Accrued Expense Adalah: Definisi, Jenis, Contoh, dan Jurnal

accrued expense

Sudah tahu belum tentang accrued expense? Konsep akuntansi ini bisa jadi menakutkan bagi sebagian orang, tetapi jangan biarkan hal itu menghentikan kamu untuk mempelajarinya.

Justru, memahami accrued expense dengan baik akan membantumu mengelola keuangan perusahaan secara lebih efektif.

Pernahkah kamu mengalami kesulitan dalam merencanakan pengeluaran di masa depan atau terjebak dalam hutang yang sulit diatasi?

Accrued expense dapat membantumu menghindari hal-hal tersebut. Dengan memperhitungkan biaya-biaya yang belum terbayar, kamu dapat merencanakan pengeluaranmu di masa depan dengan lebih baik dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.

Hal ini juga akan membantumu untuk memperkirakan arus kas yang akan dikeluarkan di masa depan, sehingga kamu dapat mengelola kas perusahaan dengan lebih baik.

Yuk, pelajari lebih lanjut tentang accrued expense dan terapkan di bisnismu!

Pengertian Accrued Expense Adalah…

gambar 1

Accrued expense adalah istilah akuntansi yang merujuk pada biaya yang telah terjadi namun belum dibayar pada saat laporan keuangan dibuat. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “Beban yang belum dibayar”

Meskipun belum terbayar, biaya-biaya tersebut harus dicatat sebagai kewajiban dan dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

Beban belum dibayar seringkali diabaikan oleh banyak perusahaan, padahal pengelolaan beban yang tepat dapat membantu perusahaan memperkirakan arus kas yang akan dikeluarkan di masa depan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan pengelolaan beban yang belum dibayar agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Baca juga: Pahami 10 Cabang Akuntansi Ini untuk Tentukan Pilihan Karirmu

Apa Saja Jenis Acrrued Expense dalam Bisnis?

Berikut adalah beberapa jenis accrued expense yang umum terjadi dalam praktik akuntansi:

Gaji dan upah

Gaji dan upah adalah salah satu jenis beban belum dibayar yang paling umum terjadi.

Biaya gaji dan upah karyawan harus dicatat sebagai accrued expense pada saat gaji karyawan telah diterima oleh karyawan namun belum dibayarkan oleh perusahaan.

Hutang pajak

Hutang pajak yang belum terbayar pada akhir periode akuntansi harus dicatat sebagai accrued expense. Hal ini meliputi pajak penghasilan, pajak penjualan, dan pajak properti.

Hutang bunga

Hutang bunga yang belum terbayar pada akhir periode akuntansi harus dicatat sebagai accrued expense. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan yang meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

Sewa

Jika perusahaan menyewa ruang atau aset lainnya, biaya sewa yang belum terbayar pada akhir periode akuntansi harus dicatat sebagai accrued expense.

Garansi

Biaya garansi yang diberikan oleh perusahaan pada produk atau layanan yang dijualnya, tetapi belum digunakan oleh pelanggan, harus dicatat sebagai accrued expense.

Baca juga: Perbedaan Aset dan Liabilitas dalam Akuntansi

Apa Saja Perbedaan Acrrued Expense dan Accrued Payable?

Accrued expense dan account payable merupakan dua istilah yang berbeda dalam akuntansi, meskipun keduanya berkaitan dengan biaya yang belum dibayar.

Berikut adalah perbedaan antara accrued expense dan account payable:

  1. Accrued Expense (Beban yang Belum Dibayar): Merupakan biaya yang telah terjadi atau terjadi pada suatu periode tetapi belum dibayar pada saat laporan keuangan dibuat. Contohnya, biaya gaji karyawan atau biaya sewa ruang usaha yang belum dibayar pada saat laporan keuangan dibuat. Accrued expense dicatat sebagai kewajiban dalam laporan keuangan perusahaan.
  2. Account Payable (Utang Dagang): Merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemasok atau vendor karena pembelian barang atau jasa. Account payable umumnya terjadi ketika perusahaan menerima barang atau jasa dan pemasok memberikan faktur atau tagihan yang harus dibayar. Account payable dicatat sebagai kewajiban dalam laporan keuangan perusahaan.

Accrued expense muncul ketika suatu biaya telah terjadi tetapi belum dibayar, sementara account payable muncul ketika perusahaan telah menerima barang atau jasa tetapi belum membayarnya.

Keduanya membutuhkan pencatatan yang benar dalam laporan keuangan perusahaan untuk menjaga integritas keuangan dan kewajiban yang tepat.

Baca juga: Akun Nominal dan Akun Riil: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya

Banner 2 kledo

Pembahasan Accrued Expense dalam Akuntansi Akrual dan Kas

Akuntansi akrual

Dalam akuntansi akrual, biaya ini dicatat sebagai kewajiban (liability) pada neraca perusahaan, karena perusahaan masih harus membayarnya di masa depan.

