Ketika kita membahas akuntansi keuangan, aset jangka panjang memiliki perkiraan masa manfaat. Organisasi biasanya tidak menggunakan lagi aset fisik seperti mesin, furnitur, kendaraan setelah aset tersebut habis masa manfaatnya. Meskipun demikian, sebagian dari sumber daya/aset ini mungkin memiliki nilai sisa. Organisasi-organisasi tersebut kemudian dapat berharap untuk menjual sumber daya tersebut dengan sisa nilai yang disebut scrap value.
Namun apa itu scrap value dan bagaimana cara menghitungnya? Pada artikel ini kita akan membahasnya secara mendalam.
Apa itu Scrap Value?
Scrap value, juga dikenal sebagai nilai sisa atau residual value, mengacu pada taksiran nilai sisa suatu aset setelah disusutkan seluruhnya selama masa manfaatnya.
Dengan kata lain, ini adalah jumlah aset yang dapat dijual pada akhir masa manfaatnya bagi entitas pemilik. Nilai ini mewakili nilai yang diharapkan dari aset sebagai bahan mentah atau suku cadang, bukan nilainya jika digunakan terus-menerus.
Dalam konteks akuntansi dan keuangan, scrap value bisa digunakan dalam menghitung penyusutan.
Hal penting yang harus Anda ketahui dalam penghitungan scrap value:
Penyusutan
Ketika bisnis membeli aset jangka panjang, seperti mesin atau kendaraan, mereka biasanya tidak membebankan seluruh biaya aset pada tahun pembelian.
Sebaliknya, mereka membagi biaya tersebut selama masa manfaat yang diharapkan dari aset tersebut dengan menggunakan berbagai metode penyusutan. Nilai sisa digunakan untuk menentukan jumlah total yang akan disusutkan selama umur aset.
Misalnya, jika sebuah mesin dibeli seharga 10.000.000 dan memiliki nilai sisa yang diharapkan sebesar 1.000.000 setelah umur 10 tahun, jumlah total yang harus disusutkan akan menjadi 9.000.000 selama 10 tahun itu.
Estimasi
Penting untuk diperhatikan bahwa scrap value adalah perkiraan. Jumlah aktual penjualan aset pada akhir masa manfaatnya mungkin berbeda dari perkiraan nilai sisa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini termasuk perubahan permintaan pasar, kemajuan teknologi, atau keausan melebihi tingkat normal yang diperkirakan.
Baca juga: Pengertian dan Cara Menghitung Nilai Aset Bersih Bisnis
Tanpa nilai sisa
Terkadang, aset dianggap tidak memiliki nilai sisa, artinya aset tersebut dianggap tidak berharga di akhir masa manfaatnya. Dalam kasus seperti ini, seluruh biaya perolehan aset disusutkan selama masa manfaatnya.
Implikasi pajak
Metode penyusutan dan asumsi nilai sisa dapat mempunyai implikasi pajak bagi suatu bisnis. Yurisdiksi yang berbeda mungkin memiliki pedoman atau persyaratan mengenai bagaimana nilai sisa ditentukan untuk tujuan perpajakan.
Dalam praktiknya, kendaraan perusahaan lama mungkin dijual untuk mendapatkan suku cadang atau logamnya, komputer lama mungkin dijual untuk diambil komponennya, atau mesin tua mungkin dijual sebagai besi tua — semua ini dapat mewakili nilai sisa kendaraan tersebut.
Baca juga: Nilai Buku: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Cara Hitungnya
Bagaimana Cara Menghitung Scrap Value?
Cara menghitung scrap value adalah Harga Pokok Aset – Total Penyusutan. Namun hasilnya akan berbeda bergantung pada metode penyusutan yang Anda gunakan dalam bisnis Anda.
