasanya terdiri atas distributor, produsen, dan retail. | Dua perusahaan atau lebih dengan level yang sama dalam satu rantai pemasok. Artinya, perusahaan-perusahaan ini menyediakan produk yang mirip dan menyasar segmen pelanggan yang serupa. |
Contoh | Zara mempunyai dan mengontrol semua elemen produksi dan proses penjualan, mulai dari desain dan produksi hingga distribusi dan penjualan di retail. | Kolaborasi antara Nike dan Apple untuk merilis perlengkapan olahraga Nike+iPod agar pembelinya bisa berolahraga dengan sepatu Nike dan iPod dari Apple. |
Keuntungan | Penggunaan sumber daya yang lebih efisien, peningkatan kualitas produk, dan penurunan biaya. | Meningkatkan market share dan loyalitas pelanggan dengan menciptakan kerja sama antara perusahaan berbeda. |
Target demografis | Menargetkan segmen pasar yang sempit di mana kebutuhan dan minat konsumen sangat terkait dengan suatu industri atau ceruk pasar. | Menargetkan berbagai pelanggan yang mungkin menginginkan produk yang sama, meskipun mereka memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda. |
Baca Juga: Segmentasi Demografis: Pengertian, Jenis dan Tips Melakukannya
Apa Keuntungan Menggunakan Sistem Pemasaran Vertikal?
Sistem pemasaran vertikal memiliki banyak manfaat untuk bisnis. Apa saja?
Efisiensi yang lebih baik
Sistem pemasaran vertikal menawarkan keuntungan berupa peningkatan efisiensi. Dengan VMS, semua anggota rantai pasokan dapat berbagi informasi dan sumber daya untuk mengoptimalkan operasi mereka.
Dengan begitu, perusahaan dapat mempersingkat waktu tunggu, menghindari masalah seperti kehabisan stok, dan pada akhirnya mengurangi biaya bagi semua pihak yang terlibat.
Branding yang lebih efektif
Dalam VMS, perusahaan hanya menargetkan segmen pelanggan tertentu. Karena inilah, perusahaan dapat membuat strategi pemasaran dan pesan yang lebih tepat untuk audiens target mereka.
Selain itu, bisnis dapat memanfaatkan keahlian mereka dalam menyediakan produk khusus untuk memposisikan diri mereka sebagai bisnis yang berotoritas dalam industri.
Lebih banyak sumber daya
Dalam VMS, berbagai bagian rantai pasokan bekerja sama untuk menyatukan sumber daya dan keahlian mereka. Misalnya, produsen dapat berkolaborasi dengan distributor dan retail untuk mengoptimalkan produksi, transportasi, dan manajemen inventaris.
Selain itu, dengan VMS, perusahaan akan mendapat akses yang lebih besar ke berbagai sumber daya yang lebih luas, sepertipengetahuan akan pasar, keahlian pemasaran, dan data pelanggan.
Mengembangkan ide-ide baru
VMS juga dapat berperan sebagai platform untuk inovasi dan pengembangan produk baru. Dengan bekerja sama, anggota rantai pasokan dapat berbagi ide dan wawasan untuk menciptakan produk dan layanan baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya masing-masing anggota rantai pasokan, VMS dapat membantu mendorong inovasi dan pertumbuhan.
Baca Juga: 15 Keuntungan Menjadi Pengusaha yang Perlu Anda Ketahui
Apakah Sistem Pemasaran Vertikal Memiliki Kekurangan?
Ya. Walaupun VMS memiliki kelebihan seperti yang sudah kami jelaskan di atas, tapi ada juga beberapa kekurangannya:
- Ketergantungan pada Perantara: Dalam VMS, produsen sangat bergantung pada perantara untuk mendistribusikan produk mereka. Ketergantungan ini dapat berisiko karena jika perantara memutuskan untuk berhenti menyediakan produk produsen atau gulung tikar, hal itu dapat mengganggu seluruh jalur distribusi.
