Contoh Laporan Keuangan Bisnis Retail

laporan keuangan bisnis retail

Menjelanakan bisnis retail bukanlah perkara mudah. Anda harus melakukan penjualan, mengelola manajemen persediaan, membangun hubungan baik dengan vendor, dan yang terpenting Anda harus mengetahui cara menganalisis laporan keuangan pada bisnis retail Anda.

Sebagai pemilik bisnis retail, melakukan semua ini tentu merupakan pekerjaan yang sulit. Namun semua ini harus Anda lakukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis Anda.

Pada artikel kali ini kami akan memberikan contoh laporan keuangan bisnis retail dan cara membuatnya lengkap beserta penjelasannya.

Jadi, baca terus sampai selesai.

Apa Manfaat Laporan Keuangan Bagi Bisnis Retail?

Terlepas dari Anda seorang manajer bisnis retail atau pemilik bisnis, Anda harus terbiasa dengan laporan keuangan bisnis retail yang berbeda sesuai dengan peran Anda.

Manfaat laporan keuangan bagi manajer bisnis retail

Sebagai manajer di perusahaan retail, Anda biasanya tidak mendapatkan akses ke neraca dan laporan arus kas, tetapi Anda harus mengetahui semua laporan keuangan setidaknya untuk memahami apa yang dilihat oleh pemilik bisnis dan bagaimana mereka mengukur kinerja bisnis secara keseluruhan.

Misalnya, jika Anda memberikan saran untuk membuka toko baru di area tertentu, Anda harus mengetahui bahwa agar saran Anda dapat dieksekusi, pemilik/manajemen senior harus memiliki cukup uang untuk berinvestasi dalam ekspansi ini.

Jika bisnis itu sendiri tidak memiliki free cash flow yang cukup, ini berarti operasi harus dibiayai dengan meminjam, yang akan menambah biaya pembiayaan yang harus dipertimbangkan saat menilai kelayakan operasi baru.

KPI utama Anda sebagai manajer bisnis retail biasanya adalah mengelola laba rugi dari lokasi yang menjadi tanggung jawab Anda.

Untuk memudakan hal ini, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

Banner 3 kledo

Manfaat laporan keuangan bagi pemilik bisnis retail

Sebagai pemilik bisnis retail atau e-commerce, Anda harus membuat dan melacak laporan tersebut setiap tiga bulan atau setiap tahun untuk menilai kinerja bisnis Anda, apakah bisnis ini dikelola oleh Anda atau oleh tim manajemen.

Anda harus selalu mengetahui bagaimana neraca keuangan Anda dan di mana posisi modal kerja Anda saat ini.

Manfaat laporan keuangan bisnis retail untuk investor atau pembeli

Investor atau pembeli yang tertarik dengan bisnis retail atau e-commerce akan melihat terlebih dahulu bagaimana kinerja bisnis tersebut secara finansial dan bagaimana bisnis tersebut dikelola melalui laporan keuangannya.

Melihat laporan keuangan bisnis apa pun dapat memberi Anda pengetahuan yang cukup untuk mengetahui bagaimana bisnis ini dijalankan, dan apakah itu bisnis yang sehat yang ingin Anda investasikan, terutama jika Anda melihat kinerja selama beberapa tahun.

Baca juga: Mengetahui Tanggung Jawab Manajer Keuangan dan Gajinya

Jenis Laporan Keuangan Pada Bisnis Retail

laporan keuangan bisnis retail 2

Ada tiga laporan keuangan utama yang harus ada dalam usaha retail untuk memantau kesehatan keuangannya secara menyeluruh yaitu:

  • Laporan laba rugi
  • Laporan arus kas
  • Laporan neraca

Lebih jauh mari kita bahas ketiga laporan ini secara mendalam:

1. Laporan laba rugi

Juga disebut sebagai laporan pendapatan, laporan laba rugi melacak pendapatan bisnis, semua biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu, dan laba bersih akhir yang dihasilkan setelah mengurangi biaya dari pendapatan.

