Pengertian Siklus Akuntansi, Tahapan dan Contohnya

siklus akuntansi

Dalam dunia akuntansi, memang ada beberapa terminologi dan proses yang perlu Anda pelajari, seperti misalnya siklus akuntansi.

Mengetahui dan mengaplikasikan siklus akuntansi dapat membantu bisnis dalam mengidentifikasi kesalahan transaksi.

Ini juga dapat membantu mengukur dan membandingkan profitabilitas dari akhir satu periode fiskal ke periode fiskal lainnya.

Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis yang melakukan pembukuan sendiri dan secara manual, penting untuk mengetahui tahapan siklus akuntansi.

Pada artikel ini, kami akan membahas apa itu siklus akuntansi, pentingnya untuk bisnis, contoh, serta kesalahan umum dalam siklus ini.

Apa Itu Siklus Akuntansi?

siklus akuntansi

Siklus akuntansi adalah serangkaian langkah yang bisnis lakukan untuk mendokumentasikan dan melaporkan transaksi keuangan perusahaan.

Selama tahap-tahap dalam siklus ini, perusahaan mencatat transaksi keuangan dalam jurnal, mentransfer datanya ke buku besar, menganalisis entri tersebut, serta memastikan bahwa pembukuan seimbang dan bebas dari kesalahan sebelum menyusun laporan keuangan dan menutup buku untuk periode tersebut.

Durasi siklus akuntansi

Lama waktu yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk menyelesaikan siklus akuntansi bergantung pada beberapa faktor, antara lain:

  • Jumlah transaksi yang terjadi
  • Penggunaan software akuntansi otomatis
  • Jenis penutupan keuangan yang dilakukan

Jenis penutupan keuangan terbagi menjadi tiga:

  1. Hard Close: Merupakan pendekatan yang menyeluruh dalam menutup buku. Semua transaksi diperiksa secara detail untuk memastikan keakuratannya, menandai berakhirnya aktivitas keuangan dalam satu periode akuntansi. Hasilnya digunakan untuk tujuan eksternal seperti pelaporan ke investor atau publik.
  2. Soft Close: Lebih menyerupai estimasi keuangan yang solid dan biasanya digunakan untuk laporan manajemen internal. Karena tidak seketat hard close, prosesnya lebih cepat. Namun, hasilnya bukan untuk pelaporan publik.
  3. Continuous Close: Pendekatan modern di mana proses pencatatan dan penutupan dilakukan secara berkelanjutan sepanjang periode. Ini membantu meringankan beban kerja menjelang akhir periode dan memungkinkan penutupan buku lebih cepat, baik untuk soft close mingguan maupun hard close kuartalan.

Baca juga: Pengertian Akuntansi Adalah? Berikut Pembahasan Lengkap dan Mendalam

Pentingnya Siklus Akuntansi untuk Bisnis

Siklus akuntansi digunakan oleh bisnis dan organisasi untuk mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan.

Proses siklus akuntansi yang terstandarisasi (dengan dukungan sistem akuntansi) sangat penting karena:

  • Membantu pemilik usaha, pelaku UMKM, hingga perusahaan besar untuk menutup pembukuan pada akhir periode akuntansi.
  • Menghasilkan informasi keuangan yang dapat dianalisis serta digunakan dalam pengelolaan bisnis.
  • Membantu melakukan review atau audit terhadap laporan keuangan dan menelusuri transaksi serta catatan akuntansi untuk menguji saldo akun secara rinci.
  • Para pemangku kepentingan, seperti manajemen, dewan direksi, pemberi pinjaman, pemegang saham, dan kreditur, dapat menganalisis hasil laporan keuangan selama periode siklus akuntansi tersebut.

Baca Juga: 10 Langkah Penting dalam Proses Akuntansi yang Wajib Anda Ketahui

Keuntungan dan Kekurangan dari Siklus Akuntansi

Keuntungan

Berikut adalah beberapa manfaat dari siklus akuntansi:

  • Mengukur efektivitas strategi keuangan: Melalui siklus akuntansi, bisnis dapat menilai seberapa efektif strategi keuangan yang telah diterapkan di masa lalu.
  • Laporan keuangan yang akurat: Ketika siklus akuntansi dijalankan sampai tahap akhir, hal ini membantu menghasilkan laporan keuangan yang tepat dan andal.
  • Mematuhi standar akuntansi: Siklus ini mengikuti prinsip dan prosedur akuntansi tertentu, yang membantu bisnis tetap patuh terhadap standar akuntansi yang berlaku.

