Apa itu prive? Ilustrasi ini mungkin bisa sedikit membantu pemahaman Anda.
Bayangkan Anda adalah seorang pemilik bisnis. Pada awal pendirian, Anda menyetorkan modal untuk bisnis baik berupa uang tunai, mesin produksi, gedung, tanah, dan aset lainnya.
Seiring berjalannya waktu, bisnis Anda semakin berkembang pesat dan Anda ingin menarik sejumlah kas tunai bisnis untuk kepentingan pribadi Anda.
Apakah hal tersebut diperbolehkan? Tentu saja boleh, dong.
Nah, sejumlah aset bisnis yang Anda ambil tersebut dinamakan prive.
Untuk membantu agar semakin memahami prive, artikel ini akan membahas poin-poin penting mengenai prive dan cara penjurnalannya.
Apa Itu Prive?
Prive merupakan istilah dalam bisnis dimana pemilik bisnis atau para investor melakukan penarikan modal atau aset untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk bisnis.
Dalam dunia bisnis, penarikan sejumlah modal demi kepentingan pribadi diperbolehkan dengan syarat harus mengikuti prosedur dan peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut.
Memang, prive merupakan hak investor yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Namun, penarikan prive ini harus dengan persetujuan dewan komisaris. Apabila mereka sudah setuju, maka investor boleh menarik aset atau modal untuk kepentingan pibadi.
Di akuntansi, prive bersaldo normal di kolom debit dan akan memengaruhi posisi ekuitas perusahaan.
Baca juga: Job Order Costing: Pembahasan Lengkap dan Cara Menghitungnya
Penjelasan Umum Prive
Setelah mengetahui apa itu prive, selanjutnya Anda perlu memahami transaksi yang tergolong ke dalam prive.
Di dalam bisnis, prive tidak hanya identik dengan penarikan kas yang dilakukan oleh owner maupun investor. Cakupan prive lebih luas karena menyangkut segala hal yang berhubungan dengan penarikan aset bisnis.
Jadi, owner dan investor boleh melakukan prive dengan melakukan penarikan aset perubahan yang berupa peralatan bisnis, kendaraan, persediaan yang tak terjual, dan aset lainnya bisa bisa diambil untuk digunakan sebagai kepentingan pribadi.
Perlu Anda ketahui, bahwa prive ini akan mengurangi posisi ekuitas baik dari pemilik maupun keseluruhan modal bisnis.
Selain itu, akun prive ini lazim digunakan di entitas bisnis yang belum berbadan hukum secara resmi. Misalnya, di perusahaan perorangan dan kemitraan seperti Firma dan CV yang jarang sekali memisahkan aset antara owner dengan bisnis.
Sementara itu, bisnis yang sudah berbadan hukum secara resmi seperti perusahaan terbuka dan multinasional, mewajibkan pemisahana antara aset pemilik dengan aset perusahaan.
Sehingga, mereka tidak membutuhkan akun prive dalam pencatatan akuntansi untuk memisahkan aset pemili dan bisnis seperti yang terjadi pada perusahaan perorangan dan kemitraan.
Baca juga: Deadweight Loss: Pengertian, Bentuk, Penyebab dan Contohnya
Kategori Prive
Prive dibagi menjadi empat kategori utama yang akan dijelaskan lewat rangkuman poin-poin berikut ini:
1. Gaji untuk Sekutu Aktif dan Sekutu Pasif
Gaji yang menjadi hak milik sekutu aktif dan sekutu pasif yang belum dialokasikan ke dalam saham entitas masuk ke dalam kategoru prive.
Mereka berhak memperoleh gaji karena telah berperan aktif dan berkontribusi pada aktivitas bisnis perusahaan.
Adapun gaji bagi sekutu aktif dan sekutu pasif akan dicatat sebagai prive, dengan catatan bahwa gaji tersebut tidak dimasukkan ke dalam pembagian dividen.
2. Pembagian Laba atau Keuntungan
Tujuan utama menjalankan bisnis adalah mendapatkan laba yang sebesar-besarnya untuk kemudian dibagikan kepada pemilik dan juga para investor.
Pembagian laba ini termasuk ke dalam katgori prive karena berkaitan dengan finansial bisnis yang berasal dari laba selama periode tertentu.
Selain itu, aktivitas bisnis ini diakui sebagai prive karena melibatkan owner dan para investor.
3. Pemakaian Dana Perusahaan untuk Kepentingan Pribadi
Penggunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi owner atau investor memang diperbolehkan karena ini merupakan hak yang harus mereka dapatkan.
Untuk mengontrol keuangan bisnis, oleh karenanya penarikan ini akan dibukukan sebagai prive yang akan mengurangi modal awal owner atau investor dan modal bisnis secara keseluruhan.
