5 Jenis Laporan Keuangan yang Wajib Diketahui dan Contohnya

Memahami jenis laporan keuangan adalah kunci utama dalam mengelola bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Laporan keuangan tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi kinerja perusahaan, tetapi juga menjadi dasar pengambilan keputusan strategis bagi pemilik usaha, investor, dan pihak terkait.

Setiap jenis laporan keuangan memiliki peran spesifik, mulai dari mengukur profitabilitas, menilai aset dan kewajiban, hingga memantau arus kas operasional. Tanpa analisis yang tepat, bisnis berisiko kehilangan arah, bahkan menghadapi masalah likuiditas yang mengancam kelangsungan operasional.

Sayangnya, banyak pelaku usaha masih menganggap penyusunan laporan keuangan sebagai proses rumit dan memakan waktu.

Kesalahan dalam mengklasifikasikan transaksi, ketidaktahuan tentang format penyajian, atau minimnya pemahaman tentang fungsi masing-masing laporan keuangan seringkali menyebabkan data yang dihasilkan tidak akurat.

Padahal, laporan yang baik harus mampu memberikan gambaran utuh tentang kondisi finansial bisnis, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Artikel ini akan membahas jenis-jenis laporan keuangan dasar yang wajib dikuasai oleh setiap pelaku bisnis. Simak penjelasan lengkapnya agar bisnis Anda tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh optimal!

5 Jenis Laporan Keuangan dalam Akuntansi

Jenis jenis laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang mewakili keadaan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk mempertanggung jawabkan jalannya suatu bisnis.

Selain itu, ada manfaat lainnya yang didapatkan dari laporan keuangan yang bisa dibaca di sini.

Ada 5 jenis laporan keuangan dalam akuntansi, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, laporan neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Untuk mengetahui lebih lanjut, Anda dapat memperlajari perbedaan dan juga format laporannya berikut ini:

1. Laporan Laba Rugi

Pengertian laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah salah satu jenis laporan keuangan utama yang digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan ini mencatat pendapatan dan biaya, serta menghitung laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan.

Secara sederhana, laporan laba rugi menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan keuntungan (laba) atau mengalami kerugian selama periode pelaporan, misalnya satu bulan, satu kuartal, atau satu tahun.

Dalam dunia bisnis, laporan laba rugi sering disebut juga dengan istilah “income statement” atau “profit and loss statement“.

Laporan ini memberikan gambaran jelas tentang efisiensi operasional perusahaan dan membantu pemangku kepentingan seperti pemilik bisnis, investor, dan kreditor dalam mengevaluasi performa perusahaan serta membuat keputusan strategis.

Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan alat penting untuk memahami sumber pendapatan perusahaan, struktur biaya, dan seberapa baik perusahaan dalam mengelola aktivitas operasionalnya untuk mencapai laba.

Tujuan laporan laba rugi

Tujuan utama dari laporan laba rugi adalah untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu.

Informasi ini sangat penting bagi berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan bisnis.

Berikut adalah beberapa tujuan utama laporan laba rugi:

  • Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
    Laporan laba rugi membantu menilai seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari operasionalnya.
  • Membantu Pengambilan Keputusan
    Pemilik bisnis, manajemen, dan investor dapat menggunakan laporan laba rugi untuk membuat keputusan strategis, seperti investasi baru, pengurangan biaya, atau pengembangan produk.
  • Mengetahui Sumber Pendapatan dan Beban
    Dengan laporan ini, perusahaan dapat mengidentifikasi sumber utama pendapatan dan beban terbesar sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut untuk pengelolaan yang lebih baik.
  • Menentukan Laba atau Rugi
    Laporan laba rugi menunjukkan apakah perusahaan berada dalam posisi laba atau rugi selama periode tertentu, yang merupakan indikator penting untuk keberlangsungan bisnis.
  • Memenuhi Kebutuhan Pelaporan
    Laporan ini juga digunakan untuk memenuhi kewajiban pelaporan keuangan kepada pihak eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, atau pihak berwenang.
Banner 1 kledo

Bentuk laporan laba rugi

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk utama, yaitu single step dan multiple step. Berikut adalah penjelasan masing-masing bentuk dan contohnya:

1. Single Step (Langkah Tunggal)

Pada bentuk ini, seluruh pendapatan dan keuntungan perusahaan dicantumkan dalam satu bagian, sementara seluruh biaya dan kerugian dicantumkan dalam bagian lain.

Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangkan total biaya dari total pendapatan.

Karakteristik Single Step:

  • Sederhana dan mudah dimengerti.
  • Cocok untuk perusahaan kecil dengan aktivitas operasional yang tidak terlalu kompleks.
  • Tidak memberikan rincian tentang komponen laba kotor dan laba operasional.

