Sebagai pemilik usaha bengkel, penting bagi Anda untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan usaha bengkel dan juga cara membacanya. Karena seperti kita tahu, pengelolaan keuangan merupakan salah satu hal penting dalam mengembangkan sebuah bisnis, termasuk dalam usaha bengkel.
Jika Anda adalah seorang pemilik usaha bengkel dan sedang mencari contoh laporan keuangan untuk bengkel Anda, Anda berada di tempat yang tepat.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas dan memberikan contoh laporan keuangan yang biasanya ada dalam usaha bengkel yang bisa Anda gunakan dan juga penjelasannya.
Apa Manfaat Laporan Keuangan dalam Usaha Bengkel?
Laporan keuangan memiliki banyak manfaat penting bagi usaha bengkel. Berikut adalah beberapa alasan mengapa laporan keuangan penting:
1. Menilai kinerja keuangan
Laporan keuangan memungkinkan pemilik bengkel untuk mengevaluasi kinerja keuangan bisnis mereka.
Dengan melihat laporan laba rugi, pemilik dapat mengetahui pendapatan, biaya, dan laba bersih yang dihasilkan oleh bengkel. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi apakah bisnis mengalami pertumbuhan, menguntungkan, atau perlu perbaikan.
2. Pengambilan keputusan yang lebih baik
Laporan keuangan juga memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Misalnya, dengan melihat laporan arus kas, pemilik dapat mengetahui apakah bengkel memiliki cukup uang tunai untuk membayar hutang atau melakukan investasi yang diperlukan. Dengan informasi yang akurat, pemilik dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola keuangan bengkel.
Baca juga: 10 Contoh Laporan Keuangan Usaha Makanan
3. Transparansi dan akuntabilitas
Laporan keuangan memberikan transparansi tentang keuangan bengkel kepada pemilik, investor, dan pihak terkait lainnya.
Ini mencerminkan keterbukaan dan akuntabilitas dalam mengelola keuangan bisnis. Laporan keuangan yang lengkap dan terpercaya juga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis terhadap bengkel.
Baca juga: Manfaat Laporan Keuangan bagi Bisnis yang Harus Anda Ketahui
4. Memenuhi persyaratan perpajakan
Laporan keuangan merupakan kewajiban hukum dan perpajakan yang harus dipenuhi oleh setiap bisnis.
Dalam hal bengkel, laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu diperlukan untuk memenuhi persyaratan perpajakan, seperti pelaporan pajak penghasilan dan PPN.
5. Memfasilitasi perencanaan keuangan yang lebih transparan
Laporan keuangan membantu pemilik bengkel dalam merencanakan keuangan mereka di masa depan. Dengan melihat laporan laba rugi dan neraca, pemilik dapat menganalisis tren bisnis, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan merencanakan strategi keuangan jangka panjang untuk pertumbuhan dan keberlanjutan bengkel.
Baca juga: Cara Menghitung Biaya Tetap Beserta Rumusnya
Apa Saja Jenis Laporan Keuangan dalam Usaha Bengkel?
Ada 3 laporan keuangan utama yang harus pemilik bisnis bengkel tahu yaitu laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan neraca. Lebih jauh mari kita bahas ketiga laporan keuangan ini secara mendalam:
1. Laporan laba rugi
Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah jenis laporan keuangan yang memberikan informasi tentang pendapatan, biaya, dan laba bersih yang dihasilkan oleh bengkel dalam periode waktu tertentu. Laporan ini sangat penting dalam mengevaluasi kinerja keuangan bengkel dan mengidentifikasi profitabilitasnya.
Dalam laporan laba rugi bengkel, pendapatan utama berasal dari jasa perbaikan kendaraan yang diberikan kepada pelanggan. Biaya yang terkait dengan operasional bengkel meliputi biaya bahan yang digunakan dalam perbaikan, biaya tenaga kerja untuk mekanik, dan biaya overhead seperti sewa tempat, utilitas, asuransi, dan lain sebagainya.
Setelah mengurangi total biaya dari pendapatan, akan diperoleh laba kotor, yang mencerminkan keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan usaha bengkel sebelum mempertimbangkan biaya operasional lainnya.
Selanjutnya, biaya operasional lainnya seperti biaya administrasi, promosi, dan pemeliharaan akan dikurangkan dari laba kotor untuk mendapatkan laba operasional.
Biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan operasional bengkel, seperti bunga pinjaman atau kerugian investasi, juga akan dikurangkan dari laba operasional untuk mendapatkan laba sebelum pajak.