Di lain sisi, setiap entitas bisnis tentu memiliki pakem peraturan yang mengatur mekanisme dan ketentuan penggunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika perusahaan tidak mempunyai peraturan terkait prive. Penarikan aset perusahaan akan dilakukan sekenanya dan membahayakan posisi keuangan perusahaan.
Oleh karenanya, penting sekali bagi bisnis untuk mengatur mekanisme prive.
Hal ini tentunya didasari atas kesepakatan bersama dan dengan kesadaran untuk tetap menjaga kestabilan finansial perusahaan.
4. Penarikan Dana oleh Sekutu Aktif dan Sekutu Pasif
Sebenarnya, kategori keempat ini hampir sama dengan kategori sebelumnya. Bedanya, kategori ini hanya berlaku khusus di badan usaha berbentuk CV yang mempunyai sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu aktif adalah pihak yang bertanggung jawab secara penuh untuk menjalankan kegitana operasional perusahaan. Sementara itu, sekutu pasif adalah pihak yang hanya memberikan modal usaha dan tidak ikut dalam menjalankan aktivitas operasional CV.
Baik sekutu aktif dan sekutu pasif, boleh melakukan prive pada aset bisnis yang kemudian harus dicatat ke dalam laporan akuntansi entitas bisnis.
Baca juga: Value Chain Management: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
Karakteristik Prive
Sama halnya dengan akun lainnya, akun prive juga mempunyai karakteristik tersendiri, di antaranya:
- Akun prive bersifat sementara dan tidak berkelanjutan karena di akhir periode akuntansi akan ditutup.
- Pada umunya sering terjadi di entitas bisnis yang belum berbdan hukum, perusahaan perorangan, kemitraan, dan persekutuan.
- Tidak dicatat sebagai akun pengeluaran
- Berkaitan dengan pelacakan modal bisnis yang telah digunakan oleh para pemiliknya sehingga finansial bisnis perusahaan tetap terjaga.
Rumus Menghitung Prive
Seperti penjelasan sebelumnya, penarikan prive akan mengurangi modal yang dimiliki perusahaan.
Adapun rumus untuk menghitung prive adalah sebagai berikut:
Prive = Modal Akhir – (Modal Awal + Laba)
Di bawah ini merupakan contoh soal perhitungan prive:
PT. Balonku mempunyai data bisnis per Desember 2021 sebagai berikut:
- Modal Awal = Rp. 200 juta
- Laba Bersih Perusahaan = Rp. 100 juta
- Modal Akhir = Rp. Rp. 250 juta
Untuk menghitung prive bisa dilakukan dengan cara:
Prive = Modal akhir – (Modal awal + Laba+
Prive = Rp. 250 juta – (Rp. 200 juta + Rp. 100 juta)
Prive = Rp. 250 juta – Rp. 300 juta = – Rp. 50 juta
Catatan: Tanda (-) menunjukkan penarikan prive
Baca juga: Jurnal Pengambilan Prive: Pengertian, Cara Membuat, dan Contohnya
Cara Menjurnal Prive pada Pencatatan Akuntansi
Pada penjelesan sebelumnya telah disebutkan bahwa prive akan mengurangi modal perusahaan. Dengan begitu, ayat jurnal untuk mencatat prive adalah sebagai berikut:
Nama Akun | Debit | Kredit |
Prive | xxx | |
Aset | xxx |
Agar lebih memahami apa itu prive, di bawah ini merupakan contoh kasus prive:
Pak Adi merupakan pemilik dari Tok Baru. Selama menjalankan bisnis ini, Pak Adi telah menyetorkan kas pribadi sejumlah Rp. 100 juta untuk dijadikan sebagai modal menjalankan toko.
Pada tahun kelima Toko Baru, Pak Adi ingin mengambil uang dari Toko Baru sejumlah Rp. 30.000.000 untuk membiayai kuliah anaknya.
Pada pencatatan akuntansi, transaksi ini akan dicatat sebagai berikut:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Mei 2022 | Prive | Rp. 30.000.000 | |
Kas | Rp.30.000.000 |
Baca juga: Cara Membuat Jurnal Umum dan Juga Contohnya
Tips Mengelola Prive dengan Baik
Dalam menjalankan bisnis, prive harus dikelola dengan baik agar keuangan perusahaan tidak terguncang.
Untuk memaksimalkan pengelolaan prive, ada baiknya Anda sebagai pelaku usaha mempelajari dan memahami bagaimana cara mengelola prive yang baik.
Berikut merupakan 5 tips mengelola prive yang bisa Anda praktikkan di dalam bisnis:
1. Menetapkan Limit Prive
Membatasi jumlah penarikan prive merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengelola prive. Dengan begitu, perusahaan bisa mengontrol jumlah modal yang ada agar tidak habis karena terlalu banyak diambil untuk prive.
