Kawan Kledo, tahukah Anda jika return on equity mempunyai peranan penting bagi bisnis yang Anda jalankan? Return on equity Adalah landasan awal calon investor agar tidak merugi. Sehingga sangat penting untuk dipelajari.
Nah, perlu Kawan Kledo ketahui bahwa untuk mengetahui investasi yang Kawan Kledo lakukan mendapat profit atau tidak dapat diketahui melalui perhitungan yang satu ini.
Untuk perhitungannya sebenarnya sangat sederhana dan mudah. Namun Kawan Kledo harus benar-benar memahami rumus dan komponen apa saja yang ada agar tidak salah perhitungan. Salah perhitungan satu digit angka 0 saja, akan menyebabkan kerugian besar terhadap bisnis Kawan Kledo.
Untuk membantu Kawan Kledo, berikut kami sajikan informasi mengenai seluk beluk return on equity. Simak baik-baik masing-masing poin penjelasan pentingnya, ya!
Return on Equity adalah Rumus Untuk Menghitung Laba Investor
Return on equity (ROE) bisa juga disebut dengan istilah rasio pengambilan ekuitas adalah rasio profitabilitas yang bertujuan mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba atas investasi yang diberikan oleh pemegang saham terhadap perusahaan tersebut. Untuk angka ROE sendiri biasanya diyatakan dengan besaran presentase (%).
ROE ini sangat penting diketahui oleh para calon investor. Mengapa kok penting sekali? Nah, hal ini sangat penting bagi calon investor karena melalui return on equity mereka bisa tahu kalau mereka melakukan investasi di sebuah perusahaan kira-kira akan memperoleh untung atau malah mendapatkan buntung.
Dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa ROE merupakan landasan bagi calon investor dalam melakukan investasi. ROE menjadi indikator untuk menilai sejauh mana keefektivitasan management perusahaan dalam menggunakan modal investor untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan guna memperoleh laba.
Baca Juga: Return on Equity: Pengertian, Fungsi, Cara Hitung, dan Contohnya.
Memahami Fungsi ROE bagi Calon Investor
Seperti penjelasan di atas, ROE mempunyai manfaat yang sangat besar bagi calon investor. ROE dapat memprediksi seberapa besar laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dari setiap Rp. 1,- yang diinvestasikan oleh para investor kepada perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu, para calon investor harus melakukan penelusuran pasar untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan mana yang akan menghasilkan laba investasi yang lebih baik dan besar.
Misalnya ada calon investor yang ingin melakukan investasi dengan pilihan perusahaan A dan perusahaan B. Perusahaan A mempunyai angka ROE 30 %. Sedangkan perusahaan B memiliki angka ROE sebesar 56%.
Dari hasil perhitungan ROE tersebut tentu saja calon investor memilih perusahaan B sebagai tempat menanamkan modalnya karena mempunyai ROE yang lebih besar dari perusahaan A. Karena semakin besar nilai ROE perusahaan, maka akan semakin besar pula laba investasi yang didapatkan para investor.
Adapun instrumen investasi yang lazim digunakan yaitu deposito, sukuk, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Baca juga: Rumus Laba Bersih Untuk Menghitung Laba dan Contohnya
Rumus Return on Equity yang Wajib Diketahui
Setelah mengetahui definisi dan fungsi ROE, selanjutnya mari kita memahami rumus perhitungan ROE.
Ada dua komponen dalam menghitung ROE yaitu laba bersih dan jumlah ekuitas yang ditanam investor ke perusahaan. Lebih jelasnya, berikut ini merupakan rumus perhitungan ROE:
Rumus ROE = Laba bersih sesudah pajak : Jumlah Ekuitas Investor
Yang perlu digaris bawahi dalam menghitung ROE yakni ROE hanya menghitung dividen para pemegang saham biasa (Common Shareholders).
Sedangkan untuk dividen saham preferen (istimewa) tidak dihitung dengan ROE. Hal ini dikarenakan dividen preferen tidak dimasukkan ke dalam laba bersih.
