Ketika sebuah perusahaan menganalisis financial performance atau kinerja finansialnya, banyak faktor yang berperan, termasuk indikator seperti profitabilitas, likuiditas, dan efisiensi.
Sebuah perusahaan mungkin menguntungkan, tetapi proses pengelolaan piutang yang tidak efisien dapat membuatnya kehabisan uang untuk membayar tagihan tepat waktu.
Misalnya, meskipun penjualan mengalami pertumbuhan yang kuat, perusahaan yang tidak memiliki manajemen kas yang efisien mungkin tidak memiliki dana tunai yang cukup untuk membayar karyawan, mengisi kembali persediaan, atau membayar pemasok.
Financial performance mempertimbangkan semua aspek ini saat menentukan kekuatan keuangan suatu perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan dan data lainnya.
Perusahaan yang sehat secara keuangan akan membayar tagihan tepat waktu dan mempertahankan kredit bisnis yang baik.
Analisis metrik financial performance dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang investasi internal, seperti mengotomatisasi proses yang berulang untuk meningkatkan produktivitas, dan dapat membantu mempertahankan arus kas yang positif. Dengan kata lain, hal ini dapat menjaga aspek operasional dan keuangan bisnis tetap sejalan.
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan cara melakukan analisis financial performance, beserta elemen pengukuran, dan manfaatnya.
Apa itu Financial Performance?
Financial performance adalah evaluasi menyeluruh mengenai posisi keseluruhan suatu perusahaan dalam kategori-kategori seperti aset, liabilitas, ekuitas, biaya, pendapatan, dan keuntungan keseluruhan.
Kinerja ini diukur melalui berbagai rumus bisnis yang memungkinkan pengguna menghitung detail tepat mengenai potensi efektivitas suatu perusahaan.
Bagi pengguna internal, kinerja keuangan dievaluasi untuk menentukan kesehatan dan posisi perusahaan masing-masing, di antara tolok ukur lainnya.
Bagi pengguna eksternal, kinerja keuangan dianalisis untuk menentukan peluang investasi potensial dan apakah perusahaan layak untuk diinvestasikan.
Sebelum perhitungan dapat dilakukan pada indikator keuangan tertentu yang menentukan kinerja keseluruhan, analisis laporan keuangan harus dilakukan.
Apa itu analisis laporan keuangan?
Analisis laporan keuangan adalah proses yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal terhadap organisasi untuk memahami bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Proses ini melibatkan analisis empat laporan keuangan kritis dalam suatu bisnis.
Empat laporan yang diteliti secara mendalam adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan tahunan.
1. Neraca
Dalam analisis laporan keuangan, neraca suatu organisasi diperiksa untuk menentukan efisiensi operasional bisnis.
Pertama, dilakukan analisis aset yang berfokus pada aset-aset penting seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset, yang membantu memprediksi pertumbuhan di masa depan.
Selanjutnya, liabilitas jangka panjang dan jangka pendek dianalisis untuk menentukan apakah ada masalah likuiditas di masa depan atau kewajiban utang yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh organisasi.
Terakhir, bagian ekuitas pemilik perusahaan diperiksa, memungkinkan pengguna untuk menentukan modal saham yang didistribusikan di dalam dan di luar organisasi.
Baca juga: Financial Planning and Analysis: Fungsi, Peran, dan Tugasnya
2. Laporan laba rugi
Dalam analisis laporan keuangan, laporan laba rugi suatu bisnis dianalisis untuk menentukan keuntungan saat ini dan masa depan secara keseluruhan.
Menganalisis laporan laba rugi tahun fiskal sebelumnya dan saat ini memungkinkan pengguna untuk menentukan apakah ada tren dalam pendapatan dan biaya, yang pada gilirannya menunjukkan potensi untuk meningkatkan keuntungan di masa depan.
3. Laporan arus kas
Laporan arus kas sangat penting dalam analisis laporan keuangan untuk mengidentifikasi dari mana uang dihasilkan dan dibelanjakan oleh organisasi.
Jika salah satu segmen bisnis mengalami arus keluar yang besar, untuk tetap bertahan, perusahaan harus menghasilkan arus masuk melalui pembiayaan atau penjualan aset.
4. Laporan Tahunan
Laporan terakhir, laporan tahunan, menyediakan informasi kualitatif yang berguna untuk menganalisis lebih lanjut aktivitas operasional dan pembiayaan perusahaan secara keseluruhan.
