Dalam akuntansi, jurnal khusus berfungsi untuk mencatat beberapa jenis transaksi khusus secara terpusat, sehingga memungkinkan akuntan untuk melakukan entri dan pengelompokan data dengan lebih efisien.
Jurnal ini menyederhanakan proses pencatatan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dengan membatasi jenis transaksi yang dapat dimasukkan ke dalamnya.
Nantinya, akuntan dan pemilik bisnis juga akan sangat terbantu ketika memindahkan data ke buku besar.
Untuk lebih jelasnya, artikel berikut akan mengulasnya secara lengkap beserta contoh kasus serta cara membuatnya:
Apa itu Jurnal Khusus?

Jurnal khusus adalah jurnal untuk mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan terjadi berulang-ulang. Contohnya, seperti transaksi penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, atau pengeluaran kas.
Dalam usaha kecil, setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dalam jurnal umum dan kemudian diposting ke akun-akun terkait di buku besar.
Mengapa akuntan memerlukan jurnal khusus?
Karena volume transaksi usaha kecil relatif rendah, biasanya satu jurnal umum saja cukup untuk memenuhi kebutuhan pencatatan transaksi.
Namun dalam bisnis besar, transaksi dari berbagai kategori terjadi ratusan atau ribuan kali setiap bulannya. Karena itu, sulit untuk mencatatnya dalam jurnal umum.
Selain itu, mustahil bagi seorang pemegang buku/akuntan untuk menjurnal semua transaksi bisnis besar dalam satu jurnal.
Untuk mengatasi masalah ini, jurnal pun dipecah menjadi sub-jurnal yang disebut jurnal khusus, yang berfungsi mencatat transaksi-transaksi yang bersifat repetitif atau berulang.
Contoh jurnal khusus
Misalnya, suatu perusahaan mempunyai banyak transaksi dengan uang tunai, baik itu pemasukan maupun pengeluaran.
Maka, satu jurnal khusus akan mencatat penerimaan kas, dan jurnal lainnya akan mencatat pembayaran kas.
Jika suatu transaksi tertentu tidak termasuk dalam salah satu kelompok di atas, maka akan dicatat dalam jurnal umum.
Namun, bagi banyak perusahaan, sebagian besar transaksi dapat dicatat dalam jurnal khusus.
Oleh karena itu, akuntan harus mencatat transaksi tersebut secara manual dalam jurnal yang sesuai.
Setelahnya, transaksi-transaksi ini harus diposting secara manual ke buku besar umum dan buku pembantu yang sesuai.
Baca Juga: Jurnal Pembalik: Pengertian, Fungsi, dan Cara Mencatatnya.
6 Jenis Jurnal Khusus dan Contoh Pencatatannya
Jurnal khusus dalam akuntansi terdiri dari enam jenis, berikut penjelasannya masing-masing:
1. Jurnal khusus pertama: Jurnal pembelian

Jurnal pembelian berguna untuk mencatat pembelian barang dagangan dan persediaan secara kredit. Jadi, sesuai namanya, jurnal khusus ini hanya untuk mencatat seluruh transaksi pembelian dalam bisnis.
Nantinya, ayat dari jurnal pembelian diposting ke buku besar pembantu utang usaha dan buku besar umum.
Berikut ini merupakan penjelasan lengkap mengenai prosedurnya:
- Posting jumlah dari jurnal pembelian sebagai kredit ke masing-masing akun pemasok dalam buku besar pembantu utang usaha. Lakukan posting setelah membuat ayat dalam jurnal pembelian.
- Pada setiap akhir bulan (atau sesuai kebutuhan), jumlahkan kolom jumlah lalu posting sebagai debit pada akun pembelian dan sebagai kredit pada akun utang usaha dalam buku besar.
- Jumlah seluruh postingan ke akun-akun dalam buku besar pembantu utang usaha selalu sama dengan jumlah yang diposting ke akun utang dagang di buku besar.