Rumus menghitung ROE
Tentukan laba bersih
Laba bersih adalah total pendapatan organisasi dikurangi biaya operasional, pajak dan bunga. Anda akan menemukan informasi tentang pendapatan dan berbagai biaya operasional pada lembar pendapatan organisasi.
Setelah Anda menentukan pendapatan bersih tahunan yang Anda gunakan untuk menghitung ROE, angka ini berada di bagian atas persamaan.
Hitung ekuitas pemegang saham
Anda dapat menghitung ekuitas pemegang saham dengan cara yang mirip dengan laba bersih.
Di sini, Anda akan mengurangi total kewajiban organisasi dari total asetnya untuk menemukan jumlah yang Anda butuhkan.
Anda dapat menemukan kedua angka ini di neraca organisasi, dan akan sangat membantu untuk mengetahui perbedaan antara aset dan kewajiban saat Anda menggabungkan informasi ini.
Secara garis besar, ada dua jenis aset: aset lancar dan aset jangka panjang. Aset lancar adalah hal-hal seperti uang tunai, inventaris, piutang, dan apa pun yang dapat dilikuidasi dalam waktu satu tahun.
Sebaliknya, jika aset tersebut tidak dapat dikonsumsi atau dilikuidasi dalam waktu satu tahun, maka aset tersebut dianggap sebagai aset jangka panjang. Ini termasuk hal-hal seperti properti perusahaan, investasi dan paten.
Tambahkan aset saat ini dan jangka panjang bersama-sama untuk menentukan total aset organisasi.
Seperti aset, kewajiban juga terbagi dalam dua kategori utama: lancar dan jangka panjang. Hutang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, seperti pajak, dianggap sebagai kewajiban lancar.
Hutang yang jatuh tempo dalam periode yang lebih lama dari satu tahun, seperti sewa berkelanjutan, adalah kewajiban jangka panjang. Seperti halnya aset, tambahkan kewajiban lancar dan jangka panjang untuk menghitung total kewajiban organisasi.
Setelah Anda menghitung total aset dan total kewajiban, kurangi kewajiban dari aset. Ekuitas pemegang saham berada di bagian bawah persamaan ROE.
Bagi dua angka tersebut
Bila Anda memiliki nomor Anda, bagi laba bersih organisasi dengan ekuitas pemegang sahamnya. Ingat, kedua angka ini harus positif agar ROE yang dihasilkan akurat.
Hasilnya akan menjadi angka desimal yang dapat Anda ubah menjadi persentase. Persentase itu adalah pengembalian ekuitas perusahaan.
Studi Kasus Perhitungan ROE
Kawan Kledo sudah tahu rumus ROE, kan? Untuk memperdalam pemahaman Kawan Kledo, mari kita berlatih menghitung ROE melalui contoh kasus di bawah ini!
Pada tanggal 1 Januari 2021, Vincenzo corp. menerbitkan laporan keuangan tahunan. Perlu diketahui perusahaan ini bergerak pada sektor industri pertambangan emas dan logam mulia lainnya.
Dari laporan keuangannya, dapat diperoleh informasi bahwa Vincenzo corp. menghasilkan laba bersih setelah dipotong pajak sebesar Rp. 100 Milyar dan total ekuitas investor sebanyak Rp. 150 Milyar.
Berapa ROE atau rasio pengembalian ekuitas pada Vincenzo corp?
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Investor = 100.000.000.000/150.000.000.000 = 56%
Dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio pengembalian ekuitas pada Vincenzo corp. sebesar 56%. Jadi semisal Kawan Kledo melakukan investasi di Vincenzo corp. sebesar Rp. 1.000.000,-. Laba yang dapat diperoleh Kawan Kledo sebesar 56% atau sekitar Rp. 560.000,-
Berapa ROE yang Bagus?
Seseorang tidak dapat menyatakan kisaran ROE tertentu sebagai pengembalian ekuitas yang baik.
Untuk beberapa industri, ROE lebih dari 25% adalah yang diinginkan, sementara untuk industri lainnya, angka lebih dari 15% dapat dianggap luar biasa.
Namun, ROE yang lebih rendah tidak selalu mengindikasikan malapetaka yang akan datang untuk suatu bisnis. Dalam beberapa kasus, ROE dapat menurun pada tahun tertentu karena sejumlah alasan.
