Mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang istilah Beban Pokok Penjualan di laporan keuangan bisnis Anda.
Ini merupakan salah satu komponen terpenting yang menunjukkan total biaya langsung yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau layanan yang dijual kepada pelanggan.
Dengan memahami cara menghitung dan menganalisis Beban Pokok Penjualan, Anda bisa menghitung berapa keuntungan bisnis yang harus Anda kejar dan membantu menyusun laporan keuangan lebih mudah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian Beban Pokok Penjualan, cara menghitungnya, komponen yang termasuk di dalamnya, hingga cara menganalisanya untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih cerdas.
Apa itu Beban Pokok Penjualan?
Beban Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold/COGS) adalah istilah penting dalam akuntansi yang menggambarkan seluruh biaya langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau membeli barang yang dijual selama periode tertentu.
Nama lain Beban Pokok Penjualan adalah HPP atau Harga Pokok Penjualan. Ini merupakan komponen utama dalam laporan laba rugi yang berfungsi untuk menghitung laba kotor.
Anda harus memahami konsep ini agar bisa menilai situasi persediaan dengan lebih realistis.
Sebab, biaya material dan tenaga kerja dapat berubah setiap bulan, sehingga penting untuk selalu memantau total biaya produksi hingga barang siap dijual.
Baca Juga: Beban Usaha: Definisi, Rumus, Cara Hitung, dan Contohnya
Apa Saja yang Termasuk dalam Beban Pokok Penjualan?
Beban Pokok Penjualan mencakup semua biaya langsung yang dikeluarkan untuk menciptakan produk yang dijual perusahaan.
Sebagian besar terdiri dari biaya variabel untuk membuat produk (misalnya bahan dan tenaga kerja) sementara sebagian lainnya dapat berupa biaya tetap, seperti overhead pabrik.
Cara termudah untuk menentukan apakah suatu biaya harus dimasukkan ke dalam COGS adalah dengan bertanya: Apakah biaya tersebut akan tetap ada jika tidak ada produk yang diproduksi?
Jika jawabannya tidak, maka biaya tersebut kemungkinan termasuk dalam COGS.
Contoh biaya yang umumnya termasuk dalam COGS:
- Bahan baku
- Barang yang dibeli untuk dijual kembali
- Biaya angkut masuk (freight-in)
- Retur pembelian dan potongan pembelian
- Diskon dagang atau tunai
- Tenaga kerja pabrik
- Suku cadang yang digunakan dalam produksi
- Biaya penyimpanan
- Overhead pabrik
Biaya yang tidak termasuk dalam Beban Pokok Penjualan
Sebaliknya, item-item berikut tidak termasuk dalam COGS. Biasanya ini adalah biaya penjualan, umum, dan administrasi (SG&A), seperti:
- Biaya distribusi barang ke pelanggan
- Sewa kantor
- Iklan
- Biaya akuntansi dan hukum
- Gaji manajemen
Secara logis, seluruh biaya non-operasional (seperti bunga dan belanja modal) juga tidak termasuk dalam COGS.
Demikian pula, biaya untuk produk yang belum terjual pada akhir periode tidak dibebankan ke COGS, melainkan dicatat sebagai persediaan akhir dalam laporan keuangan.
Baca Juga: Perbedaan Biaya dan Beban: Pengertian, Contoh, dan Cara Membedakannya
Pentingnya Beban Pokok Penjualan

Beban pokok penjualan adalah salah satu elemen vital dalam bisnis. Berikut ini adalah penjelasannya:
- Perhitungan keuntungan: COGS adalah komponen utama untuk menghitung laba kotor. Laba kotor diperoleh dari selisih antara total pendapatan penjualan dan COGS. Angka ini membantu menilai seberapa efisien perusahaan menghasilkan produk dan memperoleh pendapatan dari aktivitas utama.
- Manajemen persediaan: Dengan membandingkan COGS dan level persediaan, perusahaan dapat menilai efektivitas pengelolaan stok. Jika COGS jauh lebih besar daripada perubahan persediaan, itu bisa menandakan adanya ketidakefisienan atau kelebihan produksi.
