10 Strategi Membangun Brand dari Nol, Mudah!

strategi membangun brand banner

Membangun brand adalah salah satu strategi penting yang harus Anda perhatikan saat memulai bisnis.

Ide bisnis yang hebat atau produk inovatif tidak akan berarti banyak jika Anda tidak dapat mengkomunikasikannya kepada dunia, khususnya dengan cara yang dapat dipahami oleh target audiens Anda.

Bagaimana pelanggan, pesaing, dan pasar memandang citra brand Anda bergantung pada brand positioning dan pilihan estetika, tetapi identitas brand Anda lebih dari sekadar logo.

Identitas brand mencakup segala hal mulai dari kepribadian brand, pernyataan misi, hingga palet warna yang konsisten yang Anda gunakan di berbagai saluran.

Pada artikel ini, kami akan membahas strategi untuk membangun brand sendiri dari nol, serta menciptakan identitas brand yang menarik dan berkesan.

Apa itu Brand?

Brand adalah hal yang mendefinisikan bisnis, produk, layanan, individu, atau konsep di pasar.

Brand membedakan bisnis Anda dari yang lain di industri yang sama serta menentukan bagaimana Anda akan memasarkan dan menawarkan produk dan layanan Anda.

Sementara itu, branding adalah proses membangun brand termasuk bagaimana tampilannya, suaranya, dan target audiens yang ingin dijangkau.

kledo pos 1

Baca Juga: Pengertian Lengkap Brand Experience dan Contohnya

Apa Saja Elemen Penting dari Brand?

Brand lebih dari sekadar logo, slogan, atau palet warna. Berikut adalah elemen penting yang perlu Anda perhatikan saat membangun brand Anda:

1. Target audiens

Menentukan target audiens adalah salah satu tahap paling penting dalam membangun brand dari awal. Proses ini membantu Anda membangun brand yang berbicara langsung kepada pelanggan.

2. Brand identity

Brand identity mencakup nama bisnis Anda dan elemen visual yang mendefinisikan brand Anda, mulai dari logo dan warna hingga estetika foto dan media sosial Anda.

Selain itu, brand identity juga mencakup cerita brand Anda dan keunggulan kompetitifnya.

3. Brand voice

Brand voice adalah bagaimana suara brand Anda terdengar. Tentukan bagaimana suara Anda dan gunakan secara konsisten suara tersebut di setiap titik kontak pelanggan.

Jika brand Anda menggunakan nada yang santai dan jujur dari Anda di media sosial, pastikan Anda juga terdengar santai dan jujur di media komunikasi lainnya.

4. Misi dan nilai

Misi brand adalah panduan utama bagi bisnis Anda. Inilah yang menetapkan tujuan untuk perusahaan Anda dan janji kepada pelanggan Anda.

Sementara itu, nilai-nilai brand menunjukkan apa yang brand Anda perjuangkan. Keduanya penting karena dapat membantu menjaga keputusan bisnis Anda agar tetap sesuai dengan tujuan brand.

Apa pun yang Anda lakukan sebagai brand, harus selalu sejalan dengan misi dan nilai-nilai Anda.

5. Style guide

Panduan ini mengatur bagaimana brand Anda akan muncul di setiap platform atau saluran. Misalnya seperti penggunaan logo, font, suara dan nada brand, serta estetika keseluruhan brand.

Panduan ini sangat berguna saat Anda ingin mengekspansi bisnis, merekrut tim, atau bekerja sama dengan agensi untuk membuat materi atas nama Anda.

Baca Juga: Tahapan Scale Up Bisnis, Tips, dan Contohnya

10 Strategi Membangun Brand

Langkah 1: Meriset kompetitor

strategi membangun brand 1

Sebelum mendalami strategi membangun brand Anda, penting untuk memahami kondisi persaingan.

Lakukan riset pasar untuk mengidentifikasi target audiens serta pesaing langsung dan tidak langsung Anda.

Target audiens

Pahami pelanggan ideal Anda dengan membuat buyer persona yang menggambarkan usia, pekerjaan, minat, dan perilaku mereka.