Item-item yang dilacak oleh laporan laba rugi pada bisnis retail adalah:

  • Penjualan/Pendapatan
  • HPP (Harga Pokok Penjualan)
  • Margin Kotor
  • Overhead Ritel (Biaya Operasional)
  • EBITDA (Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi & Amortisasi)
  • Laba Tingkat Toko *
  • Laba Bersih

Catatan: Laba tingkat toko dilacak secara terpisah sebelum menambahkan biaya-biaya umum, untuk memberikan gambaran yang jelas tentang apakah lokasi toko tertentu menguntungkan atau tidak dan membantu dalam membuat keputusan tentang pembukaan dan penutupan toko.

Sebagai manajer bisnis retail, Anda diharapkan untuk secara aktif mengelola portofolio laba rugi toko Anda.

Analisis pendapatan yang kami maksud adalah mengelola setiap item laporan, dengan menganalisis laporan laba rugi dan mengambil tindakan untuk memaksimalkan laba bersih pada akhir periode yang diukur.

Baca panduan lengkap kami tentang analisis pendapatan pada artikel ini.

2. Laporan arus kas

Laporan arus kas menunjukkan pergerakan kas masuk dan keluar dari bisnis selama periode tertentu yang diukur dan di bawah kategori aktivitas mana pergerakan ini dikategorikan.

Aktivitas dikelompokkan menjadi:

Contoh:

Anda menjual produk seharga 100.000 dan menerima jumlah tersebut dari pelanggan. Ini akan tercermin sebagai 100.000.000 dalam laporan arus kas Anda di bawah aktivitas operasi.

Kemudian Anda membayar pemasok Anda 40.000.000 sebagai harga pokok, ini akan mencerminkan -40.000.000 di bawah aktivitas operasi

Anda membeli peralatan baru seharga 3.000.000, ini akan ditampilkan sebagai 3.000.000 di bawah aktivitas investasi

Meminjam 200.000.000 untuk membiayai bisnis Anda akan ditampilkan sebagai +200.000.000 di bawah aktivitas pendanaan.

Kemudian Anda membayar dividen sebesar 50.000.000 kepada pemilik bisnis, ini akan menjadi -50.000.000 di bawah aktivitas pendanaan.

Pada akhirnya semua uang kas yang masuk & keluar dari bisnis untuk periode tertentu akan dicatat di bawah aktivitas yang berbeda untuk menunjukkan apakah bisnis tersebut memiliki arus kas positif atau negatif pada akhir periode tersebut.

Pelacakan arus kas

Sebagai pemilik bisnis, Anda juga disarankan untuk membuat lembar pelacakan arus kas bulanan, yang melacak pendapatan, pembayaran ke pemasok dan pengeluaran Anda, untuk memastikan setiap bulannya akan menjadi kas positif dan merencanakan kekurangannya terlebih dahulu.

Hal ini berbeda dengan laporan arus kas yang dikeluarkan pada akhir tahun atau setiap kuartal.

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Bisnis Manufaktur

3. Laporan neraca

Neraca melacak aset dan kewajiban bisnis pada akhir periode tertentu.

Contoh Aset:

  • Properti & Peralatan
  • Persediaan
  • Goodwill
  • Piutang Usaha (jumlah utang pelanggan/bisnis lain kepada Anda)
  • Kas

Contoh Kewajiban:

  • Hutang Usaha (Jumlah utang Anda kepada bisnis lain)
  • Utang: Utang jangka pendek & panjang

Contoh ekuitas:

  • Ekuitas pemegang saham akan mencakup modal saham yang diinvestasikan oleh pemilik dalam bisnis + laba/rugi yang telah diakumulasikan selama bertahun-tahun.

Disebut neraca karena total aset harus sama dengan total kewajiban + ekuitas.

Untuk lebih jauh mengetahui apa itu laporan neraca, Anda bisa membacanya melalui tautan ini.

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Usaha Bengkel

Contoh Laporan Keuangan Bisnis Retail

laporan keuangan bisnis retail 1

Setelah Anda mengetahui manfaat dan beberapa contoh laporan keuangan yang harus ada pada usaha retail, berikut adalah beberapa contoh laporan keuangan bisnis retail lengkap beserta penjelasannya.