Lebih jauh, berikut adalah cara menghitung scrap value berdasarkan metode depresiasi yang berbeda:
Cara menghitung scrap value dengan metode penyusutan garis lurus
Rumusnya penyusutan garis lurus:
Rumus Metode Garis Lurus = (Harga Aset – Scrap Value)/Masa Manfaat dalam Tahun
Contoh soal
PT ABC. membeli mesin senilai 100.000.000
Biaya mesin = 100.000.000| Estimasi umur aset = 9 tahun | Penyusutan (Metode Garis Lurus) = 10% p.a
Penyusutan tahun 1 = 10/100 * 100.000.000 = 10.000.000
Harga perolehan aset setelah Tahun 1 = 100.000.000 – 10.000.000 = 90.000.000
Demikian pula total penyusutan selama 9 tahun = 10.000.0000*9 = 90.000.0000
Untuk Menghitung scrap value suatu aset = Harga Pokok Aset – Total Penyusutan
Setelah 9 tahun nilai sisa = 100.000.000 – 90.000.000 = 10.000.000
Baca juga: Rasio Nilai Pasar: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Cara Hitungnya
Cara menghitung scrap value dengan metode penyusutan saldo menurun
Rumus penyusutan saldo menurun:
Contoh soal
Menggunakan contoh yang sama seperti di atas, PT ABC membeli mesin senilai 100.000.000
Biaya mesin = 100.000.000 | Estimasi umur aset = 9 tahun | Penyusutan (Nilai Tertulis) = 10% p.a
Rumus yang sama digunakan untuk menghitung scrap value suatu aset, yaitu: Harga Pokok Aset – Total Penyusutan
Tahun | Nilai awal | Penyusutan | Nilai akhir |
1 | 100.000.000 | 10/100 X 100.000.000 = 10.000.000 | 90.000.000 |
2 | 90.000.000 | 10/100 X 90.000.000 = 9.000.000 | 81.000.000 |
3 | 8.100.0000 | 10/100 X 81.000.000 = 8.100.000 | 72.900.000 |
4 | 72.900.000 | 10/100 X 72.900.000 = 7.290.000 | 65.610.000 |
5 | 65.610.000 | 10/100 X 65.610.000 = 6.561.000 | 59.049.000 |
6 | 59.049.000 | 10/100 X 59.049.000 = 5.904.900 | 53.144.100 |
7 | 53.144.100 | 10/100 X 53.144.100 = 5.314.410 | 47.829.690 |
8 | 47.829.690 | 10/100 X 47.829.690 = 4.782.970 | 43.046.720 |
9 | 43.046.720 | 10/100 X 43.046.720 = 4.304.670 | 38.742.050 |
Scrap value= 100.000.000 – 61.257.950 = 38.742.050
Contoh di atas akan memudahkan siapa pun yang ingin mempelajari cara menghitung nilai sisa suatu aset, terutama dengan bantuan beberapa contoh.
Baca juga: Nilai Residu: Pengertian, Cara Hitung, Contoh, dan Dampaknya dalam Akuntansi
Bagaimana Scrap Value Mempengaruhi Laporan Keuangan?
Scrap value atau nilasi sisa mempunyai dampak tidak langsung terhadap laporan laba rugi dan neraca. Sebagaimana kita ketahui, hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah penyusutan dan biaya penyusutan.
Beban penyusutan merupakan salah satu komponen dalam laporan laba rugi. Jadi semakin tinggi biaya penyusutan maka semakin rendah laba bersih perusahaan.
Ketika suatu perusahaan memperkirakan nilai sisa yang besar, maka akan mengurangi jumlah penyusutan dan juga menurunkan biaya penyusutan.
Juga, ketika suatu barang atau aset dilepaskan atau dihilangkan, ada entri jurnal yang diposting ketika perusahaan memproses penghapusan tersebut di bawah manajemen aset.
Ayat jurnal mencatat hal berikut:
- Segala kerugian atau keuntungan, jika aset tersebut tidak disusutkan seluruhnya setelah pelepasan.
- Pembalikan akumulasi penyusutan dan dasar penyusutan.