Contoh kasus dalam membuat jurnal pembelian
Transaksi dari perusahaan dagang PT XYZ untuk bulan Januari 2023 adalah sebagai berikut:
- 02 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT S seharga 900.000, faktur No. 105
- 06 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT A seharga 3.200.000, faktur No. 240
- 08 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT Z seharga 360.000, faktur No. 115
- 15 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT S seharga 800.000, faktur No. 305
- 25 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT S seharga 700.000, faktur No. 395
- 31 Januari: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT Z seharga $300.000, faktur No. 345
Pertanyaan: Catat transaksi di atas dalam jurnal pembelian
Berikut adalah contoh jurnal pembelian PT XYZ
Tanggal (2023) | Akun Dikreditkan | No Faktur. | P.R | Jumlah |
02 Jan. | PT S | 105 | 50 | 900.000 |
06 Jan. | PT A | 240 | 55 | 3,200.000 |
08 Jan. | PT Z | 115 | 60 | 360.000 |
15 Jan. | PT S | 305 | 50 | 800.000 |
25 Jan. | PT S | 395 | 50 | 700.000 |
31 Jan. | PT Z | 345 | 60 | 300.000 |
31 Jan. | Total | 6.260.000 |
Baca juga: Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus Serta Pembahasan Lengkapnya
2. Jurnal khusus kedua: Jurnal penjualan

Jurnal penjualan memiliki fungsi yang serupa dengan jurnal pembelian. Keduanya sama-sama hanya mencatat transaksi secara kredit.
Selain itu, penting untuk Anda ketahui bahwa jurnal penjualan hanya mencatat penjualan barang dagangan.
Sebaliknya, penjualan aset seperti tanah, bangunan, dan furnitur tidak termasuk karena jenis transaksi ini jarang terjadi.
Meskipun demikian, apabila terjadi penjualan aset secara tunai, maka pencatatannya dilakukan melalui buku kas.
Namun, jika penjualannya dilakukan secara kredit, maka transaksi tersebut akan dicatat dalam jurnal lain yang lebih sesuai.
Dalam jurnal penjualan, data utama yang harus ada adalah faktur penjualan.
Contohnya, kita asumsikan bahwa semua penjualan dilakukan dengan syarat 2/10, n/30 dan menggunakan metode kotor untuk mencatat diskon penjualan.
Dengan cara ini, setiap piutang ditampilkan dalam jumlah penuh.
Karena jurnal penjualan berfungsi khusus untuk mencatat penjualan kredit, maka kolom terakhir (yaitu kolom jumlah) mewakili debit piutang dan kredit penjualan.
Nantinya ayat dari jurnal penjualan diposting ke buku besar pembantu piutang dan buku besar umum.
Pada setiap akhir bulan (atau pada selang waktu tertentu), kolom jumlah dalam jurnal penjualan ditambahkan dan jumlah totalnya diposting sebagai debit pada piutang usaha dan sebagai kredit pada akun penjualan dalam buku besar.
Pada gilirannya, masing-masing ayat dalam jurnal penjualan diposting ke masing-masing akun dalam buku besar pembantu piutang usaha.
Contoh kasus dalam membuat jurnal penjualan
Selama bulan Maret 2023, berikut ini adalah daftar transaksi terkait penjualan barang dagangan secara kredit milik PT Crescent:
- 01 Maret: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT Z senilai 1.120.000, faktur No. 110
- 08 Maret: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT John & Sons senilai 3.140.000, faktur No. 111
- 20 Maret: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT John & Sons senilai 6.400.000, faktur No. 112
- 28 Maret: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT Sam senilai 2.300.000, faktur No. 113
Pertanyaan: Catatlah transaksi di atas dalam jurnal penjualan
Berikut adalah contoh jurnal penjualan dari contoh kasus di atas:
Tanggal (2023) | Akun Didebet | No Faktur. | P.R | Jumlah |
1 Maret | PT Z | 110 | 40 | 1.120.000 |
8 Maret | PT John & Sons | 111 | 42 | 3.140.000 |
20 Maret | PT John & Sons | 112 | 42 | 6.400.000 |
28 Maret | PT Sam | 113 | 45 | 2.300.000 |
31 Maret | Total ditransfer ke akun penjualan | 05 | 12.960.000 |
Baca juga: Jurnal Penjualan Kredit: Pengertian, Bentuk, dan Contoh Penyelesaiannya
3. Jurnal khusus ketiga: Jurnal retur pembelian dan potongan pembelian

Retur pembelian adalah pengembalian barang dagangan dari pembeli kepada penjual.