Akhirnya, pajak penghasilan akan dikurangkan dari laba sebelum pajak untuk mendapatkan laba bersih, yaitu keuntungan yang tersisa setelah pembayaran pajak.
Laporan laba rugi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang performa keuangan bengkel serta tingkat profitabilitasnya. Dengan menganalisis laporan ini, pemilik bengkel dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau dioptimalkan untuk mencapai keuntungan yang lebih baik.
Baca juga: 12 Contoh Laporan Keuangan Perusahaan dan Penjelasannya
2. Laporan arus kas
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) adalah jenis laporan keuangan yang melacak aliran masuk dan keluar uang dalam bisnis bengkel.
Laporan ini memberikan informasi penting tentang sumber dan penggunaan uang tunai dalam periode tertentu.
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian utama: arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi
Ini mencakup penerimaan dari penjualan jasa perbaikan, pembayaran kepada pemasok, pembayaran gaji karyawan, dan pembayaran biaya operasional lainnya. Ini mencerminkan aliran uang tunai yang dihasilkan atau digunakan dalam operasional sehari-hari bengkel.
Arus kas dari aktivitas investasi
Ini mencakup pembelian peralatan atau aset tetap lainnya yang dibutuhkan dalam bisnis bengkel. Ini mencerminkan pengeluaran uang tunai untuk investasi dalam aset yang akan memberikan manfaat jangka panjang.
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Kas ini mencakup modal tambahan yang ditanamkan ke dalam bisnis oleh pemilik dan pembayaran dividen kepada pemilik bengkel. Ini mencerminkan aliran uang tunai yang terkait dengan pendanaan bengkel.
Perubahan bersih dalam kas merupakan selisih antara total arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Ini mencerminkan perubahan dalam ketersediaan uang tunai dari awal hingga akhir periode.
Laporan arus kas membantu pemilik bengkel dalam memantau aliran uang tunai di dalam bisnis dan memperkirakan kemampuan untuk membayar hutang atau melakukan investasi.
Dengan memahami laporan ini, pemilik dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait dengan manajemen keuangan dan memastikan ketersediaan uang tunai yang memadai untuk menjalankan operasional bengkel dengan lancar.
Baca juga: Pengungkapan Laporan Keuangan dan Hal yang Harus Diperhatikan
3. Laporan neraca
Laporan Neraca (Balance Sheet) adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik bengkel pada suatu titik waktu tertentu.
Laporan ini memberikan gambaran tentang posisi keuangan bengkel dan membantu dalam mengevaluasi keuangan jangka panjang serta solvabilitasnya.
Dalam laporan neraca bengkel, aset terdiri dari aset lancar dan aset tetap. Aset lancar mencakup inventaris suku cadang yang tersedia, piutang dari pelanggan, dan jumlah kas dan bank yang dimiliki oleh bengkel. Aset tetap mencakup peralatan dan kendaraan yang digunakan dalam operasional bengkel.
Kewajiban terdiri dari utang lancar, seperti utang kepada pemasok, utang bank, serta utang gaji dan pajak. Selain itu, terdapat juga kewajiban jangka panjang, seperti hutang bank yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun.
Ekuitas pemilik mencakup modal pemilik, yang merupakan investasi awal yang dilakukan oleh pemilik bengkel, serta laba ditahan yang merupakan akumulasi laba yang belum dibagikan kepada pemilik atau ditahan untuk keperluan bisnis.
Total aset harus sebanding dengan total kewajiban dan ekuitas pemilik. Laporan neraca ini memberikan gambaran tentang struktur keuangan bengkel, termasuk tingkat aset yang dimiliki dan kewajiban yang harus dipenuhi. Hal ini membantu dalam mengevaluasi solvabilitas bengkel dan memastikan bahwa aset mencukupi untuk memenuhi kewajiban yang ada.
Dengan menganalisis laporan neraca ini, pemilik bengkel dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang posisi keuangan jangka panjang bengkel dan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola keuangan bisnis dengan lebih efektif.
