Pengertian Audit, Manfaat, Jenis, dan Tips Melakukan Audit

pengertian audit

Jika Anda adalah pemilik bisnis, apakah Anda mengetahui pengertian dari audit?

Kata auditing berasal dari istilah Latin “Audire”, yang berarti “mendengar,” – seperti di zaman kuno auditor digunakan untuk mendengarkan pejabat dan orang-orang yang berwenang untuk mengkonfirmasi keabsahan kata-kata mereka.

Menurut definisi, auditing adalah inspeksi resmi dan verifikasi kredibilitas laporan keuangan.

Audit dapat dilakukan oleh manajemen bisnis sebagai proses pengendalian internal atau oleh pemerintah, jika mereka melihat aktivitas keuangan yang mencurigakan.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan pengertian audit secara lengkap, mengapa itu sangat penting, berbagai jenis audit, dan semua hal lain yang perlu Anda ketahui tentang audit untuk akuntansi bisnis kecil Anda.

Pengertian Audit Menurut Para Ahli

pengertian audit

Untuk memahami audit secara lebih mendalam, kita dapat mempelajari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli.

Masing-masing memberikan sudut pandang berbeda, tergantung pada latar belakang dan fokus penelitiannya. Berikut beberapa pengertian audit menurut beberapa ahli:

Arens, Elder, dan Beasley

Menurut Arens, Elder, dan Beasley, pengertian audit adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti secara sistematis terhadap informasi yang dapat diukur tentang entitas ekonomi, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Definisi ini menekankan pentingnya proses sistematis dan adanya standar atau kriteria tertentu dalam pelaksanaan audit.

Alvin A. Arens

Dalam buku Auditing and Assurance Services, Arens menjelaskan bahwa pengertian audit adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif tentang pernyataan kegiatan ekonomi, agar auditor dapat menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan.

Fokus utama Arens terletak pada evaluasi objektif dan kecocokan informasi terhadap standar tertentu.

The American Accounting Association (AAA)

AAA mendefinisikan audit sebagai proses sistematis dan objektif untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti tentang asersi (pernyataan) mengenai tindakan dan kejadian ekonomi, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditentukan.

Pendekatan ini mempertegas aspek objektivitas dan keandalan dalam proses audit.

Sukrisno Agoes

Menurut Sukrisno Agoes, pengertian audit adalah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak independen terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, disertai dengan catatan akuntansi dan bukti pendukung lainnya, dengan tujuan memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.

Di sini terlihat jelas bahwa audit juga bertujuan untuk memberikan pendapat profesional mengenai kewajaran laporan keuangan.

Mulyadi

Pengertian audit menurut Mulyadi adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap asersi (pernyataan) mengenai kegiatan ekonomi dan kejadian, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan, lalu mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih lanjut, Mulyadi menambahkan elemen penting berupa komunikasi hasil audit kepada pengguna laporan, seperti manajemen, investor, atau regulator.

Baca juga: Siklus Audit: Pengertian, Manfaat, Jenis, Dokumen, dan Tahapannya

Apa Manfaat Audit bagi Bisnis?

Setelah mengetahui pengertian audit menurut para ahli, ada baiknya Anda juga mengetahui manfaat audit bagi bisnis.

Berikut adalah beberapa manfaat audit bagi bisnis Anda:

Kredibilitas dan Releabilitas

Dengan sistem audit internal, bisnis Anda dapat membuat laporan keuangan yang akurat dan andal sehingga Anda dapat memperoleh wawasan tentang segmen atau lini produk mana yang berkinerja terbaik dan cara mengalokasikan sumber daya dengan benar.

Selain itu, audit rutin akan membuat pemegang saham Anda percaya bahwa akun Anda benar dan adil serta aman untuk berinvestasi dalam bisnis Anda.

