Contoh Jurnal Penjualan dan Pembelian + Cara Mencatatnya

contoh jurnal pembelian dan penjualan banner

Seorang pebisnis pasti tahu bahwa mereka akan menggunakan buku besar dan berbagai jurnal. Jenis jurnal bermacam-macam, dan masing-masing memberikan informasi berbeda.

Contoh: Jika ingin mencatat aktivitas usaha Anda sendiri, Anda bisa menggunakan jurnal penjualan untuk rekap penjualan, dan jurnal pembelian untuk rekap barang yang Anda beli.

Anda bisa mencatat transaksi-transaksi ini setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, tergantung jumlah transaksi di siklus harian Anda.

Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai jurnal pembelian dan penjualan, manfaat, contoh dan format, serta cara mencatatnya.

Pengertian Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat setiap pembelian barang dagangan secara kredit.

Entri dalam jurnal ini dibuat berdasarkan faktur yang diterima dari pemasok pada tanggal pembelian.

Nama lain jurnal pembelian adalah buku pembelian, buku harian pembelian, dan jurnal pembelian kredit.

Sementara itu, jurnal penjualan adalah catatan akuntansi yang mendokumentasikan saat Anda menjual produk atau jasa.

Catatan ini mencakup barang fisik maupun layanan, sehingga membentuk dokumen resmi atas seluruh aktivitas yang menghasilkan pendapatan.

kledo banner 2

Baca Juga: Contoh Jurnal Khusus Pembelian dan Cara Membuatnya

Manfaat Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

contoh jurnal penjualan dan pembelian 1

Kedua jurnal ini memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda-beda, berikut ini penjelasannya:

Manfaat jurnal pembelian

Jurnal pembelian adalah alat penting dalam akuntansi dan manajemen keuangan karena berfungsi untuk mencatat dan mengelola semua pembelian secara kredit.

Berikut manfaat dan fungsi utama penggunaan buku pembelian:

  1. Catatan yang Tersusun Rapi: Buku pembelian membantu bisnis mencatat setiap transaksi pembelian kredit secara sistematis dan berurutan. Ketika terjadi audit atau pemeriksaan, catatan yang rapi ini mempercepat proses dan mengurangi risiko kesalahan.
  2. Meningkatkan Akuntabilitas: Dengan mendokumentasikan semua pembelian kredit, bisnis dapat mempertanggungjawabkan setiap pengeluaran. Hal ini meningkatkan kepercayaan pemasok dan membantu mencegah kecurangan atau selisih transaksi.
  3. Ketepatan Data Keuangan: Buku pembelian berfungsi sebagai dokumen referensi untuk mencocokkan pencatatan dengan laporan keuangan dan buku besar. Dengan demikian, risiko kesalahan dalam pelaporan dan rekonsiliasi semakin kecil.
  4. Pemantauan Pengeluaran: Buku pembelian memberikan gambaran menyeluruh mengenai alokasi dana untuk pembelian. Dari sini, bisnis dapat mengidentifikasi pola belanja, mengevaluasi efisiensi biaya, bernegosiasi harga lebih baik dengan pemasok, dan mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu.
  5. Bukti Audit: Proses audit membutuhkan dokumen yang jelas dan dapat diverifikasi. Buku pembelian menjadi bukti yang mempermudah auditor internal maupun eksternal memeriksa keakuratan data keuangan. Jika ada perbedaan transaksi atau sengketa, catatan ini dapat menjadi bukti valid.
  6. Pengelolaan Aset: Pada bisnis yang sering membeli bahan baku, peralatan, atau persediaan, buku pembelian membantu melacak arus masuk aset tersebut. Misalnya, perusahaan manufaktur dapat memastikan ketersediaan bahan baku agar produksi tidak terhenti.
  7. Data Historis untuk Pengambilan Keputusan:Informasi dari jurnal pembelian berguna untuk menentukan strategi pengadaan, memilih pemasok yang paling andal, memprediksi biaya di masa depan, hingga menyusun anggaran yang lebih akurat.

Manfaat jurnal penjualan

Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.