Laporan tahunan mencakup semua laporan yang tercantum di atas, tetapi juga menambahkan wawasan dan narasi tambahan tentang angka-angka kritis dalam organisasi.
Wawasan dan narasi tambahan dalam laporan tahunan meliputi uraian naratif yang mendetail tentang berbagai segmen bisnis, tolok ukur, dan pertumbuhan keseluruhan.
Secara keseluruhan, analisis financial performance sangat penting, baik untuk penggunaan internal maupun eksternal, karena membantu menentukan potensi pertumbuhan masa depan, struktur, efektivitas, dan yang paling penting, kinerja bisnis.
Baca juga: 21 Financial KPI yang Harus Ada dalam Bisnismu
12 Metrik Financial Performance yang Perlu Dipantau

Metrik di bawah ini umumnya terdapat dalam laporan keuangan yang disebutkan di atas dan merupakan yang paling penting bagi manajer dan pemangku kepentingan utama dalam organisasi untuk dipahami.
1. Margin laba kotor
Margin laba kotor adalah rasio profitabilitas yang mengukur persentase pendapatan yang tersisa setelah dikurangi biaya barang yang dijual.
Biaya barang yang dijual merujuk pada biaya produksi langsung dan tidak termasuk biaya operasional, bunga, atau pajak.
Dengan kata lain, margin laba kotor adalah ukuran profitabilitas, khususnya untuk produk atau lini barang, tanpa memperhitungkan biaya overhead.
Margin Laba Kotor = (Pendapatan – Biaya Penjualan) / Pendapatan * 100
2. Margin laba bersih
Margin laba bersih adalah rasio keuntungan yang mengukur persentase pendapatan dan pendapatan lain yang tersisa setelah dikurangi semua biaya bisnis, termasuk biaya barang yang dijual, biaya operasional, bunga, dan pajak.
Margin laba bersih berbeda dengan margin laba kotor sebagai ukuran keuntungan untuk bisnis secara umum, mempertimbangkan tidak hanya biaya barang yang dijual, tetapi juga semua biaya terkait lainnya.
Margin Laba Bersih = Laba Bersih / Pendapatan * 100
3. Modal kerja
Modal kerja atau working capital adalah ukuran likuiditas operasional bisnis yang tersedia, yang dapat digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari.
Modal Kerja = Aset Lancar – Kewajiban Lancar
4. Rasio lancar
Rasio lancar adalah rasio likuiditas yang membantu memahami apakah bisnis dapat membayar kewajiban jangka pendeknya—yaitu, kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun—dengan aset lancar dan kewajibannya.
Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
5. Quick ratio
Quick ratio, juga dikenal sebagai acid test ratio, adalah jenis rasio likuiditas lain yang mengukur kemampuan bisnis untuk menangani kewajiban jangka pendek.
Quick ratio hanya menggunakan aset lancar yang sangat likuid, seperti kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan, dan piutang usaha, dalam pembilangnya.
Asumsinya adalah bahwa beberapa aset lancar, seperti persediaan, tidak selalu mudah diubah menjadi kas.
Quick ratio = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Baca juga: Financial Forecasting: Pengertian, Metode, Tahapan dan Manfaatnya
6. Leverage
Leverage keuangan, yang juga dikenal sebagai multiplier ekuitas, merujuk pada penggunaan utang untuk membeli aset. Jika semua aset dibiayai oleh ekuitas, multipliernya adalah satu.
Seiring dengan peningkatan utang, multiplier meningkat dari satu, menunjukkan dampak leverage dari utang dan, pada akhirnya, meningkatkan risiko bisnis.
Leverage = Total Aset / Total Ekuitas
7. Rasio utang terhadap ekuitas
Rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio solvabilitas yang mengukur seberapa besar perusahaan membiayai dirinya sendiri menggunakan ekuitas dibandingkan utang.
Rasio ini memberikan wawasan tentang solvabilitas bisnis dengan mencerminkan kemampuan ekuitas pemegang saham untuk menutupi semua utang dalam kasus penurunan bisnis.
Rasio Utang terhadap Ekuitas = Total Utang / Total Ekuitas
8. Inventory turnover
Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang mengukur berapa kali dalam periode akuntansi perusahaan menjual seluruh persediaannya.
Rasio ini memberikan wawasan apakah perusahaan memiliki persediaan berlebihan relatif terhadap tingkat penjualannya.