Contoh sederhana dari beban belum dibayar adalah gaji karyawan. Misalnya, pada akhir bulan, perusahaan telah membayar gaji karyawan untuk 3 minggu terakhir, tetapi masih harus membayar gaji karyawan untuk minggu terakhir.

Oleh karena itu, jumlah gaji untuk minggu terakhir tersebut akan dicatat sebagai accrued expense pada laporan keuangan perusahaan.

Pada saat periode pembayaran tiba, accrued expense akan dihapuskan dari neraca perusahaan dan pengeluaran (expense) akan dicatat di laporan laba rugi (income statement).

Akuntansi kas

Dalam akuntansi kas, accrued expense tidak diakui sebagai pengeluaran sampai saat pembayaran dilakukan.

Karena dalam akuntansi kas, pengeluaran hanya dicatat saat uang dikeluarkan atau pembayaran dilakukan. Sehingga biaya yang belum dibayar pada akhir periode akuntansi tidak diakui sebagai pengeluaran.

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menggunakan akuntansi kas dan pada akhir bulan masih memiliki tagihan untuk biaya sewa, maka biaya sewa tersebut tidak akan dicatat sebagai pengeluaran pada laporan keuangan.

Baru saat perusahaan membayar tagihan tersebut, maka biaya sewa akan dicatat sebagai pengeluaran dalam laporan keuangan.

Dalam akuntansi akrual, biaya tersebut akan dicatat sebagai accrued expense pada laporan keuangan, sementara dalam akuntansi kas, biaya tersebut tidak diakui sampai saat pembayaran dilakukan.

Baca juga: Akuntansi Bisnis Pertanian dan Peternakan Serta Cara Pembukuannya

Apa itu Jurnal Accrued Expense?

Jurnal accrued expense adalah sebuah catatan akuntansi yang mencatat jumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan, namun belum dibayar pada akhir periode akuntansi.

Jurnal ini digunakan untuk mencatat perubahan neraca perusahaan yang timbul karena adanya beban belum dibayar.

Bentuk jurnal accrued expense adalah sebagai berikut:

Nama akunDebitKredit
Beban …xxx
Hutang ….xxx

Dalam jurnal tersebut, akun beban digunakan untuk mencatat biaya yang terkait dengan accrued expense, sementara akun hutang digunakan untuk mencatat kewajiban perusahaan untuk membayar biaya tersebut di masa depan.

Baca juga: 10 Aplikasi Cetak Struk yang Memudahkan Bisnis Anda

Contoh Kasus Jurnal Accrued Expense

Contoh 1

Pada akhir bulan Januari, perusahaan ABC memiliki karyawan dengan total gaji bulanan sebesar Rp 20.000.000.

Pada akhir bulan tersebut, perusahaan hanya sempat membayar gaji karyawan sebesar Rp 15.000.000 dan masih memiliki gaji yang belum dibayar sebesar Rp 5.000.000. Perusahaan ingin mencatat hutang beban tersebut pada akhir bulan Januari.

Maka, penjurnalan beban gaji yang belum dibayar untuk kasus ini adalah sebagai berikut:

Nama akunDebitKredit
Beban gaji yang belum dibayarRp. 5.000.000
Hutang gaji Rp. 5.000.000

Dalam contoh ini, perusahaan mencatat beban belum dibayar untuk gaji dan tunjangan karyawan senilai Rp 5.000.000 sebagai kewajiban (liability) pada akhir bulan Januari.

Baca juga: Akun Riil: Pengertian Lengkap dan Perbedaannya dengan Akun Nominal

Contoh 2

Pada akhir bulan Februari, perusahaan XYZ telah menggunakan layanan jasa telekomunikasi sebesar Rp 8.000.000.

Namun, tagihan telekomunikasi tersebut belum diterima perusahaan pada akhir bulan Februari, sehingga perusahaan harus mencatat beban belum dibayar pada akhir periode akuntansi.

Maka, penjurnalan beban telekomunikasi untuk kasus ini adalah sebagai berikut:

Nama akunDebitKredit
Beban telekomunikasi yang belum dibayarRp. 8.000.000
Hutang layanan telekomunikasiRp. 8.000.000

Dalam contoh ini, perusahaan mencatat beban belum dibayar untuk biaya telekomunikasi senilai Rp 8.000.000 sebagai kewajiban pada akhir bulan Februari.

Contoh 3

Pada akhir bulan Maret, perusahaan ABC memperoleh asuransi yang akan berakhir pada bulan Juni.

Perusahaan membayar premi asuransi sebesar Rp 12.000.000 untuk 6 bulan. Namun, pada akhir bulan Maret, perusahaan belum mencatat penggunaan asuransi selama 1 bulan, sehingga harus mencatat accrued expense untuk asuransi tersebut.