Manfaatnya meliputi:

  1. Pencatatan lebih rapi dan terorganisir: Setiap transaksi memiliki nomor faktur, tanggal, nama pelanggan, dan nilai penjualan sehingga meminimalkan risiko kehilangan data.
  2. Meningkatkan akurasi laporan keuangan: Karena hanya berisi transaksi penjualan kredit, jurnal penjualan membantu mengurangi kesalahan pencatatan dan duplikasi.
  3. Mempermudah rekonsiliasi dan penagihan piutang: Informasi pelanggan dan nilai transaksi memudahkan pemantauan piutang serta proses penagihan kepada pelanggan.
  4. Mempercepat proses audit dan pemeriksaan: Auditor dapat dengan cepat menelusuri transaksi karena datanya tersusun rapi dan detail.
  5. Memonitor performa penjualan bisnis: Owner atau manajemen dapat melihat tren penjualan, pelanggan terbesar, serta produk paling laku berdasarkan data penjualan kredit.
  6. Membantu pengambilan keputusan bisnis: Data dalam jurnal penjualan dapat digunakan untuk membuat keputusan seperti strategi pemasaran, penawaran harga, atau kebijakan kredit pelanggan.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Jurnal dalam Akuntansi

Format Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

Jurnal pembelian dan jurnal pembelian memiliki format yang berbeda, berikut ini penjelasan dan contoh:

Format jurnal pembelian

Jurnal pembelian memiliki lima kolom, seperti yang terlihat di gambar di bawah ini:

TanggalAkun yang DikreditNomor FakturReferensi PostingJumlah

Tujuan dari masing-masing kolom adalah sebagai berikut:

  • Tanggal: Mencatat tanggal terjadinya pembelian
  • Akun yang Dikredit: Mencatat nama bisnis atau pemasok tempat barang dagangan dibeli secara kredit
  • Nomor Faktur: Mencatat nomor faktur sebagai referensi
  • Referensi Posting: Mencatat nomor akun setelah dilakukan posting ke buku besar
  • Jumlah: Mencatat jumlah nilai yang tertera pada faktur

Format jurnal penjualan

Di bawah ini adalah format entri jurnal penjualan:

TanggalAkun yang didebetNo. FakturPRPiutang Usaha dan PenjualanHarga Pokok Penjualan dan Persediaan
  • Tanggal: Kolom ini digunakan untuk mencatat tanggal ketika entitas menjual barang. Tanggal pencatatan harus sama dengan tanggal faktur.
  • Akun yang Didebet: Pada kolom ini dicatat nama pelanggan yang membeli barang secara kredit dari entitas.
  • No. Faktur: Nomor faktur penjualan dicatat pada kolom ini.
  • PR: PR adalah singkatan dari Post Reference Entries dan dicatat setiap hari ke akun terkait (Akun Pelanggan). Pada kolom ini diisi nomor tertentu, dan nomor yang sama akan diberikan pada Akun Pelanggan untuk keperluan pelacakan.
  • Piutang Usaha dan Penjualan: Pada kolom ini dicatat jumlah yang akan diterima dari pelanggan. Piutang usaha didebet dan penjualan dikredit dengan jumlah yang sama.
  • Harga Pokok Penjualan dan Persediaan: Pada kolom ini dicatat harga pokok barang yang dijual. Harga pokok penjualan didebet dan akun persediaan (stok) dikredit dengan jumlah yang sama.

Baca Juga: Mengenal Jurnal Transaksi Dalam Akuntansi Beserta Contohnya

Cara Mencatat Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

contoh jurnal penjualan dan pembelian 2

Cara mencatat jurnal pembelian

Entri dalam jurnal pembelian akan dicatat ke buku pembantu utang usaha dan buku besar. Prosesnya kurang lebih seperti ini:

  1. Setiap kali ada transaksi masuk ke jurnal pembelian, jumlahnya langsung dicatat sebagai kredit pada akun masing-masing pemasok di buku pembantu utang usaha.
  2. Kemudian, di akhir bulan (atau sesuai kebutuhan), kolom jumlah dalam jurnal pembelian dijumlahkan. Totalnya dicatat sebagai debit ke akun pembelian dan sebagai kredit ke akun utang usaha di buku besar.
  3. Total seluruh pencatatan di buku pembantu utang usaha harus selalu sama dengan total yang tercatat di akun utang usaha pada buku besar.
  4. Buat daftar saldo masing-masing akun pemasok di buku pembantu. Daftar ini dikenal sebagai neraca percobaan utang usaha atau schedule of accounts payable.
  5. Terakhir, bandingkan saldo total daftar ini dengan saldo akun utang usaha di buku besar untuk memastikan tidak ada kesalahan pencatatan.