Inventory Turnover = Biaya Penjualan / (Persediaan Awal + Persediaan Akhir / 2)
9. Total aset turnover
Total aset turnover adalah rasio efisiensi yang mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi rasio turnover, semakin baik kinerja perusahaan.
Total aset turnover = Pendapatan / (Aset Total Awal + Aset Total Akhir) / 2)
10. Return on equity
Return on equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang diukur dengan membagi laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan seberapa baik bisnis dapat memanfaatkan investasi ekuitas untuk menghasilkan laba bagi investor.
ROE = Laba Bersih / (Ekuitas Awal + Ekuitas Akhir) / 2
11. Return on assets
Return on assets (ROA) adalah rasio profitabilitas lain, serupa dengan ROE, yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata aset perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa baik perusahaan mengelola sumber daya dan asetnya untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi.
ROA = Laba Bersih / (Total Aset Awal + Total Aset Akhir) / 2
12. Arus kas operasional
Arus kas operasional adalah ukuran seberapa banyak kas yang dimiliki bisnis sebagai hasil dari operasinya. Ukuran ini dapat positif, artinya kas tersedia untuk mengembangkan operasi, atau negatif, artinya pembiayaan tambahan diperlukan untuk mempertahankan operasi saat ini.
Arus kas operasional biasanya terdapat pada laporan arus kas dan dapat dihitung menggunakan salah satu dari dua metode: langsung atau tidak langsung.
Baca juga: Financial Modeling: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya pada Bisnis
Mengapa Mengukur Financial Performance itu Penting?

Alasan utama mengukur kinerja keuangan atau financial performance adalah untuk menunjukkan kepada investor eksternal dan/atau pemberi pinjaman mengapa suatu perusahaan layak diinvestasikan, serta untuk analisis internal guna memahami kekuatan dan kelemahan bisnis.
Meskipun para stakeholders eksternal dan internal mungkin memiliki tujuan yang berbeda, keduanya menganalisis metrik financial performance masa lalu perusahaan dan membandingkannya dengan metrik industri yang relevan serta kinerja keuangan pesaing untuk mendapatkan wawasan tentang kekuatan keuangan bisnis.
Yang muncul dari analisis tersebut adalah pola dalam arus kas, keuntungan, likuiditas, pertumbuhan, dan metrik kritis lainnya.
Investor dan pemberi pinjaman eksternal dapat menggunakan pola-pola ini untuk menetapkan ekspektasi terhadap potensi pengembalian investasi atau kelayakan kredit. Bagi analis dan manajer internal, financial performance dapat membantu menjelaskan apa yang salah dan apa yang benar selama periode waktu tertentu.
Sebuah usaha kecil mungkin menemukan bahwa perhitungan kasar (back-of-the-envelope) sudah cukup untuk mempertahankan kesuksesan, tetapi seiring pertumbuhan perusahaan, diperlukan analisis yang lebih detail dan mendalam — dengan data yang lebih banyak daripada perhitungan kasar dan sederhana — untuk membawa perusahaan ke level berikutnya.
Financial performance memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan untuk menerapkan perbaikan yang terencana dan terfokus serta mengembangkan bisnis mereka.
Misalnya, dua toko busana muslim lokal mungkin keduanya mengalami peningkatan penjualan dan keuntungan selama setahun, tetapi tanpa ukuran financial performance yang detail, pemilik mungkin kesulitan mempertahankan kesuksesan mereka ke depannya.
Dengan analisis detail financial performance bulanan, pemilik A dapat melihat dampak musiman pada permintaan dan menyesuaikan tingkat persediaan untuk menghindari kehabisan stok selama musim ramai sambil mengurangi biaya penyimpanan secara keseluruhan, yang menghasilkan pendapatan lebih tinggi dan keuntungan yang lebih baik.
Namun, pemilik B tidak memiliki informasi mendalam tersebut, sehingga memilih untuk meningkatkan persediaan, menjaga stok pada tingkat yang konsisten sepanjang tahun.
Hal ini tidak hanya mengakibatkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih rendah, tetapi juga mengikat dana secara tidak perlu.
Baca juga: Financial Distress: Pengertian, Tandanya dan Cara Mengindarinya dalam Bisnis
Siapa yang Bertanggung Jawab atas Manajemen Financial Performance?

Financial Performance Management (FPM) adalah proses multifaset yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam suatu organisasi.
Tanggung jawab FPM sering dibagi di antara individu dan departemen yang berbeda, dengan tujuan akhir menyelaraskan kinerja keuangan dengan tujuan strategis organisasi.