Kekurangan

  • Dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan: Informasi keuangan suatu entitas dapat berbeda tergantung metode yang dipilih akuntan, seperti metode penilaian persediaan, metode penyusutan, atau perlakuan terhadap biaya modal dan biaya operasional.
  • Hanya mencatat transaksi yang bernilai uang: Siklus akuntansi mengikuti konsep money measurement, sehingga transaksi non-finansial tidak dicatat dalam pembukuan.
  • Tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi keuangan: Karena transaksi non-finansial tidak masuk dalam pencatatan, gambaran keuangan yang tersaji mungkin tidak mencerminkan kondisi bisnis secara keseluruhan.

Baca Juga: Sistem Pencatatan Akuntansi: Pengertian dan Pembahasan Lengkapnya

Tahapan Siklus Akuntansi dan Contohnya

siklus akuntansi 3

Siklus akuntansi terdiri dari delapan langkah yang harus diikuti akuntan untuk mencatat transaksi dan memeriksa keakuratan data.

Langkah satu sampai tujuh terjadi setiap periode akuntansi, sementara langkah delapan hanya terjadi pada akhir tahun fiskal:

1. Analisis transaksi

Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi dan menganalisis seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi.

Transaksi ini mencakup pengeluaran, pembayaran utang, pendapatan penjualan, serta kas yang diterima dari pelanggan.

Pada tahap awal ini, perusahaan harus menelusuri setiap transaksi yang berdampak pada kondisi keuangan mereka.

Idealnya, proses ini dilakukan secara berkelanjutan, terutama bagi bisnis yang secara rutin membuat faktur pelanggan, membeli stok, membayar tagihan, menggaji karyawan, dan menerima pembayaran tunai.

Contoh

Sebuah perusahaan menerima 300.000 dalam penjualan produk software mereka. Ini adalah titik awal dari siklus akuntansi untuk transaksi ini.

Baca juga: Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur dan Bedanya dengan Bisnis Lain

2. Mencatat transaksi di jurnal

Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat transaksi keuangan ini sebagai entri jurnal.

Ini harus dilakukan dengan mengikuti urutan kronologis. Anda perlu memahami dampak transaksi—dari langkah pertama—untuk membuat entri jurnal.

Entri jurnal memiliki debit dan kredit yang berhubungan dengan bagaimana transaksi mempengaruhi akun yang berbeda. Apakah akun didebit atau dikredit ditentukan oleh bagaimana saldo akun itu dilacak.

Misalnya, akun kas dan piutang memiliki saldo debet—ditambah dengan debet, menurun dengan kredit—dan akun pendapatan memiliki saldo kredit—ditambah dengan kredit, berkurang dengan debet.

Orang yang memasukkan data transaksi ke dalam entri jurnal harus memastikan bahwa debit dan kredit seimbang.

Contoh

Transaksi 300.000 dimasukkan berdasarkan tanggal terjadinya untuk menyelaraskan dengan urutan kronologis entri transaksi lainnya.

Penjualan tunai 300.000 akan melibatkan Debit 300.000 ke Kas dan Kredit 300.000 ke Pendapatan Penjualan.

Baca juga: Akuntansi Keuangan : Definisi dan Berbagai Manfaatnya

3. Catat transaksi ke buku besar

Akun buku besar adalah kumpulan semua entri jurnal yang mendebit atau mengkredit akun itu.

Buku besar adalah kumpulan induk dari semua akun buku besar yang mencatat seluruh aktivitas keuangan perusahaan.

Saat Anda memposting ke buku besar, Anda mencatat ringkasan aktivitas untuk setiap akun buku besar.

Contoh

Jika transaksi hari ini mencakup penjualan tunai sebesar 300.000, penjualan tunai sebesar 200.000, dan pengembalian uang tunai sebesar 100.000, maka ringkasan transaksi Tunai akan menjadi debit sebesar 400.000.