- Konflik Kepentingan: Dalam VMS, konflik kepentingan dapat muncul antara produsen, pedagang grosir, dan retail. Misalnya, retail mungkin ingin menurunkan harga untuk menarik lebih banyak pelanggan, sementara produsen mungkin ingin mempertahankan harga yang lebih tinggi untuk melindungi margin keuntungan mereka. Kepentingan yang saling bertentangan ini dapat menyebabkan ketegangan dan perselisihan antara pihak-pihak yang terlibat.
- Jangkauan Pasar Terbatas: VMS mungkin tidak menjangkau semua calon pelanggan karena mereka bergantung pada jumlah perantara yang terbatas untuk mendistribusikan produk. Hal ini dapat merugikan produsen yang ingin memperluas jangkauan pasar dan menjual produk mereka di wilayah atau negara baru.
Baca Juga: Pengertian Market Mapping, Manfaat, Jenis, dan Cara Melakukannya
Cara Memulai Strategi Sistem Pemasaran Vertikal
Sistem pemasaran vertikal bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjangkau audiens tertentu dan meningkatkan kesuksesan bisnis Anda.
Di bawah ini, kami akan menjelaskan langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk memulai strategi pemasaran vertikal Anda sendiri. Di sini kami akan menggunakan contoh dari bisnis lain seperti Zara:
1. Menentukan target audiens
Langkah pertama adalah menentukan target audiens Anda. Siapa pelanggan yang ingin Anda sasar dan mengapa? Apa Anda memiliki keahlian yang bisa Anda manfaatkan? Apa ada pihak yang bisa membantu Anda mencapai tujuan tersebut?
Lakukan riset dan identifikasi kebutuhan, ketertarikan, dan selera dari target pasar Anda. Pertimbangkan faktor seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi, dan data demografis lainnya yang bisa membantu Anda menyesuaikan pendekatan pemasaran Anda.
Contoh:
Zara adalah retail fashion yang menargetkan konsumen muda pecinta fashion yang mencari pakaian yang terjangkau dan trendi. Target audiens Zara adalah wanita berusia 18-35 yang bersedia membayar harga tertentu untuk pakaian berkualitas.
Dengan memahami kebutuhan dan selera dari target audiens ini, Zara bisa mengembangkan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
2. Menentukan masalah utama dan mengatasi masalah tersebut
Untuk membuat strategi pemasaran vertikal yang efektif, penting identifikasi kebutuhan dan masalah audiens target Anda. Caranya adalah dengan melakukan riset pasar, meminta masukan dari pelanggan saat ini, dan melacak diskusi terkait industri Anda di media sosial.
Anda juga bisa mempelajari lebih lanjut tentang customer’s journey untuk lebih memahami kebutuhan pelanggan Anda.
Setelah Anda mengetahui siapa target audiens dan apa permasalahan mereka, buat profil pelanggan sehingga Anda dapat menentukan solusi yang efektif untuk kebutuhan mereka.
Contoh:
Apakah permasalahan utama yang Zara hadapi dan bagaimana cara mereka mengatasinya? Zara melayani pembeli yang sedang mencari pakaian modis. Masalah utama mereka adalah tren mode yang berubah dengan cepat.
Untuk mengatasinya, Zara telah membangun rantai pasokan yang efisien, yang memungkinkan mereka untuk memperkenalkan barang baru dengan segera.
Dengan begitu, Zara bisa mengikuti gaya yang sedang berkembang dan menyediakan mode terkini dengan harga yang wajar kepada pembeli mereka.
Baca Juga: 10 Strategi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis
3. Mengembangkan strategi konten
Komponen utama dari setiap strategi pemasaran yang efektif adalah pembuatan konten. Dalam kasus sistem pemasaran vertikal, konten Anda harus memenuhi kebutuhan kelompok pelanggan tertentu.