Idealnya, batas maksimal penarikan yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 50% dari total modal sehingga kesehatan finansial bisnis tetap terjaga.
2. Membuat Dana Cadangan Bisnis
Memiliki dana cadangan sangat penting untuk dilakukan agar bisnis dapat meyiapkan diri menghadapi masa sulit maupun kebutuhan di luar rencana.
Kaitannya dengan prive, menyiapkan dana cadangan bisa memberi manfaat supaya finansial bisnis tidak tergoncang saat investor melakukan prive secara tiba-tiba.
3. Pengambilan Prive Tidak Melebihi Laba Bisnis
Sebagai pelaku bisnis, Anda harus membuat peraturan yang menyatakan bahwa penarikan prive tidak boleh melebihi laba yang diperoleh perusahaan.
Hal ini sangat penting dilakukan supaya bisnis terhindar dari permasalahan finansial yang pelik.
3. Memisahkan Keuangan Bisnis
Faktor yang seringkali menyebabkan bisnis bangkrut adalah mencampur adukkan keuangan perusahaan dengan keuangan bisnis.
Hal ini menyebabkan tidak ada batasan yang jelas terkait kepemilikan keuangan sehingga bisa saja pemilik perusahaan tidak terkontrol menggunakan uang perusahaan. Kemudian tanpa disadari, modal bisnis habis begitu saja.
Untuk itu, sangat penting untuk memisahkan keuangan pribadi dan juga bisnis.
Cara yang paling mudah adalah dengan membuat rekening berbeda untuk masing-masing pos keuangan. Selain itu, pastikan untuk tidak mengambil prive hanya untuk menuruti kepentingan gaya hidup semata.
5. Melakukan Evaluasi
Langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah melakukan evaluasi guna mengetahui bagaimana keadaan finansial perusahaan pada setiap periodenya.
Selain itu, dengan melakukan evaluasi, Anda bisa mengetahui apakah modal bisnis Anda bertambah atau justru berkurang.
Dan juga, evaluasi ini bertujuan untuk memantau bagaimana prive yang terjadi apakah melebihi presentase yang telah ditetapkan yang bisa berdampak buruk bagi bisnis.
Baca juga: Analisis DuPont: Pengertian, Fungsi, Rumus, Pro Kontra dan Contohnya
Pengenaan Pajak pada Prive
Di Indonesia, penarikan prive dikenakan pajak yang diatur di dalam Undang-undang PPh Pasal 2 ayat 3i, yang berbunyi:
“Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.”
Memang, prive bukanlah objek pajak penghasilan akan tetapi tetap wajib dilaporkan di SPT Tahunan 1770 PPh Wajib Pajak Pribadi dan diakui menjadi penghasilan bukan objek pajak.
Prive ini, tidak boleh dijadikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.
Lebih lanjut, peraturan tentang pajak prive ini diatur di dalam SE 37/PJ.42/1989 yang mengatur mengenai Gaji Pegawai Merangkap Anggota dari Suatu CV yang Modalnya Tidak Terbagi atas Saham, Firma, Kongsi atau persekutuan.
Baca juga: Laporan Pajak: Pengertian, Jenis, dan Cara Melaporkannya
Kesimpulan
Demikian penjelasan mengenai apa itu prive dan poin-poin penting lainnya.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa prive ini merupakan hak pemilik bisnis maupun investor dan harus dikelola dengan baik.
Untuk mengelola prive dengan baik, pastikan bahwa Anda senantiasa melakukan pencatatan dan pembukuan prive agar bisa mengontrol posisi modal bisnis Anda.
Agar memudahkan proses tersebut, Anda perlu menggunakan bantuan software akuntansi Kledo yang akan melakukan pencatatan dan pembukuan akuntansi secara otomatis.
Tidak hanya memudahkan pencatatan prive, Kledo juga akan membantu Anda mengelola tagihan invoice, purchasing, manajemen stok barang, pengelolaan pajak, dan masih banyak fitur akuntansi terbaik lainnya.
Kledo akan membantu kelancaran bisnis Anda serta memudahkan Anda dalam mengawasi kondisis finansial bisnis.
Jadi, tunggu apa lagi? Mulai dari 129 ribu saja, Anda sudah bisa menikmati fitur akuntansi terlengkap dari Kledo. Ini merupakan harga yang sangat terjangkau dibandingkan dengan software sejenis lainnya.
Tertarik mencoba? Jika Anda ingin mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari Anda bisa mengunjungi link ini.
- Proyeksi Utang Usaha: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya - 12 September 2024
- Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya - 2 September 2024
- 10 Strategi Manajemen Arus Kas untuk Stabilitas Keuangan Bisnis - 31 Agustus 2024