Contoh Format Single Step:

Laporan Laba Rugi
Periode: Januari 2025

Pendapatan:
- Pendapatan Penjualan         Rp 500.000.000
- Pendapatan Lain-lain         Rp 50.000.000
Total Pendapatan               Rp 550.000.000

Biaya:
- Harga Pokok Penjualan        Rp 300.000.000
- Biaya Operasional            Rp 100.000.000
- Biaya Lain-lain              Rp 20.000.000
Total Biaya                    Rp 420.000.000

Laba Bersih                    Rp 130.000.000

2. Multiple Step (Bertingkat)

Bentuk multiple step memberikan rincian lebih lengkap dibandingkan single step. Laporan ini membagi komponen laba ke dalam beberapa bagian, seperti laba kotor, laba operasional, dan laba bersih.

Karakteristik Multiple Step:

  • Memberikan informasi lebih rinci sehingga membantu analisis kinerja keuangan.
  • Cocok untuk perusahaan dengan aktivitas operasional yang kompleks.
  • Memisahkan pendapatan dan biaya operasional dari pendapatan dan biaya non-operasional.

Contoh Format Multiple Step:

Laporan Laba Rugi
Periode: Januari 2025

Pendapatan:
- Pendapatan Penjualan         Rp 500.000.000
- Pendapatan Lain-lain         Rp 50.000.000
Total Pendapatan               Rp 550.000.000

Harga Pokok Penjualan          Rp 300.000.000
Laba Kotor                     Rp 250.000.000

Biaya Operasional:
- Biaya Administrasi           Rp 50.000.000
- Biaya Pemasaran              Rp 50.000.000
Total Biaya Operasional        Rp 100.000.000

Laba Operasional               Rp 150.000.000

Pendapatan dan Biaya Non-Operasional:
- Pendapatan Bunga             Rp 10.000.000
- Biaya Bunga                  Rp 5.000.000
Laba Sebelum Pajak             Rp 155.000.000

Pajak Penghasilan              Rp 25.000.000
Laba Bersih                    Rp 130.000.000

Bentuk single-step lebih sederhana, sedangkan multiple-step lebih terperinci. Pemilihan bentuk laporan bergantung pada kebutuhan informasi perusahaan dan pemangku kepentingan.

Baca juga: Apa itu Laporan Posisi Keuangan? Berikut Pembahasan Lengkapnya

Komponen laporan laba rugi

Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen utama yang memberikan gambaran rinci tentang pendapatan dan biaya perusahaan. Berikut adalah komponen-komponen tersebut:

  • Pendapatan (Revenue)
    Pendapatan adalah total penghasilan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasional utama, seperti penjualan produk atau jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi:
    • Pendapatan Operasional: Pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan.
    • Pendapatan Non-Operasional: Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas di luar kegiatan utama, seperti bunga atau dividen.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP)
    HPP adalah biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa yang dijual oleh perusahaan. Komponen ini digunakan untuk menghitung laba kotor.
  • Laba Kotor (Gross Profit)
    Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dan HPP. Komponen ini mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari aktivitas inti sebelum biaya operasional.
  • Biaya Operasional (Operating Expenses)
    Biaya operasional mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas bisnis, seperti biaya pemasaran, administrasi, dan penelitian. Biaya operasional terbagi menjadi:
    • Biaya Tetap: Biaya yang tidak berubah, seperti sewa.
    • Biaya Variabel: Biaya yang berubah sesuai volume produksi atau penjualan.
  • Pendapatan dan Biaya Non-Operasional
    Bagian ini mencakup pendapatan dan biaya yang tidak terkait langsung dengan aktivitas operasional, seperti pendapatan bunga dan biaya bunga.
  • Laba Sebelum Pajak (Income Before Tax)
    Laba sebelum pajak adalah laba operasional yang ditambah atau dikurangi pendapatan dan biaya non-operasional.
  • Pajak Penghasilan (Income Tax)
    Pajak penghasilan adalah beban pajak yang harus dibayarkan perusahaan berdasarkan laba yang diperoleh.
  • Laba Bersih (Net Income)
    Laba bersih adalah laba akhir yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi semua biaya, termasuk pajak. Komponen ini mencerminkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.

Baca juga: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Template, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

2. Laporan Perubahan Modal

laporan keuangan

Pengertian laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal adalah salah satu jenis laporan keuangan yang menunjukkan perubahan pada jumlah modal perusahaan selama periode tertentu.

Laporan ini mencatat faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan atau penurunan modal, seperti laba bersih, penambahan investasi pemilik, pengambilan dana oleh pemilik (prive), dan distribusi dividen.

Fungsi utama laporan ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pemangku kepentingan mengenai bagaimana modal perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode pelaporan.

Dalam konteks perusahaan, laporan perubahan modal mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan modal awal sekaligus mencatat kontribusi laba atau kerugian yang dihasilkan.

Dengan kata lain, laporan ini menjadi pelengkap dari laporan laba rugi dan neraca untuk memberikan informasi keuangan yang lebih komprehensif.

Secara umum, laporan perubahan modal sangat berguna bagi pemilik bisnis, investor, dan kreditor untuk menilai stabilitas keuangan perusahaan dan mengevaluasi potensi pertumbuhan modalnya di masa mendatang.

Tujuan laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal memiliki beberapa tujuan utama yang membantu pemilik bisnis, investor, dan pihak berkepentingan lainnya dalam memahami kondisi keuangan perusahaan.