4. Siapkan neraca saldo yang belum disesuaikan

Pada akhir setiap periode akuntansi, departemen akuntansi perusahaan harus memasukkan data dari akun buku besar ke dalam neraca saldo.

Neraca saldo ini juga disebut “saldo percobaan yang belum disesuaikan” karena dibuat sebelum jurnal penyesuaian (yang akan kita bahas pada poin nomor 6).

Siapkan neraca saldo yang belum disesuaikan agar akuntan dapat mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi selama tahap awal siklus akuntansi.

Neraca saldo dianggap berhasil jika saldo akun debet sama dengan saldo akun kredit.

Bahkan jika neraca saldo yang belum disesuaikan seimbang, Anda harus melakukan langkah kelima karena kesalahan lain mungkin telah terjadi.

Contoh

Untuk menyederhanakannya, mari kita siapkan neraca percobaan untuk satu hari dan mengabaikan Harga Pokok Penjualan.

Untuk menyiapkan neraca saldo, Anda perlu mengumpulkan data dari semua akun buku besar.

Katakanlah perusahaan juga memiliki penjualan kredit 700.000

  • debit 700.000 ke Piutang Usaha dan
  • kredit 700.000 ke Pendapatan Penjualan

dan membeli persediaan 200.000 secara kredit dari vendor

  • kredit 200.000 ke Hutang Usaha dan
  • debit 200.000 ke Inventori atau persediaan

Dengan mempertimbangkan informasi sebelumnya, Anda memiliki saldo debet sebesar 400.000 (kas), 700.000 (Piutang Usaha), 200.000 (Persediaan) dan 100.000 (Pengembalian Dana dan Pengembalian Penjualan).

Anda memiliki saldo kredit 1.200.000 (Pendapatan Penjualan) dan 200.000 (Utang Usaha).

Ini memberi Anda total debit 1.400.000 dan total kredit 1.400.000. Ingat! ini hanya contoh. Neraca saldo nyata akan melibatkan banyak akun.

Banner 2 kledo

Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Bedanya dengan Usaha Jasa

5. Memeriksa keakuratan neraca saldo

Langkah ini diperlukan ketika debit dan kredit neraca saldo tidak sama.

Data transaksi yang dimasukkan ke dalam entri jurnal masa lalu harus ditinjau untuk menemukan kesalahannya.

Kesalahan lain mungkin termasuk memposting ke akun yang salah. Untuk kesalahan ini, debit dan kredit akan sama, tetapi biasanya ada aktivitas atau saldo akun yang tidak biasa.

Untuk memperbaiki kesalahan ini, Anda harus memasukkan entri jurnal untuk membalikkan entri yang salah dan memasukkan yang benar.

Contoh

Jika akuntan melakukan neraca percobaan dan menemukan bahwa ada 900 di debet dan 1.200 di kredit, mereka harus melalui entri jurnal sebelumnya untuk mengidentifikasi jumlah 300 yang hilang.

Jika Anda menggunakan software akuntansi sepeti Kledo, Anda tidak akan menemukan entri jurnal yang tidak seimbang untuk diposting.

Namun, untuk menemukan jenis kesalahan ini secara manual, Anda dapat melihat entri satu per satu atau membandingkan akun yang sesuai, seperti Piutang Usaha dan Pendapatan Penjualan untuk mencoba menemukan kesalahan yang jelas.

Baca juga: Dasar Akuntansi untuk Pemula: Konsep, Prinsip, dan Contohnya

6. Membuat jurnal penyesuaian

Langkah ini merupakan kelanjutan dari dua langkah sebelumnya dalam siklus akuntansi.

Jika terdapat kesalahan pada pencatatan sebelumnya, maka harus dilakukan koreksi dan dicatat sebagai jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) yang mencerminkan perubahan atas entri jurnal yang telah dibuat sebelumnya.