Sementara itu, potongan pembelian adalah pengurangan harga yang penjual berikan kepada pembeli karena berbagai alasan seperti pembelian dalam jumlah besar atau pembayaran lebih cepat.
Ketika pembeli melakukan retur atau meminta potongan/penyesuaian harga, mereka biasanya akan menghubungi pemasok secara tertulis. Nah, informasi tertulis ini disebut nota debet.
Nota debit adalah dokumen yang pembeli kirimkan kepada penjual, yang menunjukkan jumlah yang pembeli usulkan untuk mendebit rekening penjual.
Nota debit berfungsi sebagai voucher untuk entri dalam jurnal retur dan tunjangan pembelian. Selain itu, semua nota debit diberi nomor seri.
Perlakuan akuntansi untuk retur pembelian dan potongan pembelian sama saja dengan perlakuan akuntansi untuk retur dan potongan penjualan, namun akun yang terlibat berbeda.
Hal ini juga berlaku untuk retur dan potongan pembelian, serta hutang dagang.
Contohnya, PT Russel membeli 10 televisi untuk dijual kembali di masa depan dengan total biaya 2.800.000.
Jika PT Russel menemukan 1 televisi seharga 280.000 dan memutuskan untuk mengembalikannya, maka PT Russel akan membuat ayat berikut:
Utang usaha | 280.000 | |
Retur pembelian dan potongan | 280.000 | |
Pengembalian barang dagangan yang cacat |
Akun retur dan potongan pembelian diimbangi dengan total pembelian saat menghitung harga pokok penjualan. Efek utamanya adalah mengurangi harga pokok penjualan.
Meskipun akun pembelian dapat dikreditkan secara langsung untuk setiap retur dan potongan, penggunaan akun retur dan pengurangan pembelian memberi manajemen kendali lebih besar atas item-item tersebut.
Contoh kasus dalam membuat jurnal retur pembelian dan potongan pembelian
Perusahaan ABC melakukan transaksi berikut selama bulan Juni 2023:
- 04 Juni: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT National seharga 640.000, faktur No.312.
- 12 Juni: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT United seharga 1.400.000, faktur No. 318.
- 15 Juni: Mengembalikan barang dagangan ke PT National 150.000, Nota debit No.726.
- 18 Juni: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT Al-Habib senilai 445.000, faktur No. 328.
- 25 Juni: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT National seharga 575.000, faktur No. 340.
- 28 Juni: Mengembalikan barang dagangan ke PT Al-Habib 50.000, nota debit No.727.
Tugas Anda: Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal pembelian dan jurnal retur dan potongan pembelian.
Berikut adalah contohnya:
Jurnal pembelian Perusahaan ABC
Bulan Juni 2023
Tanggal (2023) | Akun Dikreditkan | No Faktur. | P.R | Jumlah |
4 Juni | PT National | 312 | 62 | 640.000 |
12 Juni | PT United | 318 | 65 | 1.400.000 |
18 Juni | PT Al Habib | 328 | 64 | 445.000 |
25 Juni | PT National | 340 | 62 | 575.000 |
30 Juni | Total ditransfer ke akun pembayaran | 05 | 3.060.000 |
Jurnal retur pembelian dan potongan pembelian Perusahaan ABC
Bulan Juni 2023
Tanggal (2023) | Akun Didebet | Nota Debit | P.R | Jumlah |
15 Juni | PT National | 726 | 62 | 150.000 |
28 Juni | PT Al Habib | 727 | 64 | 50.000 |
30 Juni | Total ditransfer ke akun retur dan potongan pembelian | 25 | 200.000 |
Baca juga: Contoh Jurnal Umum Perusahaan Retail dan Cara Membuatnya
4. Jurnal khusus keempat: Jurnal retur penjualan dan potongan penjualan

Retur dan potongan penjualan merupakan akun kontra pendapatan dengan saldo debit normal yang berfungsi untuk mencatat retur dan potongan kepada pelanggan.
