Akuntansi membagi akun menjadi 3 jenis yaitu akun riil, akun nominal, dan akun campuran.
Akun riil adalah akun yang mencatat posisi aset, kewajiban, dan ekuitas. Akun nominal adalah akun yang mencatat pendapatan dan beban yang bersifat sementara. Sedangkan akun campuran merupakan akun gabungan antara riil dan nominal.
Pada umumnya, masih banyak pelaku bisnis yang kesulitan membedakan antara akun riil dan nominal.
Oleh karenanya, pada artikel ini kami akan membahas seputar akun nominal, perbedaannya dengan akun riil, dan contoh penjurnalannya.
Pengertian Akun Nominal
Dalam akuntansi, akun nominal adalah akun buku besar yang ditutup pada akhir setiap tahun akuntansi. Akibatnya, akun nominal disebut juga sebagai akun sementara.
Akun sementara adalah akun yang ditutup pada akhir setiap periode akuntansi dan memulai periode baru dengan saldo nol.
Akun-akun ditutup untuk mencegah saldonya bercampur dengan saldo periode akuntansi berikutnya.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan keuntungan yang dihasilkan dan aktivitas akuntansi setiap periodenya.
Baca juga: Cost Volume Profit: Pengertian, Komponen, dan Cara Analisis
Akun yang Termasuk dalam Akun Nominal
Pada dasarnya, rekening nominal terdiri dari tiga akun yaitu akun pendapatan, beban, dan ikhtisar laba rugi.
Berikut merupakan penjelasan ketiga akun tersebut:
1. Pendapatan
Pendapatan mengacu pada jumlah total uang yang diperoleh perusahaan, dan akun harus ditutup pada akhir tahun akuntansi.
Untuk menutup akun pendapatan, akuntan membuat entri debit untuk seluruh saldo pendapatan.
Misalnya, jika total pendapatan yang dicatat adalah Rp. 20.000.000, maka entri debit dengan jumlah yang sama harus ditulis dalam akun pendapatan.
Kemudian, dalam akun ikhtisar laba rugi, kredit yang sesuai sebesar Rp. 20.000.000 dicatat untuk menjaga keseimbangan entri jurnal.
Dalam bisnis, pendapatan dibagi menjadi dua jenis yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.
Pendapatan operasional merupakan penerimaan perushaan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan seperti kegiatan penjualan.
Adapun contoh dari akun pendapatan yaitu:
- Pendapatan jasa bagi perusahaan jasa
- Pendapatan penjualan yang diperoleh perusahaan dagang
Sementara itu, pendapatan non operasional merupakan penerimaan penghasilan yang diperoleh perusahaan di luar aktivitas bisnis utamanya. Sehingga, pendapatan ini sifatnya tidak tetap.
Contoh dari pendapatan non operasional ini yaitu:
- Penjualan aset tanah
- Pendapatan dividen
Baca juga: Barang Ekonomis: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
2. Beban
Beban adalah bagian penting dari bisnis apa pun karena mereka membuat perusahaan tetap berjalan.
Akun beban adalah akun sementara yang menunjukkan semua yang dikeluarkan perusahaan untuk operasinya, termasuk iklan dan persediaan, dan pengeluaran lainnya.
Misalnya, pada akhir tahun pembukuan, jumlah total pengeluaran dicatat sebesar Rp. 5.000.000.
Jumlah tersebut dipindahkan ke ikhtisar laba rugi dengan mengkredit akun beban, akibatnya meniadakan saldo, dan jumlah yang sama dicatat sebagai debit ke akun ikhtisar laba rugi.
Dalam menjalankan bisnis, beban terbagi menjadi dua jenis yaitu beban operasional dan beban non operasional.
Beban operasional merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai semua aktivitas operasional bisnis.
Contohnya meliputi:
- Beban gaji tenaga kerja
- Beban listrik
- Beban sewa
- Beban iklan
- Beban angkutan pengiriman
Sedangkan, beban non operasional adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai kegiatan di luar aktivitas utama bisnisnya.