Misalnya, perusahaan mungkin telah membeli beberapa mesin yang diperlukan baru-baru ini setelah menerima sejumlah investasi baru. Dalam peristiwa seperti itu, laba atas ekuitas untuk perusahaan tersebut akan menurun, tetapi hanya untuk sementara.
Oleh karena itu, investor perlu menentukan ROE jangka panjang untuk mengukur posisi dan kinerja perusahaan yang sebenarnya.
Berikut adalah beberapa kasus di mana ROE yang tinggi mungkin merupakan indikasi dampak negatif pada bisnis:
Investasi ekuitas yang menurun
Jika investasi ekuitas dalam bisnis menurun, pengembalian akan meningkat, tetapi peristiwa seperti itu tidak menunjukkan lebih banyak profitabilitas.
Misalnya, pertimbangkan Perusahaan X mencapai laba bersih 6 milyar pada tahun 2018. Pada saat itu, ekuitas pemegang sahamnya menyumbang 40 milyar. Oleh karena itu, ROE akan menjadi 6/40 dikalikan 100, yang sama dengan 15%.
Sekarang, pertimbangkan bahwa perusahaan yang sama mengalami laba bersih serupa sebesar 6 milyar pada tahun berikutnya.
Namun, kali ini, ekuitas dari pemegang saham turun menjadi hanya 20 milyar Dengan demikian, hal ini menyebabkan ROE berlipat ganda menjadi 30%. Namun, kurangnya ekuitas pemegang saham menunjukkan bahwa perusahaan menderita.
Peningkatan utang dapat meningkatkan ROE
Demikian pula, perusahaan yang berada di bawah utang yang berlebihan juga mengalami kenaikan ROE yang tiba-tiba, tetapi, sekali lagi, ini tidak ideal.
Selain itu, perusahaan baru bahkan mungkin tidak memiliki laba atas ekuitas yang positif sampai berhasil mencapai titik impas. Namun, keadaan seperti itu tidak selalu mengindikasikan kesalahan manajemen perusahaan.
Dengan demikian, menilai potensi perusahaan hanya berdasarkan laba atas ekuitas mungkin tidak selalu merupakan langkah terbaik. Investor berpengalaman umumnya mengandalkan beberapa bentuk data dan bukan hanya persentase ROE sebelum berinvestasi.
Hubungan Antara ROE dengan Nilai Book Value
Selain dapat memprediksi laba yang dapat diperoleh investor, ROE juga dapat memberi gambaran timbal balik nyata atas investasi yang telah ditanam.
Selain rumus di atas, ROE juga dapat dihitung dengan cara laba bersih per saham dibagi dengan nilai Book Value (PBV). Semakin besar nilai ROE akan berbanding lurus dengan nilai book value. Artinya, nilai investasi dapat meningkat meskipun harga saham di pasar sedang menurun.
Namun pada kenyatannya nilai book value seringkali dihitung dengan nilai harga beli investor. Misalnya Tuan Cassano membeli saham dengan nilai PBV 2% dan ROE 50%. Maka nilai investasi Tuan Cassano meningkat 25%.
Sedangkan apabila nilai PBV 4% dan nilai ROE tetap 50%, maka nilai investasinya turun menjadi 12,5%. Kemudian jika Tuan Cassano membeli saham dengan nilai PBV hanya 1% dan ROE 50%, maka nilai investasinya naik menjadi 50%. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi nilai saham, maka timbal baliknya kepada investor pun justru semakin menurun.
Membandingkan Return on Equity (ROE) dengan Return on Asset (ROA)
Return on Equity adalah sebuah rumus yang melukiskan efisiensi sebuah perusahaan dalam menggunakan ekuitas dari investor. Namun ROE mempunyai kelemahan yaitu tidak melibatkan kewajiban perusahaan dalam perhitungannya sehingga tidak bisa menggambarkan secara menyeluruh keadaan perusahaan, salah satunya indikator hutang.
Kelemahan tersebut menyebabkan banyak investor yang memilih tidak menggunakan ROE dan lebih memilih Return on Asset (ROA) sebagai rumus perhitungannya.