Oleh karena itu, akun tersebut mempunyai saldo debet yang berlawanan dengan saldo kredit akun penjualan.
Akuntan akan membuat entri dalam jurnal retur ketika perusahaan menerima retur barang atau harus memberikan potongan karena masalah pengiriman, kerusakan, atau masalah kualitas.
Pengembalian barang dagangan yang dijual secara tunai dicatat dalam jurnal pembayaran kas atau buku kas.
Dalam proses pencatatan pembukuan penjual, retur atau potongan dicatat sebagai pengurang pendapatan penjualan.
Karena akun penjualan biasanya mempunyai saldo kredit, retur dan pengurangan dapat dicatat pada sisi debit (sisi pengurangan) akun penjualan.
Namun, untuk meningkatkan proses pembukuan, retur dan potongan sering kali dicatat dalam akun terpisah yang diberi nama retur dan potongan penjualan.
Ketika pelanggan mengembalikan barang dagangan, maka perusahaan akan menyiapkan nota kredit.
Nota kredit berbentuk rangkap dua. Memo asli dikirim ke pelanggan, sementara salinan duplikatnya disimpan.
Memo kredit berfungsi sebagai voucher untuk entri dalam jurnal retur dan penyisihan penjualan.
Contoh kasus membuat jurnal retur penjualan dan potongan penjualan
Catatlah transaksi-transaksi berikut dalam jurnal penjualan dan jurnal retur dan potongan penjualan.
Tahun: 2023
- 01 April: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT Al-Habib. 875.000, no faktur. 744
- 05 April: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT Green Brothers 1.780.000, faktur no. 745
- 08 April: PT Al-Habib mengembalikan barang dagangan 50.000, menerbitkan nota kredit no. 42
- 14 April: Menjual barang dagangan secara kredit ke PT Star 1.285.000, faktur no. 746
- 19 April: PT Green Brothers mengembalikan barang dagangan 100.000, menerbitkan nota kredit no. 43
- 25 April: Menerbitkan nota kredit no. 44 dari 120.000 kepada PT Star untuk barang cacat yang mereka kembalikan
Jawaban:
Jurnal penjualan
Tanggal (2023) | Akun Didebet | No Faktur. | P.R | Jumlah |
1 April | PT Al Habib | 744 | 50 | 875.000 |
5 April | PT Green Brothers | 745 | 53 | 1.780.000 |
14 April | PT Star | 746 | 55 | 1.285.000 |
31 April | Total ditransfer ke akun Penjualan | 24 | 3.940.000 |
Jurnal retur pembelian dan potongan penjualan
Tanggal (2023) | Akun Dikreditkan | Memo Kredit | P.R | Jumlah |
8 April | PT Al Habib | 42 | 50 | 50.000 |
19 April | PT Green Brothers | 43 | 53 | 100.000 |
25 April | PT Star | 44 | 55 | 120.000 |
31 April | Total ditransfer ke akun retur dan potongan penjualan | 30 | 270.000 |
Baca juga: Memahami Rekapitulasi Jurnal dalam Akuntansi dan Contohnya
5. Jurnal khusus kelima: Jurnal penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus untuk mencatat kas yang suatu bisnis terima dari sumber mana pun. Sumber utama penerimaan kas dalam suatu bisnis meliputi:
- Penanaman modal oleh pemilik
- Penjualan tunai
- Penjualan aset untuk mendapatkan uang kas
- Koleksi dari pelanggan
- Pengumpulan bunga, dividen, atau sewa
- Pinjaman dari perorangan, bank, atau lembaga keuangan lainnya
Jurnal penerimaan kas berungsi mencatat semua transaksi yang melibatkan penerimaan uang kas, termasuk transaksi seperti penjualan tunai, penerimaan pinjaman bank, penerimaan pembayaran secara kredit, dan penjualan aset lain seperti surat berharga.