Mencegah Penipuan atau Tindakan Fraud

Jika pemerintah mengaudit laporan keuangan Anda dan menemukan bahwa bisnis Anda telah memanipulasi kesehatan keuangannya, atau menyembunyikan pendapatan dan kerugian, kemungkinan besar Anda akan menghadapi biaya berat dan hukuman hukum.

Bisnis Anda juga akan memperoleh reputasi buruk, dan kemungkinan besar Anda akan kehilangan keandalan di mata pelanggan dan pemangku kepentingan Anda.

Audit internal berulang yang dilakukan oleh auditor profesional atau akuntan perusahaan memainkan peran penting dalam mendeteksi kasus penipuan ini sebelum menjadi substansial dan bermasalah.

Memiliki sistem audit yang ketat untuk mencegah dan menakut-nakuti karyawan atau vendor dari mencoba skema untuk menipu bisnis Anda di tempat pertama.

Apa Tujuan Audit?

Audit bukan sekadar kewajiban formal yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Lebih dari itu, audit memiliki peran penting dalam membantu organisasi menjaga integritas, meningkatkan efisiensi, hingga merencanakan masa depan dengan lebih baik.

Berikut beberapa tujuan utama dari dilakukannya audit:

Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi

Salah satu tujuan utama audit adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua peraturan dan kewajiban hukum yang berlaku di industrinya, seperti standar akuntansi (SAK/PSAK), peraturan pajak, hingga ketentuan dari OJK atau DJP.

Audit membantu pemilik bisnis, manajemen, maupun investor mendapatkan keyakinan bahwa perusahaan tidak menyalahi aturan, sehingga dapat terhindar dari sanksi hukum maupun kerugian reputasi.

Meningkatkan Efisiensi Sistem dan Prosedur

Melalui audit, auditor akan menilai secara mendalam sistem dan pengendalian internal yang digunakan oleh perusahaan.

Dari penilaian tersebut, auditor biasanya akan memberikan rekomendasi perbaikan atau optimalisasi sistem yang dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan.

Sebagai contoh, pada audit yang dilakukan di sebuah perusahaan distribusi, auditor menemukan bahwa proses approval pengeluaran terlalu panjang dan melibatkan banyak pihak.

Rekomendasi dari auditor untuk menyederhanakan alur ini berhasil memangkas waktu proses hingga 30% dan mempercepat pengambilan keputusan keuangan.

Membantu Perencanaan dan Penganggaran

Audit juga berperan dalam memastikan keakuratan laporan keuangan.

Dengan data keuangan yang valid dan terpercaya, perusahaan dapat melakukan perencanaan keuangan, penganggaran, serta pengambilan keputusan bisnis dengan lebih terarah dan minim risiko.

Mendeteksi dan Mencegah Kecurangan

Kecurangan di lingkungan kerja bisa saja tidak terdeteksi dalam waktu lama dan berpotensi menyebabkan kerugian besar.

Audit memungkinkan perusahaan mengidentifikasi kelemahan dalam sistem atau proses internal yang dapat menjadi celah terjadinya fraud.

Selain mendeteksi, audit juga berkontribusi dalam pencegahan dengan memberikan solusi dan kontrol yang diperlukan.

Baca juga: Pengertian Audit Kepatuhan, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Jenis Audit yang Harus Anda Tahu

Dari sekian banyak jenis audit, audit keuangan masih menjadi yang paling umum dilakukan.

Namun, seiring berkembangnya kebutuhan bisnis modern, audit operasional, audit strategis, dan audit Teknologi Informasi (TI) juga mulai mendapatkan perhatian yang cukup besar.

Saat ini, audit telah menjadi proses rutin dan bahkan wajib di banyak organisasi di seluruh dunia.

Perusahaan pun mengalokasikan waktu dan sumber daya yang cukup besar untuk memastikan pembukuan serta proses internal mereka diaudit secara menyeluruh, baik oleh auditor internal maupun eksternal.

Audit internal

Pengertian audit internal adalah audit yang dilakukan oleh auditor atau akuntan yang merupakan bagian dari struktur internal perusahaan.