Maka, penjurnalan beban asuransi yang belum dibayar untuk kasus ini adalah sebagai berikut:

Nama akunDebitKredit
Beban asuransi belum dibayarRp. 2.000.000
Hutang asuransi yang belum dibayarRp. 2.000.000

Pada contoh kasus tersebut, premi asuransi yang dibayarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 12.000.000 untuk 6 bulan, atau setara dengan Rp 2.000.000 per bulan.

Namun, pada akhir bulan Maret, perusahaan hanya telah menggunakan asuransi selama 1 bulan, sehingga accrued expense-nya hanya sebesar 1 bulan premi, yaitu:

Rp 2.000.000 / bulan x 1 bulan = Rp 2.000.000

Maka, jumlah beban asuransi yang harus dicatat pada akhir bulan Maret adalah sebesar Rp 2.000.000.

Baca juga: Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Contohnya

Tips Mengelola Accrued Expense

gambar 2

Buat jadwal pengaturan accrued expense secara teratur

Pengaturan beban belum dibayar perlu dibuat secara teratur pada akhir setiap periode akuntansi. Hal ini akan membantumu untuk memastikan bahwa kewajiban dicatat dengan tepat waktu.

Periode akuntansi yang umumnya digunakan adalah bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan.

Pastikan kamu menyesuaikan jadwal pengaturan beban belum dibayar dengan periode akuntansi yang kamu gunakan.

Baca juga: Balanced Scorecard: Pengertian Lengkap dan Cara Membuatnya

Buat rekening terpisah untuk kewajiban accrued expense

Buat rekening terpisah khusus untuk beban belum dibayar, sehingga kamu dapat memantau kewajiban yang belum dibayar dengan mudah dan akurat.

Dalam hal ini, kamu bisa membuat rekening yang disebut “Accrued Expenses” pada neraca keuangan bisnis.

Dengan cara ini, semua kewajiban beban belum dibayar akan tercatat pada rekening yang terpisah dan akan memudahkan untuk memantau kewajiban yang belum dibayar.

Catat semua kewajiban accrued expense

Pastikan bahwa semua kewajiban beban belum dibayar tercatat dengan benar dalam jurnal akuntansi bisnis.

Hal ini akan membantumu untuk menghindari kesalahan penghitungan dan menghindari risiko mengabaikan kewajiban.

Utang beban belum dibayar harus dicatat sebagai beban di laporan laba rugi dan juga harus dicatat pada neraca sebagai kewajiban yang harus dibayar.

Baca juga: Jurnal Khusus: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Transaksinya

Periksa tagihan secara berkala

Periksa tagihan secara berkala untuk memastikan bahwa kewajiban beban belum dibayar yang dicatat pada jurnal akuntansi sesuai dengan jumlah yang tercantum pada tagihan.

Hal ini dapat membantumu menghindari kesalahan penghitungan dan menghindari risiko mengabaikan kewajiban. Pastikan juga untuk menyimpan catatan atas setiap tagihan yang diterima.

Baca juga: Download Template Pembukuan Toko Excel Gratis

Periksa dan analisis laporan keuangan secara berkala

Lakukan analisis laporan keuangan secara berkala untuk memastikan bahwa semua utang beban belum dibayar tercatat dengan benar dan tidak mengganggu arus kas yang dibutuhkan oleh bisnismu.

Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, dapat membantumu memantau kondisi keuangan bisnis dan memastikan bahwa tidak ada utang beban belum dibayar yang terlupakan.

Perencanaan keuangan yang baik

Perencanaan keuangan yang baik sangat diperlukan dalam pengelolaan beban belum dibayar, karena ini membantumu untuk memastikan bahwa ada cukup kas yang tersedia untuk membayar kewajiban beban belum dibayar pada akhir setiap periode akuntansi.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat proyeksi arus kas yang realistis dan memastikan bahwa bisnis memiliki cadangan kas yang cukup untuk membayar semua utang beban belum dibayar pada akhir setiap periode akuntansi.

Dengan menerapkan tips ini, kamu dapat memastikan bahwabeban belum dibayar bisnis dikelola dengan baik dan bisnismu tetap berjalan lancar. Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk bisnis.

Baca juga: 10 Tips dalam Mengelola Modal Usaha untuk Pemula

Kesimpulan

Dalam dunia bisnis, mengelola accrued expense merupakan salah satu hal yang sangat penting. Ketika biaya ini tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak buruk pada keuangan bisnis dan bahkan dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis itu sendiri.

Untuk itu, kamu bisa menggunakan software akuntansi untuk mengelola keuangan bisnismu. Kledo adalah salah satu software akuntansi yang dapat membantu bisnismu dalam mengelola accrued expense.

Dengan menggunakan Kledo, kamu dapat lebih efisien dan efektif dalam mengelola keuangan dan mencegah terjadinya kesalahan dalam proses pembukuan.

Tertarik mencoba? Kamu juga bisa lho mencoba Kledo gratis selama 14 hari atau selamanya tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × 5 =