- Strategi penetapan harga: Memahami COGS membantu menentukan harga jual yang tepat. Harga yang terlalu rendah akan menekan keuntungan, sementara harga yang terlalu tinggi bisa menurunkan penjualan. Informasi COGS membantu menemukan harga yang optimal.
- Pengendalian biaya: Analisis COGS membantu mengidentifikasi faktor pendorong biaya dan peluang penghematan, misalnya melalui negosiasi dengan pemasok, peningkatan proses produksi, atau efisiensi tenaga kerja.
- Analisis keuangan: COGS berguna dalam berbagai rasio keuangan seperti gross profit margin dan inventory turnover ratio. Rasio ini membantu menilai efisiensi, profitabilitas, dan likuiditas perusahaan.
- Komunikasi dengan investor dan pemangku kepentingan: Investor dan kreditur menggunakan angka COGS untuk menilai efisiensi operasional dan kinerja keuangan perusahaan.
- Pengukuran kinerja bisnis: COGS memungkinkan perusahaan mengevaluasi performa dari waktu ke waktu serta membandingkannya dengan pesaing atau standar industri.
- Perencanaan dan penganggaran: Data COGS sangat penting untuk membuat anggaran, proyeksi biaya, penentuan target produksi, serta alokasi sumber daya.
Baca Juga: Berikut Pembahasan Lengkap Beban Penjualan, Umum, dan Administrasi
Cara Menghitung Beban Pokok Penjualan
Untuk menghitungnya, Anda bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Tentukan biaya langsung vs biaya tidak langsung
- Pilih metode penilaian persediaan
- Hitung persediaan awal dan biaya pembelian
- Hitung persediaan akhir
- Terapkan rumus COGS
1. Tentukan biaya langsung vs biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah semua biaya penjualan yang terkait langsung dengan produk itu sendiri. Ini termasuk:
- Biaya bahan baku atau barang untuk dijual kembali
- Biaya persediaan untuk produk jadi
- Perlengkapan untuk proses produksi
- Biaya pengemasan dan barang dalam proses
- Perlengkapan produksi
- Biaya overhead, termasuk utilitas dan sewa
Biaya tidak langsung meliputi:
- Tenaga kerja, yaitu orang yang merakit atau memproduksi produk
- Peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk
- Biaya penyusutan peralatan
- Biaya penyimpanan barang
- Biaya administrasi dan gaji
- Peralatan non-produksi untuk staf back office
2. Pilih metode penilaian persediaan
Langkah kedua adalah memilih metode penilaian persediaan. Jika Anda kurang tahu metode mana yang tepat untuk bisnis Anda, Anda bisa meminta saran dari orang yang mengurus pajak Anda.
Ada 3 metode penilaian persediaan yang paling umum:
Metode FIFO
First In, First Out (FIFO) adalah metode di mana aset yang diproduksi atau dibeli terlebih dahulu dijual terlebih dahulu.
Metode ini paling cocok untuk barang mudah rusak atau produk dengan masa simpan pendek.
Saat harga meningkat, barang dengan harga lebih tinggi dijual terlebih dahulu, sehingga nilai persediaan akhir bisa lebih tinggi.
Hal ini menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Jika harga menurun, hasilnya berlawanan.
Metode LIFO
Last In, First Out (LIFO) mengasumsikan bahwa barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual terlebih dahulu.
Saat harga meningkat, barang dengan biaya lebih tinggi dijual terlebih dahulu dan nilai persediaan akhir lebih rendah. Hal ini menyebabkan penurunan laba bersih.
Pada masa inflasi, LIFO menghasilkan COGS yang lebih tinggi pada laporan keuangan dan pendapatan kena pajak yang lebih rendah.
Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average)
Dalam metode biaya rata-rata tertimbang, harga rata-rata dari seluruh produk dalam persediaan digunakan untuk menilai barang yang dijual, tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Metode ini ideal untuk barang yang diproduksi secara massal, seperti botol minum atau paku.