Jurnal penerimaan kas pada umumnya terdiri dari banyak kolom, karena memang ada banyak sekali transaksi yang berujung pada penerimaan uang kas.
Kolom debit dalam jurnal penerimaan kas akan selalu menyertakan kolom kas dan, kemungkinan besar, kolom diskon penjualan. Kolom debit lainnya dapat digunakan jika perusahaan secara rutin melakukan transaksi tertentu.
Pada contoh di bawah, satu-satunya kolom debit lainnya adalah kolom rekening lain. Kolom ini dibagi menjadi tiga bagian:
- Satu kolom untuk nama akun
- Satu kolom untuk referensi postingan (dalam hal ini, diberi label “Ref.”)
- Satu kolom untuk jumlahnya.
Contoh kasus dalam membuat jurnal penerimaan kas
Untuk tahun 2023, catat transaksi berikut dalam jurnal penerimaan kas:
- 01 Desember: Menerima 500.000 dari PT A sebagai pelunasan penuh atas akunnya sebesar 525.000
- 04 Desember: Menerima 4.600.000 dari PT Sam. dan diperbolehkan diskon 50.000
- 08 Desember: Menerima 150.000 sebagai bunga investasi
- 15 Desember: Penjualan tunai untuk paruh pertama bulan ini 1.800.000
- 23 Desember: Menerima pembayaran sebesar 700.000 dari PT A untuk barang yang dijual secara kredit, dan diskon yang diperbolehkan sebesar 30.000
- 24 Desember: Menjual perlengkapan kantor dengan uang tunai 400.000
- 25 Desember: Menerima uang tunai 1.600.000 dari PT Beauty Supply dan memberikan diskon tunai sebesar 100.000
- 31 Desember: Penjualan tunai untuk paruh kedua bulan ini 2.200.000
Tugas Anda: Buatlah jurnal penerimaan kas dari daftar transaksi di atas
Jawaban:
Jurnal penerimaan kas bulan Desember
Tanggal (2023) | Akun Dikreditkan | PR | Debit | Kredit | |||
Kas | Diskon | Penjualan | A/C R.A | pendapatan lain | |||
1 Desember | PT A | 50 | 500.000 | 25.000 | 525.000 | ||
4 Desember | PT Sam | 53 | 4.600.000 | 50.000 | 4.650.000 | ||
8 Desember | Bunga | 44 | 150.000 | 150.000 | |||
15 Desember | Penjualan | 1.800.000 | 1.800.000 | ||||
23 Desember | PT A | 50 | 700.000 | 30.000 | 730.000 | ||
24 Desember | Peralatan Kantor | 45 | 400.000 | 400.000 | |||
25 Desember | PT Beauty Supply | 55 | 1.600.000 | 100.000 | 1.700.000 | ||
31 Desember | Penjualan | 2.200.00 | 2.200.000 | ||||
31 Desember | Total | 11.950.000 | 205.000 | 4.000.000 | 7.605.000 | 550.000 |
Baca juga: Contoh Jurnal Khusus Penerimaan Kas dan Cara Membuatnya
6. Jurnal khusus keenam: jurnal pengeluaran kas

Jurnal pembayaran kas atau jurnal pengeluaran kas berfungsi untuk mencatat semua pembayaran (atau pengeluaran) kas yang bisnis lakukan.
