Jika Anda ingin mencoba bisnis yang laku setiap hari, maka grosir sembako bisa menjadi salah satu pilihan terbaik.
Masyarakat selalu membutuhkan sembako dalam kesehariannya. Karena itu, bisnis ini berpotensi memberi Anda keuntungan yang stabil.
Nah, sebelum memulai bisnis grosir sembako, ada beberapa hal yang perlu Anda siapkan dengan matang. Persiapan ini bertujuan agar bisnis Anda bisa lebih bertahan dan berkembang.
Artikel ini akan membahas hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang membuka grosir sembako mulai dari rincian modal dan tips memulainya.
Apa Kelebihan Bisnis Grosir Sembako?
Mengapa banyak orang yang memilih membuka bisnis grosir sembako? Jawabannya adalah:
- Permintaan Stabil: Sembako merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga jumlah permintaan relatif stabil, bahkan dalam kondisi ekonomi yang sulit.
- Peluang Pasar Luas: Peluang pasar bisnis ini terbilang luas. Sebab, grosir sembako melayani berbagai jenis pelanggan, mulai dari pengecer kecil, warung, hingga rumah tangga.
- Margin Keuntungan yang Kompetitif: Meskipun margin per unit sembako kecil, tapi biasanya bisnis berhasil menjual dengan volume yang tinggi. Karena itu, keuntungan yang Anda dapatkan pun cukup signifikan.
- Relatif Minim Tren: Sembako bukan produk musiman atau tren, sehingga risiko penurunan permintaan akibat perubahan selera konsumen relatif rendah.
- Mudah Diakses: Bisnis grosir biasanya menarik pelanggan lokal karena menawarkan harga yang kompetitif dan lokasi yang dekat.
Baca Juga: Tips Mendapatkan Kepercayaan Konsumen Dalam Bisnis
Tantangan Dalam Usaha Grosir Sembako
Tidak ada bisnis yang sempurna, setiap bisnis pasti memiliki tantangannya masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang biasa dihadapi pelaku usaha grosir sembako:
1. Persaingan ketat
Ada banyak pelaku usaha lainnya yang juga menjual sembako. Misalnya, seperti grosir besar, pasar tradisional, hingga minimarket modern.
Karena begitu banyak penawaran, konsumen pun cenderung mencari tempat yang menawarkan harga termurah. Persaingan harga pun terjadi karena kompetisi yang begitu sengit.
2. Fluktuasi harga barang
Harga sembako sering kali berfluktuasi. Penyebabnya adalah berbagai faktor eksternal seperti cuaca, biaya transportasi, atau kebijakan pemerintah (misalnya, subsidi atau pajak).
Fluktuasi harga ini dapat memengaruhi margin keuntungan yang Anda dapatkan.
3. Perputaran modal cepat
Sembako adalah barang dengan margin tipis dan jumlah penjualan unit yang tinggi. Karena itu, Anda perlu memastikan perputaran modal yang cepat.
Anda perlu memutar keuntungan untuk membeli barang agar stok tetap tersedia dan usaha tetap berjalan lancar.
4. Sulit mendapatkan kepercayaan pelanggan
Masalah lain dalam menjual sembako adalah sulitnya mendapatkan kepercayaan pelanggan. Rata-rata pelanggan sudah memiliki tempat kepercayaan atau memilih pemasok yang sudah dikenal.
Membangun kepercayaan dan hubungan baik membutuhkan waktu serta pelayanan yang konsisten. Anda bisa membaca artikel ini untuk tips lebih lanjut mendapatkan kepercayaan konsumen.
5. Biaya operasional
Biaya operasional, seperti transportasi dan biaya penyimpanan dapat menjadi beban besar. Jika tidak dikelola dengan baik, biaya ini dapat mengurangi margin keuntungan.
6. Ketergantungan pada rantai pasokan
Ketersediaan barang sangat bergantung pada pemasok atau distributor besar.
Karena itu, jika ada gangguan dalam rantai pasok, seperti keterlambatan atau kelangkaan barang, bisnis Anda juga akan ikut terpengaruh.