Cara mencatat jurnal penjualan

Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk memposting jurnal penjualan:

  1. Tentukan apakah penjualan terjadi secara tunai atau kredit. Periksa metode pembayaran: apakah pelanggan membayar langsung, atau ada tenggat pembayaran di kemudian hari. Informasi ini menentukan cara pencatatan. Untuk penjualan kredit, Anda akan mencatatnya ke akun piutang usaha, bukan kas.
  2. Gunakan tanggal penjualan yang sebenarnya supaya urutan pencatatan tetap kronologis.
  3. Cantumkan nomor faktur dan nama pelanggan untuk memudahkan pelacakan dan rekonsiliasi data di kemudian hari.
  4. Rinci harga produk/jasa, kemudian tambahkan pajak yang berlaku. Pisahkan nilai penjualan bersih dan pajaknya agar pelaporan tetap jelas dan sesuai aturan.
  5. Debit akun piutang usaha (untuk penjualan kredit) atau akun kas (untuk penjualan tunai). Langkah ini menunjukkan peningkatan aset — entah dalam bentuk uang masuk atau tagihan yang akan diterima dari pelanggan.
  6. Kredit akun pendapatan/penjualan. Ini merupakan pendapatan yang diperoleh bisnis dari transaksi tersebut. Pencatatan yang tepat membantu menampilkan kondisi keuangan bisnis secara nyata.
  7. Kredit akun pajak penjualan terutang (jika ada). Pajak penjualan harus dipisahkan sebagai kewajiban karena nantinya akan dibayar ke otoritas pajak.
  8. Setelah jurnal selesai, catat ke buku besar dalam sistem akuntansi. Periksa kembali akun dan nominal agar tidak ada kesalahan.

Baca Juga: Perbedaan Jurnal Umum & Jurnal Khusus Serta Pembahasan Lengkapnya

Contoh Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

contoh jurnal penjualan dan pembelian 3

Berikut ini merupakan contoh jurnal pembelian dan jurnal penjualan yang umum dalam transaksi bisnis:

Contoh jurnal pembelian

1. Jurnal Pembelian Barang Dagang Secara Kredit

Perusahaan membeli barang dagang senilai Rp15.000.000 dari pemasok dan pembayarannya dilakukan 30 hari kemudian.

TanggalAkun DidebitAkun DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxPersediaan Barang Dagang15.000.000Pembelian barang dagang kredit
Utang Dagang15.000.000

2. Jurnal Pembelian dengan Diskon

Perusahaan membeli bahan baku senilai Rp20.000.000 dan mendapatkan diskon 5% (Rp1.000.000) jika pembayaran dilakukan dalam 10 hari.

Pembayaran dilakukan dalam periode diskon.

TanggalAkun DidebitAkun DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxPersediaan Bahan Baku20.000.000Pembelian bahan baku kredit
Utang Dagang20.000.000
xx/xx/xxxxUtang Dagang20.000.000Pelunasan utang dengan diskon
Diskon Pembelian1.000.000
Kas19.000.000

Diskon pembelian mengurangi biaya pembelian, sehingga dicatat sebagai akun kredit.

3. Jurnal retur pembelian

Perusahaan mengembalikan barang senilai Rp3.000.000 ke pemasok karena cacat. Awalnya transaksi pembelian dicatat secara kredit.

TanggalAkun DidebitAkun DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxUtang Dagang3.000.000Retur pembelian
Persediaan Barang Dagang3.000.000

Retur mengurangi persediaan dan mengurangi utang kepada pemasok.