Berikut adalah tujuan utama laporan perubahan modal:

  • Menunjukkan Perubahan Modal Selama Periode Tertentu
    Laporan ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana modal perusahaan berubah dari awal hingga akhir periode pelaporan, baik karena laba bersih, tambahan investasi, atau pengambilan dana oleh pemilik.
  • Menganalisis Pengaruh Laba atau Rugi terhadap Modal
    Laporan ini membantu dalam memahami bagaimana laba bersih atau rugi yang diperoleh perusahaan memengaruhi posisi modalnya. Jika perusahaan memperoleh laba, modal akan bertambah, sedangkan jika mengalami kerugian, modal akan berkurang.
  • Menyajikan Informasi tentang Investasi dan Pengambilan Modal
    Pemilik usaha sering kali menambah atau menarik dana dari perusahaan. Laporan perubahan modal mencatat transaksi ini sehingga memberikan informasi yang transparan mengenai sumber perubahan modal.
  • Membantu Pengambilan Keputusan Bisnis
    Dengan memahami perubahan modal, manajemen dan pemilik bisnis dapat membuat keputusan strategis terkait ekspansi, investasi tambahan, atau kebijakan dividen untuk masa depan.
  • Melengkapi Laporan Keuangan Lainnya
    Laporan perubahan modal berfungsi sebagai pelengkap dari laporan laba rugi dan neraca. Dengan adanya laporan ini, pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi finansial perusahaan.

Komponen laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal biasanya disajikan dalam bentuk tabel sederhana yang menggambarkan perubahan saldo modal dari awal hingga akhir periode pelaporan.

Formatnya bervariasi tergantung pada jenis entitas bisnis, seperti perusahaan perseorangan, persekutuan, atau perseroan terbatas (PT).

Secara umum, laporan perubahan modal terdiri dari beberapa elemen utama:

  • Saldo Modal Awal – Menunjukkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan pada awal periode.
  • Penambahan Modal – Mencatat investasi tambahan yang dilakukan oleh pemilik selama periode berjalan.
  • Laba atau Rugi Bersih – Menunjukkan laba yang dihasilkan atau rugi yang dialami perusahaan berdasarkan laporan laba rugi.
  • Prive (Pengambilan oleh Pemilik) – Untuk perusahaan perseorangan atau persekutuan, pengambilan dana oleh pemilik (prive) akan mengurangi saldo modal.
  • Dividen – Untuk perseroan terbatas, distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen akan mengurangi modal.
  • Saldo Modal Akhir – Hasil akhir dari perubahan modal setelah mempertimbangkan semua faktor di atas.

Pada laporan ini, saldo modal awal ditambah dengan laba bersih dan dikurangi dengan prive pemilik untuk mendapatkan saldo modal akhir.

Contoh bentuk laporan perubahan modal

1. Bentuk Laporan Perubahan Modal untuk Perusahaan Perseorangan
Laporan Perubahan Modal  
Periode: Januari 2025


Saldo Modal Awal Rp 500.000.000
+ Laba Bersih Rp 150.000.000
- Prive Pemilik Rp 50.000.000
-----------------------------------------------------
Saldo Modal Akhir Rp 600.000.000
2. Bentuk Laporan Perubahan Modal untuk Perseroan Terbatas (PT)
Laporan Perubahan Modal  
Periode: Januari 2025


Saldo Modal Awal Rp 2.000.000.000
+ Laba Bersih Rp 500.000.000
- Dividen yang Dibagikan Rp 200.000.000
-----------------------------------------------------
Saldo Modal Akhir Rp 2.300.000.000

Dalam laporan untuk PT, saldo modal awal ditambah dengan laba bersih dan dikurangi dengan pembagian dividen kepada pemegang saham untuk mendapatkan saldo modal akhir.

Baca juga: Laporan Perubahan Modal: Pengertian, Fungsi, Komponen, Contoh dan Cara Membuatnya

3. Laporan Arus Kas

jenis laporan keuangan

Pengertian laporan arus kas

Laporan arus kas adalah salah satu jenis laporan keuangan yang menunjukkan aliran kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.

Laporan ini mencerminkan bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas serta setara kas untuk mendukung operasionalnya.

Dalam dunia bisnis, laporan arus kas menjadi alat penting untuk menilai likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Tidak seperti laporan laba rugi yang mencatat pendapatan dan beban berdasarkan prinsip akuntansi akrual, laporan arus kas hanya mencatat transaksi yang benar-benar melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas.

Laporan arus kas disusun untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengenai sumber penerimaan kas dan bagaimana dana tersebut digunakan, baik untuk keperluan operasional, investasi, maupun aktivitas pendanaan.

Informasi ini sangat berguna bagi manajemen, investor, dan kreditor dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan serta membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.

Tujuan laporan arus kas

Laporan arus kas memiliki peran penting dalam memberikan informasi mengenai pergerakan kas dalam suatu perusahaan.

Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk membantu pemangku kepentingan dalam memahami bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas selama periode tertentu.