Selain itu, penyesuaian manual juga dicatat pada tahap ini. Contohnya termasuk:

  • Akrual beban (accruals) untuk biaya yang telah terjadi tetapi belum sempat dimasukkan ke sistem utang usaha sebelum akun tersebut diposting ke buku besar..
  • Penyesuaian hasil rekonsiliasi akun, misalnya ketika ditemukan perbedaan antara saldo buku dan laporan bank.

Langkah ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Contoh

Pada bulan Januari, perusahaan membayar sewa sebesar 12.000.000 sepanjang tahun (1.000.000 per bulan). Entri jurnal asli adalah debet 12.000.000 ke Beban Sewa dan kredit 12.000.000 ke Kas.

Pada akhir periode akuntansi (dalam hal ini, satu bulan), jurnal penyesuaian akan menjadi debet 11.000.000 ke Sewa Prabayar dan kredit 11.000.000 ke Beban Sewa.

Ini mencerminkan bahwa hanya 1.000.000 sewa yang benar-benar digunakan pada bulan Januari.

Untuk sebelas periode akuntansi yang tersisa, jurnal penyesuaian akan menjadi debet 1.000.000 ke Beban Sewa dan kredit 1.000.000 ke Sewa Prabayar.

Akuntan juga bisa melakukan dua entri jurnal pada bulan Januari:

  1. debit 12.000.000 ke Sewa Prabayar dan kredit 2.000.000 ke Beban Sewa, dan
  2. debit 1.000.000 ke Beban Sewa dan kredit 1.000.000 ke Sewa Prabayar.

Jurnal pertama memperbaiki entri yang salah sementara jurnal kkedua mencatat transaksi yang benar.

Secara teknis, selama efek bersihnya adalah, pada tanggal 31 Januari, 11.000.000 adalah Sewa Prabayar dan hanya 1.000.000 dalam Beban Sewa, maka kedua metode tersebut baik-baik saja.

Baca juga: Persamaan Dasar Akuntansi: Pengertian, Rumus, dan Cara Aplikasinya

7. Membuat laporan keuangan

Setelah semua jurnal penyesuaian selesai dan Anda memastikan debit dan kredit masih seimbang, maka Anda dapat menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan serta laporan keuangan.

Laporan keuangan disusun dalam urutan ini: Laporan Laba Rugi, Laporan Laba Ditahan, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Setelah Neraca Saldo yang Disesuaikan selesai dibuat, saldo untuk setiap akun dilaporkan pada Laporan Laba Rugi, Laporan Laba Ditahan atau Neraca.

Tidak ada akun individu dari Neraca Saldo yang Disesuaikan akan berada di lebih dari satu ini.

Neraca Saldo yang Disesuaikan memang mencantumkan saldo awal untuk Laba Ditahan, tetapi angka spesifik ini hanya muncul di awal Laporan Laba Ditahan dan tidak langsung di Neraca.

Urutan penyusunan dokumen keuangan penting karena laba bersih dari Laporan Laba Rugi akan digunakan untuk menyusun Laporan Laba Ditahan, dan saldo akhir pada Laporan Laba Ditahan akan digunakan untuk menyusun Neraca.

Laporan Arus Kas disusun terakhir karena menggunakan informasi dari tiga laporan pertama.

Contoh

Katakanlah laporan laba rugi Anda menunjukkan Total Pendapatan sebesar 1.000.000 dan Total Pengeluaran sebesar 500.000.

Pendapatan Bersih Anda adalah Pendapatan Total – Total Pengeluaran = 500.000. 500.000 ini dipindahkan ke Laba Ditahan pada akhir tahun fiskal selama proses penutupan.

Katakanlah saldo Laba Ditahan awal Anda adalah 200.000. Neraca Percobaan yang Disesuaikan akan mencantumkan saldo 200.000 ini untuk Laba Ditahan. Untuk Laporan Laba Ditahan, Anda mulai dengan 200.000.

Anda menambahkan 500.000 dari pendapatan bersih. Dengan asumsi perusahaan tidak membayar dividen, saldo akhir untuk Laba Ditahan adalah 700.000.

Saldo akhir untuk Laba Ditahan kemudian digunakan untuk menyusun Neraca. Ini akan muncul di bawah bagian Ekuitas.