Baca juga: Laporan Keuangan Proforma: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya
Contoh Laporan Keuangan Usaha Bengkel
1. Contoh laporan keuangan: Laporan laba rugi usaha bengkel
Laporan Laba Rugi Bengkel ABC Tahun Berjalan 2023
Keterangan | Nilai (dalam Rupiah) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan suku cadang | 500.000.000 |
Penjualan jasa perbaikan | 800.000.000 |
Penjualan jasa sublet | 200.000.000 |
Penjualan lainnya | 50.000.000 |
Potongan harga | 20.000.000 |
Harga Pokok Penjualan | |
Biaya suku cadang | 200.000.000 |
Biaya tenaga kerja | 300.000.000 |
Laba Kotor | |
(Pendapatan – Harga Pokok Penjualan) | 830.000.000 |
Biaya Operasional | |
Biaya administrasi dan umum | 100.000.000 |
Biaya promosi dan pemasaran | 50.000.000 |
Biaya sewa dan utilitas | 80.000.000 |
Biaya peralatan dan perlengkapan | 30.000.000 |
Biaya asuransi | 10.000.000 |
Biaya perawatan dan perbaikan | 120.000.000 |
Laba Operasional | |
(Laba Kotor – Biaya Operasional) | 540.000.000 |
Pendapatan/Beban Lain-lain | |
Pendapatan bunga | 10.000.000 |
Beban bunga | 15.000.000 |
Pendapatan/non-operasional lainnya | 30.000.000 |
Beban/non-operasional lainnya | 20.000.000 |
Laba Sebelum Pajak | |
(Laba Operasional + Pendapatan/Beban Lain-lain) | 545.000.000 |
Pajak Penghasilan | 100.000.000 |
Laba Bersih | |
(Laba Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan) | 445.000.000 |
Penjelasan
Pendapatan:
- Penjualan suku cadang: Nilai penjualan suku cadang sebesar 500.000.000 Rupiah.
- Penjualan jasa perbaikan: Nilai penjualan jasa perbaikan sebesar 800.000.000 Rupiah.
- Penjualan jasa sublet: Nilai penjualan jasa sublet sebesar 200.000.000 Rupiah.
- Penjualan lainnya: Nilai penjualan lainnya sebesar 50.000.000 Rupiah.
- Potongan harga: Nilai potongan harga sebesar 20.000.000 Rupiah.
Harga Pokok Penjualan:
- Biaya suku cadang: Nilai biaya suku cadang sebesar 200.000.000 Rupiah.
- Biaya tenaga kerja: Nilai biaya tenaga kerja sebesar 300.000.000 Rupiah.
Laba Kotor:
- Laba Kotor dihitung dengan mengurangi Harga Pokok Penjualan dari Pendapatan, yaitu (Pendapatan – Harga Pokok Penjualan). Dalam contoh ini. Laba Kotor sebesar 830.000.000 Rupiah.
Biaya Operasional:
- Biaya administrasi dan umum: Nilai biaya administrasi dan umum sebesar 100.000.000 Rupiah.
- Biaya promosi dan pemasaran: Nilai biaya promosi dan pemasaran sebesar 50.000.000 Rupiah.
- Biaya sewa dan utilitas: Nilai biaya sewa dan utilitas sebesar 80.000.000 Rupiah.
- Biaya peralatan dan perlengkapan: Nilai biaya peralatan dan perlengkapan sebesar 30.000.000 Rupiah.
- Biaya asuransi: Nilai biaya asuransi sebesar 10.000.000 Rupiah.
- Biaya perawatan dan perbaikan: Nilai biaya perawatan dan perbaikan sebesar 120.000.000 Rupiah.
Laba Operasional:
- Laba Operasional dihitung dengan mengurangi Biaya Operasional dari Laba Kotor, yaitu (Laba Kotor – Biaya Operasional). Dalam contoh ini. Laba Operasional sebesar 540.000.000 Rupiah.
Pendapatan/Beban Lain-lain:
- Pendapatan bunga: Nilai pendapatan bunga sebesar 10.000.000 Rupiah.
- Beban bunga: Nilai beban bunga sebesar 15.000.000 Rupiah.
- Pendapatan/non-operasional lainnya: Nilai pendapatan/non-operasional lainnya sebesar 30.000.000 Rupiah.
- Beban/non-operasional lainnya: Nilai beban/non-operasional lainnya sebesar 20.000.000 Rupiah.
Laba Sebelum Pajak:
- Laba Sebelum Pajak dihitung dengan menjumlahkan Laba Operasional dan Pendapatan/Beban Lain-lain, yaitu (Laba Operasional + Pendapatan/Beban Lain-lain). Dalam contoh ini. Laba Sebelum Pajak sebesar 545.000.000 Rupiah.
Pajak Penghasilan:
- Nilai pajak penghasilan sebesar 100.000.000 Rupiah.
Laba Bersih:
- Laba Bersih dihitung dengan mengurangi Pajak Penghasilan dari Laba Sebelum Pajak, yaitu (Laba Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan). Dalam contoh ini. Laba Bersih sebesar 445.000.000 Rupiah.