Berikut beberapa tujuan utama dari laporan arus kas:

  • Menilai Likuiditas dan Kemampuan Membayar Kewajiban
    Laporan arus kas membantu dalam menilai apakah perusahaan memiliki cukup kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar utang, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya.
  • Mengukur Kemampuan Perusahaan dalam Menghasilkan Kas
    Salah satu indikator utama kesehatan keuangan perusahaan adalah kemampuannya dalam menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasional. Laporan arus kas menunjukkan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk mendukung aktivitas bisnisnya.
  • Menganalisis Sumber dan Penggunaan Kas
    Laporan arus kas memberikan gambaran tentang dari mana kas diperoleh dan bagaimana kas tersebut digunakan. Dengan memahami sumber dan penggunaan kas, manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait investasi, ekspansi bisnis, atau efisiensi operasional.
  • Membantu dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
    Dengan melihat tren arus kas dari periode ke periode, perusahaan dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih baik, seperti strategi ekspansi, investasi aset, atau pengelolaan utang.
  • Melengkapi Informasi yang Tidak Tercermin dalam Laporan Laba Rugi dan Neraca
    Meskipun laporan laba rugi menunjukkan profitabilitas perusahaan, laba yang dicatat belum tentu mencerminkan arus kas nyata. Laporan arus kas melengkapi informasi ini dengan menunjukkan pergerakan kas yang sebenarnya, sehingga lebih akurat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan.
  • Menilai Kinerja Manajemen dalam Mengelola Kas
    Investor dan kreditor dapat menggunakan laporan arus kas untuk menilai apakah manajemen perusahaan mampu mengelola kas dengan efisien. Arus kas negatif yang berkelanjutan dapat menjadi indikasi masalah keuangan yang perlu segera diatasi.
  • Menentukan Kemampuan Perusahaan dalam Membayar Dividen
    Bagi pemegang saham, laporan arus kas memberikan informasi penting tentang kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Perusahaan dengan arus kas operasional yang sehat lebih mungkin untuk memberikan dividen secara konsisten.

Jenis-Jenis Aktivitas Arus Kas dalam Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Setiap aktivitas ini mencerminkan bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan kas dalam menjalankan bisnisnya.

Arus Kas dari Aktivitas Operasional

Aktivitas operasional adalah bagian terpenting dalam laporan arus kas karena menunjukkan bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dari kegiatan bisnis utamanya.

Sumber utama arus kas operasional berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa.

Di sisi lain, perusahaan juga mengeluarkan kas untuk membayar pemasok, gaji karyawan, biaya operasional, hingga pajak.

Dalam penyusunannya, terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

Pada metode langsung, perusahaan mencatat semua penerimaan dan pengeluaran kas secara langsung.

Sementara itu, metode tidak langsung dimulai dari laba bersih yang kemudian disesuaikan dengan berbagai perubahan dalam akun non-kas seperti penyusutan dan perubahan piutang usaha.

Jika arus kas operasional menunjukkan angka positif, berarti perusahaan mampu menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

Sebaliknya, jika angkanya negatif, perusahaan mungkin harus mencari sumber dana tambahan untuk menutup kekurangan kasnya.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Selain dari kegiatan operasional, perusahaan juga memperoleh dan mengeluarkan kas melalui aktivitas investasi.

Aktivitas ini berkaitan dengan pembelian atau penjualan aset jangka panjang yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan.

Misalnya, perusahaan mungkin mengeluarkan kas untuk membeli peralatan baru, kendaraan operasional, atau tanah dan bangunan.

Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan investasi dengan membeli saham atau surat berharga perusahaan lain.

Sebaliknya, jika perusahaan menjual aset yang tidak lagi digunakan atau mencairkan investasi, maka kas yang diperoleh akan dicatat dalam arus kas investasi.

Arus kas dari aktivitas investasi yang negatif tidak selalu berarti buruk.

Jika perusahaan sedang aktif berinvestasi dalam aset yang bernilai tinggi, hal ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi untuk meningkatkan kinerja di masa depan.

Namun, jika terus-menerus mengalami arus kas investasi negatif tanpa adanya strategi pengembalian investasi yang jelas, perusahaan bisa mengalami kesulitan keuangan.

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Selain operasional dan investasi, perusahaan juga bisa memperoleh kas dari aktivitas pendanaan.

Aktivitas ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan sumber dana eksternal untuk mendukung operasional dan pertumbuhan bisnisnya.

Misalnya, perusahaan bisa memperoleh dana tambahan dengan menerbitkan saham baru atau mengambil pinjaman dari bank.

Sebaliknya, jika perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham atau melunasi utang yang jatuh tempo, maka arus kas dari aktivitas pendanaan akan berkurang.

Arus kas dari aktivitas pendanaan yang positif menunjukkan bahwa perusahaan sedang mendapatkan tambahan modal dari investor atau lembaga keuangan.

Namun, jika angka ini terus negatif, berarti perusahaan lebih banyak mengeluarkan kas untuk pembayaran utang atau pembagian dividen, yang bisa mengurangi fleksibilitas keuangan dalam jangka panjang.