Artinya, buatlah konten yang membuat audiens terlibat dan memberi mereka informasi yang bermanfaat. Jangan lupa untuk membuat konten dalam beberapa format seperti posting blog, pembaruan media sosial, video, infografis, studi kasus, artikel berita, dan lainnya.
Konten-konten yang Anda buat harus sejalan dengan tujuan bisnis Anda dan menarik bagi audiens. Agar efektif, komunikasikan tujuan, manfaat, dan hasil potensialnya dengan jelas.
Contoh:
Zara menggunakan media sosial untuk memamerkan tren mode terbaru mereka dan mempromosikan produk mereka kepada target audiens.
Selain itu, Zara juga memiliki kehadiran yang kuat di platform seperti Instagram dan Twitter, tempat mereka terlibat dengan pelanggan mereka.
Mereka juga menggunakan situs web dan email marketing untuk membuat pelanggan mereka ter-update akan produk dan promosi baru mereka. Hal ini membantu Zara memperoleh pelanggan setia dan memastikan produk mereka tetap relevan.
4. Meningkatkan visibilitas
Untuk menyampaikan pesan Anda kepada audiens target, Anda perlu meningkatkan visibilitas di berbagai saluran. Bagaimana caranya? Nah, Anda bisa mengoptimalkan situs web Anda untuk mesin pencari melalui SEO, membangun kehadiran di media sosial, memanfaatkan email marketing, dan bekerja sama dengan influencer.
Untuk memasarkan produk Anda dengan sukses, Anda perlu mencari tahu ke mana audiens Anda sering pergi dan memfokuskan pemasaran Anda di tempat-tempat tersebut.
Misalnya, jika Anda memiliki strategi pemasaran B2B, Anda dapat menggunakan LinkedIn, menghadiri acara industri, mengatur rapat, menghadiri konferensi, dan bergabung dengan forum tertentu.
5. Mengukur hasil
Langkah terakhir dan yang tidak kalah penting adalah mengukur hasil. Sebab, jika Anda tidak mengukur hasil, bagaimana Anda bisa mengetahui apakah strategi Anda berhasil atau tidak?
Gunakan alat analitik untuk melacak lalu lintas situs web Anda, keterlibatan media sosial, dan perolehan prospek. Analisis data Anda untuk mengidentifikasi tren dan wawasan yang bisa menjadi informasi untuk menyusun upaya pemasaran Anda di masa mendatang.
Sesuaikan strategi dengan kebutuhan untuk mengoptimalkan hasilnya. Dengan cara ini, Anda bisa terus mengembangkan kehadiran merek Anda di pasar target Anda.
Baca Juga: Apa Saja Metrik Pemasaran dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
Kesimpulan
Jadi seperti itulah penjelasan mengenai sistem pemasaran vertikal. Harapannya dengan artikel di atas, Anda akan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam seputar sistem pemasaran ini dan bisa mengimplementasikannya pada bisnis Anda.
Agar bisnis Anda bisa berkembang dengan maksimal, lakukan pengelolaan inventaris dan pelacakan penjualan secara rutin. Nah, untuk memudahkan Anda dalam melakukan proses ini, gunakan aplikasi kasir Kledo POS.
Kledo POS adalah sistem point-of-sales yang mampu membantu Anda mencatat transaksi secara akurat, integrasi pembayaran, pengelolaan multi toko, dan terintegrasi dengan ekosistem software akuntansi Kledo.
Dengan Kledo POS, dijamin pengelolaan bisnis Anda akan menjadi lebih mudah dan akurat. Tertarik menggunakan Kledo POS? Yuk coba sekarang melalui tautan ini!
- Sistem Pemasaran Vertikal: Pengertian dan Contohnya - 13 Desember 2024
- 6 Langkah Sukses Membuka Cabang Restoran - 12 Desember 2024
- Marketing Funnel: Pengertian dan Tahapannya - 11 Desember 2024