7. Regulasi pemerintah
Kebijakan pemerintah seperti pembatasan impor atau perubahan pajak dapat memengaruhi harga dan ketersediaan barang tertentu.
Baca Juga: Perbedaan Bisnis Distributor dan Grosir dan Mana yang Anda Pilih?
Rincian Modal untuk Memulai Usaha Grosir Sembako
Berikut adalah rincian modal awal yang perlu Anda siapkan untuk memulai bisnis grosir sembako beserta daftar kebutuhan:
1. Biaya utama
Barang Dagangan | Jumlah | Harga Satuan | Total Biaya (Rp) |
---|---|---|---|
Beras | 250 kg | Rp12.000/kg | Rp3.000.000 |
Minyak goreng | 50 liter | Rp15.000/liter | Rp750.000 |
Gula pasir | 100 kg | Rp14.000/kg | Rp1.400.000 |
Telur ayam | 150 kg | Rp25.000/kg | Rp3.750.000 |
Garam | 50 kg | Rp2.000/kg | Rp100.000 |
Tepung terigu | 100 kg | Rp10.000/kg | Rp1.000.000 |
Mi instan | 25 dus | Rp80.000/dus | Rp2.000.000 |
Kopi instan/sachet | 25 dus | Rp100.000/dus | Rp2.500.000 |
Total Modal Barang Dagangan: Rp14.500.000
2. Biaya fasilitas dan infrastruktur
Kebutuhan | Perkiraan Biaya (Rp) |
---|---|
Sewa tempat | Rp5.000.000 |
Rak atau etalase | Rp1.000.000 |
Timbangan digital | Rp500.000 |
Meja dan kursi kasir | Rp1.000.000 |
Wadah penyimpanan | Rp250.000 |
Total biaya: Rp7.750.000
3. Biaya operasional awal
Jenis Biaya | Perkiraan Biaya (Rp) |
---|---|
Listrik dan air | Rp500.000 |
Transportasi/pengiriman barang | Rp1.000.000 |
Gaji karyawan (jika ada) | Rp2.500.000 |
Promosi (banner, brosur) | Rp500.000 |
Total biaya operasional awal: Rp4.500.000
4. Cadangan dana
Sebaiknya siapkan cadangan dana untuk biaya tak terduga atau tambahan stok barang. Kami menyarankan Anda untuk menyiapkan cadangan dana sebesar sekitar 10-20% dari total modal awal.
Cadangan modal (perkiraan): Rp3.000.000
Perkiraan total modal awal
- Barang Dagangan: Rp14.500.000
- Fasilitas dan Infrastruktur: Rp7.750.000
- Biaya Operasional: Rp4.500.000
- Cadangan Modal: Rp3.000.000
Estimasi Total Modal: Rp29.750.000
Baca Juga: 10 Tips dalam Mengelola Modal Usaha untuk Pemula
Tips Memulai Usaha Grosir Sembako
1. Membuat rencana bisnis
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah membuat bisnis plan. Di rencana ini, Anda akan menulis tujuan, strategi, dan proyeksi keuangan.
Anda juga perlu menambahkan ringkasan eksekutif, strategi pemasaran, rencana operasional, dan rencana finansial.
Anda bahkan dapat membuat Analisis SWOT, yang mencakup analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap bisnis grosir baru Anda.
Dengan membedah aspek-aspek ini, bisnis grosir sembako Anda dapat mengidentifikasi keunggulan utama, area yang perlu Anda tingkatkan, peluang pasar, dan potensi ancaman.
Evaluasi strategis ini memungkinkan Anda untuk merancang strategi yang tepat guna memanfaatkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengurangi risiko dalam usaha grosir.
2. Mengatur pendanaan
Jangan sampai Anda tidak tahu berapa biaya yang Anda perlukan untuk memulai bisnis dan operasionalnya.
Anda bisa merujuk rincian modal yang sudah kami jelaskan di atas dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan.
Selanjutnya, Anda perlu mengidentifikasi sumber dana Anda. Anda bisa menggunakan tabungan pribadi, pinjaman dari teman dan keluarga, atau pinjaman bank untuk memulai bisnis grosir Anda.