Tidak seperti ROE, ROA mampu menggambarkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset, hutang, serta modal. Sehingga perhitungannya dapat memberikan gambaran utuh dan relevan terkait kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Untuk lebih jelas, Anda bisa melihatnya melalui video di bawah ini:
Manfaat Menggunakan Rumus ROE
1. Untuk memperkirakan pertumbuhan yang berkelanjutan
Dengan menggunakan ROE, dimungkinkan untuk menentukan tingkat pertumbuhan berkelanjutan dan tingkat pertumbuhan dividen perusahaan, asalkan rasionya kira-kira berada dalam kategori yang sama atau tepat di atas rata-rata peer group-nya.
Anda dapat menggunakan ROE untuk memperkirakan pertumbuhan saham segera dan tingkat pertumbuhan dividennya.
Bandingkan angka-angka ini dengan perusahaan atau perusahaan serupa untuk mencapai evaluasi yang adil dari perkiraan tingkat pertumbuhan
2. Pembayaran dividen
Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di suatu perusahaan, ROE yang tinggi dapat memberi tahu Anda apakah perusahaan itu memiliki modal yang cukup untuk melakukan pembayaran pemegang saham.
Pengembalian investasi yang tinggi adalah indikator yang dapat diandalkan bahwa perusahaan telah menginvestasikan modalnya secara optimal dan menghasilkan keuntungan yang dapat dibayarkan kepada investor sebagai dividen.
3. Rumus DuPont
Model DuPont adalah alat yang berguna bagi banyak investor untuk sampai pada ROE perusahaan dan memecah faktor-faktor yang menghasilkan ROE tinggi atau rendah.
Rumus DuPont menghitung ROE dengan membandingkan total margin laba perusahaan terhadap omset penjualannya terhadap leverage keuangannya. Inilah matematikanya:
ROE (return on equity) = (Pendapatan Bersih/Pendapatan Penjualan) X (Pendapatan Penjualan/Total Aset Perusahaan) X (Total Aset Perusahaan/Ekuitas Pemegang Saham)
Meskipun menggunakan rumus ini umumnya akan memberi Anda hasil yang sama dengan pendekatan laba atas ekuitas klasik, ini lebih membantu investor yang ingin memecah kinerja perusahaan dengan lebih jelas dan memahami komponen yang menguntungkannya.
Kesimpulan
Kawan Kledo sudah mempelajari definisi, fungsi, rumus, serta cara menghitung ROE. Ternyata menghitung ROE sederhana dan mudah kan?
Nah, dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa ROE adalah landasan dasar bagi calon investor agar tidak salah langkah dalam berinvestasi. ROE dapat memberikan gambaran seberapa besar keuntungan yang didapat inevstor atas modal yang disertakan ke perusahaan.
Selain itu, ROE juga mampu menggambarkan efisiensi management perusahaan serta sejauh mana timbal balik yang dapat diberikan perusahaan kepada investor.
Namun ROE mempunyai kelemahan karena tidak mengikutsertakan kewajiban perusahaan ke dalam perhitungannya. Sehingga hasil perhitungannya tidak memberikan gambaran lengkap kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Semoga artikel ini memberi manfaat dan menambah wawasan Kawan Kledo. Jangan lupa gunakan software akuntansi Kledo untuk memudahkan pengelolaan keuangan bisnis.
Kledo merupakan software akuntansi yang dilengkapi dengan berbagai fitur yang akan memudahkan pengelolaan keuangan. Tidak hanya itu, dengan Kledo, Kawan Kledo juga bisa mengelola keuangan dari mana saja dan kapan saja.
Yuk daftar Kledo sekarang juga dan nikmati semua fitur-fitur yang dimilikinya.
- Strategi Bisnis Online: Ini Cara Terbaik Menerapkannya - 29 Maret 2022
- Cara Terbaik Menghindari Bisnis Bangkrut, Penting! - 23 Maret 2022
- 15 Ide Bisnis Minuman Kekinian Ini Wajib untuk Dicoba, Apa Saja? - 21 Maret 2022