Terminal Growth Rate: Pengertian, Rumus dan Cara Hitungnya

terminal growth rate banner

Terminal Growth Rate sering digunakan dalam model penilaian dan proyeksi keuangan, tetapi apakah itu dan mengapa itu penting? Di bawah ini kami bertujuan untuk memberikan penjelasan langsung tentang apa itu Laju Pertumbuhan Terminal dan signifikansinya dalam analisis keuangan.

Apa yang dimaksud dengan terminal growth rate? Terminal growth rate adalah perkiraan laju pertumbuhan perusahaan yang diperkirakan akan terus berkembang setelah periode pertumbuhan awal yang diproyeksikan.

Juga dikenal sebagai tingkat pertumbuhan jangka panjang, ini adalah tingkat pertumbuhan arus kas bebas atau free cash flow perusahaan setelah periode perkiraan tertentu. Secara umum, ini adalah tingkat di mana Anda memprediksi perusahaan akan tumbuh di masa depan.

Dalam pemodelan dan penilaian keuangan, analis memproyeksikan arus kas untuk periode tertentu, biasanya 5 atau 10 tahun, dan kemudian mengasumsikan tingkat pertumbuhan berkelanjutan yang stabil untuk tahun-tahun berikutnya. Tingkat pertumbuhan abadi yang stabil ini adalah terminal growth rate.

Itulah ringkasan singkatnya, tetapi kami akan membawa Anda melalui penjelasan langkah demi langkah di bawah ini.

Penjelasan Sederhana Tentang Terminal Growth Rate

Para ahli keuangan membuat prediksi mengenai arus kas perusahaan untuk periode tertentu, biasanya 5 atau 10 tahun ke depan. Namun setelah periode ini, mereka perlu memperkirakan seberapa besar arus kas perusahaan akan terus tumbuh setelahnya. Inilah yang disebut dengan terminal growth rate.

Untuk menghasilkan terminal growth rate, para ahli ini mungkin melihat tingkat pertumbuhan historis perusahaan, mempertimbangkan tren industri, dan mengevaluasi bagaimana kinerja ekonomi secara keseluruhan.

Penghitungan nini digunakan sebagai bagian penting dari teknik penilaian yang banyak digunakan, yaitu analisis Discounted Cash Flow (DCF), untuk menentukan Nilai Terminal. Nilai Terminal, yang diperoleh dengan menggunakan terminal growth rate, digabungkan dengan present value dari arus kas selama periode perkiraan untuk menghitung nilai total perusahaan.

Sangat penting untuk membuat estimasi konservatif dari laju pertumbuhan, dan berhati-hati agar tidak terlalu optimis, karena perubahan kecil pada angka ini dapat berdampak signifikan pada nilai perusahaan.

Banner 3 kledo

Baca juga: 9 Metode Penilaian Perusahaan. Ada yang Cocok Buat Usahamu?

Pembahasan free cash flow

Arus kas atau cash flow ibarat nyawa bagi sebuah bisnis (atau keuangan pribadi Anda). Ini mencakup pelacakan uang yang masuk dan keluar. Ketika lebih banyak uang yang masuk ke dalam bisnis daripada yang keluar, Anda memiliki arus kas yang positif. 

Arus Kas Bebas atau free cash flow adalah jenis arus kas khusus yang berfokus pada uang kas yang tersisa setelah perusahaan menutupi semua pengeluaran yang diperlukan dan investasi modal yang diperlukan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Ini adalah uang tunai yang dapat digunakan perusahaan untuk tujuan lain, seperti melunasi utang, mengembalikan uang kepada pemegang saham, atau berinvestasi dalam proyek baru.

Rumus Menghitung Terminal Growth Rate

Terminal growth rate biasanya dimasukkan ke dalam Rumus Perpetuitas yang digunakan dalam analisis DCF untuk menentukan nilai sekarang dari arus kas masa depan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Nilai Terminal = Arus Kas pada Tahun Prakiraan Terakhir * (1 + terminal growth rate) / (Tingkat Diskonto – terminal growth rate)

Nilai Terminal mewakili nilai arus kas perusahaan di luar periode prakiraan, dan Tingkat Diskonto adalah tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan kembali ke nilai sekarang.