Untuk menghitung COGS biaya rata-rata tertimbang, kalikan jumlah unit terjual dengan biaya rata-rata.
3. Hitung persediaan awal dan biaya pembelian

Persediaan awal tidak hanya mencakup produk jadi yang tersedia dan siap dijual kembali, tetapi juga semua bahan baku yang Anda miliki, barang dalam proses (belum selesai diproduksi), dan perlengkapan.
Jumlah ini harus sesuai dengan persediaan akhir pada tahun fiskal sebelumnya.
Selain itu, semua barang dan persediaan yang dibeli sepanjang tahun dan tidak termasuk dalam persediaan awal maupun akhir tetap harus dicatat.
Inilah yang disebut biaya pembelian, mencakup seluruh barang, pengiriman, proses produksi, dan lain-lain.
Seperti halnya pajak, simpan semua dokumen pembelian sebagai bukti bahwa transaksi tersebut dilakukan pada tahun fiskal yang benar.
4. Hitung persediaan akhir
Pada akhir tahun, lakukan penghitungan fisik atas seluruh persediaan yang tersisa, yaitu semua produk yang masih ada dan belum terjual.
Informasi ini berguna untuk menghitung COGS periode berjalan dan juga untuk perhitungan tahun berikutnya.
Persediaan akhir dapat dikategorikan ke dalam salah satu dari berikut:
- Siap dijual kembali
- Rusak (perlu estimasi nilai barang yang rusak)
- Tidak memiliki nilai (bukti pemusnahan harus disediakan)
- Kedaluwarsa atau usang (diperlukan bukti penurunan nilai). Produk dalam kategori ini dapat disumbangkan ke badan amal.
5. Terapkan rumus Beban Pokok Penjualan
Setelah Anda menghitung persediaan awal dan persediaan akhir dalam periode pelaporan, berikut adalah rumus COGS yang umum digunakan akuntan:
Beban Pokok Penjualan = (Persediaan Awal + Pembelian) – Persediaan Akhir
Penjelasan:
- Persediaan Awal: Jumlah persediaan yang dibawa (sisa) dari periode sebelumnya.
- Pembelian: Biaya pembelian yang dilakukan selama periode berjalan.
- Persediaan Akhir: Persediaan yang tidak terjual selama periode berjalan.
Contoh perhitungan Beban Pokok Penjualan
Berikut contoh perhitungan COGS: Perusahaan Anda memiliki data inventaris untuk tahun kalender yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Nilai persediaan awal pada awal tahun adalah $20.000. Pada akhir tahun, persediaan akhir adalah $6.000. Selama periode pelaporan, perusahaan Anda melakukan pembelian senilai $8.000.
Anda dapat menghitung COGS menggunakan rumus di atas:
($20.000 + $8.000) – $6.000 = $22.000
Maka, COGS perusahaan Anda adalah $22.000.
Baca Juga: Rumus Harga Pokok Produksi dan Kalkulator COGM Gratis
Bagaimana Cara Menganalisis Beban Pokok Penjualan?

Beban Pokok Penjualan menunjukkan biaya produksi Anda.
Ketika Anda mengurangi COGS dari pendapatan, yang tersisa adalah laba kotor; yaitu jumlah yang tersedia untuk membayar biaya tetap, pajak penghasilan, dan dividen (jika berlaku).
Pada perusahaan yang sehat secara finansial dengan alokasi biaya yang tepat, COGS umumnya berada pada kisaran 50% hingga 65% dari total penjualan.
Angka di luar kisaran ini berarti ada ‘sesuatu’ tentang model bisnis atau pembukuan Anda.