Contoh Laporan Arus Kas

Laporan arus kas disusun dengan membagi aktivitas keuangan perusahaan ke dalam tiga bagian utama, yaitu aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.

Berikut adalah contoh laporan arus kas untuk sebuah perusahaan selama periode Januari 2025:

Laporan Arus Kas PT Maju Sejahtera

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Januari 2025

KeteranganJumlah (Rp)
Arus Kas dari Aktivitas Operasional
Penerimaan dari pelanggan800.000.000
Pembayaran kepada pemasok(400.000.000)
Pembayaran gaji karyawan(100.000.000)
Pembayaran biaya operasional lainnya(50.000.000)
Penerimaan bunga5.000.000
Pembayaran pajak(20.000.000)
Total Arus Kas dari Aktivitas Operasional235.000.000
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pembelian peralatan(150.000.000)
Penjualan aset tetap50.000.000
Investasi pada surat berharga(30.000.000)
Total Arus Kas dari Aktivitas Investasi(130.000.000)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan pinjaman bank200.000.000
Pembayaran dividen(50.000.000)
Pelunasan utang(100.000.000)
Total Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan50.000.000
Perubahan Kas Bersih Selama Periode
Total Arus Kas dari Aktivitas Operasional235.000.000
Total Arus Kas dari Aktivitas Investasi(130.000.000)
Total Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan50.000.000
Kenaikan Kas Bersih155.000.000
Kas Awal Periode500.000.000
Kas Akhir Periode655.000.000

4. Laporan Neraca

laporan neraca

Pengertian neraca

Neraca merupakan salah satu jenis utama dalam laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.

Laporan ini memberikan informasi yang sangat penting bagi pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, dan manajemen, untuk memahami keadaan finansial perusahaan.

Neraca menunjukkan keseimbangan antara tiga elemen utama, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas.

Secara sederhana, neraca dibagi menjadi dua sisi yang saling berhubungan.

Di sisi pertama terdapat aset, yang mencerminkan segala sesuatu yang dimiliki perusahaan dan memiliki nilai ekonomi.

Aset ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu aset lancar (current assets) yang mudah diuangkan dalam waktu dekat, dan aset tetap (non-current assets) yang memiliki nilai jangka panjang.

Di sisi kedua neraca terdapat kewajiban dan ekuitas.

Kewajiban menggambarkan utang perusahaan kepada pihak lain, baik yang harus dibayar dalam waktu dekat maupun yang lebih jangka panjang.

Sementara itu, ekuitas menggambarkan hak pemilik perusahaan atas aset setelah dikurangi kewajiban, yang juga dikenal sebagai modal pemilik.

Fungsi neraca

Neraca memiliki berbagai fungsi penting yang membuatnya menjadi salah satu laporan keuangan yang paling krusial bagi perusahaan.

Fungsi-fungsi tersebut tidak hanya berperan dalam evaluasi kondisi keuangan perusahaan, tetapi juga membantu pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari neraca:

  • Menilai Kesehatan Keuangan Perusahaan: Fungsi utama neraca adalah untuk memberikan gambaran mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Dengan melihat keseimbangan antara aset, kewajiban, dan ekuitas, para pemangku kepentingan dapat menilai apakah perusahaan memiliki struktur keuangan yang sehat.
  • Menganalisis Likuiditas Perusahaan: Neraca juga berfungsi untuk menganalisis likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan memeriksa aset lancar dan kewajiban lancar, pemangku kepentingan dapat menilai apakah perusahaan memiliki cukup aset yang mudah diuangkan untuk membayar utang-utangnya dalam waktu dekat.
  • Menilai Solvabilitas dan Struktur Modal: Neraca memberikan informasi yang penting untuk menilai solvabilitas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dengan melihat perbandingan antara total kewajiban dan total ekuitas, pihak eksternal dapat menilai apakah perusahaan terlalu bergantung pada utang untuk membiayai operasinya.
  • Memahami Perubahan Posisi Keuangan: Neraca juga berfungsi untuk melacak perubahan posisi keuangan dari waktu ke waktu. Perbandingan neraca antar periode, seperti neraca kuartalan atau tahunan, memberikan wawasan tentang bagaimana aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan berkembang.
  • Alat Pengambilan Keputusan Investasi: Bagi investor, neraca adalah alat penting dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi mengenai jumlah aset yang dimiliki perusahaan, struktur utang, serta ekuitas yang tersedia memberikan dasar bagi investor untuk mengevaluasi apakah perusahaan tersebut merupakan investasi yang menguntungkan dan aman.
  • Membantu Pengelolaan Sumber Daya Perusahaan: Bagi manajemen perusahaan, neraca berfungsi sebagai alat untuk pengelolaan sumber daya. Dengan informasi yang diberikan oleh neraca, manajemen dapat merencanakan pengelolaan aset yang lebih efisien, mengatur utang dengan bijak, dan memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup modal untuk mendukung operasional dan pertumbuhannya.

Komponen neraca

Neraca terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas. Ketiga komponen ini menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu titik waktu tertentu.