Baca juga: Mencari Software Akuntansi yang Cocok untuk Bengkel Anda? Perhatikan Hal Ini
2. Contoh laporan keuangan: Laporan arus kas usaha bengkel
Laporan Arus Kas Bengkel ABC Tahun Berjalan 2023
Keterangan | Nilai (dalam Rupiah) |
---|---|
Arus Kas dari Aktivitas Operasional | |
Penerimaan kas dari penjualan suku cadang | 500.000.000 |
Penerimaan kas dari penjualan jasa | 800.000.000 |
Pembayaran kas kepada pemasok | -200.000.000 |
Pembayaran kas kepada karyawan | -300.000.000 |
Pembayaran kas untuk biaya operasional | -380.000.000 |
Pembayaran kas untuk pajak | -100.000.000 |
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional | 320.000.000 |
Arus Kas dari Aktivitas Investasi | |
Penerimaan kas dari penjualan aset | 50.000.000 |
Pembayaran kas untuk investasi | -100.000.000 |
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi | -50.000.000 |
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan | |
Penerimaan kas dari pinjaman | 100.000.000 |
Pembayaran kas untuk pinjaman | -50.000.000 |
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan | 50.000.000 |
Perubahan Bersih dalam Kas | 320.000.000 |
(Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional + Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi + Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan) | |
Kas Awal | 100.000.000 |
Kas Akhir | 420.000.000 |
Penjelasan:
Arus Kas dari Aktivitas Operasional:
- Penerimaan kas dari penjualan suku cadang: Nilai penerimaan kas sebesar 500.000.000 Rupiah, yang merupakan total pendapatan dari penjualan suku cadang oleh bengkel.
- Penerimaan kas dari penjualan jasa: Nilai penerimaan kas sebesar 800.000.000 Rupiah, yang merupakan total pendapatan dari penjualan jasa oleh bengkel.
- Pembayaran kas kepada pemasok: Nilai pembayaran kas sebesar 200.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran kepada pemasok untuk pengadaan suku cadang bengkel.
- Pembayaran kas kepada karyawan: Nilai pembayaran kas sebesar 300.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran kepada karyawan bengkel sebagai gaji atau upah.
- Pembayaran kas untuk biaya operasional: Nilai pembayaran kas sebesar 380.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran untuk biaya operasional bengkel, seperti sewa, listrik, atau bahan-bahan lainnya.
- Pembayaran kas untuk pajak: Nilai pembayaran kas sebesar 100.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran untuk pajak yang harus dibayar oleh bengkel.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional:
- Jumlah penerimaan kas dikurangi dengan jumlah pembayaran kas dari aktivitas operasional. Dalam contoh ini, nilai arus kas bersih dari aktivitas operasional adalah 320.000.000 Rupiah, yang menunjukkan bahwa bengkel menghasilkan arus kas bersih positif dari operasionalnya.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi:
- Penerimaan kas dari penjualan aset: Nilai penerimaan kas sebesar 50.000.000 Rupiah, yang merupakan total penerimaan dari penjualan aset bengkel, seperti mesin atau kendaraan.
- Pembayaran kas untuk investasi: Nilai pembayaran kas sebesar 100.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran untuk investasi dalam aset baru atau pengembangan bengkel.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi:
- Jumlah penerimaan kas dikurangi dengan jumlah pembayaran kas dari aktivitas investasi. Dalam contoh ini, nilai arus kas bersih dari aktivitas investasi adalah -50.000.000 Rupiah, yang menunjukkan bahwa bengkel mengalami arus kas bersih negatif dari investasi.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan:
- Penerimaan kas dari pinjaman: Nilai penerimaan kas sebesar 100.000.000 Rupiah, yang merupakan total penerimaan kas dari pinjaman yang diperoleh oleh bengkel.
- Pembayaran kas untuk pinjaman: Nilai pembayaran kas sebesar 50.000.000 Rupiah, yang merupakan total pembayaran kas untuk melunasi pinjaman bengkel.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan:
- Jumlah penerimaan kas dikurangi dengan jumlah pembayaran kas dari aktivitas pendanaan. Dalam contoh ini, nilai arus kas bersih dari aktivitas pendanaan adalah 50.000.000 Rupiah, yang menunjukkan bahwa bengkel menghasilkan arus kas bersih positif dari pendanaan.
Perubahan Bersih dalam Kas:
- Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Dalam contoh ini, nilai perubahan bersih dalam kas adalah 320.000.000 Rupiah, yang menunjukkan perubahan bersih dalam posisi kas bengkel selama periode waktu yang ditentukan.