Contoh pembayaran tunai besar dalam suatu bisnis yang dapat dicatat dalam jurnal ini adalah:
- Pembayaran kepada kreditor
- Pembelian kas atas barang dagangan, perlengkapan, peralatan, atau aset lainnya
- Pembayaran kas untuk pengeluaran seperti gaji, sewa, asuransi, dan pajak
- Pengembalian kas kepada pelanggan atas pengembalian barang dagangan yang dijual secara tunai
- Penarikan prive pemiliknya
Jurnal pengeluaran kas mencatat pengeluaran kas yang dilakukan dengan cek. Pengeluaran ini termasuk pembayaran secara kredit, pembayaran pembelian barang secara tunai, pembayaran berbagai pengeluaran, dan pembayaran pinjaman lainnya.
Jurnal khusus ini memiliki kolom Tanggal, kolom Nomor Cek, kolom Penerima Pembayaran, dan setidaknya dua kolom kredit, satu untuk kas dan satu lagi untuk diskon pembelian. Kolom kredit lainnya untuk Rekening Lain.
Jika perlu, Anda bisa menambahkan kolom akun khusus lainnya. Kolom debit paling sedikit memuat kolom Hutang Usaha, kolom Pembelian, dan kolom Rekening Lainnya.
Sekali lagi, Anda bisa menambahkan kolom akun spesifik lainnya jika memang perlu.
Kemudian, seperti jurnal penerimaan kas di atas, jurnal pembayaran kas menggunakan berbagai format yang tergantung pada kebutuhan masing-masing bisnis.
Contoh kasus dalam membuat jurnal pengeluaran kas
Catatlah transaksi tunai tahun 2023 berikut ini dalam jurnal pembayaran/pencairan kas.
- 01 Mei: Membayar sewa untuk bulan tersebut sebesar 900.000.
- 02 Mei: Membayar 680.000 tunai kepada PT S dan menerima diskon tunai sebesar 20.000.
- 11 Mei: Membayar ke PT K. 1.880.000 secara tunai dan menerima diskon 120.000.
- 14 Mei: Membayar gaji dua mingguan 550.000.
- 21 Mei: Membayar PT Sam 1.550.000 tunai sebagai penyelesaian nilai transaksi 1.600.000.
- 27 Mei: Membeli barang dagangan secara tunai 780.000.
- 30 Mei: Membayar ke PT K. 765.000 dengan penyelesaian nilai transaksi 780.000.
- 31 Mei: Membeli barang dagangan secara tunai 1.000.000.
Jawaban:
Tanggal (2023) | Akun Didebit | PR | Kredit | Debit | |||
Kas | Diskon | Pembayaran | A/C R.A | Biaya lain | |||
1 Mei | Pembayaran sewa | 8 | 900.000 | 900.000 | |||
2 Mei | PT S | 10 | 680.000 | 20.000 | 700.000 | ||
11 Mei | PT K | 11 | 1.880.000 | 120.000 | 2.000.000 | ||
14 Mei | Pembayaran gaji | 9 | 550.000 | 550.000 | |||
21 Mei | PT Sam | 12 | 1.550.000 | 50.000 | 1.600.000 | ||
27 Mei | Barang dagangan | 720.000 | 720.000 |
||||
30 Mei | PT K | 11 | 765.000 | 15.000 | 780.000 | ||
31 Mei | Barang dagangan | 1.000.000 | 1.000.000 |
||||
31 mei | Total | 8.045.000 | 205.000 | 1.720.000 | 5.080.000 | 1.450.000 |
Baca juga: Alur Penerimaan Kas Beserta Contoh dan Jurnalnya
Apa Manfaat Jurnal Khusus?

Adapun manfaat penggunaan dari jurnal khusus adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pembuatan laporan keuangan
Di jurnal umum, akuntan harus mengelompokkan data transaksi satu per satu jika ingin memposting ke buku besar.
Namun dengan jurnal ini, pengelompokan sudah dilakukan secara otomatis per akun. Karena itu, jurnal khusus sangat menghemat waktu dalam proses pemindahan ke buku besar.