Catatan: Penting untuk dipahami bahwa ini adalah salah satu metode yang umum digunakan untuk menghitung nilai terminal, terutama dalam model DCF yang lebih sederhana. Namun, perhatikan jenis perusahaan juga, terutama untuk perusahaan yang padat modal atau yang berkembang pesat, metode arus kas bebas normatif mungkin lebih tepat. Dalam kasus seperti itu, para analis sering kali menyesuaikan perhitungan nilai terminal dengan menggunakan arus kas bebas normatif. Hal ini menghasilkan rumus:

Nilai Terminal = Arus Kas Bebas Normatif * (1 + terminal growth rate) / (Tingkat Diskonto – terminal growth rate)

Arus Kas Bebas Normatif = NOPAT dari tahun sebelumnya × (1 + g) – g × Belanja Modal dari tahun sebelumnya

Penyesuaian ini memastikan bahwa perhitungan nilai terminal lebih selaras dengan operasi perusahaan pada umumnya.

Baca juga: Mengetahui Siklus Penerimaan Piutang Usaha dalam Bisnis

Cara Menghitung Terminal Growth Rate

terminal growth rate 3

Ada berbagai metode untuk memperkirakan laju pertumbuhan dalam sebuah bisnis. Salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan tingkat pertumbuhan rata-rata industri atau tingkat pertumbuhan ekonomi negara, tergantung pada pasar dan lokasi geografis perusahaan.

Pendekatan lainnya adalah analisis tingkat pertumbuhan historis. Metode ini melibatkan analisis tingkat pertumbuhan historis perusahaan selama periode yang lama, biasanya lima hingga sepuluh tahun, dan menggunakannya sebagai proksi untuk penghitungan laju petumbuhan

Analis juga dapat mempertimbangkan faktor ekonomi makro, tren industri, dan perkiraan manajemen untuk mendapatkan perkiraan yang masuk akal.

Ketika memperkirakan terminal laju pertumbuhan, tidak hanya bermanfaat bagi bisnis, tetapi juga penting untuk menyelaraskannya dengan prakiraan ekonomi yang lebih luas, terutama untuk perusahaan yang terkait erat dengan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Misalnya, jika industri yang sedang berkembang mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi baru-baru ini, memproyeksikan laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada ekonomi yang lebih luas dapat menghasilkan penilaian yang tidak realistis.

Dalam jangka waktu yang lama, ini berarti perusahaan akan tumbuh lebih cepat daripada ekonomi itu sendiri, sebuah skenario yang secara logika tidak masuk akal.

Baca juga: Gordon Growth Model: Pengertian, Rumus, dan Contohnya

Di Mana Terminal Growth Rate Digunakan?

Selain untuk valuasi, penghitungan laju pertumbuhan ini digunakan di berbagai area dalam bidang keuangan dan pengambilan keputusan bisnis. Beberapa penggunaan utama meliputi:

Keputusan investasi:

Investor menggunakan penghitungan laju pertumbuhan untuk mengevaluasi potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan sebelum membuat keputusan investasi. Terminal growth rate yang lebih tinggi dapat menandakan peluang investasi yang lebih menarik.

Perencanaan strategis:

Perusahaan memasukkan penghitungan tingkat laju pertumbuhan dalam perencanaan strategis mereka untuk menetapkan tujuan keuangan jangka panjang yang realistis dan menilai keberlanjutan keunggulan kompetitif mereka.

Baca juga: Revenue Growth: Pengertian, Metrik, Rumus, dan Cara Meningkatkannya

Penganggaran dan forcasting keuangan:

Penghitungan ini membantu perusahaan dalam memproyeksikan arus kas masa depan dan membuat prakiraan keuangan untuk tujuan penganggaran.