Setiap komponen tersebut memiliki sub-komponen yang memberikan rincian lebih lanjut mengenai sumber daya dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.

Berikut adalah penjelasan lebih mendetail mengenai komponen-komponen utama neraca:

Aset

Aset merujuk pada segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai ekonomi dan dapat memberikan manfaat di masa depan.

Aset dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu aset lancar dan aset tetap. Berikut penjelasannya:

  • Aset Lancar (Current Assets): Aset yang diperkirakan akan diuangkan, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasional perusahaan, mana yang lebih lama. Contoh aset lancar meliputi:
    • Kas dan setara kas: Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan dan simpanan yang dapat segera dicairkan.
    • Piutang Usaha: Tagihan yang dimiliki perusahaan kepada pelanggan yang akan dibayar dalam waktu dekat.
    • Persediaan: Barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi.
    • Beban dibayar di muka (Prepaid expenses): Pembayaran di muka untuk biaya yang akan diterima manfaatnya dalam periode mendatang, seperti asuransi atau sewa.
  • Aset Tetap (Non-Current Assets): Aset yang diharapkan memberikan manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap berfungsi untuk mendukung operasional jangka panjang perusahaan. Contoh aset tetap meliputi:
    • Properti, pabrik, dan peralatan (PP&E): Tanah, bangunan, dan mesin-mesin yang digunakan dalam produksi.
    • Investasi jangka panjang: Investasi yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat.
    • Aset tak berwujud (Intangible Assets): Aset yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti hak paten, merek dagang, dan goodwill.
Kewajiban

Kewajiban merujuk pada utang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dalam periode tertentu.

Kewajiban juga dibagi menjadi dua kategori, yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Berikut penjelasan lebih lanjut:

  • Kewajiban Lancar (Current Liabilities): Kewajiban yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasional perusahaan, mana yang lebih lama. Beberapa contoh kewajiban lancar adalah:
    • Hutang Usaha: Utang yang timbul akibat pembelian barang atau jasa dari pemasok yang harus dibayar dalam waktu dekat.
    • Pinjaman Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu dekat, seperti pinjaman bank jangka pendek.
    • Beban yang masih harus dibayar: Beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, seperti gaji karyawan atau pajak.
  • Kewajiban Jangka Panjang (Non-Current Liabilities): Kewajiban yang tidak perlu dibayar dalam waktu satu tahun atau lebih. Kewajiban jangka panjang memberikan gambaran tentang utang perusahaan yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lebih lama. Contoh kewajiban jangka panjang antara lain:
    • Hutang obligasi atau surat utang: Utang yang diterbitkan oleh perusahaan yang dibayar dalam jangka waktu lebih panjang.
    • Pinjaman jangka panjang: Pinjaman dari bank atau institusi keuangan yang harus dibayar dalam beberapa tahun mendatang.
Ekuitas Pemilik (Owner’s Equity)

Ekuitas pemilik atau modal adalah selisih antara total aset dan total kewajiban. Ekuitas ini menggambarkan hak pemilik perusahaan atas sisa aset setelah dikurangi kewajiban.

Ekuitas mencerminkan investasi pemilik dalam perusahaan serta laba yang ditahan. Beberapa komponen utama ekuitas antara lain:

  • Modal disetor: Jumlah uang yang disetor oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan sebagai investasi awal atau tambahan.
  • Laba ditahan (Retained Earnings): Laba yang dihasilkan perusahaan dan tidak dibagikan sebagai dividen, tetapi ditahan untuk digunakan dalam ekspansi atau membayar kewajiban.
  • Laba atau rugi tahun berjalan: Laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode yang sedang berjalan.

Penting untuk dicatat bahwa neraca harus selalu dalam keadaan seimbang, yang berarti jumlah total aset harus sama dengan jumlah total kewajiban dan ekuitas. Ini dikenal sebagai persamaan akuntansi dasar:

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Jika persamaan ini tidak seimbang, itu menandakan adanya kesalahan dalam pencatatan atau perhitungan yang perlu segera diperbaiki.

Contoh laporan neraca

Berikut adalah contoh laporan neraca yang menggambarkan posisi keuangan sebuah perusahaan pada tanggal tertentu.

Laporan neraca ini mencakup tiga komponen utama: aset, kewajiban, dan ekuitas.

Dalam contoh ini, kita akan menggunakan data dari perusahaan “PT ABC” yang mencatatkan laporan neraca per 31 Desember 2024.