Jelajahi platform online favorit mereka seperti subreddit, hashtag Instagram, atau thread Discord untuk mengetahui apa yang menarik perhatian mereka.

Semakin dalam pemahaman Anda, semakin mudah untuk berbicara dengan mereka dalam bahasa yang mereka pahami.

Misalnya, jika Anda menargetkan Gen Z, pahami cara komunikasi dan tren yang mereka ikuti.

Pesaing pasar

Cari secara online perusahaan lain di industri dan niche Anda yang sudah menargetkan pasar yang sama.

Idealnya, lakukan analisis SWOT lengkap. Tetapi, jika Anda ingin lebi h cepat, catat apa yang berhasil dan tidak dalam strategi desain dan pemasaran mereka.

Perhatikan branding di situs web dan media sosial mereka untuk melihat nada suara dan pesan brand. Identifikasi elemen yang bisa Anda adaptasi atau tingkatkan.

Langkah 2: Lakukan riset pasar

Setelah memiliki gambaran tentang audiens dan pesaing, lakukan riset pasar lebih dalam.

Mulailah dengan menjelajahi SERP (Search Engine Results Page) untuk melihat tren dan mendapatkan informasi. Pahami demografi audiens Anda dan jenis konten sosial yang menarik perhatian mereka.

Berikut adalah beberapa alat untuk membantu Anda memahami audiens dengan lebih baik:

  • Google’s Market Analysis: Alat ini membantu Anda meneliti tren pasar, mengidentifikasi pelanggan potensial, dan menganalisis pesaing. Anda dapat menemukan apa yang orang cari, produk atau layanan yang mereka minati, serta lokasi mereka.
  • Facebook Audience Insights: Alat ini memberikan data tentang demografi, minat, dan perilaku audiens Facebook Anda. Dengan membandingkan karakteristik audiens Anda dengan populasi Facebook yang lebih besar, Anda bisa mendapatkan wawasan unik dan menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif.

Langkah 3: Tetapkan brand personality

Langkah ketiga dalam membangun strategi brand adalah menetapkan brand personality.

Brand yang kuat tidak berusaha menarik semua orang sekaligus. Justru, branding yang efektif fokus pada niche yang jelas dan spesifik.

  • Deskripsikan Karakter Brand Anda: Buat daftar kata sifat yang menggambarkan karakter brand Anda seolah-olah itu adalah seseorang. Apakah brand Anda lebih cocok digambarkan sebagai sosok yang elegan atau trendi, dewasa, atau ceria an muda?
  • Bangun Brand Story: Ceritakan nilai inti dan misi brand Anda yang membuat audiens merasa memiliki tujuan yang sama.
  • Susun Brand Manifesto: Uraikan motivasi inti brand Anda. Misalnya, jika Anda memiliki layanan pengiriman makanan lokal, apakah fokus Anda adalah kecepatan pengiriman, layanan pelanggan yang unggul, atau penggunaan kemasan ramah lingkungan?

Baca Juga: Apa itu Brand Recognition? Berikut Strategi dan Tips Penerapannya

Langkah 4: Buat pernyataan brand positioning

strategi membangun brand 2

Ini adalah pesan singkat yang membedakan brand Anda di pasar dan menyoroti nilai uniknya.

Pernyataan ini bukan sekadar tagline atau elevator pitch, tetapi pernyataan yang mencerminkan siapa Anda dan apa yang ingin Anda capai.

Gunakan template berikut untuk menulis positioning statement Anda:
“Kami menawarkan [produk atau layanan] untuk [target pasar] agar [nilai yang diberikan].”

Contoh:
“Kami menawarkan produk kecantikan alami untuk remaja yang ingin menjaga kesehatan kulit tanpa bahan kimia berbahaya.”

Dengan menyusun brand positioning statement yang kuat, Anda bisa memperkuat identitas brand dan mendapatkan keunggulan dibandingkan pesaing.

Langkah 5: Pilih nama bisnis yang tepat

Nama brand yang bagus mampu menggambarkan esensi bisnis Anda dan memperkuat kredibilitas sejak awal. Namun, menentukan nama bisnis yang tepat bukanlah tugas yang mudah.