1. Contoh laporan keuangan: laporan laba rugi bisnis retail

Laporan Laba Rugi Perusahaan Retail
Untuk Periode Berakhir 2023

KeteranganJumlah (Rp)
Pendapatan Penjualan1.000.000.000
Harga Pokok Penjualan600.000.000
———————————————-
Laba Kotor400.000.000
Biaya Operasional
– Gaji dan Upah100.000.000
– Sewa Toko50.000.000
– Utilitas20.000.000
– Promosi dan Pemasaran30.000.000
– Biaya Administrasi10.000.000
———————————————-
Laba Operasional (EBIT)190.000.000
Bunga20.000.000
Pajak Penghasilan40.000.000
———————————————-
Laba Bersih130.000.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan Penjualan: Nilai ini mencerminkan total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa oleh perusahaan retail. Dalam contoh ini, pendapatan penjualan adalah sebesar Rp 1.000.000.000.
  2. Harga Pokok Penjualan: Nilai ini menggambarkan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual. Dalam contoh ini, harga pokok penjualan adalah sebesar Rp 600.000.000.
  3. Laba Kotor: Laba kotor merupakan selisih antara pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan. Dalam contoh ini, laba kotor adalah sebesar Rp 400.000.000.
  4. Biaya Operasional: Ini mencakup berbagai biaya yang terkait dengan menjalankan operasional toko retail, seperti gaji dan upah karyawan, sewa toko, utilitas, promosi dan pemasaran, serta biaya administrasi. Dalam contoh ini, total biaya operasional adalah sebesar Rp 210.000.000.
  5. Laba Operasional (EBIT): Laba operasional adalah selisih antara laba kotor dan biaya operasional. Dalam contoh ini, laba operasional (EBIT) adalah sebesar Rp 190.000.000.
  6. Bunga: Nilai ini mencerminkan total bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas hutang atau pinjaman yang dimilikinya. Dalam contoh ini, nilai bunga adalah sebesar Rp 20.000.000.
  7. Pajak Penghasilan: Nilai ini mencakup jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas pendapatan yang diperoleh. Dalam contoh ini, pajak penghasilan adalah sebesar Rp 40.000.000.
  8. Laba Bersih: Laba bersih adalah laba akhir yang tersisa setelah mengurangi semua biaya, termasuk bunga dan pajak. Dalam contoh ini, laba bersih adalah sebesar Rp 130.000.000.

Baca juga: 10 Contoh Laporan Keuangan Usaha Makanan

2. Contoh laporan keuangan: laporan arus kas bisnis retail

Laporan arus kas perusahaan retail
Untuk Periode Berakhir 2023

Aktivitas Operasional

Aktivitas Penerimaan Kas (Rp) Pembayaran Kas (Rp)
Penerimaan dari Pelanggan 500.000.000
Pembayaran kepada Pemasok 400.000.000
Pembayaran Beban Operasional 100.000.000
Pembayaran Gaji dan Upah 150.000.000
Penerimaan Bunga 10.000.000
Pembayaran Pajak 50.000.000
Penerimaan Penjualan Aset 100.000.000
Pembayaran Biaya Pemeliharaan 20.000.000
Penerimaan Lainnya 50.000.000
Pembayaran Lainnya 30.000.000

Aktivitas Investasi

Aktivitas Penerimaan Kas (Rp) Pembayaran Kas (Rp)
Penjualan Aset Tetap 200.000.000
Akuisisi Aset Tetap 150.000.000
Penerimaan Investasi Jangka Panjang 50.000.000
Pembayaran Investasi Jangka Panjang 100.000.000

Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Penerimaan Kas (Rp) Pembayaran Kas (Rp)
Penerimaan Pinjaman 100.000.000
Pembayaran Dividen 50.000.000
Pembelian Kembali Saham 30.000.000

Perubahan Bersih dalam Kas

Perubahan Bersih dalam Kas 710.000.000
Saldo Kas Awal 500.000.000
Saldo Kas Akhir 1.210.000.000

Penjelasan:

Aktivitas Operasional:

  • Penerimaan dari Pelanggan: Perusahaan menerima total kas sebesar Rp 500.000.000 dari penjualan kepada pelanggan.
  • Pembayaran kepada Pemasok: Perusahaan membayar pemasok sebesar Rp 400.000.000 untuk memperoleh barang atau jasa.
  • Pembayaran Beban Operasional: Perusahaan membayar beban operasional sebesar Rp 100.000.000, yang mencakup biaya-biaya operasional rutin.
  • Pembayaran Gaji dan Upah: Perusahaan membayar gaji dan upah kepada karyawan sebesar Rp 150.000.000.
  • Penerimaan Bunga: Perusahaan memperoleh penerimaan bunga sebesar Rp 10.000.000.
  • Pembayaran Pajak: Perusahaan membayar pajak sebesar Rp 50.000.000.
  • Penerimaan Penjualan Aset: Perusahaan memperoleh penerimaan sebesar Rp 100.000.000 dari penjualan aset.
  • Pembayaran Biaya Pemeliharaan: Perusahaan membayar biaya pemeliharaan sebesar Rp 20.000.000.
  • Penerimaan Lainnya: Perusahaan memperoleh penerimaan lainnya sebesar Rp 50.000.000.
  • Pembayaran Lainnya: Perusahaan melakukan pembayaran lainnya sebesar Rp 30.000.000.

Aktivitas Investasi:

  • Penjualan Aset Tetap: Perusahaan memperoleh penerimaan sebesar Rp 200.000.000 dari penjualan aset tetap.
  • Akuisisi Aset Tetap: Perusahaan melakukan pembayaran sebesar Rp 150.000.000 untuk mengakuisisi aset tetap.
  • Penerimaan Investasi Jangka Panjang: Perusahaan memperoleh penerimaan sebesar Rp 50.000.000 dari investasi jangka panjang.
  • Pembayaran Investasi Jangka Panjang: Perusahaan melakukan pembayaran sebesar Rp 100.000.000 untuk investasi jangka panjang.

Aktivitas Pendanaan:

  • Penerimaan Pinjaman: Perusahaan memperoleh penerimaan sebesar Rp 100.000.000 dari pinjaman yang diterima.
  • Pembayaran Dividen: Perusahaan melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 50.000.000.
  • Pembelian Kembali Saham: Perusahaan melakukan pembayaran sebesar Rp 30.000.000 untuk membeli kembali saham perusahaan.

Perubahan Bersih dalam Kas:

  • Perubahan Bersih dalam Kas adalah selisih antara total penerimaan kas dan total pembayaran kas dari semua aktivitas (operasional, investasi, dan pendanaan). Nilainya adalah Rp 710.000.000.

Saldo Kas Awal dan Saldo Kas Akhir:

  • Saldo Kas Awal adalah jumlah kas yang dimiliki perusahaan pada awal periode, yaitu Rp 500.000.000.
  • Saldo Kas Akhir adalah jumlah kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode, setelah menghitung semua arus kas, yaitu Rp 1.210.000.000.

Baca juga: Cara Menghitung Biaya Tetap Beserta Rumusnya

3. Contoh laporan keuangan: laporan neraca bisnis retail

Laporan neraca perusahaan retail
Untuk Periode Berakhir 2023

Aset

Aset Nilai (Rp)
Aset Lancar
Kas 500.000.000
Piutang Usaha 200.000.000
Persediaan Barang 1.000.000.000
Aset Lainnya 50.000.000
Aset Tetap
Tanah dan Bangunan 2.000.000.000
Peralatan dan Mesin 500.000.000
Kendaraan 300.000.000
Aset Tetap Lainnya 100.000.000
Aset Lainnya
Investasi 150.000.000
Aset Lainnya 50.000.000
Total Aset 4.800.000.000

Kewajiban dan Ekuitas

Kewajiban dan Ekuitas Nilai (Rp)
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha 300.000.000
Hutang Bank 100.000.000
Kewajiban Lainnya 50.000.000
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Bank Jangka Panjang 200.000.000
Kewajiban Lainnya 100.000.000
Ekuitas
Modal Saham 1.000.000.000
Laba Ditahan 500.000.000
Ekuitas Lainnya 100.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas 4.800.000.000

Penjelasan:

Aset Lancar:

  • Kas: Nilai ini mencerminkan jumlah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan pada saat laporan neraca dibuat. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki kas sebesar Rp 500.000.000.
  • Piutang Usaha: Nilai ini mencerminkan jumlah piutang yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki piutang usaha sebesar Rp 200.000.000.
  • Persediaan Barang: Nilai ini mencerminkan nilai total barang yang masih ada dalam persediaan perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki persediaan barang sebesar Rp 1.000.000.000.
  • Aset Lainnya: Nilai ini mencakup aset-aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dan tidak termasuk dalam kategori lainnya. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki aset lainnya sebesar Rp 50.000.000.