Contoh jurnal penjualan

1. Penjualan Tunai dengan Pajak Penjualan

Misal: Toko retail menjual barang senilai Rp2.000.000 dan memungut PPN 11% = Rp220.000. Pembeli membayar menggunakan kartu debit yang langsung masuk ke kas.

TanggalAkun yang DidebitAkun yang DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxKas2.220.000Penjualan tunai dengan PPN
Penjualan2.000.000
Utang PPN220.000

Penjelasan: Kas bertambah sebesar total pembayaran, sementara penjualan dan kewajiban PPN dicatat terpisah.

2. Penjualan Kredit Tanpa PPN

Misal: Jasa konsultan memberikan layanan senilai Rp30.000.000 tanpa PPN. Pembayaran jatuh tempo 45 hari.

TanggalAkun yang DidebitAkun yang DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxPiutang Usaha30.000.000Penjualan jasa kredit
Pendapatan Jasa30.000.000

Penjelasan: Pendapatan diakui langsung, sedangkan kas baru masuk ketika piutang dilunasi.

3. Jurnal Diskon Penjualan

Misal: Perusahaan grosir menjual produk senilai Rp50.000.000 ke retailer, dengan diskon 10% (Rp5.000.000).

Harga akhir menjadi Rp45.000.000, penjualan dilakukan secara kredit dan jatuh tempo 30 hari.

TanggalAkun yang DidebitAkun yang DikreditDebit (Rp)Kredit (Rp)Keterangan
xx/xx/xxxxPiutang Usaha45.000.000Penjualan kredit dengan diskon
Penjualan45.000.000

Baca Juga: 8 Jenis Jurnal Akuntansi Ini Wajib untuk Dipahami, Apa Saja?

FAQ:

1. Apa bedanya jurnal pembelian dan jurnal penjualan?

Singkatnya, jurnal pembelian berfungsi mencatat pembelian secara kredit (utang). Sementara itu, jurnal penjualan berfungsi mencatat penjualan secara kredit (piutang).

2. Apa contoh jurnal pembelian?

Contoh jurnal pembelian adalah pencatatan transaksi pembelian barang atau jasa.

Misalnya: Pembelian barang dagang secara kredit dari pemasok sebesar Rp10.000.000 dicatat dengan debit Persediaan Barang Dagang dan kredit Utang Usaha sebesar Rp10.000.000.

3. Apa contoh jurnal penjualan?

Contoh jurnal penjualan adalah pencatatan transaksi penjualan barang atau jasa.

Misalnya: Penjualan barang dagang secara kredit kepada pelanggan sebesar Rp8.000.000 dicatat dengan debit Piutang Usaha Rp8.000.000 dan kredit Penjualan Rp8.000.000.

Baca Juga: Jurnal Penjualan Aset: Pengertian, Cara Buat, dan Contohnya

Kesimpulan

Jadi, begitulah penjelasan dan contoh jurnal pembelian dan jurnal penjualan. Kedua jurnal ini memegang peran penting dalam menjaga akurasi laporan keuangan bisnis.

Jurnal pembelian membantu mencatat seluruh transaksi pembelian, sehingga biaya dan kewajiban kepada pemasok dapat terpantau dengan jelas.

Sementara itu, jurnal penjualan mencatat setiap transaksi penjualan barang atau jasa sehingga pendapatan, piutang, dan kewajiban pajak dapat dihitung secara tepat.

Ketika keduanya dicatat dengan benar, bisnis dapat memantau arus barang, arus kas, laba rugi, hingga performa pembelian dan penjualan secara menyeluruh.

Namun, pencatatan secara manual berisiko menimbulkan kesalahan, duplikasi data, keterlambatan posting ke buku besar, hingga kesulitan saat rekonsiliasi atau audit.

Karena itu, gunakanlah software akuntansi Kledo yang memungkinkan bisnis membuat, mengelola, dan memposting jurnal pembelian maupun jurnal penjualan secara otomatis tanpa perhitungan manual.

Semua transaksi langsung terhubung ke buku besar, laporan keuangan, persediaan, dan dashboard kinerja bisnis.

Yuk, coba Kledo gratis sekarang juga lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

four × 3 =