Berikut adalah beberapa tips dalam memilih nama brand:

  • Sederhana dan Mudah Diingat: Pilih nama yang singkat, mudah diucapkan, dan mudah diingat. Nama yang sederhana memudahkan audiens untuk mengenali dan mengingat brand Anda.
  • Mencerminkan Kepribadian Brand: Sesuaikan nama brand dengan karakter, nilai inti, atau produk yang Anda tawarkan. Misalnya, jika bisnis Anda adalah layanan pengiriman makanan cepat, Anda bisa memilih nama yang mencerminkan kecepatan atau kehangatan layanan.
  • Berpikir Jangka Panjang: Pilih nama yang fleksibel jika bisnis Anda berencana untuk berkembang. Misalnya, jika Anda memulai dengan dapur bersama (ghost kitchen) tetapi berencana membuka restoran besar, pastikan nama brand Anda masih relevan di masa depan.

Langkah 6: Buat slogan yang menarik

Selain nama dan logo, buatlah slogan pendek yang catchy dan mencerminkan semangat serta nilai brand Anda.

Tidak semua bisnis memerlukan slogan, tetapi slogan dapat menjadi aset brand yang kuat dan membantu orang mengingat bisnis Anda.

Contoh Slogan yang Sukses:

  • TikTok: “Make every second count”
  • Skittles: “Taste the rainbow”

Slogan-slogan ini sederhana tetapi penuh makna, serta berhasil mencerminkan identitas brand dengan jelas.

Baca Juga: 50 Contoh Slogan Produk dan Cara Membuatnya

Langkah 7: Desain logo yang profesional

contoh logo brand

Logo adalah elemen utama dari identitas brand Anda. Ini sering kali menjadi kesan pertama yang dilihat orang tentang bisnis Anda, sehingga penting untuk membuat desain logo yang tepat.

Tips desain logo yang efektif:

  • Unik dan Berkesan: Hindari meniru desain logo yang sudah ada.
  • Fleksibel: Pastikan logo dapat beradaptasi dengan berbagai ukuran dan format. Buat versi lengkap serta versi sederhana (ikon atau wordmark) untuk penggunaan di berbagai platform.
  • Mewakili Identitas Brand: Warna, tipografi, dan bentuk dalam logo harus selaras dengan karakter dan nilai brand Anda.

Contoh Inspiratif:

  • Logo Chanel dengan huruf C yang saling mengunci.
  • Logo Walt Disney dengan gaya tanda tangan yang khas.

Langkah 8: Tentukan identitas visual

Identitas visual adalah salah satu elemen penting dalam membangun brand personality.

Ini tidak hanya mencakup desain logo, tetapi juga tampilan keseluruhan bisnis Anda di berbagai platform seperti situs web, media sosial, kemasan produk, hingga signage di toko fisik.

Identitas visual yang konsisten dapat membuat audiens lebih mudah mengenal dan mengingat brand Anda.

Elemen-elemen dalam identitas visual:

1. Warna brand

Warna brand adalah palet warna yang terdiri dari sekitar lima hingga sepuluh warna. Penggunaan warna yang konsisten dapat meningkatkan brand awareness. Contoh:

  • Slack: Kombinasi merah, hijau, kuning, dan biru.
  • Instagram: Gradasi warna hangat yang khas.

Pikirkan warna yang sesuai dengan industri Anda. Misalnya, industri makanan sering menggunakan merah, oranye, dan kuning untuk membangkitkan selera, sedangkan hijau sering digunakan untuk mempromosikan kesehatan.

2. Tipografi

Tipografi dapat menyampaikan karakter brand Anda. Tentukan 1-3 font utama untuk menjaga konsistensi desain.

  • Serif: Terlihat klasik dan elegan (cocok untuk brand formal).
  • Sans Serif: Tampak modern dan minimalis (cocok untuk brand kasual atau teknologi).
  • Script atau Handwriting: Berkesan artistik dan personal (cocok untuk brand yang lebih kreatif atau unik).