Laporan Arus Kas mengambil informasi dari laporan lain untuk mengkarakterisasi arus kas sebagai “arus masuk” atau “arus keluar”. Aliran ini kemudian dikategorikan sebagai Operasi, Investasi, atau Pembiayaan.

Baca juga: Pengertian Jurnal Koreksi, Cara Membuat, dan Contoh Kasusnya

8. Membuat Jurnal Penutup

Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penutupan akun sementara atau membuat jurnal penutup.

Akun yang muncul di Laporan Laba Rugi adalah akun sementara yang ditutup, juga disebut sebagai “zeroed out” pada akhir tahun fiskal.

Saldo dari akun ini dipindahkan ke akun permanen di Neraca. Tujuan utama dari zeroing out akun laporan laba rugi adalah untuk memungkinkan pendapatan dan pengeluaran dilacak lagi setiap tahun fiskal.

Selama tahun fiskal, Anda juga dapat melakukan “soft close”. Jika Anda menyiapkan laporan keuangan setiap bulan, maka buku Februari akan ditutup selama awal Maret, yang akan mencegah entri jurnal baru dimasukkan dengan tanggal posting Februari.

Jika Anda menyiapkan laporan keuangan setiap tiga bulan, maka Anda dapat membuka pembukuan selama tiga bulan sekaligus.

Soft close tidak menutup buku secara permanen, sehingga entri masih dapat dimasukkan setelah ditutup dengan persetujuan manajemen. Akun sementara tidak di-nolkan untuk soft close.

Contoh

Pada akhir tahun fiskal, akuntan akan mendebet total semua akun pendapatan dengan kredit yang sesuai ke Laba Ditahan. Akuntan juga akan mengkredit total semua akun pengeluaran dengan debit yang sesuai ke Laba Ditahan.

Efek bersih terhadap Laba Ditahan harus sama dengan laba bersih—peningkatan keseluruhan pada Laba Ditahan—atau rugi bersih—penurunan keseluruhan pada Laba Ditahan—untuk tahun fiskal.

Anda dapat memeriksa keakuratan entri jurnal Anda dengan membandingkan angka-angkanya dengan laporan keuangan yang Anda siapkan pada langkah tujuh.

Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan Bedanya dengan Usaha Dagang

Apa Bedanya Siklus Akuntansi dengan Siklus Anggaran?

Siklus akuntansi sering kali disalahartikan sebagai siklus anggaran, padahal keduanya merupakan sistem yang sangat berbeda.

  • Siklus akuntansi: Proses sistematis untuk mencatat, memproses, dan merangkum transaksi keuangan dalam suatu periode akuntansi tertentu (biasanya bulanan, triwulanan, atau tahunan). Tujuan utama dari siklus ini adalah untuk meninjau aktivitas keuangan masa lalu dan mengevaluasi kinerja keseluruhan bisnis.
  • Siklus anggaran: Berfokus pada perencanaan keuangan dan pengelolaan sumber daya untuk periode mendatang, biasanya mencakup satu tahun fiskal. Seperti dijelaskan oleh Ursich, siklus ini mencakup penetapan tujuan keuangan, penyusunan anggaran, pemantauan kinerja, serta penyesuaian yang diperlukan agar organisasi tetap berada pada jalur keuangannya. Siklus anggaran juga melibatkan peramalan pendapatan dan alokasi pengeluaran.

Singkatnya, siklus akuntansi melihat ke belakang, sedangkan siklus anggaran melihat ke depan.

Kepatuhan terhadap siklus anggaran memungkinkan bisnis dan lembaga pemerintah membuat keputusan strategis, mengendalikan biaya, dan memastikan penggunaan dana secara efektif.

Baca Juga: Panduan Belajar Akuntansi Dasar bagi Pemula

Kesalahan Umum dalam Siklus Akuntansi

Tujuan utama dari accounting cycle (siklus akuntansi) adalah memastikan bahwa semua transaksi keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran tercatat secara akurat.

Oleh karena itu, proses balancing (penyeimbangan) sangat penting, terutama saat menyusun trial balance.