Tujuan utamanya ialah memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan dan mencatat informasi keuangan secara akurat.

Audit ini juga berfungsi untuk membantu manajemen dalam mengidentifikasi potensi risiko, mencegah kecurangan, serta menghindari pemborosan atau penyalahgunaan aset perusahaan.

Frekuensinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari mingguan, bulanan, hingga tahunan.

Langkah awal dalam audit internal adalah menentukan unit atau departemen mana yang akan diaudit.

Auditor kemudian mengumpulkan data mengenai proses dan pengendalian internal yang berlaku, melakukan pengujian langsung di lapangan, hingga akhirnya menyusun laporan hasil audit.

Temuan tersebut akan dibahas bersama manajemen, lengkap dengan rekomendasi perbaikan yang bisa dilakukan.

Audit Eksternal

Audit eksternal dilakukan oleh pihak ketiga yang independen dari perusahaan.

Biasanya, audit ini berfokus pada evaluasi laporan keuangan untuk memastikan bahwa penyajiannya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Keunggulan audit eksternal terletak pada objektivitasnya.

Karena tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional sehari-hari, auditor eksternal dapat memberikan penilaian yang jujur dan tidak bias.

Tugas utama auditor eksternal meliputi penyusunan rencana audit, pemeriksaan atas akun-akun dan laporan keuangan, analisis terhadap risiko bisnis, serta penyusunan laporan audit yang nantinya akan dibahas dengan manajemen perusahaan.

Audit Pajak

Pengertian audit pajak atau lebih dikenal sebagai pemeriksaan pajak adalah proses yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menguji kepatuhan wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan.

Pemeriksaan ini bisa dilakukan secara acak, namun umumnya dipicu oleh indikasi ketidakwajaran, seperti potongan pajak yang tidak lazim atau sumber penghasilan yang mencurigakan.

Saat audit pajak dilakukan, DJP akan meminta dokumen pendukung yang relevan dan bisa dilakukan secara tatap muka maupun melalui komunikasi tertulis.

Pemeriksaan bisa berlangsung di kantor DJP maupun langsung di lokasi usaha (audit lapangan), di mana petugas pajak juga akan mengamati aktivitas bisnis secara langsung.

Audit Strategis, Operasional, dan TI

Selain audit keuangan dan pajak, perusahaan kini juga banyak melakukan audit operasional, strategis, dan audit TI.

Ketiga jenis audit ini semakin penting karena organisasi menghadapi lingkungan yang semakin dinamis dan kompleks.

  • Audit operasional fokus pada efisiensi dan efektivitas proses bisnis internal.
  • Audit strategis mengevaluasi sejauh mana strategi perusahaan sudah selaras dengan dinamika pasar dan faktor eksternal lainnya.
  • Audit TI menilai kesiapan sistem informasi dan infrastruktur teknologi untuk mendukung tujuan organisasi, serta mengevaluasi risiko keamanan dan kepatuhan sistem terhadap kebijakan TI.

Dalam dunia bisnis yang sangat bergantung pada teknologi, audit TI telah menjadi kebutuhan utama, sejajar pentingnya dengan audit keuangan dan operasional.

Audit ini membantu memastikan bahwa sistem TI perusahaan tidak hanya aman, tetapi juga mendukung pencapaian tujuan bisnis secara menyeluruh.

Baca juga: Audit Operasional: Definisi,Tujuan, dan Tahapannya

Cara Membuat Rencana Audit

pengertian audit

Baik Anda menggunakan auditor internal maupun eksternal, penting untuk menyusun dan mengikuti rencana audit yang terstruktur dan efisien.

Rencana ini akan menjadi panduan dalam proses audit, sekaligus memastikan bahwa semua area penting telah dicakup.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk membangun rencana audit yang efektif:

1. Lakukan penilaian risiko

Sebelum audit dimulai, pahami dulu konteks industri dan kondisi operasional perusahaan yang akan diaudit.