Kebijakan dividen:

Untuk perusahaan yang sudah matang dengan arus kas yang stabil, penghitungan laju pertumbuhan melalui terminal growth rate membantu menentukan kebijakan dividen yang tepat. Tingkat di mana dividen dapat tumbuh secara berkelanjutan terkait dengan laju pertumbuhan dan peningkatan laba.

Merger dan akuisisi:

Dalam analisis merger dan akuisisi, perencanan dan penghitungan laju pertumbuhan bisnis berperan dalam memperkirakan arus kas masa depan dan potensi sinergi dari entitas gabungan.

Biaya ekuitas dan modal:

Terminal growth rate digunakan untuk menghitung biaya ekuitas dalam Dividend Discount Model (DDM) dan biaya modal dalam rumus Weighted Average Cost of Capital (WACC).

Penilaian risiko kredit:

Lembaga pemeringkat kredit dan pemberi pinjaman dapat mempertimbangkan penghitungan metrik ini ketika menilai kelayakan kredit jangka panjang perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban utang.

Analisis skenario:

Penghitungan ini digunakan dalam analisis skenario untuk mengeksplorasi asumsi tingkat pertumbuhan yang berbeda dan dampaknya terhadap nilai dan kinerja perusahaan.

Baca juga: Cara Hitung Sales Growth Rate, Rumus, dan Contohnya

Asumsi Terminal Growth Rate:

terminal growth rate 2

Beberapa asumsi utama mendasari perhitungan terminal growth rate. Asumsi-asumsi tersebut meliputi asumsi bahwa perusahaan akan mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan di luar periode prakiraan, bahwa perusahaan akan mempertahankan keunggulan kompetitifnya, dan bahwa kondisi pasar akan tetap relatif stabil.

Pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan:

Terminal growth rate mengasumsikan bahwa perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan setelah periode perkiraan. Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan akan terus berekspansi dan menghasilkan arus kas yang meningkat tanpa adanya gangguan yang signifikan atau kejadian yang merugikan.

Keunggulan kompetitif:

Asumsi terminal growth rate didasarkan pada perusahaan yang mempertahankan keunggulan kompetitifnya dari waktu ke waktu. Keunggulan kompetitif ini dapat berasal dari produk yang unik, teknologi inovatif, pengenalan merek yang kuat, atau kepemimpinan biaya yang efektif. Jika perusahaan kehilangan keunggulan kompetitifnya, penghitungan metrik ini mungkin tidak dapat diterapkan, dan prospek pertumbuhan dapat berubah.

Kondisi pasar yang stabil:

Perhitungan terminal growth rate mengasumsikan bahwa kondisi pasar dan ekonomi akan tetap relatif stabil dalam jangka panjang. Volatilitas ekonomi, perubahan preferensi konsumen, pergeseran teknologi, atau kekuatan pasar yang mengganggu dapat memengaruhi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan.

Baca juga: Apa itu Growth Hacking dan Bagaimana Strategi Melakukannya?

Pertimbangan Umum untuk Penghitungan Terminal Growth Rate:

  • Asumsi Konservatif: Ketika memperkirakan laju pertumbuhan bisnis, penting untuk bersikap konservatif dan menghindari proyeksi yang terlalu optimis. Perubahan kecil pada laju pertumbuhan dapat berdampak signifikan pada penilaian perusahaan.
  • Analisis Sensitivitas: Karena pentingnya metrik ini dalam model penilaian, analis sering melakukan analisis sensitivitas untuk menilai dampak dari berbagai asumsi tingkat pertumbuhan pada penilaian keseluruhan.

Pertimbangan Khusus Industri:

Industri yang berbeda mungkin memiliki terminal growth rate yang berbeda-beda karena potensi pertumbuhan, kematangan pasar, dan profil risikonya. Industri yang mengalami kemajuan teknologi yang cepat, seperti sektor teknologi, mungkin memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, sementara industri yang sudah matang mungkin memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah.

Potensi pertumbuhan:

Industri dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, seperti teknologi, energi terbarukan, atau perawatan kesehatan, dapat mengalami laju pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi karena adanya peluang yang muncul dan meningkatnya permintaan untuk produk atau layanan mereka.