Pastikan Anda memiliki lisensi font yang tepat jika memilih font berbayar untuk menghindari masalah hak cipta.

3. Fotografi

Perhatikan subjek, komposisi, dan gaya foto yang Anda gunakan. Pastikan foto-foto yang brand Anda gunakan mencerminkan target audiens dan nilai brand Anda.

  • Diversifikasi Model: Pilih model yang beragam untuk mencerminkan inklusivitas.
  • Konsistensi Gaya: Pilih gaya fotografi yang sesuai dengan karakter brand (minimalis, ceria, elegan, dll.).

4. Ikon, ilustrasi, dan grafis

Selain fotografi, elemen grafis seperti ilustrasi dan ikon dapat membantu menyampaikan pesan brand dengan lebih efektif.

  • Call to Action: Gunakan warna yang kontras namun tetap konsisten dengan palet warna brand.
  • Profil Social Media: Buat desain yang sesuai dengan identitas brand Anda.

Baca Juga: Desain Kemasan Produk: Pembahasan Lengkap dan Proses Membuatnya

Langkah 9: Membangun suara brand

strategi membangun brand 3

Selain bahasa visual, brand Anda juga membutuhkan bahasa komunikasi yang konsisten. Brand voice adalah gaya komunikasi yang brand gunakan untuk berbicara dan menulis kepada audiens.

Suara ini harus tetap brand gunakan di situs manapun, baik itu situs web, media sosial, hingga interaksi tatap muka dengan pelanggan.

Brand voice harus mencerminkan karakter brand Anda. Jika brand Anda ceria dan muda, gunakan bahasa santai dan sesekali selipkan slang. Jika formal dan profesional, gunakan bahasa yang lebih baku dan sesekali gunakan istilah industri.

Selan itu, terapkan brand voice secara konsisten di semua aset komunikasi, termasuk:

  • Website: Penulisan konten halaman utama, blog, dan landing page.
  • Media Sosial: Caption, komentar, dan hashtag.
  • Layanan Pelanggan: Email, chat, dan komunikasi langsung.
  • Materi Promosi: Brosur, poster, dan banner iklan.

Contoh brand voice berdasarkan kepribadian brand:

  • Fun & Friendly: Menggunakan emoji, bahasa ringan, dan humor. Contoh: “Hey, coffee lovers! Siap bikin hari kamu lebih semangat dengan secangkir kopi kami?”
  • Profesional & Formal: Menggunakan bahasa baku dan sopan. Contoh: “Selamat datang di [Nama Brand]. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan layanan terbaik.”

Langkah 10: Terapkan branding secara konsisten

Konsistensi adalah kunci membangun identitas brand yang kuat. Anda harus menerapkan setiap elemen branding, logo, slogan, bahasa visual, dan brand voice secara konsisten di semua lini bisnis Anda.

Berikut ini adalah alasan mengapa konsistensi penting:

  • Konsistensi menciptakan persepsi bahwa brand Anda stabil dan dapat diandalkan.
  • Pengulangan elemen branding membuat brand Anda lebih mudah diingat.
  • Audiens akan merasakan pengalaman yang sama setiap kali berinteraksi dengan brand Anda.

Baca Juga: Tips Membuat Logo dan Manfaatnya Bagi Bisnis

Kesimpulan

Jadi, itulah cara dan strategi membangun brand yang bisa Anda terapkan untuk bisnis Anda.

Pada akhirnya, membangun brand memerlukan latihan, kesabaran, dan pengalaman. Teruslah menekankan tema dan identitas Anda.

Selama Anda mempelajari pelanggan dan apa yang mereka inginkan, Anda bisa memperbaiki brand Anda lagi nanti, hingga menemukan versi yang paling ideal dari brand Anda.

Selain branding, jangan lupa mengelola transaksi Anda dengan aplikasi kasir Kledo POS. Dengan Kledo POS, Anda bisa mengelola transaksi dengan cepat, memantau stok produk, dan membuat laporan penjualan secara otomatis.

Tertarik menggunakan Kledo POS? Yuk, coba sekarang melalui tautan ini.

salsabilanisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

17 + 16 =