Membuat postingan di buku besar juga lebih mudah karena hanya memindah total jumlah tiap akun ke buku besar saja, dan bisa Anda lakukan secara berkala.
Dengan begitu, pembuatan laporan keuangan jadi lebih cepat.
2. Memudahkan pengecekan transaksi
Salah satu tugas akuntan adalah memastikan pencatatan transaksi yang akurat. Mereka memeriksa transaksi secara berkala ajar jika ada kesalahan, mereka bisa segera mengoreksinya.
Begitu pula, jurnal khusus mencatat transaksi dalam kelompok yang sejenis. Karena itu, jurnal khusus sangat membantu akuntan dalam mengecek dan mengoreksi transaksi.
3. Mengurangi risiko kecurangan
Faktanya, jurnal khusus mencatat transaksi secara berurutan sesuai tanggal. Tidak hanya itu, jurnal ini juga memuat informasi yang lengkap untuk setiap transaksi seperti nama supplier/customer dan tanggal jatuh tempo.
Pencatatan yang urut dan lengkap seperti ini akan mengurangi risiko perubahan data atau kecurangan.
4. Mengurangi kesalahan pencatatan
Idealnya, setiap pencatatan dilakukan oleh staf yang berbeda. Dengan demikian, pembagian tanggung jawab menjadi lebih jelas.
Selain itu, cara ini juga membantu meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses pencatatan.
5. Sebagai fungsi kontrol
Dengan menggunakan jurnal khusus, setiap transaksi dapat dipantau pencatatannya secara lebih terstruktur. Bahkan jika terjadi kelalaian atau ada transaksi yang terlewat, hal tersebut akan lebih mudah terdeteksi.
Selain itu, akan selalu ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi kontrol internal telah berjalan dengan efektif.

Baca Juga: Jurnal Penutup: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya
Kekurangan Jurnal Khusus
Jurnal khusus juga memiliki beberapa kelemahan, seperti:
1. Membutuhkan pengetahuan khusus
Jurnal khusus memang sangat berguna, tetapi akuntan yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai konsep akuntansi dan efek entri gandanya bisa kesulitan dalam membuatnya.
Karena itu, perusahaan mungkin harus mempekerjakan beberapa ahli akun untuk melakukan tugas. Sehingga, mereka sehingga mereka harus membayar beberapa gaji tambahan dan meningkatkan pengeluaran perusahaan.
2. Memakan waktu
Entri jurnal khusus sangat bermanfaat, tetapi juga sangat memakan waktu. Akibatnya, banyak perusahaan kecil mungkin tidak mau mengadopsi praktik semacam ini.
3. Efek beruntun
Salah satu kelemahan jurnal khusus adalah memberikan efek pada dua buku besar. Ketika ada kesalahan transaksi yang terjadi pada saat itu, mungkin akan sangat sulit bagi akuntan untuk melacaknya.
Perlakuan akuntansi akan berada di kedua buku besar sehingga dapat menjadi tugas yang menantang bagi akuntan untuk melacak kesalahan. Oleh karena itu, semua entri harus diperhatikan saat memposting.
Baca Juga: Jurnal Khusus Perusahaan Dagang: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Apa Saja Perbedaan Jurnal Khusus dan Jurnal Umum?