Namun, kesalahan pencatatan sering terjadi dan bisa menyebabkan trial balance menjadi tidak seimbang. Berikut adalah penyebab umum dari ketidakseimbangan akun:

  1. Melupakan transaksi: Lupa mencatat transaksi akan menyebabkan ketidaksesuaian antara debit dan kredit.
  2. Salah akun: Transaksi dicatat ke akun yang tidak tepat.
  3. Salah posisi (debit/kredit): Mencatat transaksi sebagai debit padahal seharusnya kredit, atau sebaliknya.
  4. Duplikasi transaksi: Transaksi yang sama dicatat lebih dari satu kali.
  5. Jumlah salah: Nominal yang dicatat tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya.

Baca Juga: 8 Jenis Jurnal Akuntansi Ini Wajib untuk Dipahami, Apa Saja?

Periode Siklus Akuntansi

siklus akuntansi

Satu siklus akuntansi terjadi setiap periode akuntansi.

Periode akuntansi didefinisikan sebagai periode waktu di mana dokumen keuangan disiapkan. Ini bisa bulanan, triwulanan atau tahunan, tergantung pada kebutuhan perusahaan.

Tahun fiskal adalah tahun pelaporan pajak perusahaan, yang dapat berupa tahun kalender atau periode 12 bulan. Jika periode akuntansi adalah satu tahun, maka itu juga bisa disebut “tahun fiskal.”

Misalnya, pemerintah menggunakan tahun anggaran 1 Oktober sampai dengan 30 September. Untuk pemerintah, Tahun Anggaran 21 (biasa dilambangkan dengan TA21) berlangsung dari 1 Oktober 2020 sampai dengan 30 September 2021.

Jika pemerintah menggunakan periode akuntansi bulanan, maka Periode 1 FY21 adalah Oktober 2020. Periode 4 FY21 adalah Januari 2021.

Jika periode akuntansi triwulanan, Q1 FY21 akan mencakup 1 Oktober 2020 hingga 31 Desember 2020. Q4 FY21 akan mencakup 1 Juli 2021 hingga 30 September 2021.

Perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu periode akuntansi, tetapi penting untuk diingat bahwa periode akuntansi adalah pelaporan transaksi untuk periode waktu tersebut saja.

Misalnya, BEJ mengharuskan perusahaan publik untuk mengajukan laporan keuangan setiap tiga bulan, sehingga perusahaan-perusahaan ini akan memiliki periode akuntansi triwulanan untuk memenuhi persyaratan ini.

Baca Juga: Memahami Periode Akuntansi, Syarat, dan Jenisnya

FAQ

Apa itu Siklus Akuntansi?

Siklus akuntansi adalah serangkaian proses akuntansi yang dilakukan secara berulang-ulang setiap periode akuntansi untuk merekam, memproses, dan menyajikan informasi keuangan suatu entitas.

Kenapa disebut siklus akuntansi?

Siklus akuntansi disebut demikian karena serangkaian proses akuntansi yang dilakukan secara berulang-ulang setiap periode akuntansi yang membentuk sebuah siklus.

Apa saja langkah-langkah dalam Siklus Akuntansi?

Langkah-langkah dalam siklus akuntansi adalah: mengumpulkan dan mengelompokkan transaksi keuangan, mencatat transaksi ke dalam jurnal umum, memindahkan informasi dari jurnal umum ke buku besar, menyiapkan laporan keuangan, dan menutup buku besar.

Siklus Akuntansi dan Teknologi

Saat ini teknologi telah mendorong beberapa aspek siklus akuntansi menjadi lebih mudah, terutama jika Anda menggunakan software akuntansi.

Memang, masih ada beberapa langkah dan tahapan yang masih perlu Anda kerjakan sendiri. Namun dengan menggunakan software akuntansi, Anda bisa melewatkan beberapa langkah karena sebagian proses sudah terotomasi.

Jika Anda menggunakan software akuntansi seperti Kledo misalnya, Anda tidak perlu memposting transaksi ke dalam buku besar umum.

Belum lagi, semua laporan keuangan bisa Anda dapatkan dalam satu klik.

Ini tentu akan jauh mempermudah Anda dalam mengelola bisnis dan meringkas waktu kerja Anda secara keseluruhan.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × 1 =