Aset Tetap:

  • Tanah dan Bangunan: Nilai ini mencerminkan nilai total tanah dan bangunan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki tanah dan bangunan senilai Rp 2.000.000.000.
  • Peralatan dan Mesin: Nilai ini mencerminkan nilai total peralatan dan mesin yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki peralatan dan mesin senilai Rp 500.000.000.
  • Kendaraan: Nilai ini mencerminkan nilai total kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki kendaraan senilai Rp 300.000.000.
  • Aset Tetap Lainnya: Nilai ini mencakup aset tetap lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki aset tetap lainnya senilai Rp 100.000.000.

Aset Lainnya:

  • Investasi: Nilai ini mencerminkan nilai investasi yang dimiliki perusahaan pada entitas lain. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki investasi senilai Rp 150.000.000.
  • Aset Lainnya: Nilai ini mencakup aset-aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dan tidak termasuk dalam kategori lainnya. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki aset lainnya senilai Rp 50.000.000.

Kewajiban Lancar:

  • Hutang Usaha: Nilai ini mencerminkan jumlah hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain, terutama hutang dagang kepada pemasok. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki hutang usaha sebesar Rp 300.000.000.
  • Hutang Bank: Nilai ini mencerminkan jumlah hutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki hutang bank sebesar Rp 100.000.000.
  • Kewajiban Lainnya: Nilai ini mencakup kewajiban-kewajiban lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki kewajiban lainnya sebesar Rp 50.000.000.

Kewajiban Jangka Panjang:

  • Hutang Bank Jangka Panjang: Nilai ini mencerminkan jumlah hutang jangka panjang yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki hutang bank jangka panjang sebesar Rp 200.000.000.
  • Kewajiban Lainnya: Nilai ini mencakup kewajiban jangka panjang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki kewajiban lainnya sebesar Rp 100.000.000.

Ekuitas:

  • Modal Saham: Nilai ini mencerminkan jumlah modal yang disetor oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki modal saham sebesar Rp 1.000.000.000.
  • Laba Ditahan: Nilai ini mencerminkan jumlah laba yang telah diperoleh oleh perusahaan dan tidak dibagikan kepada pemilik atau pemegang saham. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki laba ditahan sebesar Rp 500.000.000.
  • Ekuitas Lainnya: Nilai ini mencakup komponen ekuitas lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam kasus ini, perusahaan memiliki ekuitas lainnya sebesar Rp 100.000.000.

Terakhir, “Total Aset” mencerminkan jumlah total nilai aset perusahaan, yaitu Rp 4.800.000.000, sedangkan “Total Kewajiban dan Ekuitas” mencerminkan jumlah total nilai kewajiban dan ekuitas perusahaan, juga sebesar Rp 4.800.000.000.

Baca juga: 12 Contoh Laporan Keuangan Perusahaan dan Penjelasannya

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap mengenail contoh laporan keuangan bisnis retail beserta jenis dan juga manfaat yang akan Anda dapatkan jika membuat laporan keungan sesuai standar yang berlaku di Indonesia.

Sebagai pemilik usaha retail, membuat dan menganalisis laporan keuangan secara manual tentu akan memakan waktu berharga Anda. Oleh sebab itu, Anda bisa mencoba menggunakan tools yang memudahkan Anda dalam melakukan pencatatan pembukuan dan membuat laporan keuangan seperti software akuntansi Kledo.

Kledo adalah software akuntansi online buatan Indonesia yang sudah digunakan oleh lebih dari 60 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.

Jika Anda menggunakan Kledo, Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan transaksi pengeluaran dan pemasukan, membuat laporan keuangan secara instan, manajemen persediaan dari banyak cabang gudang dan cabang, dan masih banyak lagi.

Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari untuk membantu bisnis retail Anda pada tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 − thirteen =