Contohnya meliputi:
- Beban bunga
- Denda Pajak
Anda juga bisa membaca artikel mengenai kode akuntansi secara mendalam melalui tautan ini.
3. Ikhtisar Laba Rugi
Ikhtisar laba rugi adalah akun sementara perusahaan tempat pendapatan dan beban dialihkan.
Setelah dua akun lainnya ditutup, maka perusahaan bisa mengetahui nilai laba bersih.
Mengambil contoh di atas, total pendapatan Rp. 20.000.000 dikurangi total biaya Rp. 5.000.000 memberikan laba bersih sebesar Rp. 15.000.000 sebagaimana tercermin dalam ringkasan laba rugi.
Karena ikhtisar laba rugi adalah akun sementara, maka perlu dipindahkan ke akun modal dengan membuat entri debit Rp. 15.000.000 dari ikhtisar laba rugi dan membuat entri kredit ke akun modal.
Perbedaan Akun Nominal dan Akun Riil
Sebelum Anda memahami perbedaan antara akun nominal dan akun riil, ada baiknya Anda memahami apa akun riil itu sendiri.
Akun riil adalah akun yang tidak ditutup pada akhir tahun buku kemudian dilaporkan dalam neraca.
Perlu Anda ketahui, bahwa neraca adalah ringkasan aset, ekuitas, dan kewajiban bisnis. Maksud penyebutan riil seperti yang digunakan dalam akun ini mengacu pada sifat berkelanjutan dari jenis akun.
Akun nominal disebut juga sebagai akun sementara dan diartikan sebagai akun yang akan menentukan rugi atau laba bersih di neraca keuangan Anda.
Sementara akun riil sebagai akun permanen karena saldo tahun akuntansi pada tahun berjalan tidak ditutup pada akhir periode dan dijadikan sebagai saldo awal di tahun selanjutnya.
Secara lebih lengkap, berikut 4 perbedaan mendasar antara akun nominal dengan akun riill:
Waktu Tutup Akun
Akun nominal harus ditutup pada akhir tahun sehingga pada tahun berikutnya saldo rekening nominal menjadi nol.
Sementara akun riil tidak ditutup pada akhir periode dan jumlah saldo yang ada di akhir periode akan dijadikan sebagai saldo awal pada periode akuntansi selanjutnya.
Jenis Akun
Rekening nominal terdiri dari akun seperti pendapatan, laba, beban, dan kerugian sementara akun riil terdiri dari akun aset, ekuitas, dan liablitias.
Laporan Keuangan yang Digunakan
Rekening nominal dilaporkan di laporan laba rugi sedangkan transaksi rekening riil dilaporkan di dalam neraca.
Tujuan Penggunaan Akun
Tujuan utama dari penggunaan rekening nominal adalah untuk mengetahui keuntungan dan kerugian bersih dari bisnis.
Sedangkan tujuan utama penggunaan akun riil dalam bisnis adalah untuk menentukan posisi keuangan perusahaan. Berapa banyak aset yang dimiliki dan berapa jumlah liablitas yang ditanggung perusahaan.
Baca juga: EPS Adalah: Pengertian, Rumus, dan Contoh Penghitungannya
Contoh Penyelesaian Jurnal Penutup Akun Nominal
Dalam akuntansi, kita sering menyebut proses penutupan sebagai penutupan pembukuan.
Adapun akun yang harus ditutup hanyalah akun pendapatan, beban, dan dividen saja. Sedangkan kelompok aset, liablitas, dan ekuitas tidak perlu ditutup pada akhir periode.
Sebelum itu, perhatikan rumus pencatatan transaksi akuntansi di bawah ini:
Akun | Bertambah | Berkurang |
Pendapatan | Kredit | Debet |
Pengeluaran | Debet | Kredit |
Dividen | Debet | Kredit |
Jika Anda ingin menutup akun nominal, maka Anda harus membuat saldo akun nol dengan cara membalik sisi debit dan kredit.