Identifikasi potensi risiko yang bisa menghambat manajemen dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

Risiko ini bisa bersifat finansial, operasional, atau bahkan terkait kepatuhan terhadap regulasi.

2. Pelajari Kebijakan dan Prosedur Perusahaan

Telusuri kebijakan internal perusahaan yang berkaitan dengan akuntansi, pelaporan keuangan, dan pengendalian internal.

Misalnya, bagaimana perusahaan menangani kapitalisasi aset, pencatatan persediaan, penilaian, hingga konsolidasi laporan. Jika dibutuhkan, mintalah dokumen tambahan untuk memahami kebijakan secara menyeluruh.

3. Tentukan Area yang Perlu Perhatian Khusus

Beberapa perusahaan, terutama yang bergerak di industri kompleks, mungkin memiliki area tertentu yang lebih rawan atau sulit diawasi.

Area-area seperti ini perlu penanganan audit yang lebih mendalam.

Jika Anda menemukan area seperti ini dalam penilaian risiko, pastikan untuk mencatatnya dan merancang prosedur khusus untuk menanganinya.

4. Bangun Ekspektasi Analitik

Audit yang baik juga melibatkan analisis data historis dan tren keuangan perusahaan.

Gunakan analisis rasio dan indikator lainnya untuk melihat bagaimana kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan standar atau rata-rata industri.

Ini akan membantu Anda mengidentifikasi kejanggalan atau potensi masalah yang perlu diselidiki lebih lanjut.

5. Rancang Prosedur Audit

Prosedur yang dikembangkan untuk audit Anda terbagi dalam dua kategori:

Pengujian pengendalian internal

Prosedur ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan, apakah cukup kuat untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan dan kecurangan.

Semakin kuat kontrol internalnya, biasanya pengujian bisa lebih ringan.

Pengujian substantif

Fokus pada verifikasi langsung terhadap transaksi dan saldo akun selama periode audit.

Jika ada area berisiko tinggi, tingkatkan pengujian substantif agar hasil audit lebih akurat dan dapat diandalkan.

6. Evaluasi dan Penyesuaian Selama Proses Audit

Rencana audit bukan dokumen yang kaku.

Selama proses berlangsung, Anda mungkin menemukan akan risiko baru atau perubahan kondisi.

Jika itu terjadi, evaluasi kembali rencana Anda dan sesuaikan prosedur yang diperlukan.

Fleksibilitas ini penting agar hasil audit tetap relevan dan mencerminkan kondisi perusahaan secara akurat.

Baca juga: Memahami Audit Forensik, Contoh, dan Bedanya dengan Audit Internal

Tahapan-Tahapan Audit

Audit yang baik tidak hanya fokus pada hasil akhirnya, tetapi juga pada proses yang dijalankan secara sistematis dan menyeluruh.

Proses audit secara umum terdiri dari empat tahapan utama, yang masing-masing memiliki peran penting dalam menghasilkan laporan audit yang objektif dan berkualitas.

Berikut penjelasannya:

1. Perencanaan audit

Perencanaan audit merupakan tahap awal yang menjadi fondasi dari seluruh proses audit.

Auditor akan mulai dengan memahami struktur bisnis, sistem keuangan, serta lingkungan operasional perusahaan yang akan diaudit.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi area risiko, menentukan ruang lingkup audit, dan menyusun rencana kerja yang efisien.

Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:

  • Melakukan penilaian risiko
  • Meninjau kebijakan dan prosedur perusahaan
  • Menentukan tujuan audit
  • Menyusun jadwal dan tim audit
  • Menyusun program audit (audit program)

Perencanaan yang matang akan membantu auditor bekerja lebih fokus dan meminimalkan risiko kesalahan selama proses audit berlangsung.