Mungkin, penyebabnya bisa merupakan sesuatu yang perlu segera ditangani, seperti:
- Pengalokasian biaya yang tidak tepat
- Kenaikan biaya
- Tantangan efisiensi operasional
- Strategi penetapan harga yang kurang baik
Beban Pokok Penjualan juga menjadi dasar untuk berbagai metrik keuangan penting, seperti:
Rasio Beban Pokok Penjualan terhadap pendapatan (COGS-to-revenue ratio)
Rasio Beban Pokok Penjualan terhadap pendapatan = Beban Pokok Penjualan / Pendapatan
Laba kotor
Laba Kotor= Pendapatan – Beban Pokok Penjualan
Margin laba kotor
Margin Laba Kotor = Laba KotorPendapatan / Pendapatan
Sebaiknya, siapkan laporan keuangan interim bulanan guna memantau Beban Pokok Penjualan dan metrik terkait sepanjang tahun untuk mengidentifikasi tren.
Anda dapat membandingkan COGS bulan terbaru dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Anda juga bisa mengevaluasi kinerja dengan membandingkan COGS year-to-date (biaya sejak hari pertama tahun fiskal hingga tanggal saat ini) dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Selain itu, bandingkan angka aktual dengan anggaran setiap bulan.
Baca Juga: Fiscal Year (Tahun Fiskal): Pengertian, Cara Memilih dalam Bisnis, dan Contohnya
Keterbatasan Rumus Beban Pokok Penjualan
Meskipun rumus COGS membantu menghitung biaya langsung dan menilai profitabilitas, ada beberapa keterbatasan yang perlu Anda perhatikan:
- Tidak bersifat real-time: COGS biasanya dihitung untuk periode tertentu, sehingga tidak selalu mencerminkan fluktuasi biaya produksi secara real-time. Hal ini dapat menyebabkan wawasan keuangan yang tidak akurat.
- Tidak lengkap: Rumus COGS hanya mencakup biaya langsung, seperti bahan baku dan tenaga kerja, tetapi tidak memasukkan biaya tidak langsung seperti pemasaran, administrasi, dan overhead. Padahal biaya-biaya tersebut juga berdampak pada profitabilitas.
- Perbedaan metode penilaian persediaan: Metode penilaian persediaan yang berbeda dapat menghasilkan angka COGS yang berbeda pula, sehingga berpengaruh pada laba dan kewajiban pajak yang dilaporkan. Pemilihan metode yang tidak tepat dapat mengaburkan analisis keuangan.
- Biaya dan inflasi yang berfluktuasi: Kenaikan harga bahan baku dan upah tenaga kerja dapat memengaruhi akurasi perhitungan COGS, terutama jika bisnis tidak memperbarui penilaian persediaan atau sistem pelacakan biaya secara rutin.
Baca Juga: Fiscal Year (Tahun Fiskal): Pengertian, Cara Memilih dalam Bisnis, dan Contohnya
Tips Mengurangi Beban Pokok Penjualan

Untuk menurunkan COGS, Anda harus meninjau setiap komponen biaya langsung, mulai dari pengadaan bahan baku hingga proses quality control.
Dengan cara ini, Anda berpeluang mengurangi COGS tanpa mengurangi kualitas produk maupun kepuasan pelanggan:
- Negosiasi ulang dengan pemasok: Tinjau dan perbarui kontrak pemasok secara berkala, misalnya setiap tahun atau saat harga/ kondisi pasar berubah. Saat negosiasi, mintalah diskon pembelian dalam jumlah besar dan perpanjangan tempo pembayaran. Kemitraan jangka panjang biasanya memberikan harga lebih baik daripada sering berpindah vendor demi selisih kecil.
- Perkuat quality control: Terapkan pemeriksaan kualitas di beberapa tahap produksi untuk mendeteksi cacat sejak awal, sehingga mengurangi scrap dan rework. Berinvestasilah pada peralatan untuk membantu quality control.
- Gunakan bahan baku alternatif yang lebih ekonomis: Cari bahan atau komponen yang tetap memenuhi standar kualitas tetapi dengan harga lebih rendah. Lakukan riset pasar atau dengarkan feedback pelanggan untuk menemukan pemasok lain. Atau, desain ulang produk menggunakan bahan yang lebih murah, tapi tanpa memangkas fungsi dan daya tarik.
- Kurangi pemborosan persediaan: Pantau dan minimalkan stok rusak, usang, atau kedaluwarsa melalui praktik penyimpanan yang baik dan rotasi barang. Terapkan sistem FIFO dan manfaatkan software manajemen persediaan untuk mengontrol dead stock.