Untuk itu, Anda perlu menggunakan akun penutupan sementara baru yang disebut ikhtisar laba rugi untuk menyimpan item-item penutup sampai kami mendapatkan ikhtisar laba rugi penutupan menjadi Laba Ditahan.
Menutup akun berarti membuat saldo menjadi nol.
Agar lebih jelas, di bawah ini merupakan neraca akun nominal akhir periode yang perlu ditutup.
Pada tabel neraca tersebut, terdapat beberapa akun pendapatan dan beban yang harus diutup pada akhir periode akuntansi.
Akun | Debit | Kredit |
Laba Ditahan | 6.100.000 | |
Pendapatan Layanan | 36.500.000 | |
Pendapatan Bunga | 600.000 | |
Beban Gaji | 18.360.000 | |
Biaya Sewa | 1.200.000 | |
Beban Utilitas | 500.000 | |
Biaya Asuransi | 200.000 | |
Beban Perlengkapan | 7.000.000 | |
Beban penyusutan | 750.000 |
Neraca saldo di atas menunjukkan posisis laba ditahan, pendapatan, dan beban perushaan.
Laba ditahan sebesar Rp. 6.100.000 dijadikan sebagai saldo awal dan nantinya akan ditambahkan dengan nilai laba berikutnya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah membuat jurnal penutup akun nominal di akhir periode:
Langkah 1: Menutup Akun Pendapatan
Menutup akun nominal berarti membuat saldo menjadi nol.
Pada neraca saldo yang disesuaikan diketahui bahwa akun pendapatan memiliki saldo kredit.
Untuk membuat akun tersebut mempunyai saldo, Anda harus membalik sisi kredit ke debit dan sebaliknya.
Akun pendapatan bersaldo normal di kredit dan untuk menutupnya maka Anda harus mendebit akun pendapatan di debit dan mengkredit akun Ringkasan Pendapatan.
Adapun kredit ke ikhtisar laba rugi harus sama dengan total pendapatan dari laporan laba rugi.
Sehingga, jurnal penutup akun pendapatan menjadi seperti ini:
Debit | Kredit | |
Pendapatan Layanan | 36.500.000 | |
Pendapatan Bunga | 600.000 | |
Ringkasan pendapatan | 37.100.000 |
Langkah 2: Menutup Akun Beban
Akun beban memiliki saldo normal di debit sehingga untuk menghilangkan saldonya, Anda akan melakukan kebalikannya atau mengkredit akun.
Sama seperti pada langkah 1, Anda akan menggunakan Ikhtisar Laba Rugi sebagai akun sementara tapi kali ini kita akan mendebit Ikhtisar Laba Rugi.
Total debet ke ikhtisar laba rugi harus sesuai dengan total pengeluaran dari laporan laba rugi.
Debet | Kredit | |
Ringkasan pendapatan | 28.010.000 | |
Beban Gaji | 18.360.000 | |
Biaya Sewa | 1.200.000 | |
Beban Utilitas | 500.000 | |
Biaya Asuransi | 200.000 | |
Beban Perlengkapan | 7.000.000 | |
Beban penyusutan | 750.000 |
Langkah 3: Menutup Akun Ikhtisar Laba Rugi
Pada tahap ini, Anda telah menutup akun pendapatan dan pengeluaran ke dalam ringkasan pendapatan.
Saldo dalam ikhtisar laba rugi sekarang mewakili kredit Rp. 37.100.000 dan debit Rp. 28.010.000
Kemudian kedua angka tersebut dijumlahkan = 37.100.000 (kredit) – 28.01.000 (debit)= 9.090.000 (kredit).
Angka tersebut selanjutnya akan di kredit sebagai laba ditahan dan di debit pada ikhtisar laba rugi.