2. Pelaksanaan audit

Pada tahap ini, auditor mulai mengumpulkan bukti-bukti audit sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai teknik, seperti wawancara, observasi, pemeriksaan dokumen, dan pengujian langsung terhadap transaksi.

Aktivitas utama dalam pelaksanaan audit meliputi:

  • Melakukan pengujian pengendalian internal
  • Melakukan pengujian substantif atas transaksi dan saldo
  • Mengevaluasi kecukupan dan keandalan bukti yang diperoleh
  • Mencatat temuan atau penyimpangan yang ditemukan selama audit

Tahap ini membutuhkan ketelitian tinggi, karena hasilnya akan menjadi dasar dalam menarik kesimpulan audit.

Baca juga: Audit Sampling: Pengertian, Manfaat, Tahapan dan Contohnya

3. Pelaporan audit

Setelah semua bukti terkumpul dan dianalisis, auditor akan menyusun laporan audit. Laporan ini mencakup:

  • Ringkasan temuan audit
  • Rekomendasi perbaikan atau tindak lanjut
  • Opini auditor atas kewajaran laporan keuangan (jika audit keuangan)

Laporan audit bertujuan memberikan informasi objektif kepada manajemen, pemilik usaha, atau pihak eksternal seperti investor dan regulator.

Jenis opini dalam audit keuangan bisa berupa wajar tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, atau opini tidak menyatakan pendapat.

4. Tindak lanjut audit

Audit tidak berhenti setelah laporan selesai dibuat. Auditor atau tim manajemen internal biasanya akan melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa rekomendasi dalam laporan benar-benar ditindaklanjuti.

Tindak lanjut audit bisa berupa:

  • Evaluasi implementasi rekomendasi
  • Monitoring perbaikan sistem/prosedur
  • Audit lanjutan jika diperlukan

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa proses audit memberikan dampak nyata bagi perbaikan internal perusahaan.

Bagaimana Cara Membuat Laporan Audit?

Laporan audit merupakan dokumen penting yang merangkum hasil pemeriksaan auditor terhadap kegiatan, sistem, atau laporan keuangan perusahaan.

Agar informasi yang disampaikan mudah dipahami dan tetap profesional, laporan ini perlu disusun secara sistematis.

Berikut ini adalah struktur umum laporan audit beserta penjelasan masing-masing bagiannya.

Ruang lingkup dan tujuan

Bagian ini menjelaskan apa yang menjadi tujuan audit dan seberapa luas pemeriksaan dilakukan. Auditor perlu mencantumkan informasi seperti:

  • Dokumen apa saja yang diperiksa
  • Periode waktu yang diaudit
  • Departemen atau bagian perusahaan mana yang menjadi fokus audit

Tujuan audit akan berbeda tergantung pada jenis audit yang dilakukan.

Misalnya, dalam audit keuangan, tujuannya bisa untuk menilai apakah laporan keuangan telah disusun sesuai standar akuntansi.

Di sisi lain, audit operasional bisa bertujuan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses bisnis.

Informasi ini penting untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai batasan dan sasaran dari audit tersebut.

Ringkasan laporan eksekutif

Ringkasan eksekutif berisi inti dari laporan audit dalam versi singkat dan padat.

Umumnya, bagian ini tidak lebih dari dua halaman dan ditujukan untuk pembaca yang membutuhkan informasi secara cepat, seperti manajemen puncak atau pemangku kepentingan lainnya.

Gunakan poin-poin atau tabel untuk menampilkan informasi secara jelas dan ringkas. Isinya bisa mencakup:

  • Risiko utama yang ditemukan
  • Area yang perlu diperbaiki
  • Rekomendasi perbaikan dan tenggat waktunya

Penulisan ringkasan ini perlu dilakukan secara cermat, karena menjadi bagian pertama yang dibaca dan akan menentukan kesan awal terhadap keseluruhan laporan.