AKun | Debit | Kredit |
Akumulasi penyusutan | X | |
Aset | X | |
Rugi | X | |
Kuentungan | X |
Saldo aset tetap akan disajikan di neraca sebagai nilai buku bersih, biaya dikurangi akumulasi penyusutan.
Jika penyusutannya lebih rendah, maka nilai buku bersih aset tetap tersebut akan meningkat. Dengan kata lain, hal itu akan meningkatkan aset perusahaan.
Baca juga: Akuntan Wajib Tahu Apa itu Golden Rules Of Accounting
Apa Dampak Scrap Value Di Bawah dan Di Atas Estimasi?
Seperti yang kita tahu, scrap value adalah perkiraan saldo suatu aset setelah disusutkan penuh. Kita memperkirakan saldo ini sehingga dapat menghitung biaya penyusutan. Karena perkiraannya, dapat berbeda dengan nilai sebenarnya pada akhir masa manfaatnya.
Jika nilai sisa ditaksir terlalu tinggi, artinya kita bisa menjual aset dengan harga lebih rendah dari yang kita harapkan. Hal ini akan membuat kerugian pelepasan yang merupakan kerugian operasional lainnya pada laporan laba rugi.
Di sisi lain, nilai sisa yang terlalu rendah akan menghasilkan keuntungan jika dibuang. Jadi kalau jumlahnya signifikan, dampaknya akan sangat besar
Manajemen harus menggunakan informasi historis dan informasi lain yang tersedia untuk memperkirakan nilai sisa karena akan berdampak besar pada laporan keuangan.
Ini tidak berarti kita harus menghilangkan perbedaan antara estimasi dan aktual karena hal ini hampir mustahil. Kita perlu meminimalkan perbedaan tersebut ke tingkat yang dapat diterima yang hanya berdampak kecil terhadap laporan keuangan.
Baca juga: Metode Penilaian Persediaan: Pengertian, Jenis, Cara Hitung, Dan Tips Memilihnya
Bagaimana Kledo Membantu Anda dalam Mengelola Manajemen Aset
Sebagai pemilik bisnis, Anda dapat berinvestasi dalam softwrae akuntansi yang dapat membantu Anda melacak scrap value, residual value, nilai sisa, ayat jurnal, neraca, persediaan , dan biaya produksi.
Bisnis yang sukses memerlukan proses pembiayaan yang efisien dan memenuhi kebutuhan spesifiknya.
Kledo adalah software akuntansi online yang dapat digunakan bisnis Anda untuk mengotomatiskan proses pembuatan entri jurnal dan menghemat waktu.
Catatan double-entry akan terisi secara otomatis untuk setiap bisnis melakukan pencatatan transaksi jual beli dalam bentuk debit dan kredit.
Kledo mengkonsolidasikan data transaksi ke dalam setiap akun buku besar. Nilainya secara otomatis akan mengalir ke laporan keuangan masing-masing.
Jika anda tertarik mendapatkan solusi untuk proses pembukuan dan manajemen aset yang lebih praktis dan modern, Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Kesimpulan
Dalam akuntansi biaya, scrap value atau nilai sisa mengacu pada jumlah kecil yang diterima produsen dari penjualan bahan produksi yang tersisa setelah pembuatan produknya.
Dalam akuntansi keuangan, istilah scrap value mungkin digunakan daripada istilah dari nilai pelepasan, atau nilai sisa ketika menghitung penyusutan aset yang digunakan dalam bisnis.
Dalam situasi ini, nilai sisa adalah nilai yang diharapkan atau diperkirakan dari suatu aset pada akhir masa manfaatnya.
Untuk kemudahan dalam melakukan manajemen aset dan pembukuan bisnis dalam satu platform, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi online Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Rumus Biaya Variabel dan Kalkulator Biaya Variabel Gratis - 20 Desember 2024
- Cara Menggunakan Aplikasi SIAPIK dari BI dan Download PPTnya - 19 Desember 2024
- Monthly Recurring Revenue (MRR): Rumus dan Cara Menghitungnya - 19 Desember 2024