PT ABC
Laporan Neraca
Per 31 Desember 2024

AsetJumlah (Rp)Kewajiban dan EkuitasJumlah (Rp)
Aset LancarKewajiban Lancar
Kas dan Setara Kas100.000.000Hutang Usaha50.000.000
Piutang Usaha75.000.000Pinjaman Jangka Pendek30.000.000
Persediaan50.000.000Beban yang Masih Harus Dibayar5.000.000
Beban Dibayar Di Muka10.000.000Total Kewajiban Lancar85.000.000
Total Aset Lancar235.000.000Kewajiban Jangka Panjang
Aset TetapHutang Obligasi100.000.000
Tanah dan Bangunan200.000.000Pinjaman Jangka Panjang75.000.000
Mesin dan Peralatan150.000.000Total Kewajiban Jangka Panjang175.000.000
Akumulasi Penyusutan(50.000.000)Ekuitas Pemilik
Total Aset Tetap300.000.000Modal Disetor100.000.000
Total Aset535.000.000Laba Ditahan175.000.000
Total Ekuitas Pemilik275.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas535.000.000

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Pengertian Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah bagian integral dari laporan keuangan yang berfungsi untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai angka-angka yang ada dalam laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Catatan ini berisi informasi rinci mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan, asumsi yang diambil, serta penjelasan tentang transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Secara umum, catatan atas laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan transparansi yang lebih besar mengenai posisi keuangan dan hasil operasional perusahaan.

Dengan adanya catatan ini, pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan regulator dapat lebih memahami dasar dari angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, serta potensi risiko atau faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.

Catatan atas laporan keuangan juga memberikan informasi yang tidak selalu tercakup dalam laporan utama, tetapi tetap penting bagi pemahaman menyeluruh mengenai situasi keuangan perusahaan.

Ini termasuk informasi mengenai kewajiban yang tidak tercatat dalam neraca, rincian pendapatan dan beban yang lebih mendalam, serta estimasi dan proyeksi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

Baca juga: Apa Itu Catatan Atas Laporan Keuangan? Ini Pembahasan Lengkapnya

Regulasi dan standar dalam penyusunan catatan atas laporan keuangan

Dalam penyusunan catatan atas laporan keuangan, perusahaan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan, akurat, dan dapat dibandingkan.

Standar ini memastikan bahwa informasi yang diberikan dalam laporan keuangan, termasuk jenis laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas, dapat dipercaya oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

1. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia

Di Indonesia, penyusunan catatan atas laporan keuangan harus mengikuti PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

PSAK mengatur berbagai aspek dalam laporan keuangan, termasuk:

  • PSAK 1: Penyajian laporan keuangan, yang mencakup aturan umum tentang jenis laporan keuangan dan pengungkapan informasi yang relevan dalam catatan atas laporan keuangan.
  • PSAK 2: Laporan arus kas, yang menjelaskan bagaimana arus kas operasional, investasi, dan pendanaan harus disajikan.
  • PSAK 46: Pajak penghasilan, yang mengatur bagaimana pajak ditampilkan dalam laporan keuangan dan bagaimana perhitungannya dijelaskan dalam catatan tambahan.

Selain PSAK, beberapa perusahaan di Indonesia juga mengikuti Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang lebih sederhana, terutama bagi UMKM.

2. IFRS (International Financial Reporting Standards) secara Internasional

Secara global, perusahaan yang beroperasi di berbagai negara biasanya mengikuti IFRS (International Financial Reporting Standards) yang diterbitkan oleh IASB (International Accounting Standards Board).

IFRS mengatur standar akuntansi yang seragam di berbagai negara agar laporan keuangan dapat dibandingkan secara internasional. Beberapa standar IFRS yang berpengaruh terhadap catatan atas laporan keuangan meliputi:

  • IFRS 15: Mengatur pengakuan pendapatan dan bagaimana detail pendapatan perlu dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
  • IAS 1 (International Accounting Standard 1): Mengatur bagaimana laporan keuangan harus disusun dan informasi apa saja yang perlu diungkapkan dalam catatan tambahan.
  • IAS 7: Mengatur penyajian laporan arus kas, termasuk cara mengungkapkan arus kas operasional, investasi, dan pendanaan dalam catatan laporan keuangan.

Contoh catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan berikut ini disusun dalam format tabel untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang item-item yang tercatat dalam laporan keuangan PT Sukses Makmur:


Catatan atas Laporan Keuangan PT Sukses Makmur

Periode yang berakhir pada 31 Desember 2024

Judul CatatanPenjelasan
Kebijakan AkuntansiPenyusutan Aset Tetap: Metode garis lurus dengan estimasi masa manfaat:
Gedung: 40 tahun,
Mesin: 10 tahun,
Kendaraan: 5 tahun.
Pengakuan Pendapatan: Pendapatan diakui saat barang dikirim atau jasa diberikan, dengan pembayaran bisa berupa tunai atau piutang.
Piutang UsahaPiutang usaha sebesar Rp 1.500.000.000, dengan riwayat pembayaran yang baik. Tidak ada penyisihan kerugian penurunan nilai piutang.
Kewajiban Jangka PanjangPinjaman bank sebesar Rp 3.000.000.000, jatuh tempo pada 31 Desember 2029, dengan suku bunga tetap 6% per tahun, dijamin dengan aset perusahaan (gedung dan mesin).
Aset TetapTabel rincian aset tetap:
Aset
Gedung
Mesin
Kendaraan
Kewajiban KontinjensiPerusahaan terlibat dalam gugatan hukum dengan estimasi denda sebesar Rp 500.000.000. Belum diakui dalam laporan keuangan.
Pendapatan dan BebanPendapatan Usaha: Rp 10.000.000.000
Beban Penjualan dan Pemasaran: Rp 2.000.000.000
Beban Umum dan Administrasi: Rp 1.500.000.000
Beban Penyusutan: Rp 400.000.000
Peristiwa Setelah Periode LaporanPerusahaan memperoleh pendanaan tambahan sebesar Rp 2.000.000.000 dari investor untuk ekspansi pada tahun 2025.