- Cegah overstocking: Gunakan prinsip just-in-time agar modal tidak tertahan pada persediaan berlebih. Overstocking meningkatkan biaya penyimpanan, risiko barang usang, dan ketidakefisienan operasional, semuanya dapat menaikkan COGS.
- Terapkan lean manufacturing: Gunakan prinsip lean untuk menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, seperti gerakan kerja berlebih atau proses yang terlalu panjang.
- Cross-training karyawan: Latih tenaga kerja agar dapat mengerjakan berbagai tugas sesuai kebutuhan. Cross-training mengurangi waktu menganggur, menekan biaya lembur, dan meningkatkan produktivitas, sehingga menurunkan komponen tenaga kerja dalam COGS.
Baca Juga: Cara Menghitung HPP Bisnis Dagang dan Jasa dengan Cepat dan Mudah
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apa itu Beban Pokok Penjualan?
Beban Pokok Penjualan adalah metrik akuntansi yang menjelaskan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang.
2. Apa bedanya Beban Pokok Penjualan dengan Harga Pokok Penjualan?
Beban Pokok Penjualan dan Harga Pokok Penjualan merujuk pada maksud yang sama, yaitu biaya untuk memproduksi barang.
Keduanya merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Cost of Goods Sold (COGS).
3. Beban pokok penjualan termasuk apa saja?
Beban pokok penjualan mencakup biaya yang dikeluarkan langsung untuk menghasilkan barang atau jasa, yaitu biaya variabel (biaya tenaga kerja dan material) serta biaya tetap (overhead pabrik).
Contoh biaya yang umumnya termasuk dalam beban pokok penjualan:
- Bahan baku
- Barang yang dibeli untuk dijual kembali
- Biaya angkut masuk (freight-in)
- Retur pembelian dan potongan pembelian
- Diskon dagang atau tunai
- Tenaga kerja pabrik
- Suku cadang yang digunakan dalam produksi
- Biaya penyimpanan
- Overhead pabrik
Contoh biaya yang tidak termasuk beban pokok penjualan:
Biaya distribusi barang ke pelanggan
- Sewa kantor
- Iklan
- Biaya akuntansi dan hukum
- Gaji manajemen
4. Bagaimana rumus Beban Pokok Penjualan?
Cara menghitung Beban Pokok Penjualan adalah:
Beban Pokok Penjualan = (Persediaan awal + Pembelian di periode) – Persediaan akhir
5. Di mana posisi Beban Pokok Penjualan pada neraca?
Beban Pokok Penjualan tidak muncul pada neraca (balance sheet). Sebaliknya, ini tercantum pada laporan laba rugi.
COGS merupakan salah satu variabel untuk menghitung laba kotor, dan laba kotor inilah yang muncul pada neraca.
Baca Juga: Laporan Harga Pokok Produksi: Contoh dan Cara Membuatnya
Kesimpulan
Memahami dan menghitung Beban Pokok Penjualan secara akurat merupakan langkah penting untuk menjaga profitabilitas bisnis.
Jika Anda tahu berapa besar pengeluaran untuk menghasilkan produk, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih tepat terkait penetapan harga, efisiensi operasional, pengendalian persediaan, hingga perencanaan keuntungan jangka panjang.
Selain itu, dukung kesuksesan bisnis Anda dengan menggunakan tool modern seperti software akuntansi Kledo.
Dengan Kledo, proses pelacakan persediaan, pencatatan pembelian, pencatatan biaya produksi, hingga perhitungan Beban Pokok Penjualan dapat dilakukan secara efisien, otomatis, dan akurat.
Yuk, coba Kledo sekarang lewat tautan ini!
- Beban Pokok Penjualan adalah: Pengertian dan Cara Hitungnya - 3 Desember 2025
- Download Tabel Stok Barang Excel Gratis + Template - 3 Desember 2025
- Contoh Jurnal Penjualan dan Pembelian + Cara Mencatatnya - 3 Desember 2025