Temuan audit

Setelah proses pemeriksaan selesai, auditor akan menyampaikan hasil observasinya dalam bagian ini. Temuan audit bisa mencakup:

  • Kesalahan pencatatan atau ketidaksesuaian dalam laporan
  • Kelemahan dalam pengendalian internal
  • Pelanggaran kebijakan perusahaan
  • Indikasi penipuan atau penyalahgunaan akses

Auditor juga harus menjelaskan bagaimana temuan tersebut diperoleh, sumber data yang digunakan, serta tindakan atau prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tersebut.

Setiap temuan sebaiknya disertai dengan penjelasan yang objektif dan berdasarkan fakta.

Pendapat auditor

Di bagian ini, auditor menyampaikan penilaiannya secara resmi terhadap kondisi yang diaudit.

Pendapat ini merupakan hasil akhir dari proses audit dan mencerminkan kesimpulan profesional auditor.

Jenis pendapat yang umum digunakan antara lain:

  • Opini wajar tanpa pengecualian
  • Opini wajar dengan pengecualian
  • Opini tidak wajar
  • Tidak memberikan opini

Pendapat ini disampaikan berdasarkan tingkat keyakinan auditor terhadap kelayakan laporan atau sistem yang telah diperiksa.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa mempelajari jenis-jenis pendapat audit di artikel ini: Apa itu Opini Audit? Berikut Pengertian, Faktor dan 5 Jenisnya

Dasar pemberian pendapat

Bagian ini menjelaskan alasan dan dasar yang mendukung opini yang telah disampaikan auditor. Isinya dapat mencakup:

  • Standar audit yang digunakan (misalnya, standar audit yang berlaku di Indonesia)
  • Tanggung jawab masing-masing pihak, baik auditor maupun manajemen
  • Prosedur audit yang dilakukan
  • Cakupan dan kecukupan bukti audit yang dikumpulkan

Apabila audit dilakukan oleh auditor eksternal, perlu ditegaskan bahwa proses dilakukan secara independen untuk menjaga objektivitas hasil audit.

Rekomendasi

Setelah menyampaikan temuan, auditor akan memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen.

Tujuan rekomendasi ini adalah untuk:

  • Menyempurnakan sistem pengendalian internal
  • Mengurangi risiko yang teridentifikasi
  • Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi atau kebijakan internal

Rekomendasi perlu diikuti dengan tindakan nyata dari manajemen.

Tidak cukup hanya menerima saran, perusahaan juga harus menunjuk pihak yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti dan memastikan efektivitas perbaikan tersebut.

Penting juga bagi perusahaan untuk melakukan pemantauan secara berkala terhadap hasil tindak lanjut, agar manfaat audit dapat dirasakan secara optimal.

Baca juga: Audit Perusahaan: Pengertian, Jenis, Tahapan, dan Contohnya

5 Tips Dalam Melakukan Audit Keuangan

1. Tentukan tujuan audit

Saat melakukan audit internal, pastikan Anda memiliki tujuan yang jelas tentang apa yang ingin Anda capai.

Tanyakan pada diri Anda mengapa Anda melakukan audit, dan tindakan apa yang akan Anda ambil tergantung pada hasilnya.

2. Buat prioritas

Audit internal dilakukan dengan cara meninjau memeriksa dokumen informasi yang sangat banyak.

Untuk menghindari pemborosan waktu, prioritaskan proses yang memerlukan audit segera, berdasarkan tujuan audit.

3. Periksa setiap transaksi yang bisnis

Pastikan Anda telah mengklaim potongan bisnis yang valid.

Simpan semua kwitansi pengeluaran Anda, dan jangan campurkan pengeluaran Anda sebagai potongan bisnis.

4. Memahami siklus akuntansi

Siklus akuntansi adalah proses multi-langkah yang menganalisis dan mencatat data keuangan Anda, dan menerjemahkannya ke dalam laporan keuangan.

Dengan mengikutinya, Anda menyimpan entri jurnal terkini yang akurat dari transaksi Anda, mematuhi peraturan federal, dan menghindari audit pemerintah.