Selain itu, penting juga untuk membuat anggaran dan proyeksi keuangan.
Anggaran adalah rencana untuk mengalokasikan dana dan pengeluaran Anda. Proyeksi keuangan adalah estimasi pendapatan dan pengeluaran Anda di masa mendatang.
Ini akan membantu Anda memahami situasi keuangan bisnis Anda. Kemudian, Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang cara mengalokasikan sumber daya Anda.
Saat membuat anggaran dan proyeksi keuangan, pertimbangkan hal berikut:
- Proyeksi pendapatan: Perkirakan berapa banyak pendapatan yang akan Anda hasilkan setiap bulan berdasarkan proyeksi penjualan Anda.
- Harga pokok penjualan (HPP): Perkirakan berapa biaya yang akan Anda keluarkan untuk membeli dan mengirimkan produk Anda ke pelanggan.
- Biaya operasional: Perkirakan biaya berkelanjutan Anda, seperti sewa, utilitas, penggajian, dan asuransi.
- Margin laba kotor: Hitung margin laba kotor Anda, yang merupakan selisih antara pendapatan dan HPP Anda.
- Margin laba bersih: Hitung margin laba bersih Anda, yang merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran Anda.
Ini mungkin bukan bagian yang paling menarik dalam memulai bisnis grosir sembako. Namun, menentukan biaya awal dan pengeluaran berkelanjutan Anda sangatlah penting.
Memperkirakan biaya ini seakurat mungkin membantu memastikan Anda memiliki cukup dana untuk menutupi pengeluaran dan tetap bertahan hingga bisnis Anda menjadi menguntungkan.
Baca Juga: Pendanaan Jangka Panjang dan Pendek: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya
3. Membangun hubungan dengan pemasok
Proses menemukan pemasok grosir mungkin sedikit merepotkan, tetapi sebenarnya tidak sesulit kelihatannya.
Anda bisa melakukan pencarian Google, mendatangi pusat industri atau bazar, lewat website atau online shop, dan lain-lain. Untuk cara lebih lengkap bisa Anda baca di artikel ini.
Produsen dan distributor sering kali mengandalkan jaringan, rujukan, dan promosi secara word of mouth atau dari mulut ke mulut untuk menemukan pelanggan baru. Karena itu, mungkin Anda akan kesulitan mencari mereka di situs pencarian.
Setelah menemukan pemasok ideal Anda, lakukan negosiasi harga dan syarat yang menguntungkan kedua belah pihak.
Bahas hal-hal terkait jumlah pesanan minimum, harga eceran yang disarankan produsen, ketentuan pembayaran, dan jadwal pengiriman.
Jelaskan kebutuhan dan harapan Anda, dan mintalah referensi dan sampel jika memungkinkan.
Anda mungkin perlu bekerja sama dengan beberapa pemasok untuk memastikan pasokan produk yang konsisten.
Selain itu, bekerja sama dengan pemasok cadangan juga dapat membantu Anda menjaga kepuasan pelanggan jika terjadi gangguan tak terduga pada rantai pasokan Anda.
4. Pemasaran dan penjualan
Setelah produk Anda siap dan Anda sudah mendapat pemasok yang dapat diandalkan, sekarang waktunya Anda fokus pada pemasaran dan penjualan.
Pertama, pikirkan branding Anda. Grosir Anda harus terlihat berbeda dari yang lain. Untuk memulainya, Anda bisa memikirkan nama yang unik dan menarik.
Kedua, ketahuilah value proposition Anda. Apa yang membuat bisnis Anda berbeda dari pesaing? Mengapa masyarakat harus memilih Anda?
Untuk membangun value proposition dan brand yang menonjol, pertimbangkan target pasar Anda, keunikan nilai jual Anda, dan misi serta nilai-nilai yang Anda bawa.
Setelah itu, fokuslah pada akuisisi pelanggan. Zaman sekarang, memiliki situs web dan eksis di media sosial sangatlah penting.
Namun selain situs web, yang tidak kalah penting adalah menjalin koneksi untuk membangun basis pelanggan Anda.