Catatan Penjelasan:

  • Piutang Usaha: Tidak ada penyisihan kerugian, karena piutang memiliki risiko rendah dan berasal dari pelanggan dengan riwayat pembayaran yang baik.
  • Kewajiban Jangka Panjang: Catatan ini menjelaskan pinjaman bank yang memiliki suku bunga tetap dan dijamin dengan aset perusahaan, memberikan informasi lebih lanjut bagi kreditor.
  • Aset Tetap: Menyajikan informasi detail tentang nilai perolehan, penyusutan, dan nilai buku dari aset tetap perusahaan.
  • Kewajiban Kontinjensi: Menjelaskan potensi kewajiban yang mungkin timbul terkait gugatan hukum, meskipun belum diakui dalam laporan keuangan.
  • Pendapatan dan Beban: Menyediakan rincian angka-angka pendapatan dan beban utama perusahaan selama tahun berjalan.
  • Peristiwa Setelah Periode Laporan: Memberikan informasi mengenai pendanaan tambahan yang diperoleh perusahaan setelah periode laporan.

Buat Laporan Keuangan Lebih Mudah dengan Kledo

Fitur laporan kledo

Membuat laporan keuangan kini tidak perlu lagi dilakukan secara manual atau memakan waktu lama.

Dengan Kledo, pengguna tidak perlu bekerja dua kali karena setiap transaksi yang diinput di menu apa pun—baik itu penjualan, pembelian, biaya, atau kas bank—secara otomatis tercatat dalam sistem dan langsung membentuk laporan keuangan yang lengkap.

Kledo menyediakan lebih dari 50 jenis laporan keuangan yang siap digunakan, mulai dari laporan laba rugi, neraca, arus kas, hingga laporan pajak dan analisis keuangan lainnya.

Semua laporan ini disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku, baik untuk bisnis kecil, menengah, maupun perusahaan skala besar.

Dengan fitur otomatisasi Kledo, pengguna bisa menghemat waktu, mengurangi risiko kesalahan pencatatan, dan mendapatkan insight bisnis yang lebih akurat.

Semua laporan bisa diakses dengan mudah dalam satu platform, kapan saja dan di mana saja.

Fitur-Fitur Terbaik Kledo

1. Invoice

Invoice adalah daftar barang kiriman yang di dalamnya terdapat keterangan nama, jumlah, dan harga yang harus dibayar.

Software akuntansi harus memiliki fitur invoice agar dapat digunakan untuk mengelola keuangan UMKM dan mencatat pembelan yang belum dibayar oleh konsumen.

Kledo dilengkapi fitur invoice yang akan membantu penggunanya melakukan pencatatan pembelian konsumen.

2. Purchasing

Fitur kedua yang dimiliki Kledo adalah purchasing. Purchasing merupaka kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membeli atau menyewa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.

Kledo memiliki kemampuan yang akan membantu pengguna membuat purchasing order dengan cepat dan dapat melakukan konversi purchasing order menjadi invoice hanya dalam satu klik.

3. Biaya

Biaya merupakan uang yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau jasa, baik yang sudah ada maupun yang masih dalam tahap perencanaan.

Pastikan biaya yang dikeluarkan tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Ini dilakukan agar bisnis yang dibangun dapat berjalan dengan lancar. 

Oleh karena itu Kledo memiliki fitur yang digunakan untuk mengategorikan dan melacak jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu barang atau jasa. Jadi, menghitung biasa di Kledo akan lebih mudah dan anti ribet.

4. Laporan

Fitur selanjutnya yang harus ada dalam software akuntansi adalah laporan. Salah satu tujuan dari pengelolaan keuangan adalah agar dapat membuat laporan keuangan bisnis dengan baik.

Laporan keuangan ini menjadi kewajiban bisnis ketika berada di akhir periode dan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap bisnis yang dijalankan.

5. Aset Tetap

Software Akuntansi Kledo memiliki kemampuan untuk melacak aset tetap dengan mudah. Tidak hanya itu, Kledo juga mampu mendepresiasi aset secara otomatis dan mendapatkan laporan aset secara realtime.

Kesimpulan

Laporan keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pengelolaan bisnis. Ada beberapa jenis laporan keuangan yang biasa digunakan dalam bisnis yang bisa dipelajari dari penjelasan yang ada di atas dan jangan lupa gunakan software akuntansi dari Kledo untuk membuat laporan keuangan dengan lebih mudah. Klik di sini untuk langsung daftar Kledo.

Desi Murniati

2 thoughts on “5 Jenis Laporan Keuangan yang Wajib Diketahui dan Contohnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 + 16 =