Pihak-pihak kunci yang bertanggung jawab atas FPM dapat mencakup:
- Manajemen Senior: menetapkan strategi dan tujuan keuangan keseluruhan organisasi; bertanggung jawab atas pengambilan keputusan keuangan tingkat tinggi, menetapkan target keuangan, dan memastikan keselarasan dengan misi dan visi perusahaan
- Departemen Keuangan: bertanggung jawab atas pelaksanaan sehari-hari proses FPM; mengawasi anggaran, pelaporan keuangan, analisis varian, dan kepatuhan terhadap peraturan keuangan
- Manajer Unit Bisnis: bertanggung jawab atas kinerja keuangan unit bisnisnya; sering berkontribusi dalam proses anggaran, memantau pengeluaran, dan bekerja untuk mencapai target keuangan
- Kontroller Keuangan: bertanggung jawab atas keakuratan laporan keuangan, kepatuhan terhadap standar akuntansi, dan integritas data keuangan; mengawasi pelaporan keuangan dan lingkungan pengendalian internal
- Departemen Kas: mengelola kas dan likuiditas, utang, dan investasi; berperan penting dalam mengoptimalkan sumber daya keuangan, meminimalkan risiko keuangan, dan memastikan organisasi memiliki dana yang cukup untuk beroperasi secara efektif
- Petugas Manajemen Risiko dan Kepatuhan: bertanggung jawab atas identifikasi dan pengelolaan risiko keuangan, memastikan kepatuhan organisasi terhadap peraturan dan standar keuangan, serta implementasi strategi mitigasi risiko
- Departemen IT: bertanggung jawab atas implementasi dan pemeliharaan perangkat lunak dan sistem FPM, memastikan keamanan data, dan mengintegrasikan sistem keuangan dengan bagian lain organisasi
- Sumber Daya Manusia: bertanggung jawab atas perencanaan kompensasi, pengelolaan manfaat, dan evaluasi kinerja karyawan, yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan organisasi
- Dewan Direksi: memberikan pengawasan dan tata kelola, memastikan bahwa praktik FPM organisasi selaras dengan kepentingan pemegang saham dan bahwa perusahaan dikelola secara bertanggung jawab
- Auditor Eksternal: melakukan audit keuangan independen untuk memverifikasi keakuratan laporan keuangan organisasi; memberikan jaminan tambahan mengenai kinerja keuangan
- Investor dan Pemegang Saham: Pemangku kepentingan eksternal seperti investor, pemegang saham, dan kreditor memiliki kepentingan dalam kinerja keuangan organisasi dan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan melalui investasi atau hak suara
- Badan Regulasi dan Lembaga Pemerintah: mengawasi kinerja keuangan dan menegakkan kepatuhan terhadap aturan dan regulasi spesifik industri
Pada Intinya…
Financial performance pada dasarnya menunjukkan seberapa sehat dan efektif perusahaan mengelola sumber daya finansialnya untuk mencapai tujuan bisnis.
Melalui analisis laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, arus kas, dan laporan tahunan, perusahaan dapat menilai likuiditas, profitabilitas, hingga efisiensi operasional.
Semua data ini membantu manajemen membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan perkiraan, demi menjaga stabilitas sekaligus membuka peluang pertumbuhan.
Namun, mengelola dan menganalisis data keuangan manual seringkali memakan waktu dan berisiko menimbulkan kesalahan. Di sinilah pentingnya sistem yang mampu menyederhanakan proses pencatatan dan pelaporan keuangan secara otomatis.
Dengan dukungan software akuntansi yang terintegrasi seperti Kledo, bisnis dapat lebih mudah membuat laporan keuangan, menganalisis arus kas, menghitung rasio profitabilitas, serta melacak performa setiap periode secara real time tanpa perlu mengecek semua data secara manual dan memakan waktu.
Anda dapat mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya. Dengan interface yang sederhana dan fitur lengkap, Kledo membantu Anda memahami financial performance bisnis dengan lebih cepat, akurat, dan efisien.
Jadi tunggu apalagi, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis melalui tautan ini.
- Financial Performance: Analisis, Pengukuran, dan Manfaatnya - 5 November 2025
- Pengertian Financial Performance, Analisis, dan Cara Pengukurannya - 5 November 2025
- Financial Forecasting: Pengertian, Metode, Tahapan dan Manfaatnya - 5 November 2025