Kematangan pasar:

Industri yang sudah matang, seperti utilitas atau barang konsumen tradisional, cenderung memiliki terminal growth rate yang lebih rendah. Industri ini sering mengalami pertumbuhan yang lebih lambat karena mencapai titik jenuh di pasar.

Profil risiko:

Industri dengan persepsi risiko yang lebih tinggi, seperti bioteknologi atau perusahaan startup di pasar yang kompetitif, mungkin memiliki laku pertumbuhan yang lebih rendah karena investor menuntut pengembalian yang lebih tinggi untuk mengimbangi ketidakpastian.

Kegagalan eksekusi dalam proyeksi pertumbuhan:

Meskipun penting untuk memproyeksikan pertumbuhan berdasarkan kesuksesan masa lalu dan standar industri, sama pentingnya untuk memperhitungkan potensi kegagalan eksekusi.

Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk, namun tidak terbatas pada, perubahan pasar, tantangan internal, atau tekanan eksternal.

Mengandalkan pertumbuhan historis tanpa memperhitungkan kemungkinan kegagalan dapat menyebabkan nilai terminal yang terlalu optimis. Penting untuk menyesuaikan terminal growth rate atau nilai terminal secara langsung untuk merangkum potensi kegagalan.

Dalam kasus tertentu, terutama untuk perusahaan yang berkembang pesat atau padat modal, arus kas dari tahun proyeksi akhir mungkin tidak mewakili operasi ‘normal’. Dalam situasi seperti itu, analis menyesuaikan perhitungan nilai terminal dengan menggunakan arus kas bebas normatif.

Baca juga: Growth Strategy: Pengertian Lengkap dan Penerapannya dalam Bisnis Anda

Bagaimana Cara Menemukan Terminal Growth Rate?

terminal growth rate 1

Memperkirakan terminal growth rate melibatkan analisis yang cermat dan pertimbangan berbagai faktor. Metode yang umum digunakan meliputi:

  • Tingkat pertumbuhan historis: Analis dapat memeriksa tingkat pertumbuhan historis perusahaan selama periode yang signifikan untuk mengidentifikasi tren dan memperkirakan laju pertumbuhan bisnis yang wajar. Namun, hanya mengandalkan data historis mungkin tidak dapat sepenuhnya menangkap prospek masa depan.
  • Rata-rata Industri: Membandingkan prospek pertumbuhan perusahaan dengan rata-rata industri dapat membantu mengukur daya saing dan potensi kinerja jangka panjangnya.
  • Proyeksi pertumbuhan ekonomi: Analis dapat mempertimbangkan indikator ekonomi makro dan perkiraan ekonomi untuk memperkirakan Laju Pertumbuhan Terminal, terutama jika kinerja perusahaan terkait erat dengan kondisi ekonomi yang lebih luas.
  • Faktor kualitatif dan prakiraan manajemen: Memasukkan faktor kualitatif, seperti rencana strategis manajemen atau prospek pasar, dapat memberikan wawasan berharga tentang potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Baca juga: Cash Burn Rate: Pengertian, Cara Hitung, Contoh dan Manfaatnya

Kesimpulan

Mengetahui terminal growth rate merupakan metrik penting yang harus diketahui pemilik bisnis maupun investor untuk mengetahui laju pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan.

Terminal growth rate adalah komponen kunci dari model penilaian DCF. Penting untuk mempertimbangkan dengan cermat asumsi yang dibuat saat memperkirakan metrik tingkat pertumbuhan ini, karena dapat berdampak signifikan terhadap penilaian perusahaan secara keseluruhan.

Untuk memudahkan penghitungan dan perencanan pertumbuhan bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan tools modern seperti software akuntansi Kledo yang mudah digunakan dan memiliki fitur terlengkap.

Hanya dengan 5.000 rupiah perhari, Anda bisa mendapatkan solusi pencatatan transaksi yang lebih mudah, pembuatan laporan keuangan instan, terintegrasi dengan sistem payroll dan POS, dan memudahkan analisis data keuangan bisnis.

JIka tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × four =