Kas Awal:
- Jumlah kas yang dimiliki oleh bengkel pada awal periode tersebut adalah 100.000.000 Rupiah.
Kas Akhir:
- Jumlah kas yang dimiliki oleh bengkel pada akhir periode tersebut adalah 420.000.000 Rupiah, dihitung dengan menambahkan perubahan bersih dalam kas pada kas awal.
Baca juga: Tips Meningkatkan Keuntungan Usaha Bengkel dengan Instan
3. Contoh laporan keuangan: Laporan neraca usaha bengkel
Laporan Neraca Bengkel ABC Tahun Berjalan 2023
Keterangan | Nilai (dalam Rupiah) |
---|---|
Aset | |
Aset Lancar | |
Kas dan Setara Kas | 420.000.000 |
Piutang Usaha | 150.000.000 |
Persediaan | 200.000.000 |
Aset Tetap | 800.000.000 |
Aset Lainnya | 100.000.000 |
Total Aset | 1.670.000.000 |
Liabilitas dan Ekuitas | |
Liabilitas Lancar | |
Hutang Usaha | 250.000.000 |
Hutang Lainnya | 100.000.000 |
Liabilitas Jangka Panjang | |
Hutang Bank | 500.000.000 |
Modal | 800.000.000 |
Total Liabilitas dan Ekuitas | 1.650.000.000 |
Penjelasan:
Aset Lancar:
- Kas dan Setara Kas: Nilai aset kas dan setara kas sebesar 420.000.000 Rupiah, yang mencakup uang tunai dan investasi yang dapat dengan mudah dikonversikan menjadi uang tunai.
- Piutang Usaha: Nilai aset piutang usaha sebesar 150.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah tagihan yang belum dibayar oleh pelanggan atas penjualan kredit.
- Persediaan: Nilai aset persediaan sebesar 200.000.000 Rupiah, yang mencakup nilai barang atau suku cadang yang dimiliki oleh bengkel untuk dijual atau digunakan dalam operasional.
- Aset Tetap: Nilai aset tetap sebesar 800.000.000 Rupiah, yang mencakup nilai aset jangka panjang seperti tanah, bangunan, mesin, atau kendaraan yang digunakan dalam operasional bengkel.
- Aset Lainnya: Nilai aset lainnya sebesar 100.000.000 Rupiah, yang mencakup nilai aset lain yang dimiliki oleh bengkel, seperti paten atau hak cipta.
- Total Aset: Total nilai aset bengkel adalah 1.670.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah dari semua aset yang dimiliki oleh bengkel.
Liabilitas Lancar:
- Hutang Usaha: Nilai hutang usaha sebesar 250.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah utang yang belum dibayar oleh bengkel kepada pemasok atau kreditur lainnya atas pembelian barang atau jasa.
- Hutang Lainnya: Nilai hutang lainnya sebesar 100.000.000 Rupiah, yang mencakup hutang-hutang lain yang harus dibayar oleh bengkel, seperti hutang pajak atau hutang gaji.
Liabilitas Jangka Panjang:
- Hutang Bank: Nilai hutang bank sebesar 500.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah pinjaman yang harus dibayar oleh bengkel kepada bank atau lembaga keuangan lainnya.
- Modal: Nilai modal sebesar 800.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah investasi atau ekuitas yang dimiliki oleh pemilik bengkel.
Total liabilitas dan ekuitas:
- Total nilai liabilitas dan ekuitas bengkel adalah 1.650.000.000 Rupiah, yang merupakan jumlah dari semua kewajiban dan ekuitas yang dimiliki oleh bengkel.
Baca juga: Tips Untuk Mengurangi Pengeluaran Usaha Bengkel
Kesimpulan
Laporan keuangan sangat penting untuk bisnis apapun, termasuk untuk Anda pemilik usaha bengkel. Tanpa laporan keuangan yang transaparan, Anda tidak akan mengetahui kesehatan keuangan bisnis dan mengambil keputusan yang tepat.
Jika Anda kesulitan dalam membuat laporan keungan manual, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo yang memiliki fitur pembuatan laporan keuangan secara instan dan mudah.
Hanya 4500 perhari, Anda bisa mencatat semua transaksi lebih transparan, melakukan manajemen persediaan yang lebih baik, dan meminimalisir fraud dalam bisnis Anda.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- 8 Strategi Menghadapi Inflasi Untuk Bisnis Kecil Menengah - 6 Desember 2024
- 10 Rekomendasi Aplikasi Pembukuan Terbaik & Mudah Digunakan - 6 Desember 2024
- Mengetahui Peran AI dalam Manajemen Persediaan - 5 Desember 2024