Perbedaan antara jurnal khusus dan jurnal umum dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
Jurnal Khusus | Jurnal Umum | |
Ruang lingkup | Utamanya mencatat transaksi atau kejadian tertentu yang terkait dengan akuntansi perusahaan, (transaksi pembelian, penjualan, kas, dll.) | Mencatat transaksi yang tidak tercakup dalam jurnal khusus lainnya (penyusutan aset, biaya bunga, dll.) |
Frekuensi Pencatatan | Pencatatan terjadi setiap kali terdapat transaksi atau kejadian tertentu yang terkait dengan jenis jurnal khusus yang digunakan. | Frekuensi pencatatan bervariasi karena terjadi setiap kali ada transaksi yang tidak tercakup dalam jurnal khusus lainnya. |
Format Pencatatan | Formatnya bervariasi tergantung jenis jurnal khusus yang digunakan. | Berbentuk tabel dengan beberapa kolom yang mencakup tanggal, akun, deskripsi, debit, dan kredit. |
Tujuan Pencatatan | Untuk memperoleh informasi tentang transaksi atau kejadian tertentu yang terkait dengan akuntansi perusahaan. | Untuk memperoleh informasi tentang seluruh transaksi yang terjadi pada periode waktu tertentu. |
Baca Juga: Contoh Jurnal Khusus Pembelian dan Cara Membuatnya
FAQ
Apa itu jurnal khusus dalam akuntansi?
Jurnal khusus dalam akuntansi adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat transaksi atau kejadian tertentu yang terkait dengan akuntansi perusahaan.
Apa saja jenis jurnal khusus?
Berikut adalah beberapa jenis jurnal khusus dalam akuntansi:
- Jurnal penjualan: Untuk mencatat transaksi penjualan barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan.
- Jurnal pembelian: Untuk mencatat transaksi pembelian barang atau jasa oleh perusahaan.
- Jurnal penerimaan kas: Untuk mencatat transaksi penerimaan kas (arus kas masuk)
- Jurnal pengeluaran kas: Untuk mencatat transaksi pengeluaran kas (arus kas keluar)
Apa keuntungan menggunakan jurnal khusus?
Keuntungan menggunakan jurnal khusus adalah memudahkan pencatatan transaksi keuangan dalam jumlah besar dan mempercepat proses pembuatan laporan keuangan.
Alhasil, pencatatan transaksi bisa lebih terorganisir dan sistematis sesuai dengan jenis transaksi yang terjadi.
Apa perbedaan antara jurnal khusus dan jurnal umum?
Perbedaan antara jurnal khusus dan jurnal umum adalah pada fungsinya.
Jurnal khusus berguna untuk mencatat transaksi-transaksi khusus, sedangkan jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi umum yang tidak termasuk dalam jenis transaksi khusus.
Selain itu, jurnal khusus biasanya memiliki kolom-kolom khusus yang disesuaikan dengan jenis transaksi, sedangkan jurnal umum hanya memiliki kolom untuk tanggal, akun, deskripsi, dan nominal transaksi.
Baca Juga: Mengenal Jurnal PPN dan Cara Mencatatnya di Akuntansi
Kesimpulan
Jadi, begitulah penjelasan mengenai jenis-jenis jurnal khusus yang dapat diterapkan pada perusahaan dengan volume transaksi besar.
Jurnal khusus tentunya akan membantu akuntan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Kami juga sudah membahas contoh implementasinya dalam transaksi akuntansi. Harapannya, Anda bisa menerapkan jurnal khusus ini untuk keperluan perusahaan juga.
Bagi perusahaan, penting untuk menerapkan pencatatan yang benar dan rinci agar laporan keuangan menjadi akurat. Sebab, laba atau rugi yang tercatat akurat dapat menjadi dasar untuk membuat keputusan.
Untuk lebih mudah mengaplikasikan jurnal khusus di perusahaan, Anda bisa menggunakan software akuntansi dari Kledo.
Kledo merupakan software akuntansi berbasis cloud yang memiliki berbagai fitur yang pastinya memudahkan pencatatan jurnal khusus.
Yuk, daftar Kledo sekarang untuk mulai menikmati kemudahan pencatatan akuntansi di perusahaan Anda.
- Capital Intensity Ratio: Rumus, Kalkulator, dan Contoh Kasusnya - 2 Mei 2025
- Book Value of Equity (BEV): Rumus, Kalkulator, dan Contohnya - 30 April 2025
- Net Present Value: Rumus, Kalkulator, dan Cara Hitungnya - 30 April 2025