Debet | Kredit | |
Ringkasan Pendapatan (37.100.000 – 28.010.000) | 9.090.000 | |
Laba Ditahan | 9.090.000 |
Jika pengeluaran lebih besar dari pendapatan, kita akan mengalami rugi bersih. Rugi bersih akan mengurangi laba ditahan sehingga kita akan melakukan kebalikannya dalam entri jurnal ini dengan mendebit Laba Ditahan dan mengkredit Ikhtisar Laba Rugi.
Langkah 4: Tutup akun Dividen (atau penarikan)
Setelah kita menambahkan laba bersih (atau mengurangi rugi bersih) pada laporan laba ditahan, apa yang kita lakukan selanjutnya?
Selanjutnya adalah mengurangi dividen untuk mendapatkan laba ditahan akhir.
Pada laporan neraca di atas menunjukkan bahwa perusahaan tidak membayar dividen tahun ini sehingga tidak perlu membuat jurnal penutup.
Adapun bunyi ayat jurnal penutup dividen yakni sebagai berikut:
Debet | Kredit | |
Laba Ditahan | xxx | |
Dividen | xxx |
Saldo dalam dividen, pendapatan, dan pengeluaran semuanya akan menjadi nol, hanya menyisakan akun permanen untuk neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo menunjukkan saldo akhir dari semua akun aset, kewajiban, dan ekuitas yang tersisa.
Perubahan utama dari neraca saldo yang disesuaikan adalah pendapatan, beban, dan dividen semuanya nol dan saldonya telah dimasukkan ke dalam laba ditahan.
Neraca saldo setelah penutupan akun nominal adalah:
Debet | Kredit | |
Kas | 10.000.000 | |
Piutang usaha | 25.000.000 | |
Bunga tagihan | 600.000 | |
persediaan | 1.500.000 | |
Asuransi prabayar | 2.200.000 | |
truk | 40.000.000 | |
Akum. Depresiasi-Truk | 750.000 | |
Akun hutang | 25.000.000 | |
Pendapatan diterima dimuka | 3.000.000 | |
Hutang Gaji | 360.000 | |
Saham biasa | 35.000.000 | |
Laba Ditahan (6.100 + 9.090) | 15.190.000 | |
TOTAL | 79.300.000 | 79.300.000 |
Baca juga: Harga Pokok Produksi: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
FAQ
Apa itu akun nominal dan akun riil?
Akun nominal adalah jenis akun dalam akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pendapatan, biaya, kerugian, dan keuntungan. Akun-akun ini biasanya memiliki saldo awal nol setiap tahun buku baru.
Sementara akun riil adalah jenis akun dalam akuntansi yang digunakan untuk mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Akun-akun ini memiliki saldo awal yang dapat berubah seiring waktu.
Apa perbedaan akun nominal dan akun riil?
Perbedaan utama antara nominal akun dan akun riil terletak pada jenis transaksi yang dicatat.
Akun nominal mencatat pendapatan, biaya, kerugian, dan keuntungan, sementara akun riil mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Apa saja yang termasuk akun nominal dan akun riil?
Beberapa contoh akun nominal meliputi pendapatan penjualan, biaya gaji, biaya listrik, beban sewa, pendapatan bunga, beban bunga, dan laba bersih.
Sedangkan contoh akun riil meliputi kas, piutang, persediaan, aset tetap, utang, modal, dan laba ditahan.
Kesimpulan
Demikian penjelasan seputar pengertian akun nominal, perbedaannya dengan akun riil, dan contoh penjurnalannya.
Perlu diketahui, bahwa dalam menjalankan bisnis, Anda pasti akan sering menemukan pos rekening nominal pada transaksi bisnis Anda.
Untuk itu, Anda harus melakukan pencatatan dan pembukuan secara rutin agar tahu bagaimana posisis keuangan bisnis Anda.
Sekarang, Anda bisa melakukan pembukuan dan pencatatan akuntansi secara mudah dengan menggunakan software akuntansi Kledo.
Dengan fitur akuntansi terbaik, Kledo akan mendukung kelancaran bisnis Anda.
Jika Anda ingin mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari Anda bisa mengunjungi link ini.
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024