5. Gunakan software akuntansi yang tepat

Cara terbaik untuk memastikan proses audit berjalan lancar adalah dengan merampingkan proses pembukuan Anda dengan software akuntansi berbasis cloud seperti Kledo.

Dengan menggunakan Kledo, Anda dapat mengotomatiskan sebagian besar tugas akuntansi Anda seperti membuat jurnal transaksi, menghitung pembayaran, atau membuat laporan keuangan.

Ucapkan selamat tinggal pada sebagian besar kesalahan akuntansi Anda, hilangkan risiko fraud, dan jangan takut jika Anda akan diaudit oleh pemerintah.

Coba sendiri software akuntansi Kledo dengan uji coba gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan di bawah ini:

Banner 3 kledo

Hal yang Serting Ditanyakan Mengenai Audit

1. Apa yang Dilakukan Auditor?

Auditor adalah spesialis yang mengevaluasi dan meninjau keuangan perusahaan Anda untuk memastikan keuangan tersebut disimpan secara akurat dan mematuhi persyaratan hukum. Auditor juga dapat bertindak sebagai penasihat dan menyarankan tindakan manajemen risiko atau penghematan biaya.

Baca juga: 5 Syarat yang Wajib Dipenuhi untuk Menjadi Seorang Auditor

2. Apa Saja yang Bisa Memicu Pemeriksaan Pajak?

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak karena berbagai alasan.

Beberapa pemicu umum antara lain:

  • Adanya kesalahan dalam perhitungan pajak
  • Tidak melaporkan seluruh penghasilan
  • Klaim pengurangan pajak yang tidak wajar (misalnya sumbangan amal yang jumlahnya tidak konsisten dengan profil wajib pajak)
  • Pengurangan biaya usaha yang terlalu besar
  • Perbedaan data antara laporan pajak dan data pihak ketiga (misalnya dari perbankan atau instansi lain)

Pemeriksaan pajak dilakukan bukan untuk menghukum, tetapi untuk memastikan bahwa kewajiban perpajakan dipenuhi dengan benar dan sesuai ketentuan.

3. Apa yang Terjadi Selama Audit Pajak?

Secara umum, ada tiga kemungkinan hasil dari pemeriksaan pajak:

  1. Wajib pajak setuju dengan hasil pemeriksaan
    Jika Anda sepakat dengan koreksi atau penyesuaian yang diberikan oleh pemeriksa, maka Anda akan diminta menandatangani dokumen persetujuan dan melanjutkan ke proses penyelesaian pembayaran (jika ada kekurangan bayar).
  2. Wajib pajak tidak setuju dengan hasil pemeriksaan
    Dalam hal ini, Anda memiliki hak untuk mengajukan keberatan atau banding. Proses keberatan ini akan ditangani oleh otoritas yang berbeda dari pemeriksa awal untuk menjaga objektivitas.
  3. Tidak ada perubahan (status quo)
    Artinya, setelah dilakukan pemeriksaan, DJP menyimpulkan bahwa laporan pajak Anda sudah sesuai. Tidak ada penyesuaian atau kewajiban tambahan.

Baca juga: Mengenal 3 Standar Audit yang Berlaku di Indonesia

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap mengenai pengertian audit yang bisa Anda gunakan untuk membantu Anda dalam memudahakan proses meninjau dan mengkonfirmasi laporan keuangan Anda.

Agar proses audit berjalan dengan efisien, pastikan Anda melakukan proses pembukuan bisnis sesuai standar yang berlaku dan sebisa mungkin hindari proses manual yang memakan waktu dan rentan terhadap risiko kesalahan informasi keuangan bisnis.

Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo yang sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.

Dengan menggunakan Kledo Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan pembukuan, membuat laporan keuangan, proses rekonsiliasi transaksi yang mudah, dan masih banyak lagi fitur Kledo yang akan membantu Anda membesarkan bisnis.

Tertarik? Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 + 18 =