Caranya adalah dengan menghadiri acara dagang, menjalin hubungan dengan bisnis lain di industri yang sama, dan menjangkau pelanggan potensial lewat email marketing atau cara lainnya.
Selalu berikan pelayanan yang ramah agar Anda bisa memikat hati calon pelanggan Anda. Jangan lupa untuk menawarkan insentif seperti diskon bagi mereka yang mau mempromosikan bisnis Anda.
5. Operasional dan logistik
Sekarang saatnya membahas proses yang menentukan kelancaran operasional bisnis grosir sembako Anda, mulai dari perputaran inventaris, logistik, mengatur proses pemesanan, hingga pembayaran.
Mengelola inventaris
Untuk mengelola pengisian dan perputaran inventaris (inventory turnover), lacak ketersediaan stok dan pastikan pelanggan Anda mendapatkan kebutuhan mereka dengan efisien dan tepat waktu.
Agar pengelolaan Anda efektif, Anda bisa menggunakan teknologi seperti aplikasi inventaris. Jadilah proaktif, segera lakukan reorder sebelum Anda kehabisan stok.
Pantau tingkat perputaran inventaris Anda secara teratur dan antisipasi permintaan. Gunakan data penjualan untuk mengidentifikasi produk mana yang laku dan mana yang perlu sedikit dorongan ekstra.
Logistik
Anda juga harus membuat rencana pengiriman dan logistik yang merinci biaya, waktu pengiriman, dan pengemasan produk.
Selain itu, ada juga tips untuk proses logistik yang lebih baik:
- Pilih operator yang tepat. Cari vendor yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan anggaran Anda serta memiliki reputasi layanan yang andal.
- Pastikan produk Anda dikemas dengan aman untuk menghindari kerusakan selama pengiriman, dan tetapkan waktu pengiriman yang realistis. Ini akan membantu Anda menghindari pelanggan yang kecewa dan ulasan negatif.
- Beri tahu bagaimana pelanggan bisa melacak pengiriman mereka.
Pemesanan
Pastikan Anda memiliki sistem yang jelas untuk menerima pesanan pelanggan. Baik itu melalui situs web, telepon, atau media sosial, pastikan pelanggan Anda dapat dengan mudah mengirimkan pesanan mereka.
Setelah Anda menerima pesanan, proses secepat mungkin. Miliki sistem yang efisien untuk mengirimkan pesanan tersebut ke pelanggan Anda.
Pembayaran
Anda juga memerlukan proses pembayaran yang efisien. Jika memungkinkan, Anda harus bisa menerima berbagai opsi pembayaran, mulai dari kartu kredit hingga dompet digital.
Ini akan memberi pelanggan Anda fleksibilitas dan memastikan pembayaran tepat waktu.
Terakhir, jangan lupa untuk menindaklanjuti dengan pelanggan Anda. Kirim pesan yang ramah untuk memastikan mereka senang dengan pembelian mereka dan ucapkan terima kasih.
Cara ini bagus untuk membangun loyalitas pelanggan dan memastikan mereka mau kembali berbisnis dengan Anda lagi.
Baca Juga: Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya
Kesimpulan
Usaha grosir sembako memiliki potensi keuntungan yang tinggi, namun juga diikuti beragam tantangan yang harus Anda hadapi.
Tapi dengan persiapan yang matang, Anda bisa memulai usaha ini dengan lebih baik dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan Anda.
Agar transaksi di bisnis grosir sembako Anda lancar, akurat, dan tidak ada kesalahan, gunakan aplikasi kasir Kledo POS.
Kledo POS dapat membantu Anda mengelola inventaris, membuat laporan penjualan, serta mengelola profil pelanggan. Semua fiturnya dibuat khusus agar bisnis Anda bisa semakin berkembang.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, coba Kledo POS sekarang melalui tautan ini!
- Mau Buka Usaha Grosir Sembako? Ini Modal dan Tipsnya! - 9 Januari 2025
- 20 Ide Jualan Bulan Puasa dan Strategi Promosinya - 8 Januari 2025
- Bisnis Seblak Prasmanan: Rincian Modal dan Tipsnya - 7 Januari 2025